ANAK SEKOLAH
(Disusun Untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Keluarga Program
Profesi Ners)
DISUSUN OLEH:
KHGD20062
2020-2021
A. Tinjauan Teori: Pengkajian Keluarga
1. Pengertian Keluarga
dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986 dalam Friedman,
1998).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat
RI,1988).
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota
penunjang.
keluarga tersebut.
keluarga secara sadar atau tidak, apakah ada konflik nilai yang
keluarga.
bagi keluarga.
yang sakit
nyaman di keluarga.
Setelah data tersebut dikaji, data juga dapat didapatkan melalui pengkajian
Setelah semua data telah didapatkan pada tahap pengkajian, maka data tersebut
data dan menghubungkan data dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai
didukung oleh data. Diagnose keperawatan ini merupakan dasar dalam pemilihan
kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang benar nyata pada individu,
keluarga, dan komunitas (Nanda, 2011). Diagnosis keperawatan aktual
Tanda dan gejala dari masalah keperawatan sudah dapat ditemukan oleh
dan keluarga sudah baik dan mengarah pada kemajuan. Meskipun masih
a. Sifat masalah
kemungkinan untuk diubah ini skornya terdiri atas, mudah dengan skor 2,
masalah, dan tindakan yang sedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri
atas, tinggi dengan skor 3, cukup dengan skor 2, dan rendah dengan skor
1.
d. Menonjolnya masalah
Kriteria ini dapat ditentukan berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat
masalah. Penilaian dari kriteria ini terdiri atas, segera dengan skor 2, tidak
keperawatan yang terjadi. Skor yang ditentukan akan dibagi dengan nilai
merupakan nilai konstanta dari tiap kriteria dan tidak bisa diubah
keperawatan keluarga.
prioritas.
justifikasi dari skor yang telah ditentukan oleh perawat, Justifikasi yang diberikan
menentukan tindakan apa, yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan oleh
bersama klien dan keluarga. Perawat dan keluarga secara bersama-sama akan
mampu mengidentifikasi sumber yang dimiliki oleh keluarga yang dapat
masalah-masalah klien.
B. Tipe Keluarga
nontradisional tidak lazim. Dari dua tipe yang telah disebutkan diatas,
Yaitu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak, baik anak
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan istri tanpa
anak. Hal yang perlu Anda ketahui, keluarga ini mungkin belum
3) Single parent
Yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak
4) Single adult
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa. Tipe
ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau
pedesaan.
7) Kin-network family
b. Keluarga nontradisional
Yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua dan anak dari hubungan
tanpa nikah.
2) Cohabitating couple
melalui pernikahan.
5) Foster family
Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia
Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 2 ½ tahun dan berakhit
- mensosialisasikan anak
keluarga.
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhit pada usia 13 tahun. Dengan tugas
perkembangannya adalah:
- mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak
Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda ditandai oleh anak
e\belum menikah yang masih tinggal dirumah. Fase ini ditandai oleh
hubungan perkawinan
istri.
berakhir pada saat pensiun atau ketika kematian salah satu pasangan.
Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55
dukungan sosial.
Definisi:
Batasan karakteristik:
stresor.
Definisi:
Batasan karakteristik:
Definisi:
pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam kebiasaan terapeutik hidup
Batasan karakteristik:
tindakan untuk mengurangi faktor resiko, pilihan yang tidak efektid dalam
kerentanan, ketidakberdayaan.
G. Rencana intervensi
sendiri
5. Strategi untuk
mencegaj
penyebaran
1. Menggunakan berubah
menghindari untuk
resiko mengidentifikasi
2. Memonitor kekuatan
5. Identifikasi target
perilaku
6. Gunakan jangka
waktu untuk
mengukur
perubahan perilaku
7. Kembangkan
program perubahan
perilaku
2. Ketidakefektifan Perilaku promosi Behavior Modification
resiko untuk
2. Memonitor mengidentifikasi
4. Berikan dukungan
pada keluarga
5. Identifikasi target
perilaku
6. Gunakan jangka
waktu untuk
mengukur
perubahan perilaku
7. Kembangkan
program perubahan
perilaku
resiko untuk
2. Memonitor mengidentifikasi
perilaku kekuatan
personal 3. Gantikan
kesehatan 4. Berikan
keluarga
5. Identifikasi
target perilaku
6. Gunakan jangka
waktu untuk
mengukur
perubahan
perilaku
7. Kembangkan
program
perubahan
perilaku
H. Daftar pustaka
KEMENKES RI.
______________________________________________
A. Pengkajian
1.1. Data Umum
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Komposisi
Jenis Kelamin
Agama
KKHub. Dengan
perkawinan
Pekerjaan
Pendidikan
Status
Nama
anak.
Budaya
Pantangan :-
Kebiasaan keluarga terkait kesehatan: keluarga Ny. R mengatakan bahwa apabila ada
anggota keluarga yang sakit biasanya suka diberikan terlebih dahulu obat warung, apabila
sakitnya tetap berlanjut maka akan dibawa ke perawat praktek yang ada di dekat
rumahnya.
Ny. R mengatakan bahwa ia dan keluarganya sering sholat berjamaah apabila Tn. D
pulang, selain itu sering mengaji bersama, dan suka mengadakan pengajian dengan
tetangga sekitar.
Ny. R mengatakan bahwa sumber penghasilan hanya dari Tn. D saja, karena dirinya tidak
bekerja dan hanya mengurus rumah saja. Penghasilan Tn. D sebesar Rp. 500.000 per
Ny. R mengatakan bahwa kebutuhannya setiap hari tercukupi, dan dapat dikatakan pas-
pasan
Tabungan/asuransi:
Ny. R mengatakan bahwa ia tidak memiliki tabungan atau asuransi apapun.
Ny. R mengatakan bahwa dirinya dan keluarga memanfaatkan TV, HP dan berkumpul
dengan tetangga sebagai sarana rekreasi di dalam rumah. Keluarga Tn. I mengatakan
bahwa mereka jarang melakukan rekreasi ke luar rumah, karena tidak memiliki kendaraan
Ny. R mengatakan bahwa ia belum bisa secara maksimal dalam memenuhi kebutuhan
fisik keluarga.
lalu, Ny. R juga mengatakan bahwa awal mula terkena gastritis adalah karena konsumsi
makanan pedas dan asam yang berlebihan, pada saat dikaji Ny. R mengatakan bahwa
nyerinya nyeri sedang, nyeri dirasakan seperti dibakar da nada sensasi mual dan tidak
enak di perut. Ny. R mengatakan bahwa Tn. I sering mengalami sakit kepala, nyerinya
seperti ditekan dan diikat dengan keras. Sedangkan An. S, tidak memiliki riwayat
penyakit apapun, penyakit yang diderita biasanya flu, batuk, dan demam.
Ny. R mengatakan bahwa dalam keluarganya terdapat riwayat diabetes mellitus dan juga
hipertensi, sedangkan di keluarga Tn. D ibunya memiliki riwayat stroke dan asma.
1.3. Data Lingkungan
Karakteristik Rumah
Jenis rumah Tn. D adalah bangunan permanen, dengan ukuran ventilasi yang kecil,
dengan jendela yang terbuka sebagian, sehingga sirkulasi udara cukup. Pencahayaan di
rumah Tn. D menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan, pada pagi hari
menggunakan lampu, posisi rumah Tn. D terhalang oleh rumah tetangga jadi pada
beberapa saat ruangan cenderung kurang pencahayaannya. Jenis lantai yang digunakan di
rumah Tn. D adalah keramik, pada saat observasi lingkungan keluarga terlihat bersih,
Ny. R juga menyebutkan bahwa rumahnya selalu dibersihkan (dilap) setiap 2 hari sekali,
namun untuk di sapu itu dilakukan setiap harinya. Kepadatan hunian cukup. Keluarga Ny.
menggunakan air yang dimasak sendiri apabila air gallon sudah habis dan belum sempat
untuk beli lagi, sedangkan untuk kebutuhan memasak, dan urusan rumah tangga lainnya
menggunakan air dari sumur umur, kondisi penampungan air di sumur umum terbuka,
airnya jernih, tidak berbau dan tidak berasa, namun didasar sumur terdapat lumut yang
sudah lumayan tebal. Begitupula untuk di rumah Tn. D kondisi penampungan airnya
terbuka, tempat penampungan air menggunakan bak besar, dan tong besar dengan air
yang bersih, jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Pada penampungan air,
tidak terdapat jentik nyamyuk, kondisi jamban Tn. D bersih. Jarak dari sumber air ke
septic tank kurang dari dari 10 M, untuk pembuangan limbah air, keluarga Tn. D
tangga biasanya dibuang ke tps yang ada di sekitar rumah, namun untuk sampah daur
ulang biasanya disimpan terlebih dahulu, apabila sudah terkumpul banyak maka akan
dijual ke tukang rongsokan. Tidak terdapat polusi di lingkungan tempat tinggal Tn. D,
Ruang
Tamu
B T
KM2
Ruang
Keluarga S
KM 1
Da
Kamar mandi
pu
r
Pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan:
internet untuk menjawab semua yang dirasakannya, tetapi Ny. R mengatakan ia sering
kebingungan apabila ada yang sakit dan belum bisa dilakukan harus diberikan tindakan
apa saja.
