Disusun oleh:
ARINIZA VANDIA UTAMI
KHGD20057
d. Triplegia
Spastic pada triplegia menyerang tiga buah ekstrimitas, umumnya
menyerang lengan pada kedua sisi tubuh dan salah satu kaki.
e. Quadriplegia
Spastic yang tidak hanya menyerang ekstrimitas atas, tetapi juga
ekstrimitas bawah dan juga terjadi keterbatasan (paucity) pada
tungkai.
Diskinesia atau palsy athetoshis ditandai dengan ciri hipotonia dan pergerakan
lambat pada ekstremitas, bahu, otot wajah, dan gerakan menggeliat tak terkendali.
Orang dengan tipe ini sering mengalami perubahan dalam otot di semua anggota
tubuh mereka, otot menjadi kaku saat melakukan aktivitas dan normal saat tidur.
Berbicara juga bisa sulit untuk dipahami karena kesulitan dalam mengendalikan
lidah, pernapasan dan penggunaan pita suara. Masalah pendengaran juga dapat terkait
dengan athethosis. Selain itu, gerakan involunter seperti menyeringai, menggeliat dan
menyentak secara tiba-tiba akan mengganggu gerakan volunter. Selain itu anak-anak
dengan cerebral palsy tipe athetosis memiliki insiden drooling lebih rendah
dibandingkan dengan tipe cerebral palsy spasticity.
3. Ataxia
Kondisi ataxia tidak begitu umum dibandingkan dengan spasticity dan athetosis.
Kondisi ini disebabkan oleh luka pada otak kecil yang terletak dibagian belakang
kepala (cerebellum) yang bekerja sebagai pengontrol keseimbangan dan koordinasi
pada kerja otot. Angka kejadian tipe ini yakni 5% hingga 10%
Gambar 2.4 : Cerebral palsy athethosis
Sumber: Jesse Reiter. Incredible treatment and therapy
enable a boy with cerebral palsy and severe motor
dysfunction to overcome homelessness and other hardships
to become a recognized writer. Available from:
www.abclawcenters.com. Accessed 17 dec 2014.
Anak yang termasuk dalam cerebral palsy ataxia memiliki ciri keseimbangan
terganggu, pergerakan mengulang, refleks hipoaktif, terjadinya nistagmus yaitu
gerakan ritmik pada mata yang tidak terkontrol sering menyebabkan penurunan
ketajaman visual, gerakan involunter, terutama pada inisiasi dan penghentian gerak,
sehingga terjadi lintasan gerak yang tidak teratur (dysynergia) atau berjalan tidak
secara garis lurus, tremor terminal, dan melampaui tungkai (dysmetria). Ketika
berbicara bisa menjadi dysrhythmic (scanning dysarthria) dan artikulasi tidak jelas,
dengan pengontrolan napas yang tidak teratur. Sulit menelan atau tersedak juga
mungkin terjadi. Otot menunjukkan penurunan tonus, sehingga pemeliharaan postur
tubuh buruk
dan mengurangi kemampuan untuk memeriksa gerakan yang berlebihan (pulih atau
11,24,15,16
bergoyang).
4. Cerebral palsy tipe Campuran
Cerebral palsy tipe ini memiliki frekuensi kejadian 5% sampai 10%. Dua
atau lebih jenis yang muncul pada orang yang sama. Kombinasi karakteristiknya
misalnya campuran spasticathetoid quadriplegia. Kekakuan otot berada dalam
keadaan kontraksi konstan. Kondisi ini ditandai dengan jangka waktu yang lama
di mana otot-otot ekstremitas atau batang tubuh tetap kaku, menolak setiap upaya
untuk memindahkan mereka.
B. Pengkajian Keluarga
1. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
a) Nama kepala keluarga (KK)
b) Alamat
c) Pekerjaan kepala keluarga
d) Pendidikan kepala keluarga
e) Komposisi keluarga
f) Genogram (minimal 3 generasi)
Riwayat keluarga terdekat yang menderita penyakit genetic/turunan.
g) Tipe keluarga
Dalam (Setiadi: 2013) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu:
1) Tipe Keluarga Tradisional
a) The Nuclear Family (keluarga inti)
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak (kandung
atau angkat).
b) The Extended Family (keluarga besar)
Yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, bibi, atau keluarga yang
terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti
nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek),
keponakan.
c) The Dyad Family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam suatu rumah.
d) Single Parent (orang tua tunggal)
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
e) The single adult living alone
Yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang
hidup sendiri karena pilihannya.
f) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
g) Kin Network Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi dan lain-lain).
h) Multigenerational Family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
i) Commuter Family
Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat “weekend”
j) Keluarga Usila
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut
dengan anak yang sudah memisahkan diri.
k) Composit Family
Yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup bersama.
l) The Childless Family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
2) Tipe Keluarga Non Tradisional
a) The Unmarried Teenage Mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
b) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga yang tidak ada hubungan saudara yang
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
c) The Non Marital Heterosexsual Cohabiting Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
d) Gayand Lesbian Family
Dua individu yang sejenis atau yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama dalam satu rumah tangga sebagaimana “marital pathners”.
e) Cohabitating Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena
beberapa alasan tertentu.
f) Group Marriage Family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anak.
g) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
samalain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
h) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di
dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
i) Homeles Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
j) Gang/Together Family
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
h) Suku Bangsa
Mengkaji suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
i) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
j) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga
k) Aktivitas rekreasi keluarga
Disusun oleh :
KHGD 20057
I. Pengkajian
a. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. A
2. TTL/ Umur : 12 Agustus 1975
3. Pekerjaan : Sopir
4. Pendidikan : SD
5. Alamat dan Telpon : Kp. Cigugur RT/RW 01/04, Desa
Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi,
Kabupaten Garut.
6. Komposisi Keluarga dan Genogram
a. Komposisi
Hub dg KK
Jenis kelamin
Pendidikan
TTL/Umur
No
Status
Pekerjaan
Inisial
Agama
anggota
keluarga
perkawinan
Keterangan :
7. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. P adalah tipe keluarga Singgle Parent, yang terdiri dari
ayah dan 1 anak yang tinggal dalam satu rumah.
8. Budaya
- Suku bangsa : Sunda
- Bahasa yang digunakan : Bahasa Sunda
- Pantangan : Tidak ada pantangan
- Kebiasaan keluarga terkait kesehatan : Tidak ada kebiasaan khusus,
jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya suka memakan obat
dari warung atau menggunakan obat herbal.
9. Kegiatan rutin keagamaan di rumah :
Keluarga Tn.A menganut agama islam. Kegiatan beribadah biasanya
dilakukan di masjid, tetapi kadang juga di rumah. Tn.A biasa ikut
pengajian di masjid yang ada di kampungnya.
10. Status sosial ekonomi keluarga :
- Penghasilan anggota keluarga : penghasilan keluarga Tn. A tidak
menentu, namun Tn. A mengatakan 1 bulan mendapatkan
penghasilan tidak kurang dari Rp. 1.000.000,- / bulan dari hasil
kerjanya sebagai sopir.
- Pemenuhan kebutuhan sehari-hari : adapun kebutuhan yang
diperlukan keluarga seperti makan, membayar listrik dan lain-lain
berjumlah > Rp. 1.000.000.
- Tabungan/ asuransi : kareka masalah ekonomi yang kurang Tn. A
tidak memiliki tabungan ataupun asuransi.
11. Aktivitas rekreasi keluarga (dalam dan luar rumah)
Keluarga melakukan rekreasi dengan nonton tv, bersilaturahmi ke
tetangga. Keluarga Tn. A jarang melakukan rekreasi ke tempat pariwisata.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. A adalah keluarga dengan anak
usia sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
menyosialisasikan anak, mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik keluarga.
1
4
1 5
Keterangan :
1 = Kamar tidur
2 = WC
3 = Dapur
4 = Ruang T
5 = Ruang Tamu
= jendela
= pintu
d. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga : komunikasi keluarga menggunakan Bahasa
sunda. Komunikasi antar anggota keluarga tidak lancar dan tertutup karena
An. P tidak mampu berbicara. Dalam berkomunikasi dengan tetangga Tn.A
menggunakan Bahasa sunda dan menjalin komunikasi yang baik dengan
tetangga.
