Anda di halaman 1dari 10

Puskesmas Galis

Pamekasan
Pengertian

Tujuan
Kebijakan
disusun

Prosedur

SOP
PEMERIKSAAN PASIEN KUSTA
Judul SOP
: Pemeriksaan Pasien Kusta
No
: /PK.UGD/PKM/
Dokumen
: Tahun 2014
No. Revisi
:
Tanggal mulai berlaku :
Penyakit Kusta merupakan penyakit menular dan menahun yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium Leprae, penyakit ini menyerang
kulit, saraf tepi dan dapat pula menyerang jaringan tubuh lainnya
kecuali otak.
Untuk mengetahui hasil pemeriksaan dari tanda dan gejala penyakit
kusta sehingga bisa ditentukan diagnosa dan pengobatannya.
Pemegang Program
Penanggung Jawab
diperiksa
Disahkan

A. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan kulit
1. Persiapan
a. Tempat
Tempat pemeriksaan harus cukup terang, sebaiknya diluar
rumah tidak boleh langsung dibawah sinar matahari.
a. Waktu pemeriksaan. Pemeriksaan diadakan pada siang hari
(menggunakan penerangan sinar matahari).
b. Yang diperiksa : Diberikan penjelasan kepada yang akan
diperiksa dan keluarganya tentang cara pemeriksaan. Anakanak cukup memakai celana pendek, sedangkan orang
dewasa (laki-laki dan wanita) memakai kain sarung tanpa
baju.
2. Pelaksanaan pemeriksaan
Pelaksanaan pemeriksaan terdiri dari :
a. Pemeriksaan pandang,
1) Pemeriksaan dimulai dengan orang yang diperiksa
behadapan dengan petugas dan dimulai kepala (muka,
cuping telinga kiri, pipi-kiri, cuping telinga kakan, pipi
kanan, hidung, mulut, dagu, leher bagian depan). Penderita
diminta untuk memejamkan mata, mengetahui fungsi
syaraf dibuka. Semua kelainan kulit diperhatikan.
2) Pundak kanan, lengan bagian belakang, tangan, jari-jari
tangan (penderita diminta meluruskan tangan kedepan

dengan telapak tangan menghadap kebawah, kemudian


tangan diputar dengan telapak tangan menghadap keatas),
telapak tangan, lengan bagian dalam, ketiak, dada dan
perut ke pundak kiri, lengan kiri dan seterusnya (putarlah
penderita pelan-pelan dari sisi yang satu ke sisi yang
lainnya untuk melihat sampingnya pada waktu memeriksa
dada dan perut).
3) Tungkai kanan bagian luar dari atas ke bawah, bagian
dalam dari bawah ke atas, tungkai kiri dengan cara yang
dalam dari bawah ke atas, tungkai kiri dengan cara yang
sama.
4) Yang diperiksa kini diputar sehingga membelakangi
petugas dan pemeriksaan dimulai lagi dari :
5) Bagian belakang telinga, bagian belakang leher,punggung,
pantat tungkai bagian belakang dan telapak kaki.
Perhatikan setiap bercak (makula), bintil- bintil (nodulus)
jaringan parut, kulit yang keriput, dan setiap penebalan
kulit. Bilamana meragukan, putarlah penderita pelan pelan
dan periksa pada jarak kira-kira meter.
b. Pemeriksaan Rasa Raba pada Kelainan Kulit. Sepotong kapas
yang dilancipkan dipakai untuk memeriksa rasa raba. Periksalah
dengan ujung dari kapas yang dilancipi secara tegak lurus pada
kelainan kulit yang dicurigai. Yang diperiksa sebaiknya duduk
pada waktu pemeriksaan. Terlebih dahulu petugas menerangkan
bahwa bilamana merasa tersentuh bagian tubuhnya dengan
kapas, ia harus menunjukkan kulit yang disentuh dengan jari
telunjuknya atau dengan menghitung sentuhan untuk bagian
yang sulit dijangkau, ini dikerjakan dengan mata terbuka.
Bilamana hal ini telah jelas, maka ia diminta menutup matanya,
kalau perlu matanya ditutup dengan sepotong kain/karton.
Kelainan-kelainan di kulit diperiksa secara bergantian dengan
kulit yang normal disekitarnya untuk mengetahui ada tidaknya
anaesthesi.
c. Pemeriksaan rasa raba syaraf tepi. Pemeriksaan syaraf : Raba
dengan teliti urut syaraf tepi berikut n.auricularis magnus,
n.ularis, n.radialis, n.medianus,n.peroneus, dan n.tibialis
posterior. Petugas harus mencatat apakah syaraf tersebut nyeri
tekan atau tidak dan menebal atau tidak. Ia harus memperhatikan
raut muka penderita apakah ia kesakitan atau tidak pada waktu
syaraf diraba.

Unit Terkait

Puskesmas Galis
Pamekasan
Pengertian

Tujuan

Kebijakan
Penanggung Jawab
disusun

Prosedur

B. Bila hasil pemeriksaan memenuhi kriteria penyakit kusta maka


catatlah kelainan-kelainan yang ditemukan pada kartu penderita,
sesuai tandatanda, jumlahnya, besarnya, dan letaknya.
Balai Pengobatan, UGD, Rawat Inap

SOP
DIAGNOSA KUSTA
Judul SOP
: Diagnosa Kusta
No
: /PK.UGD/PKM/
Dokumen
: Tahun 2014
No. Revisi
:
Tanggal mulai berlaku :
Penyakit Kusta merupakan penyakit menular dan menahun yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium Leprae, penyakit ini menyerang
kulit, saraf tepi dan dapat pula menyerang jaringan tubuh lainnya
kecuali otak.
Menyembuhkan pasien kusta dan mencegah timbulnya cacat serta
memutuskan mata rantai penularan dari pasien kusta terutama tipe yang
menular kepada orang lain untuk menurunkan insidens penyakit.
Pemegang Program
Diperiksa

Disahkan

Untuk menentukan bahwa seseorang itu menderita penyakit kusta


dengan menemukan cardinal sign atau tanda-tanda pokok pada badan.
Beberapa cardinal sign tersebut antara lain :
a. Terdapat bercak kulit yang mati rasa (anaesthetic pach) yaitu bercak
yang berupa hipopigmentasi atau erithematous mendatar (makula)
atau meninggi (plaque). Mati rasa pada bercak bersifat total atau
sebagian saja terhadap rasa sentuh, rasa suhu (panas atau dingin) dan
rasa nyeri
b. Peradangan syaraf tepi yang ditandai dengan penebalan syaraf dan
dapat disertai dengan nyeri. Neuritis ini dapat disertai atau tanpa
disertai dengan gangguan fungsi syaraf yaitu: gangguan fungsi
sensorik (mati rasa), gangguan fungsi motorik (perese atau paralise),
gangguan fungsi otonom (elastis kulit berkurang, kulit kering, retak
dan terlihat tua). Neuritis kusta merupakan peradangan segmental
batang syaraf (nerve trunk) disertai dengan gangguan fungsi.

Biasanya syaraf menebal, sakit dan nyeri sentuh. Nodul, infiltrat


pada bagian hidung, mulut, testis, visus menurun, konjungtivitis,
hidung pelana, ginekomasti sering juga dijumpai pada penderita
kusta.
c. Bakteri tahan asam (BTA) positif.

Unit Terkait

Untuk mendiagnosa penyakit kusta pada seseorang, sedikitnya harus


ditemukan satu dari cardinal sign. Bila tidak atau belum dapat
ditemukan salah satu dari tanda-tanda tersebut dan dicurigai menderita
penyakit kusta maka seseorang tersebut dikatakan sebagai tersangka
(suspect) kusta dan perlu diamati kemudian diperiksa ulang setelah 3-6
bulan sampai kusta dapat ditegakkan atau dibatalkan
Balai Pengobatan, UGD, Rawat Inap

Puskesmas Galis
Pamekasan
Pengertian

Tujuan

Kebijakan
Disusun

Prosedur

SOP
Pencatatan dan Pelaporan Kusta
Judul SOP
: Pencatatan dan Pelaporan Kusta
No
: /PK.UGD/PKM/
Dokumen
: Tahun 2014
No. Revisi
:
Tanggal mulai berlaku :
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan
pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya
pelayanan kesehatan di puskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang
ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan RI
No.63/Menkes/SK/II/1981
1. Tujuan Umum
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
bertujuan agar semua hasil kegiatan puskesmas (di dalam dan di
luar gedung) dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang selanjutnya
sesuai dengan kebutuhan secara benar, berkala, dan teratur, guna
menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat. Pengelolaan
SP2TP di kabupaten berau masih terkendala dengan rendahnya
kelengkapan dan ketepatan waktu penyampaian laporan SP2TP ke
Dinas Kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Tercatatnya semua data hasil kegiatan puskesmas sesuai kebutuhan
secara benar,berkelanjutan, dan teratur.
Terlaporkannya data ke jenjang administrasi berikutnya sesuai
kebutuhan dengan menggunakan format yang telah ditetapkan
secara benar, berkelanjutan, dan teratur.
Pemegang Program
Penanggung Jawab
Diperiksa
Disahkan

Ruang Lingkup Pencatatan dan Pelaporan


Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan, meliputi jenis data yang
dikumpulkan,dicatat, dan dilaporkan puskesmas. Jenis data tersebut

mencakup :

Umum dan demografi

Sarana fisik

Ketenagaan

Kegiatan pokok yang dilakukan di dalam dan di luar gedung

Pengelolaan Pencatatan
Semua kegiatan pokok baik didalam maupun diluar gedung puskesmas,
puskesmas pembantu, dan bidan di desa harus dicatat. Untuk
memudahkan dapat menggunakan formulir standar yang telah
ditetapkan dalam SP2TP. Jenis formulir standar yang digunakan dalam
pencatatan adalah sebagai berikut :

Rekam kesehatan keluarga (RKK)


Rekam kesehatan keluarga atau yang disebut family folder adalah
himpunan kartukartuin dividu suatu keluarga yang memperoleh
pelayanan kesehatan dipuskesmas.Kegunaan dari RKK adalah
untuk mengikuti keadaan kesehatan dan gambaran penyakit di
suatu keluarga.Pengguna RKK diutamakan pada anggota keluarga
yang mengidap salah satu penyakit atau kondisi, misalnya
penderita TBC paru, kusta, keluarga resiko tinggi yaitu ibu hamil
resiko tinggi, neonatus resiko tinggi (BBLR), balita kurang energi
kronis (KEK).Dalam pelaksanaannya keluarga yang menggunakan
RKK diberi alat bantu kartu tanda pengenal keluarga (KTPK) untuk
memudahkan pencarian berkas pada saat melakukan kunjungan
ulang.

Kartu rawat jalan


kartu rawat jalan atau lebih dikenal dengan kartu rekam medik
pasien merupakan alat untuk mencatat identitas dan status pasien
rawat jalan yang berkunjung ke puskesmas.

Kartu indeks penyakit


Kartu indeks penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat
identitas pasien, riwayat, dan perkembangan penyakit. Kartu indeks
penyakit diperuntukan khusus penderita penyakit TBC paru dan
kusta.

Kartu ibu
Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status
kesehatan, dan riwayat kehamilan sampai kelahiran.

Kartu anak

Kartu anak adalah alat bantu untuk mencatat identitas, status


kesehatan, pelayanan preventif-promotif-kuratif-rehabilitatif yang
diberikan kepada balita dan anak prasekolah.
KMS balita, anak sekolah
Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan, dan
pertumbuhan yang telah diperoleh balita dan anak sekolah.
KMS ibu hamil
Merupakan alat untuk mengetahui identitas dan mencatat
perkembangan kesehatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan yang
diterima ibu hamil.
KMS usia lanjut
KMS usia lanjut merupakan alat untuk mencatat kesehatan usia
lanjut secara pribadi baik fisik maupun psikososial, dan digunakan
untuk memantau kesehatan, deteksin dini penyakit, dan evaluasi
kemajuan kesehatan usia lanjut.
Register
Register merupakn formulir untuk mencatat atau merekap data
kegiatan didalam dan di luar gedung puskesmas, yang telah dicatat
di kartu dan catatan lainnya.

Mekanisme Pencatatan
Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan diluar gedung. Di dalam
gedung, loket
memegang peranan penting bagi seorang pasien yang berkunjung
pertama kali
atau yang melakukan kunjungan ulang dan dapat Kartu Tanda
Pengenal .
kemudian pasien disalurkan pada unit pelayanan yang akan dituju.
Apabila diluar
gedung pasien dicatat dalam register dengan pelayanan yang diterima.
Mekanisme
pencatatan dipuskesmas dapat digambarkan melalui berikut.
Pengelolaan Pelaporan
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan
masyarakat No.590/BM/DJ/Info/Info/96, pelaporan puskesmas
menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan Januari sampai dengan
Desember dalam tahun yang sama. Formulir pelaporan dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan/beban kerja di puskesmas.
Formulir Laporan dari Puskesmas ke kabupaten

1. Laporan Bulanan
- Data Kesakitan (LB 1)
- Data obat-obatan (LB 2)
- Data kegiatan gizi, KIA/KB,imunisasi termasuk pengamatan
penyakit menular (LB 3)
2. Laporan Sentinel
Berikut adalah bentuk laporan sentinel.
- Laporan bulan sentinel (LB 1S)
Lapotan yang memuat data penderita penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD31), penyakit infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA). Dan diare, menurut umur dan status
imunisasi. Puskesmas yang memuat LB 1S adalah puskesmas
yang ditunjukyaitu satu puskesmas dari setiap kab/kota dengan
periode laporan bulan serta dilaporkan ke dinas kesehatan
kab/kota, Dinas kesehatan provinsi dan pusat (Ditjen PPM dan
PLP).
- Laporan bulanan sentinel (LB 2S)
Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus neonatorum,
dan penyakit akibat kerja. Laporan bulanan sentinel hanya
diperuntukkan bagi puskesmas rawat inap. Laporan ini
dilaporkan ke dinas kesehatan
3. Laporan Tahunan
Laporan tahunan meliputi :
Data dasar puskesmas (LT-1)
Data kepegawaian (LT-2)
Data peralatan (LT-3)
Alur Laporan
Laporan dikirimkan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan kab/kota ,
Dinas Kesehatan Provinsi serta Pusat (Ditjen BUK) dalam bentuk
rekapitulasi dari laporan SP2TP. Laporan tersebut meliputi :
1. Laporan Triwulan
1. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB1
2. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB2
3. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB3
4. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB4
2. Laporan Tahunan
1. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-1
2. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-2
3. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-3

Puskesmas Galis
Pamekasan
Pengertian

Tujuan
Kebijakan
Penanggung Jawab
disusun

Prosedur

SOP
Program P2 Kusta
Judul SOP
: Program P2 Kusta
No
: /PK.UGD/PKM/
Dokumen
: Tahun 2014
No. Revisi
:
Tanggal mulai berlaku :
Penyakit Kusta merupakan penyakit menular dan menahun yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium Leprae, penyakit ini menyerang
kulit, saraf tepi dan dapat pula menyerang jaringan tubuh lainnya
kecuali otak.
Penemuan penyakit kusta bisa ditemukan secara dini.
Pemegang Program
Diperiksa

Disahkan

Kegiatan yang dilaksanakan :


1. Penemuan penderita kusta secara aktif maupun pasif

2. Pembinaan dan pengobatan penderita kusta selama 6 12 bulan


3. Pemeriksaan Laboratorium (Skinsmer)
4. Pemeriksaan rutin dalam pencegahan reaksi kusta dan reaksi
obat kusta
5. Konfirmasi diagnosis kusta
6. Survey kontak kusta pada keluarga dan tetangga penderita kusta
yang sudah teregistrasi
7. Monitoring POD pencegahan cacat dan pemeriksaan fisik secara
rutin
8. Survey kontak anak sekolah
9. Penyuluhan terhadap masyarakat dan peran serta masyarakat
tentang penyakit kusta (Mini LEC)
10. Pemeriksaan rutin secara pasif kepada penderita kusta yang telah
menyelesaikan pengobatan selama 2 5 tahun.

Anda mungkin juga menyukai