Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DINAS KESEHATAN
UPT. BLUD PUSKESMAS PUYUNG
Jln. Raya Puyung-Desa Puyung Kec.Jonggat Kab. Lombok Tengah

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


TATA LAKSANA KASUS ARTRITIS REUMATOID
ARTRITIS REUMATOID
1. Pengertian ( Definisi) Penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis
erosif simetrik yang walaupun terutama mengenai jaringan
persendian seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya.
2. Anamnesis KELUHAN
Gejala Prodromal:
1. Lelah(malaise)
2. Anoreksia
3. Seluruh tubuh terasa lemah yang berlangsung
berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Gejala Spesifik pada beberapa sendi (poliartrikular) secara


simetris,terutama sendi PIP (proximal interphalangeal),sendi
MCP (metacarpophalangeal),pergelangan tangan ,lutut dan kaki.

Gejala Sinovitis pada sendi yang terkena:bengkak,nyeri yang


diperburuk dengan gerakan sehingga gerakan menjadi
terbatas,kekakuan pada pagi hari > 1 jam.

Gejala Ekstraartikuler:mata(episkleritis),saluran nafas atas(nyeri


tenggorok,nyeri menelan atau disfoni yang terasa lebih berat
pada pagi hari),kardiovaskuler(nyeri dada pada
perikarditis) ,hematologi(anemia)

Faktor Predisposisi:
a. Usia >60 tahun.
b. Wanita,usia>50 tahun atau menopause.
c. Kegemukan.
d. Pekerjaberat dengan penggunaan satu senditerus menerus.
e. Faktor genetik.
f. Hormon seks.
g. Infeksi tubuh.
3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Manifestasi artikular:
Pada lebih dari 3 sendi (poliartritis)terutama di sendi
tangan,simetris,immobilisasi sendi,pemendekan otot seperti pada
vertebra servikalis, gambaran deformitas sendi tangan(swan
neck,boutonniere)
Manifestasi Ekstraartikular:
a. Kulit:terdapat nodul rhematoid pada daerah yang banyak
menerima penekanan,vaskulitis.
b. Soft tissue rheumatism,seperti carpal tunnel syndrom atau
frozen shoulder
c. Mata dapat ditemukan kerato-konjungtivitis sicca yang
merupakan menifestasi sindrom
sjorgen,episkeritis/skleritis.konjungtiva tampak anemia
akibat penyakit kronik.
d. Sistem respiratorik dapat ditemukan adanya radang sendi
krikoaritenoid,pneumonitisinterstitial,efusi pleura,atau
fibrosis paru luas.
e. Sistem kardiovaskuler dapat ditemukan perikarditis
konstriktif,disfungsi katup,fenomena embolisasi,gangguan
konduksi,aortritis,kardiomiopati.
4. Kriteria Diagnosis Berdasarkan ACR tahun 1987:
a. Kaku pagi,sekurangnya 1 jam
b. Artritis sekurangnya 3 sendi
c. Artritis pada sendi pergelangan
tangan,metacarpophalanx(MCP) dan Proximal
Interphalanx(PIP)
d. Atritis yang simetris.
e. Nodul reumatoid
f. Faktor reumatoid serum positif.hasil positif dijumpai
pada sebagian besar kasus (85%),sedangkan hasil
negatif tidak menyingkirkan adanaya RA.
g. Gambaran radiologik yang spesifik
h. LED dan CRP yang meningkat
i. Analisis cairan sendi: terdapat gambaran inflamasi
ringan-sedang.
Untuk diagnosis RA diperlikan 4 dari 7 kriteria tersebut diatas.
Kriteria 1-4 harus minimal diderita selama 6 minggu.
5. Diagnosis Kerja Artritis rheumathoid

6. Diagnosis Banding a. Penyebab artritis lainnya.


b. Spondiloartropati seronegatif
c. SLE
d. Sindrom sjogren
7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan LED

8. Tata Laksana Penatalaksanaan:


a. Pasien diberikan informasi untuk memproteksi sendi
terutama pada stadium akut dengan menggunakan
decker.
b. Pemberian obat anti inflamasi non steroid,seperti
diklofenak 50-100 mg(,2x sehari),meloksikam 7,5-
15mg/hari.
c. Pemberian golongan steroid,seperti prednison atau metil
prednisolon dosis rendah.
d. Fisioterapi,tatalaksana okupasi
9. Edukasi a. Mengurangi berat badan untuk yang kegemukan.

10. Prognosis Prognosis adalah dubia ad bonam,sangat tergantung dari


perjalanan penyakit dan penatalaksanaan selanjutnya
11. Tingkat Evidens -----
12. Tingkat Rekomendasi -----
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Gejala klinis baik,hasil pemeriksan fisik dan penunjang baik.

15. Kepustakaan 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5


Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai