Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN KUSTA

No. Dokumen :001/MAL/SOP/I/2017

No. Revisi : 00
SOP Tanggal
: 04/01/2017
Terbit

Halaman : 1/12

UPTD PKM INDRA Hasymiah, A.Md.Keb


JAYA NIP:19700505 199003 2 003
Penyakit Kusta Adalah penyakit kronik (menular menahun) yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang pertama kli
menyerang susanan saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit, mukosa
(mulut), saluran pernafasan bagian atas, sistem retikulo endoterial, mata,
otot, tulang dan testis.
Penderita penyakit kusta menimbulkan gejala yang jelas pada stadium
lanjut dan cukup didiagnosis dengan pemeriksaan fisik tanpa pemeriksaan
bakteriologi.
1. Pengertian Ada 3 tanda-tanda utama yang dapat menetapkan diagnosis penyakit kusta
yaitu: (1) lesi (kelainan) kulit yang mati rasa, (2) penebalan saraf tepi yang
disertai gangguan fungsi saraf, dan (3) adanya bakteri tahan asam di dalam
kerokan jaringan kulit.
Pemeriksaan kerokan hanya dilakukan pada kasus yang meragukan
Apabila ditemukan pada seseorang salah satu tanda-tanda utama seperti di
atas maka orang tersebut dinyatakan menderita kusta
Pelayanan pada pasien memerlukan penanganan, perawatan dan
pengawasan tenaga medis dan paramedis
1. Terlaksananya pelayanan pasien kusta sesuai SOP
2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan penanganan atau
2. Tujuan
perawatan sehingga pasien mendapat pelayanan sesuai dengan yang
diharapkan

3. Kebijakan

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) Pedoman Penanganan


4. Referensi Penderita Kusta di Sarana Pelayanan Kesehatan, Dirjen P2PL

1. Petugas mempersiapkan alat tulis, kartu penderita, dan register kohort kusta.
2. Petugas mengamati hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien kusta
yang telah dicatat pada kartu penderita.
3. Petugas mengamati tanda-tanda tersangka kusta pada pasien kusta, yaitu :
5. Prosedur/ Langkah-
langkah A. Tanda-tanda pada kulit
- Bercak kulit yang merah atau putih dan atau plakat pada kulit,
terutama di wajah dan telinga.
- Bercak kurang / mati rasa.

1/1
- Bercak yang tidak gatal
- Kulit mengkilap atau kering bersisik
- Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak
berambut
- Kulit melepuh dan tidak nyeri
B. Tanda-tanda pada syaraf
- Nyeri tekan dan atau spontan pada syaraf
- Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak
- Kelemahan anggota gerak dan atau wajah
- Adanya cacat ( deformitas )
- Luka ( ulkus ) yang sulit sembuh
C. Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta dan mempunyai kelainan
kulit yang tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila terdapat
keterlibatan syaraf tepi.
4. Petugas membandingkan tanda-tanda kusta tersebut dengan penyakit kulit
lainnya, seperti panu, kurap, kudis, psoriasis, vitiligo, dan
lain-lain )
5. Petugas menanyakan kepada petugas laboratorium, apakah pengambilan
kerokan jaringan kulit untuk pasien kusta tersedia di laboratorium.
A. Bila tersedia
- Petugas mengantarkan pasien kusta ke laboratorium untuk
pengambilan kerokan jaringan.
B. Bila tidak tersedia
- Petugas hanya mengamati tanda-tanda kelainan pada kulit, pada
syaraf, dan menanyakan tempat tinggal pasien apakah tinggal di
daerah endemik kusta.
6. Petugas menetapkan diagnosis penyakit kusta pada pasien dengan
memperhatikan tanda-tanda utama atau cardinal sighn, yaitu :
a. Kelainan ( lesi ) kulit yang mati rasa.
Kelainan kulit / lesi dapat berbentuk bercak putih ( hipopigmen-
tasi ) atau kemerahan ( eritema ) yang mati rasa
b. Penebalan syaraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi syaraf.
Gangguan syaraf tepi ini merupakan akibat dari peradangan syaraf tepi (
neuritis perifer ) kronis. Gangguan fungsi syaraf ini bisa berupa :
- Gangguan fungsi syaraf sensoris, seperti mati rasa.
- Gangguan fungsi motoris, seperti kelemahan ( paresis ) atau

1/2
kelumpuhan ( paralisis ) otot.
- Gangguan fungsi otonom, seperti kulit kering dan retak-retak.
c. Adanya hasil BTA di dalam kerokan jaringan kulit, bila di laboratorium
Puskesmas tersedia.
7. Jika penetapan diagnosis kusta masih ragu, petugas menyarankan pasien
untuk kembali lagi setelah 3 6 bulan untuk diperiksa kembali adanya tanda
utama atau pasien harus dirujuk.
8. Petugas mencatat diagnosa kusta yang telah ditetapkan di dalam kartu
penderita dan register kohort kusta.

6. Bagan alir
1. Melaksanakn proses pelayanan sesuai SOP sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam penanganan
7. Hal-hal yang perlu
2. Mencatat identitas pasien/klien dalam buku register kunjungan harian
diperhatikan
3. Meberikan pelayanan dengan baik dan menjunjung tinggi kesopanan
1. Rekam medis
8. Unit terkait 2. Catatan tindakan
3. Rekam Medis di Rumah Sakit Rujukan
9. Dokumen terkait
No Halaman Yang Perubahan Diberlakukan Tgl.
diperbaharui

10. Rekaman historis


perubahan

1/3

Anda mungkin juga menyukai