2. Struktur kekuatan keluarga : Struktur kekuatan keluarga yaitu Tn. A
sebagai pengambil keputusan atas segala peraturan rumah tangga dan tidak
di musyawarahkan terlebih dahulu dengan anggota keluarga yang lain.
3. Struktur peran (formal dan informal) :
a. Peran formal : Tn. A berperan sebagai anggota masyarakat Kp.
Cigugur RT/RW 01/04, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi,
Kabupaten Garut.
b. Peran informal : Tn. A berperan sebagai seorang ayah dari An. P dan
mampu menjalani perannya sebagai orang tua tetapi gagal menjadi
suami untuk istrinya karena Tn. A baru saja bercerai dengan istrinya.
4. Nilai/ norma keluarga : Tn. A mengatakan nilai dan norma yang berlaku
dalam keluarga di sesuaikan dengan aturan agama islam yang dianut oleh
keluarga serta masyarakat disekitarnya.
e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif : Hubungan antar keluarga baik dan saling mendukung,
meskipun keadaan An. P seperti itu tetapi Tn. A sangat menyayangi
anaknya. Apabila ada anggota keluarga yang sakit Tn. A mengatakan tidak
akan langsung membvawanya ke pelayanan kesehatan, tapi akan
mengkonsumsi obat warung terlebih dahulu.
2. Fungsi sosialisasi : Tn. A mengatakan bahwa di dalam anggota keluarganya
jarang berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain karena keadaan An. P
yang tidak dapat diajak berkomunikasi.
3. Fungsi reproduksi : Tn. A mengatakan mempunyai 1 anak angkat, Tn. A
sudah beberapa kali menikah tetapi tidak mempunyai anak karena Tn. A
mandul.
4. Fungsi Ekonomi : Menurut Tn. A keluarganya belum sepenuhnya
terpenuhi kebutuhan sandang dan pangannya, penghasilan yang dimiliki
Tn. A masih kurang sehingga tidak memiliki dana untuk di tabung/
disimpan.
5. Fungsi perawatan kesehatan :
a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Tn. A mengetahui bahwa pentingnya kesehatan dalam hidup, Tn. A
belum mengetahui dan tidak dapat mengungkapkan masalah
kesehatan yang terjadi di keluarganya secara benar. Tn. A mengatakan
bahwa An. P mengalami kelumpuhan tetapi tidak tahu masalah
kesehatan yang sedang di derita An. P
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Dalam mengambil keputusan Tn. A kurang tepat seperti halnya jika
pada saat sakit ia tidak segera memeriksakan diri ke dokter praktek
atau ke puskesmas terdekat, hanya diobati dengan penyakit herbal atau
obat warung. Pengambil keputusan atas segala peraturan rumah
tangga tidak dimusyawarahkan terlebih dahulu dan Tn. A sebagai
pengambil keputusan.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ketika ada anggota keluarga yang sakit Tn.A merawatnya dengan cara
memberikan obat herbal atau membeli obat warung. Tn. A tidak tahu
bagaimana seharusnya cara merawat An. P yang kondisinya seperti itu
karena tidak tahu masalah kesehatan apa yang sedang terjadi pada An.
P. Bahkan ketika An. P menunjukan gejala tidak mampu apa-apa,
keluarga hanya membiarkannya saja, bahkan sampai saat ini An. P
tidak pernah pergi ke dokter untuk mengkonsultasikan terkait masalah
kesehatan yang terjadi pada An.P.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan sehat
Keluarga Tn. A mengerti cara memelihara lingkungan rumah yang
sehat. Terlihat dari kebersihan rumah, pencahayaan, dan ventilasi
yang cukup.
e) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan keluarga terdekat adalah puskesmas, keluarga
belum terlalu memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut, namun
keluarga Tn. A lebih sering menggunakan obat herbal dan obat
warung. Adanya KIS tidak terlalu dimanfaatkan oleh keluarga, karena
mereka malas antri ketika melakukan pengobatan di puskesmas.
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Stressor jangka pendek : saat ini Tn. A sedang mengalami sedikit
murung karena baru saja bercerai dengan istrinya.
Stressor jangka panjang : Keluarga Tn. A mempunyai anak yang tidak
mampu melakukan apa-apa sehingga membuat Tn. A merasa bingung
harus bagaimana kedepannya dan bagaimana cara mengasuh An. P
sendirian yang biasaya dilakukan oleh sang istri
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Ketika keluarga Tn. A memiliki masalah Tn. A mempasrahkan diri,
berdoa, berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi dan mengatasi
masalah.
3) Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi dan menyelesaikan suatu permasalahan, Tn. A
mengatakan biasanya meminta dukungan atau mediskusikannya dengan
saudara kandungnya sendiri.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Berdasarkan hasil pengkajian keluarga Tn. A menyelesaikannya dan
mengatasinya dengan baik dengan cara bermusyawarah.
g. Pola Aktivitas Sehari-hari
No Kegiatan Tn.A An. P
1. Pola makan
a. Frekuensi 3x/hari 3x/hari
b. Jenis Nasi, sayur dan Nasi, sayur dan
makanan lauk pauk lauk pauk
h. Pemeriksaan fisik
Aspek yang
No Tn. A An. P
diperiksa
1 2 3 4
1 Keadaan Umum Tampak bugar Klien terbaring
lemah di tempat tidur
2 Kesadaran Compos mentis Compos mentis
3 Tanda-tanda
vital 120/90 mmHg 100/80
TD 79 x/menit 85 x/menit
Nadi 20 x/menit 22 x/menit
Respirasi 36,6 ͦ C 37 ͦ C
Suhu
4 Kepala
Rambut Tampak bersih Tampak bersih
Warna Hitam Hitam
Kulit kepala Bersih Bersih
Tidak ada luka atau Tidak ada luka atau
benjolan benjolan
Tidak ada keluhan Gerakan volunter
Keluhan
5 Mata
Konjungtiva Anemis Anemis
Sclera Putih Putih
Refleks pupil Miosis Miosis
Fungsi Baik Terjadinya nistagmus
penglihatan Tidak tampak atau (gerakan ritmik pada
adanya luka, oedema, mata yang tidak
tidak tampak terkontrol)
penggunaan alat bantu
penglihatan.
6 Hidung
Bentuk Simetris Simetris
Fungsi Baik Tidak terkaji
Penciuman Tidak ada polip
hidung, tidak ada
keluhan nyeri, tidak
ada luka atau bejolan.
Keluhan
10 Dada
Inspeksi: simetris, Inspeksi: simetris,
bentuk dan fostur bentuk dan fostur
normal, tidak ada normal, tidak ada
tanda-tanda distress tanda-tanda distress
pernafasan, warna pernafasan, warna
kulit sama dengan kulit sama dengan
warna kulit lain, tidak warna kulit lain,
ikterik/sianosis, tidak tidak ikterik/sianosis,
ada tidak ada
pembengkakan/penonj pembengkakan/peno
Aspek yang
No Tn. A An. P
diperiksa
1 2 3 4
olan/edema. njolan/edema.
Palpasi: integritas Palpasi: integritas
kulit baik, tidak ada kulit baik, tidak ada
nyeri tekan, massa, massa, atau tanda-
atau tanda-tanda tanda peradangan,
peradangan, ekspansi ekspansi simetris,
simetris, tractil tractil fremitus
fremitus cenderung cenderung teraba
teraba lebih jelas di lebih jelas di sebelah
sebelah kanan. kanan.
Perkusi: sonor Perkusi: sonor
Auskultasi: bunyi Auskultasi: bunyi
nafas vesikler, bunyi nafas vesikler, bunyi
jantung S1 S2 reguler jantung S1 S2 reguler
11 Abdomen Inspeksi: warna tidak Inspeksi: warna tidak
ikterik, bentuk ikterik, bentuk
normal, tampak datar, normal, tampak
tidak ada luka, tidak datar, tidak ada luka,
ada bejolan. tidak ada bejolan.
Auskultasi: bising Auskultasi: bising
usus normal 12x/ usus normal 12x/
menit. menit.
Palpasi: ada keluhan
nyeri pada daerah
abdomensebelah kiri
atas
12 Ekstremitas Kaki dan tangan Kaki dan tangan
simetris, mampu tidak simetris,
melakukan ROM pergerakan lambat
secara penuh, dan kaku pada
kekuatan otot 5 : ekstermitas atas dan
mampu menggerakan bawah, gerakan
persendian dalam menggeliat tak
lingkup gerak penuh, terkendali pada
melawan gaya ekstermitas atas dan
grafitasi, mampu bawah, kekuatan otot
melawan dengan 2 : ada gerakan pada
tahan penuh. sendi tetapi tidak
dapat melawan
gravitasi (hanya
bergeser)
i. Harapan keluarga
Keluarga Tn. A mengatakan harapan untuk ke depannya adalah semoga
selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT. Tn. A juga mengatakan bahwa ia
berharap lewat adanya praktek dari mahasiswa/i STIKes Karsa Husada Garut
keluarganya.
Tabel. 3
Tingkat kemandirian keluarga
Tingkat
No Kriteria kemandirian
1 2 3 4
1 Menerima petugas √
2 Menerima pelayanan sesuai dengan rencana keperawatan √
3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya
secara benar
4 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
anjuran
5 Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai
anjuran
6 Melakukan tindakan pencegahan secara asertif
7 Melakukan tindakan peningkatan atau promotif secara
aktif
kesehatan
b. Analisa Data
Tabel. 4
Analisa Data
kesehatan
Tabel 3.5
Skoring Masalah 1
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah An. P terbaring lemah di
actual tempat tidur tidak mampu
3/3 x 1 1
melakukan apaapa,
hambatan mobilitas fisik.
2 Kemungkinan Klien dan keluaga tampak
dapat diubah antusias mendapatkan
sebagian 1/2 x 2 1 pendidikan kesehatan
terkait penyebab cerebral
palsy
3 Potensial Rendah, karena An. P sama
masalah untuk 1/3 x 1 1/3 sekali tidak mampu
dicegah rendah melakukan apapun.
4 Menonjolnya Klien dan keluarga
masalah : menganggap
masalah berat, ketidakmampuan ini bisa
2/2 x 1 1
harus segera diatasi dengan sedikit
ditangani. bantuan petugas kesehatan
dan kesadaran keluarga.
Jumlah 3 1 /3
yang sakit.
Tabel 3.6
Skoring Masalah 2
No Kriteria P erhitungan Sk or Pembenaran
1 Sifat masalah: Masalah memerlukan
aktual 3/3 x 1 1 tindakan segera dan disadari/
dirasakan keluarga.
2 Kemungkinan Klien dan keluarga tampak
dapat diubah: 1/2 x 2 1 antusias untuk meningkatkan
sebagian kesehatannya
3 Potensial Keluarga mempunyai
masalah untuk kemauan untuk lebih peduli
3/3 x 1 1
dicegah: tinggi terhadap aggota keluarga
yang sakit.
4 Menonjolnya Keluarga tidak merasakan
masalah: ada masalah dalam
0/2 x 1 0
masalah tidak pemeliharaan kesehatannya.
dirasakan
Jumlah 3
Ditandai dengan:
DS :
DO :
dengan:
DS :
DO :
satu
IV. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Evaluasi Rasional
No Intervensi
Keluarga Umum Khusus Kriteria Standar
1 2 3 4 5 6 7
1 Hambatan mobilitas fisik Setelah Setelah dilakukan Respon verbal 3) keluarga Peningkatan latihan :
pada An. P keluarga Tn.A diberikan tindakan dan motorik mampu peregangan
b.d Ketidakmampuan tindakan keperawatan menjelaskan 1. Berikan informasi 1. untuk
keluarga mengenal masalah keperawatan selama 3x 30 menit terapi yang mengenai pilihan meningkatkan
kesehatan. selama 3 kali kemampuan tepat untuk urutan, kegiatan pengetahuan
DS : kunjungan keluarga mengenal merawat peregangan sfesifik, keluarga
1. Tn. A mengatakan bahwa keluarga masalah kesehatan anggota tempat, dan waktu. mengenai
An. P tidak mampu mampu meningkat dengan keluarganya 2. Instruksikan untuk masalah
melakukan aktivitas merawat kriteria hasil: yang sakit memulai latihan kesehatan
apapun karena anggota 3) Kontraksi 4) keluarga rutin pada kelompok 2. agar otot-otot
mengalami kelumpuhan. keluarganya kekuatan otot mampu otot/sendi yang tidak tidak kaku
DO : yang sakit. meningkat memberikan kaku 3. untuk
1. keadaan umum klien 4) Keseimbangan terapi kepada 3. Instruksikan untuk mencegah
tampak terbaring lemah gerakan anggota menghindari stimulasi
di tempat tidur meningkat keluarganya gerakan cepat, kuat, berlebihan dari
2. Kaki dan tangan tidak yang sakit atau memantul. reflex motoric
simetris atau nyeri otot
3. Pergerakan lambat dan yang berlebihan.
kaku pada ekstermitas
atas dan bawah
4. Gerakan menggeliat tak
terkendali pada
ekstermitas atas dan
bawah.
Diagnosa Keperawatan Tujuan Evaluasi Rasional
No Intervensi
Keluarga Umum Khusus Kriteria Standar
1 2 3 4 5 6 7
5. Kekuatan otot 2 : ada
gerakan pada sendi tetapi
tidak dapat melawan
gravitasi (hanya
bergeser)
2 Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan Respon verbal 3. Keluarga Mobilisasi keluarga
pemeliharaan kesehatan b.d dilakukan tindakan mampu 1. Berikan informasi 3. Untuk
Ketidakmampuan merawat kunjungan keperawatan menjelaskan kepada keluarga meningkatka
anggota keluarga yang sakit. selama 3 kali selama 3 x 30 tentang untuk membantu n perawatan
DS : ketidakefektif menit penyakit mereka dalam yang optimal
4. Tn. A mengatakan an ketidakmampuan cerebral palsy mengidentifikasi 4. Dukungan
bahwa An. P mengalami pemeliharaan merawat anggota 4. Keluarga keterbatasan dan keluarga dan
kelumpuhan tetapi tidak kesehatan keluarga yang sakit mampu kemajuan pasien serta keterlibatan
tahu masalah kesehatan keluarga teratasi, dengan menjelaskan implikasinya untuk keluarga
yang sedang di derita teratasi. kriteria hasil: masalah perawatan pasien dibutuhkan
An. P 1) Mengikuti atau kesehatan yang (memberikan dalam
5. Tn. A mengatakan belum memperhatikan terjadi. pendidikan kesehatan) peningkatan
pernah membawa An. P pesan-pesan untuk 2. Ajarkan pemberian terapi
pergi/konsultasi ke mengatasi masalah perawatan di rumah
dokter terkait masalah kesehatan. mengenai terapi
kesehatan yang sedang 2) Diskusikan pasien, yang sesuai.
dialami An. P dengan keluarga
DO : agar saling
1. Tn. A belum mengetahui memotivasi untuk
dan tidak dapat menjaga
Diagnosa Keperawatan Tujuan Evaluasi Rasional
No Intervensi
Keluarga Umum Khusus Kriteria Standar
1 2 3 4 5 6 7
mengungkapkan masalah kesehatannya.
kesehatan yang terjadi di
keluarganya secara benar
2. Tingkat kemandirian
keluarga Tn. A termasuk
ke dalam tingkat satu
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1 Hambatan mobilitas fisik Tgl. 30-10-2020 jam 17.00- Tgl. 31-10-2020 jam 17.00-17.30 WIB Ariniza
pada An. P keluarga Tn. A 18:00 WIB
b.d Ketidakmampuan 1. Memberikan informasi S : Tn. A mengatakan An. A masih kaku dalam
keluarga mengenal masalah mengenai pilihan urutan, bergerak
kesehatan. kegiatan peregangan sfesifik, O : - An. P tampak terbaring di tempat tidur
tempat, dan waktu (memberi - Kekuatan otot 2
tahu terapi bobath neuro - Gerakan menggeliat tak terkendali
development treatment (Ndt)) - Otot ekstermitas atas dan bawah tampak
2. Menginstruksikan untuk kaku
memulai latihan rutin pada A : Masalah belum teratasi
kelompok otot/sendi yang P : Lanjutkan intervensi
tidak kaku (menginstruksikan
terapi bobath neuro
development treatment (Ndt))
3. Menginstruksikan untuk
menghindari gerakan cepat,
kuat, atau memantul.
2 Ketidakefektifan Tgl. 31-10-2020 jam 17.30- Tgl. 31-10-2020 jam 18.30-19.00 WIB Ariniza
pemeliharaan kesehatan b.d 18.30 WIB
Ketidakmampuan merawat Mobilisasi keluarga S: Keluarga Tn. A mengatakan sudah mengetahui
anggota keluarga yang 1. Berikan informasi kepada dan mamahami tentang serebral palsy
sakit. keluarga untuk membantu O:
mereka dalam
mengidentifikasi keterbatasan Tn. A dapat menyebutkan tentang penyakit
dan kemajuan pasien serta cerebral palsy (pengertian, penyebab, tanda
implikasinya untuk perawatan gejala, perawatan).
pasien (memberikan Tn. A mendengarkaan penjelasan yang
pendidikan kesehatan tentang diberikan
cerebral palsy) Tn. A sebagian mampu memperaktikan
2. Ajarkan pemberian perawatan terapi yang telah diajarkan sebelumnya
di rumah mengenai terapi
pasien, yang sesuai. A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
CEREBRAL PALSY
Disusun oleh :
KHGD 20057
f. Evaluasi
1) Bentuk : Test lisan
5) Materi test : Definisi cerebral palsy, Penyebab cerebral palsy, Tanda dan
gejala cerebral palsy, Pengobatan pada cerebral palsy
6) Kriteria Evaluasi :
Evaluasi Struktur
Keluarga hadir ditempat penyuluhan yaitu rumah Tn. A
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah keluarga Tn.
A
Waktu penyelenggaraan penyuluhan disepakati bersama
sebelumnya
Evaluasi Proses
Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
Tidak ada anggota keluarga yang meninggalkan tempat
penyuluhan
Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
Evaluasi Hasil
Keluarga dapat menjelaskan kembali Definisi cerebral palsy,
Penyebab cerebral palsy, Tanda dan gejala cerebral palsy,
Pengobatan pada cerebral palsy
Kehadiran keluarga dipertahankan sampai penyuluhan selesai.
g. Proses Kegiatan Penyuluhan
a. Definisi
Cerebral palsy adalah suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif, dan disebabkan oleh kerusakan atau gangguan di sel-sel motoric
pada susunan saraf pusat yang sedang dalam proses pertumbuhan.
b. Penyebab Cerebral Palsy
a) Prenatal: Genetik atau kongenital (misalnya, anoxia, infeksi, alkohol
otak organik juga dapat terjadi. Berikut ini adalah beberapa manifestasi
Rehabilitasi medik
- Terapi fisik
- Terapi okupasi
mandiri.
- Terapi wicara
- Ortesa protesa
Ankle foot orthosis (AFO) adalah salah satu ortesa berbentuk splint
Terapi psikolog
emosi. Selain itu konseling juga diberikan kepada keluarga pasien dan
terapi dilakukan.
Pemberdahan
( pemendekan otot)
EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP)
PENGARUH BOBATH NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (Ndt)
TERHADAP KEMAMPUAN DUDUK PADA PENDERITA
CEREBRAL PALSY USIA 6 BULAN SAMPAI 12 TAHUN
Disusun oleh :
KHGD 20057
A. IDENTITAS JURNAL
BRA
APA TU L
ERE PAL
SY .. obat,
KE ketidak
.
NA cocokan
PA Rh, dan
Cerebral palsy adalah
ganggu
suatu kelainan B
gerakan dan postur an
SA
tubuh yang tidak metabol
progresif, dan
TE isme,
disebabkan oleh R/ kurang
kerusakan atau AD nya
gangguan di sel-sel
. asam
motoric pada susunan
folat)
saraf pusat yang
..
Prenat Natal:
sedang dalam proses
al: Anoksia
pertumbuhan.
Geneti ,
k atau perdara
kongen han.
ital Postnat
(misaln al:
ya, cedera
anoxia, kepala,
infeksi, infeksi,
alkohol neoplas
atau ma,
penyal anoksia
ahguna .
an
a. Keterbelakangan mental.