Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR DIAGNOSIS KUSTA

No. Dokumen : 440/....../409.104.22/UKM/SOP/2018


No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 6 Februari 2018
Halaman : 1/3

UPT Puskesmas
Slumbung
drg. Dian Puspita Sari
NIP. 19740920 200501 2009

Adalah penilaian klinis atau pernyataan ringkas tentang status kesehatan


1. Pengertian individu yang didapatkan melalui proses pengumpulan data yang
sistematis.
Mengetahui secara jelas nama penyakit yang diderita oleh individu.
2. Tujuan
Menentukan terapi dan tindakan yang sesuai
Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Slumbung Nomor :
3. Kebijakan 440/12/409.104.22/SK/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Slumbung
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
4. Referensi
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Alat Dan
-
Bahan
6. Proses 1. Petugas mempersiapkan alat tulis, kartu penderita, dan register
kohort kusta.
2. Petugas mengamati hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien
kusta yang telah dicatat pada kartu penderita.
3. Petugas mengamati tanda-tanda tersangka kusta pada pasien kusta,
yaitu :
A. Tanda-tanda pada kulit
- Bercak kulit yang merah atau putih dan atau plakat pada kulit,
terutama di wajah dan telinga.
- Bercak kurang / mati rasa.
- Bercak yang tidak gatal
- Kulit mengkilap atau kering bersisik
- Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak
berambut
- Kulit melepuh dan tidak nyeri
B. Tanda-tanda pada syaraf
- Nyeri tekan dan atau spontan pada syaraf
- Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak
- Kelemahan anggota gerak dan atau wajah
- Adanya cacat ( deformitas )
- Luka ( ulkus ) yang sulit sembuh
C. Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta dan mempunyai kelainan
kulit yang tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila
terdapat keterlibatan syaraf tepi.
4. Petugas membandingkan tanda-tanda kusta tersebut dengan
penyakit kulit lainnya, seperti panu, kurap, kudis, psoriasis, vitiligo,
dan
lain-lain )
5. Petugas menanyakan kepada petugas laboratorium, apakah
pengambilan kerokan jaringan kulit untuk pasien kusta tersedia di
laboratorium.
A. Bila tersedia
- Petugas mengantarkan pasien kusta ke laboratorium untuk
pengambilan kerokan jaringan.
B. Bila tidak tersedia
- Petugas hanya mengamati tanda-tanda kelainan pada kulit, pada
syaraf, dan menanyakan tempat tinggal pasien apakah tinggal di
daerah endemik kusta.
6. Petugas menetapkan diagnosis penyakit kusta pada pasien dengan
memperhatikan tanda-tanda utama atau cardinal sighn, yaitu :
a. Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa.
Kelainan kulit / lesi dapat berbentuk bercak putih (hipopigmen-
tasi) atau kemerahan (eritema) yang mati rasa
b. Penebalan syaraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi
syaraf.
Gangguan syaraf tepi ini merupakan akibat dari peradangan
syaraf tepi (neuritis perifer) kronis. Gangguan fungsi syaraf ini
bisa berupa :
- Gangguan fungsi syaraf sensoris, seperti mati rasa.
- Gangguan fungsi motoris, seperti kelemahan (paresis)
atau kelumpuhan (paralisis) otot.
- Gangguan fungsi otonom, seperti kulit kering dan retak-
retak.
c. Adanya hasil BTA di dalam kerokan jaringan kulit, bila di
laboratorium Puskesmas tersedia.
7. Jika penetapan diagnosis kusta masih ragu, petugas menyarankan
pasien untuk kembali lagi setelah 3 – 6 bulan untuk diperiksa kembali
adanya tanda utama atau pasien harus dirujuk.
8. Petugas mencatat diagnosa kusta yang telah ditetapkan di dalam
kartu penderita dan register kohort kusta.
7. Unit Terkait -
8. Dokumen -
Terkait
9. Bagan Alir -

Anda mungkin juga menyukai