No. Revisi : 00
SOP Tanggal
: 04/01/2017
Terbit
Halaman : 1/12
3. Kebijakan
1. Petugas mempersiapkan alat tulis, kartu penderita, dan register kohort kusta.
2. Petugas mengamati hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien kusta
yang telah dicatat pada kartu penderita.
3. Petugas mengamati tanda-tanda tersangka kusta pada pasien kusta, yaitu :
5. Prosedur/ Langkah-
langkah A. Tanda-tanda pada kulit
- Bercak kulit yang merah atau putih dan atau plakat pada kulit,
terutama di wajah dan telinga.
- Bercak kurang / mati rasa.
1/1
- Bercak yang tidak gatal
- Kulit mengkilap atau kering bersisik
- Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak
berambut
- Kulit melepuh dan tidak nyeri
B. Tanda-tanda pada syaraf
- Nyeri tekan dan atau spontan pada syaraf
- Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak
- Kelemahan anggota gerak dan atau wajah
- Adanya cacat ( deformitas )
- Luka ( ulkus ) yang sulit sembuh
C. Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta dan mempunyai kelainan
kulit yang tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila terdapat
keterlibatan syaraf tepi.
4. Petugas membandingkan tanda-tanda kusta tersebut dengan penyakit kulit
lainnya, seperti panu, kurap, kudis, psoriasis, vitiligo, dan
lain-lain )
5. Petugas menanyakan kepada petugas laboratorium, apakah pengambilan
kerokan jaringan kulit untuk pasien kusta tersedia di laboratorium.
A. Bila tersedia
- Petugas mengantarkan pasien kusta ke laboratorium untuk
pengambilan kerokan jaringan.
B. Bila tidak tersedia
- Petugas hanya mengamati tanda-tanda kelainan pada kulit, pada
syaraf, dan menanyakan tempat tinggal pasien apakah tinggal di
daerah endemik kusta.
6. Petugas menetapkan diagnosis penyakit kusta pada pasien dengan
memperhatikan tanda-tanda utama atau cardinal sighn, yaitu :
a. Kelainan ( lesi ) kulit yang mati rasa.
Kelainan kulit / lesi dapat berbentuk bercak putih ( hipopigmen-
tasi ) atau kemerahan ( eritema ) yang mati rasa
b. Penebalan syaraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi syaraf.
Gangguan syaraf tepi ini merupakan akibat dari peradangan syaraf tepi (
neuritis perifer ) kronis. Gangguan fungsi syaraf ini bisa berupa :
- Gangguan fungsi syaraf sensoris, seperti mati rasa.
- Gangguan fungsi motoris, seperti kelemahan ( paresis ) atau
1/2
kelumpuhan ( paralisis ) otot.
- Gangguan fungsi otonom, seperti kulit kering dan retak-retak.
c. Adanya hasil BTA di dalam kerokan jaringan kulit, bila di laboratorium
Puskesmas tersedia.
7. Jika penetapan diagnosis kusta masih ragu, petugas menyarankan pasien
untuk kembali lagi setelah 3 6 bulan untuk diperiksa kembali adanya tanda
utama atau pasien harus dirujuk.
8. Petugas mencatat diagnosa kusta yang telah ditetapkan di dalam kartu
penderita dan register kohort kusta.
6. Bagan alir
1. Melaksanakn proses pelayanan sesuai SOP sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam penanganan
7. Hal-hal yang perlu
2. Mencatat identitas pasien/klien dalam buku register kunjungan harian
diperhatikan
3. Meberikan pelayanan dengan baik dan menjunjung tinggi kesopanan
1. Rekam medis
8. Unit terkait 2. Catatan tindakan
3. Rekam Medis di Rumah Sakit Rujukan
9. Dokumen terkait
No Halaman Yang Perubahan Diberlakukan Tgl.
diperbaharui
1/3