Tempat tinggal keluarga Tn. D merupakan lingkungan yang tidak terlalu padat
tempat tinggalnya terjalin dengan baik, terbukti dengan adanya perkumpulan antar
tetangga hanya untuk sekedar mengobrol, dan juga keikutsertaan Ny. R di majelis ta’lim
di kampungnya. Kebersihan di lingkungan tempat tinggal sekitar cukup bersih, tidak ada
tumpukan sampah di lingkungan sekitar, hanya saja saluran pembuangan air (selokan)
tidak tertutup, sehingga jika angina sedang kencang sering tercium aroma tidak sedap.
Awalnya Tn. D berasal dari Sukabumi, tetapi setelah menikah, Tn. D memutuskan untuk
menjadi penduduk desa cipareuan, yang mana sama dengan Ny. R yang merupakan
penduduk asli.
Keluarga Tn. D memiliki interaksi yang baik dengan masyarakat sekitar, hal ini didukung
oleh keikutsertaan Ny. R di majelis ta’lim dan keikutsertaan An. S di IRMAS dan di tim
volley, membuktikan bahwa keluarga Tn. D memiliki interaksi yang baik dengan
masyarakat.
Ny. R mengatakan bahwa apabila dalam keluarganya ada masalah dan tidak dapat
menyelesaikannya sendiri, maka Keluarga Tn. D akan meminta pendapat dari pihak
ketiga, untuk membantu menyelesaikan dan berdiskusi mengenai masalah tersebut. Pihak
ketiga yang biasanya dilibatkan adalah ayah dari Ny. R dan orang tua dari Tn. D.
Berdasarkan hasil observasi, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa sunda
mengatakan dalam keluarganya selalu berkomunikasi satu sama lain apabila akan
memutuskan sesuatu.
cukup untuk menggerakan masyarakat atau pun orang lain. Namun, apabila di
keluarganya, yang mengatur dan membuat keputusan adalah Tn. D yang sebelumnya
Struktur Peran:
- Peran formal
- Peran Informal
Peran ayah:
bertanggung jawab atas keluarganya, Tn. D juga berperan sebagai pencari nafkah
Peran ibu:
Ny. R berperan sebagai seorang isti dan seorang ibu bagi anaknya, ia berperan
sebagai pengatur rumah tangga, melayani suami dan mendidik anaknya di rumah.
Peran anak:
An. S memiliki peran sebagai seorang anak yang senantiasa mengikuti perintah
orang tua, berbakti pada orang tua dan belajar dengan giat.
Nilai/Norma Keluarga :
Fungsi Afektif :
Tn. D mengatakan bahwa ia menyayangi istri dan anaknya, begitupula dengan Ny. R.
Dalam keluargga Tn. D setiap anggota keluarga saling mendukung satu sama lain, selagi
itu tidak merugikan dan memberikan dampak yang negative pada keluarga, maka akan
Fungsi Reproduksi :
jumlah anak, Ny. D biasanya di suntik oleh bidan desa, pada saat ada kegiatan posyandu,
sedangkan Tn. D menggunakan alat kontrasepsi kondom, tidak ada masalah pada fungsi
reproduksi. Tn. D dan Ny. R baru memiliki 1 anak, dan tidak ada keinginan untuk
Fungsi Sosialisasi:
Hubungan keluarga Tn. D dengan masyarakat sekitar terjalin cukup baik, keluarga
mengatakan sering berkomunikasi bersama masyarakat, selain itu Ny. R juga mengikuti
kegiatan pengajian dan majelis ta’lim juga keikut sertaan An. R dalam organisasi di
masyarakat.
Fungsi Ekonomi:
Ny. R mengatakan bahwa dengan penghasilan sebesar 2 juta rupiah, semua kebutuhannya
tercukupi, namun pas-pasan kadang tidak ada sisa untuk ditabung. Ny. R mengatakan
keluarganya.
- Mengenal masalah
Ny. R mengatakan mengetahuinya dari hasil searching dari internet dan dari pengalaman
orang lain. Dan pada saat ditanya mengenai gastritis keluarga hanya mampu menjawab
Ny. R mengatakan bahwa untuk memutuskan tindakan apabila ada yang sakit
penyakitnya parah, maka akan dibawa ke pelayanan kesehatan, namun apabila tidak
Ny. R mengatakan bahwa ia kadang bingung apabila ada anggota keluarga yang sakit dan
belum bisa pergi ke tempat pelayanan kesehatan. Ia juga tidak begitu mengerti bagaimana
saja hal yang seharusnya dilakukan dalam menangani anggota keluarga yang sakit.
Ny. R mengatakan bahwa ia bisa membuat lingkungan menjadi lebih baik apabila ada
kesehatan keluarganya, tetapi jarak dari rumah ke tempat pelayanan kesehatan cukup jauh
bagaimana cara agar penyakitnya sembuh, tetapi tidak membutuhkan biaya yang
banyak.
kedepannya bisa terpenuhi dan tidak merepotkan orang lain, dan kesehatan
Keluarga mengatakan bahwa mereka selalu berdoa dan memintan pertolongan kepada
Keluarga mengatakan apabila ada masalah di keluarga baik itu masalah kesehatan
- Nadi - 72 x/menit -
- Respirasi - 20x/menit -
- Skala nyeri
4. Kepala Kepala: Kepala:
Mata: Mata:
Penglihatan: visus tidak terkaji, Penglihatan: visus tidak terkaji, lapang
atas. Leher:
Leher:
bentuk payudara simetris, tidak ada Inspeksi: pergerakan dada simetris, tidak
luka, tidak ada cairan keluar, tidak ada lesi, bentuk dada normal.
Jantung:
Inspeksi:
Palpasi:
Auskultasi:
6. Abdomen Klien megatakan flatus (+) Klien megatakan flatus (+)
Inspeksi: abdomen cembumg, tidak Inspeksi: abdomen datar, tidak ada
Palpasi: tidak ada pembesaran hepar, Palpasi: tidak ada pembesaran hepar,
tidak ada pembesaran limpa, nyeri tidak ada pembesaran limpa, tidak ada
simetris, kaki kanan dan kiri simetris. simetris, kaki kanan dan kiri simetris.
Palpasi: tidak ada oedema di kedua Palpasi: tidak ada oedema di kedua
ekstremitas. ekstremitas.
dan berpewarna
2. Pola eliminasi
- BAK
Frekuesni - -
- BAB
bangun jam 04.40 lalu melakukan apabila sudah lelah maka akan
pekerjaan rumah tangga, apabila beristirahat.
beristirahat.
4. Pola istirahat tidur Ny. R mengatakan kualitas tidurnya An. R mengatakan bahwa ia idak
baik, tidak ada keluhan susah tidur memiliki masalah dengan tidurnya,
ataupun terbangun dimalam hari. Ny. An. R tidur pukul 21.00 dan bangun
20.00 atau pukul 21.00 dan bangun siang terkadang tidur siang,
pukul 04.30. sedangkan untuk tidur terkadang tidak, apabila tidur siang
5. Pola personal hygene Ny. R mengatakan bahwa ia mandi An. S mengatkan bahwa mandi 2x
1x dan memiliki kebiasaan memcuci kali saja, untuk baju biasanya akan
tangan dan gosok gigi yang baik. diganti apabila sudah kotor dan
Harapan Keluarga:
Keluarga berharap bahwa pihak dari kesehatan segera mengaktifkan kembali puskesdes yang ada di desanya, karena keluarga mengalami
kesulitan apabila ada anggota keluarga yang sakit dan harus menempun perjalanan yang jauh untuk berobat ataupun untuk control.
riwayat gastritis
- Ny. R mengatakan
bahwa ia sedang
mengalami nyeri di
kiri atas.
Do:
sedang)
kiri atas.
2. Ds: Ny. R mengatakan Ketidakefektifan Ketidaktahuan keluarga
- Ny. R mengatakan
- Klien kesulitan
B. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri akut b.d. ketidaktahuan keluarga dalam mengenali masalah kesehatan yang
ditandai dengan Klien tampak meringis, Skala nyeri 5 (nyeri sedang), Nyeri tekan
dx. 1: nyeri akut b.d. ketidaktahuan keluarga dalam mengenali masalah kesehatan yang
ditandai dengan Klien tampak meringis, Skala nyeri 5 (nyeri sedang), Nyeri tekan
ditandai dengan Klien tampak meringis, Skala nyeri 5 (nyeri sedang), Nyeri tekan
masalah keperawatan selama 1x30 menit, nyeri terjadi dan yang meliputi lokasi,
4. Sediakan informasi
akurat mengenai
pengalaman nyeri
klien.
2. Setelah dilakukan Setelah dilakukan Respon Verbal 4. Menggunakan 8. Tentukan
perilaku mengidentifikasi
personal terkait kekuatan
yang diinginkan
11. Berikan
dukungan pada
keluarga
perilaku
waktu untuk
mengukur
perubahan
perilaku
14. Kembangkan
program
perubahan
perilaku
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
No. Tanggal Diagnose keperawatan Tindakan Evaluasi Nama dan Paraf
1. 26/10/2020 Nyeri akut b.d ketidaktahuan 1. mengkaji nyeri. S: klien mengatakan Desti Syifa
kiti atas.
30/10/2020
1. Penkes: gastritis S:
O: Klien dapat
menjelaskan kembali
apa yang telah
dijelaskan dengan
pemahamannya.
2. 30/10/2020 Ketidakefektifan manajemen 1. Penkes: gastritis S:
pemahamannya.
E. Evaluasi
Tanggal Diagnose Evaluasi Paraf dan Nama
03/10/2020 Nyeri akut b.d S: klien mengatakan Desti syifa
pemahamannya.
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
03/10/2020 Ketidakefektifan S: Desti Syifa
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
Waktu : 1 x 25 menit
1. Tujuan
ditangani.
2. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
3. Media
Leaflet
4. Waktu Penyuluhan
dan institusi
tujuan penyuluhan
sasaran
2. 10 menit Pelaksanaan:
- Pengertian gastritis
- Penyebab gastritis
gastritis
- Penanganan
medis/farmakologi
pada gastritis.
farmakologi pada
gastritis.
- Komplikasi gastritis
Memberikan kesempatan
sendiri.
4 5 Menit Penutup
dengan menyimpulkan
dibahas
penutup
5. Materi Penyuluhan
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau local. Dua
jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis akut dan gastritis kronis.
seperti gorengan.
minuman beralkohol.
1) Gastritis akut
2) Gastritis kronik
Terjadi karena adanya inflamasi yang lama dapat disebabkan oleh
3) Gastritis bacterial
dari duodenum.
2) Sembelit
3) Kembung
4) Mual
5) Muntah
6) Bersendawa
2007).
seperti albumindan fibrinogen pada sisi ulser dan melindunginya dari asam
kosong untuk mencegah ikatan dengan protein dan fosfat (Hasanah, 2007).
(mengenai penyakit maag secara umum dan pola penyakit maag itu
sendiri).
1) Diet
Beberapa diet makanan tertentu juga bisa menjadi cara mencegah dan
b. Makanan rendah lemak seperti ikan serta dada ayam dan dada
2) Terapi komplementer
et al., 1999).
10-15 menit.
bantuan orang.
c. Guided imagery
tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J.A., & Johnson, P.H. (1999).
Springhouse.
Erlangga.
Pengertian:
Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidak
& Kushariyadi, 2011). Terapi relaksasi otot progresif yaitu terapi dengan cara
progresif adalah cara yang efektif untuk relaksasi dan mengurangi kecemasan
Tujuan:
Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi dan
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011, hlm.108) bahwa indikasi dari terapi
Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) persiapan untuk melakukan teknik ini
yaitu:
a. Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang
dan sunyi.
4) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat.
b. Prosedur
yang terjadi.
- Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
yang dialami.
menegang.
- Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai
maupun belakang. a)
punggung atas.
9) Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.
- Punggung dilengkungkan
relaks.
sebanyakbanyaknya.
dilepaskan bebas.
- Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
13) Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha
dan betis).
Evaluasi
1. Respon klien.
Dokumentasi
1. Waktu pelaksanaan
2. Respon klien
(EBP)
DISUSUN OLEH:
KHGD20062
2020-2021
Hasil telaah jurnal
No Nama Peneliti Judul Metode Sampel Hasil
Penelitian
1. Supetran, I. Efektifitas Preexperimental 12 Orang Setelah
(2016) Penggunaan Design Dengan dilakukan
Teknik Pendekatan penelitian
Relaksasi Otot Pretest-Posttest terhadap 12
Progresif Design. orang
Dalam
responden,
Menurunkan
Tingkat Nyeri dan setelah
Pasien Gastritis dilakukan uji
Di Rumah Sakit statistika
Daerah Madani dengan
Palu menggunakan
uji wilocoxon
didapatakan
hasil bahwa
terdapat
perbedaan
nyeri pada
pasien
gastritis
sebelum
diberikan
relaksasi otot
progresif dan
sesudah
diberikan otot
progresif.
2. Aini, S. N. Dkk. Relaksasi Otot Studi Kasus 1 Subjek Terdapat
(2019) Progresif Deskritif adanya
Dalam Dengan Satu penurunan
Menurunkan Subyek Studi tingkat nyeri
Tingkat Nyeri Kasus. pada subjek
Pada Asuhan
penelitian
Keperawatan
Gastritis dari skala 6
menjadi skala
2