Anda di halaman 1dari 4

DYSPEPSIA SINDROM

: 800/................/ASKEP/BLUD-
No.Dokumen
UPT/PKM-BP/......../2019
No.Revisi :2
ASKEP Tanggal Terbit : Januari 2019
Halaman :4 BLUD UPT
Dinas Kesehatan
Mesuji Puskesmas Rawat
Inap Bukoposo
Ditetapkan Kepala
BLUD UPT
Puskesmas Rawat HENDRI. AZ. SKM
Inap Bukoposo NIP.197008211991031008
1. Pengertian
1) Asuhan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan praktik
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai
tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan metodologi proses
keperawatan, (pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan, melaksanakan tindakan dan evaluasi keperawatan) dalam
lingkup dan wewenang serta tanggung jawab Perawat/Bidan.
2) Dyspepsia ialah kumpulan keluhan/ gejala klinis dari rasa tidak enak/
sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.
Keluhan gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn)
dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dyspepsia.
(Mansjoer, ArifEdisi III,2012 hal :488)
Adapun penggolongan dyspepsia di bagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Dyspepsia organic
Dyspepsia yang penyebabnya telah di ketahui adanya kelainan
organic dalam organ tubuhnya. Misalnya, tukak (luka) lambung,
radang pancreas, radang empedu, dan lain sebagainya.
2) Dyspepsia non-organic
Dyspepsia yang penyebabnya bukan dari kelainan atau gangguan
struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium,
radiologi, endoskopi (teropong saluran pencernaan).
KODE ICD X : K30 Dyspepsia

2. Tujuan Memberikan asuhan keperawatan kepada klien Dyspepsia secara


komprehensif.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 800/ /SK/BLUD-UPT/PKM-BP/ /
2019 Tentang Pelayanan Klinis di BLUD UPT Puskesmas Rawat Inap

1
Bukoposo
4. Referensi Lynda Juall Carpenito, R.N, M.S.N., CRNP, 2001, Buku Saku Diagnosa
Keperawatan, ECG, Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 05 tahun 2014 Tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Prosedur 1) Alat tulis 4) Temperatur
2) Stetoskop 5) Timbangan
3) Senter atau pen light
6. Langkah- 1. Perawat/Bidan menganamnesa pasien saat ini.
langkah 1) Keluhan Utama
sakit/ nyeri, status gizi, sikap, personal hygiene dan lain-lain.
2) Data sistemik
a) Sistem persepsi sensori: pendengaran, penglihatan, pengecap/
penghidu, peraba, dan lain- lain
b) Sistem penglihatan: nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan
mata, alis, kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, reflek,
pupil, respon cahaya, dan lain-lain.
c) Sistem pernapasan: frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan
jalan napas, dan lain-lain.
d) Sistem kardiovaskular: tekanan darah, denyut nadi, bunyi
jantung, kekuatan, pengisian kapiler, edema, dan lain-lain.
e) Sistem saraf pusat: kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu,
orientasitempat, orientasi orang, dan lain-lain.
f) Sistem gastrointestinal: nafsumakan, diet, porsimakan, keluhan,
bibir, mualdantenggorokan, kemampuan mengunyah,
kemampuan menelan, perut, kolon dan rektum, rectal toucher,
dan lain-lain.
g) Sistem muskuloskeletal: rentang gerak, keseimbangan dan cara
jalan, kemampuan memenuhi aktifitas sehari-hari, genggaman
tangan, otot kaki, akral, fraktur, dan lain-lain.
h) Sistem integumen: warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan,
dan lain-lain.
i) Sistem reproduksi: infertil, masalah menstruasi, skrotum, testis,
prostat, payudara, dan lain-lain.
j) Sistem perkemihan: urin (warna, jumlah, dan pancaran), BAK,
vesika urinaria.
3) Data penunjang
4) Terapi yang diberikan
5) Pengkajian masalah psiko-sosial-budaya-dan spiritual
2. Perawat melakukan edukasi kepada pasien bahwa penyakit tersebut
disebabkan oleh Sekresi asam lambung basal maupun puncak pada
pasien dyspepsia fungsional tidak berbeda bermakna dengan populasi
normal. Diduga adanya peningkatan sensitivitas mukosa lambung
terhadap asam yang menimbulkan rasa tidak enak di perut. Fungsi
Motorik Lambung (Motilitas) Gangguan fungsi motorik lambung
banyak dilaporkan sebagai dasar terjadinya dyspepsia ini. Terdapat
perlambatan pengosongan lambung untuk makanan padat dan gangguan
koordinasi antroduodenal dan hipomotilitas pasca pandrial pada 25-50%
kasus dyspepsia fungsional. Penyebab adanya gangguan motilitas belum
diketahui jelas, mungkin hormonal, stress, atau lainnya.
3. Perawat/Bidan menuliskan diagnosa dan rencana keperawatan di lembar
asuhan keperawatan.
a) Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi dan inflamasi pada
lapisan mukosa, submukosa, dan lapisan otot lambung
 Kaji tingkat nyeri, Skala nyeri 2
 Atur posisi klien
 Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat
meningkatkan nyeri /asam lambung
 Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya.
 Observasi TTV
 Kolaborasi pemberian obat terkontrol analgesic.
b) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfagia,
esofagitis dan anorexia.
 Berikan makanan sedikit tapi sering
 Catat status nutrisi pasien
 Kaji pola diet klien yang disukai/tidak tepat
 Monitor intake dan output secara periodic
c) Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan gastroenteritis
 Awasi tekanan darah dan nadi, Indikator keadekuatan volume
sirkulasi
 Awasi jumlah dan tipe haluaran urine.
 Ajarkan strategi muntah.
 Identifikasi dampak kehilangan cairan lanjut.
4. Perawat/Bidan melakukan evaluasi.
5. Perawat/Bidan melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan.
7. Bagan Alir

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait

10.Dokumen
Terkait
11. Rekam
Historis
Perubahan
h
v
c
o
u
k
l
.P
p
s
g
m
n
d
i
B
/
t
w
a
r
e
1) Balai Pengobatan
2) UGD
3) Rawat inap
Rekam medis

No
1.

2.

3.
4.
5.

6.

7.
8.
9.
Yang dirubah
Nama Puskesmas

Nomor dokumen

Nomor Revisi
Tanggal Terbit
Nama Puskesmas

Nomor dokumen

Nomor Revisi
Tanggal Terbit
Kebijakan
Isi Perubahan
Puskesmas Rawat Inap
Bukoposo
800/................/ASKEP/
PKM-BP/........./2017
1
........ Januari 2017
BLUD UPT Puskesmas
Rawat Inap Bukoposo
800/............/ASKEP/
BLUD-UPT/PKM-
BP/........./2019
2
........ Januari 2019
800/......./SK/BLUD-
UPT/PKM–BP/....../
2019 tentang Pelayanan
Klinis di BLUD UPT
Puskesmas Rawat Inap
Bukoposo
Tgl. Mulai
diberlakukan
..... Januari 2017

..... Januari 2017

..... Januari 2017


..... Januari 2019

..... Januari 2019

..... Januari 2019


..... Januari 2019
..... Januari 2019

Anda mungkin juga menyukai