KUSTA
No. KS.08.02/.............../
:
Dokumen SOP/PKM-SKW/...../20.....
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal
: ........
Terbit
Halaman : 1/4
Cecep Hamzah,
UPT PUSKESMAS
S.Kep.Ners.,M.M
SUKAWENING NIP. 196701081989021001
( ……………………………………………………. )
5 Prosedur
1. Petugas mempersiapkan alat tulis, kartu penderita,
dan register kohort kusta.
2. Petugas mengamati hasil pemeriksaan yang
dilakukan pada pasien kusta yang telah dicatat
pada kartu penderita.
3. Petugas mengamati tanda-tanda tersangka kusta
Langka- pada pasien kusta, yaitu :
6 langkah
A. Tanda-tanda pada kulit
- Bercak kulit yang merah atau putih dan atau
plakat pada kulit, terutama di wajah dan
telinga.
- Bercak kurang / mati rasa.
- Bercak yang tidak gatal
2/4
- Kulit mengkilap atau kering bersisik
- Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat
dan atau tidak berambut
- Kulit melepuh dan tidak nyeri
B. Tanda-tanda pada syaraf
- Nyeri tekan dan atau spontan pada syaraf
- Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri
pada anggota gerak
- Kelemahan anggota gerak dan atau wajah
- Adanya cacat ( deformitas )
- Luka ( ulkus ) yang sulit sembuh
C. Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta dan
mempunyai kelainan kulit yang tidak sembuh
dengan pengobatan rutin, terutama bila terdapat
keterlibatan syaraf tepi.
4. Petugas membandingkan tanda-tanda kusta
tersebut dengan penyakit kulit lainnya, seperti
panu, kurap, kudis, psoriasis, vitiligo, dan
lain-lain )
5. Petugas menanyakan kepada petugas laboratorium,
apakah pengambilan kerokan jaringan kulit untuk
pasien kusta tersedia di laboratorium.
A. Bila tersedia
- Petugas mengantarkan pasien kusta ke
laboratorium untuk pengambilan kerokan
jaringan.
B. Bila tidak tersedia
- Petugas hanya mengamati tanda-tanda
kelainan pada kulit, pada syaraf, dan
menanyakan tempat tinggal pasien apakah
tinggal di daerah endemik kusta.
6. Petugas menetapkan diagnosis penyakit kusta pada
pasien dengan memperhatikan tanda-tanda utama
atau cardinal sighn, yaitu :
a. Kelainan ( lesi ) kulit yang mati rasa.
Kelainan kulit / lesi dapat berbentuk bercak
putih ( hipopigmen-
3/4
tasi ) atau kemerahan ( eritema ) yang mati rasa
b. Penebalan syaraf tepi yang disertai dengan
gangguan fungsi syaraf.
Gangguan syaraf tepi ini merupakan akibat dari
peradangan syaraf tepi ( neuritis perifer ) kronis.
Gangguan fungsi syaraf ini bisa berupa :
- Gangguan fungsi syaraf sensoris, seperti mati
rasa.
- Gangguan fungsi motoris, seperti kelemahan (
paresis ) atau kelumpuhan ( paralisis ) otot.
- Gangguan fungsi otonom, seperti kulit kering
dan retak-retak.
c. Adanya hasil BTA di dalam kerokan jaringan
kulit, bila di laboratorium Puskesmas tersedia.
7. Jika penetapan diagnosis kusta masih ragu,
petugas menyarankan pasien untuk kembali lagi
setelah 3 – 6 bulan untuk diperiksa kembali adanya
tanda utama atau pasien harus dirujuk.
8. Petugas mencatat diagnosa kusta yang telah
ditetapkan di dalam kartu penderita dan register
kohort kusta.
7 Bagan Alir
Petugas menyiapkan atk
dan register kohort
Petugas membandingkan
tanda – tanda kusta
4/4
Tanggal
Isi
No. Yang Diubah Mulai
Rekaman Perubahan
Perubahan
11 historis
perubahan