Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR DIAGNOSIS KUSTA

SOP No. Dokumen : 445

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit : Januari 2023

Halaman : 1/3

PUSKESMAS HARMIN, S.Kep, M.KM


WANGGUDU RAYA NIP.19850617 200903 2 001
1. Pengertian penilaian klinis atau pernyataan ringkas tentang status kesehatan
individu yang didapatkan melalui proses pengumpulan data yang
sistematis.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ;
1. Mengetahui secara jelas nama penyakit yang diderita oleh
individu.
2. Menentukan terapi dan tindakan yang sesuai
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Wanggudu Raya Nomor
445…………. tentang Program Pencegahan dan Pengendalian
penyakit menular
4. Referensi
5. Langkah - 1. Petugas mempersiapkan alat tulis, kartu penderita, dan register
langkah kohort kusta.
2. Petugas mengamati hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien
kusta yang telah dicatat pada kartu penderita.
3. Petugas mengamati tanda-tanda tersangka kusta pada pasien kusta,
yaitu :
Tanda-tanda pada kulit
- Bercak kulit yang merah atau putih dan atau plakat pada kulit,
terutama di wajah dan telinga.
- Bercak kurang / mati rasa.
- Bercak yang tidak gatal
- Kulit mengkilap atau kering bersisik
- Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak
berambut
- Kulit melepuh dan tidak nyeri
Tanda-tanda pada syaraf
- Nyeri tekan dan atau spontan pada syaraf
- Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak
- Kelemahan anggota gerak dan atau wajah
- Adanya cacat ( deformitas )
- Luka ( ulkus ) yang sulit sembuh
Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta dan mempunyai kelainan

1
kulit yang tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila
terdapat keterlibatan syaraf tepi.
4. Petugas membandingkan tanda-tanda kusta tersebut dengan
penyakit kulit lainnya, seperti panu, kurap, kudis, psoriasis, vitiligo,
dan lain-lain )
5. Petugas menanyakan kepada petugas laboratorium, apakah
pengambilan kerokan jaringan kulit untuk pasien kusta tersedia di
laboratorium.
Bila tersedia
- Petugas mengantarkan pasien kusta ke laboratorium untuk
pengambilan kerokan jaringan.
Bila tidak tersedia
- Petugas hanya mengamati tanda-tanda kelainan pada kulit, pada
syaraf, dan menanyakan tempat tinggal pasien apakah tinggal di
daerah endemik kusta.
6. Petugas menetapkan diagnosis penyakit kusta pada pasien dengan
memperhatikan tanda-tanda utama atau cardinal sighn, yaitu :
- Kelainan ( lesi ) kulit yang mati rasa. Kelainan kulit / lesi dapat
berbentuk bercak putih ( hipopigmentasi ) atau kemerahan
( eritema ) yang mati rasa
- Penebalan syaraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi
syaraf. Gangguan syaraf tepi ini merupakan akibat dari
peradangan syaraf tepi ( neuritis perifer ) kronis. Gangguan
fungsi syaraf ini bisa berupa :
- Gangguan fungsi syaraf sensoris, seperti mati rasa.
- Gangguan fungsi motoris, seperti kelemahan ( paresis ) atau
kelumpuhan ( paralisis ) otot.
- Gangguan fungsi otonom, seperti kulit kering dan retak-
retak.
- Adanya hasil BTA di dalam kerokan jaringan kulit, bila di
laboratorium Puskesmas tersedia.
7. Jika penetapan diagnosis kusta masih ragu, petugas menyarankan
pasien untuk kembali lagi setelah 3 – 6 bulan untuk diperiksa kembali
adanya tanda utama atau pasien harus dirujuk.
8. Petugas mencatat diagnosa kusta yang telah ditetapkan di dalam
kartu penderita dan register kohort kusta.
6. Bagan Alir

2
7. Hal-hal yang Bandingkan tanda-tanda kusta tersebut dengan penyakit kulit lainnya,
perlu seperti panu, kurap, kudis, psoriasis, vitiligo, dan lain-lain
diperhatikan

8. Unit Terkait  Pelayanan Laboratorium

9. Dokumen terkait  Rekam medis

10.Rekaman Tanggal
historis No Yang diubah Isi perubahan mulai
perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai