Anda di halaman 1dari 5

SKISTOSOMIASIS

No Dokumen : /SOP.PKM/I /2020


Edisi/Revisi : 1 /0
SOP
Tanggal Terbit : 02 /01 /2020
Halaman : 1 /4
UPT Puskesmas Khamdan
Sindangresmi Pramana
1. Pengertian Skistosomiasis adalah salah satu penyakit infeksi parasit
yang disebabkan oleh cacing trematoda dari genus schistosoma
(blood fluke).
Terdapat tiga spesies cacing trematoda utama yang menjadi
penyebab skistosomiasis yaitu Schistosoma japonicum, Schistosoma
haematobium dan Schistosoma mansoni. Spesies yang kurang
dikenal yaitu Schistosoma mekongi dan Schistosoma
intercalatum.
Di Indonesia spesies yang paling sering ditemukan adalah
Schistosoma japonicum khususnya di daerah lembah Napu dan
sekitar danau Lindu di Sulawesi Tengah.
Untuk menginfeksi manusia, Schistosoma memerlukan keong
sebagai intermediate host. Penularan Schistosoma terjadi melalui
serkaria yang berkembang dari host dan menembus kulit pasien
dalam air.
Skistosomiasis terjadi karena reaksi imunologis terhadap telur
cacing yang terperangkap dalam jaringan. Prevalensi Schistosomiasis
di lembah Napu dan danau Lindu berkisar17% hingga 37%.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
pasien dengan skistosomiasis
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Sindangresmi Nomor .800/ /
SK.PKM/I/2020 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi Permenkes RI Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur Alat dan Bahan :
1. ATK
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Timbangan
5. Timer
6. Rekam medis
6. Langkah – Hasil Anamnesis (Subjective)
langkah Keluhan
1. Pada fase akut : Demam, nyeri kepala, nyeri tungkai,
urtikaria, bronkitis, nyeri abdominal. Biasanya terdapat
riwayat terpapar dengan air misalnya danau atau sungai 4-
8 minggu sebelumnya yang kemudian berkembang
menjadi ruam kemerahan.
2. Pada fase kronis :
a. Buang air kecil darah (hematuria), rasa tidak nyaman
hingga nyeri saat berkemih.
b. Nyeri abdomen dan diare berdarah.
c. Pembesaran perut, kuning pada kulit dan mata.
Faktor Risiko
Orang-orang yang tinggal atau datang berkunjung ke daerah endemik
di sekitar lembah Napudan Lindu Sulawesi Tengah dan mempunyai
kebiasaan terpajan dengan air baik di sawah maupun danau di
wilayah tersebut.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
 Pada skistosoma akut dapat ditemui :
- Limfadenopati
- Hepatosplenomegali
- Gatal pada kulit
- Demam
- Urtikaria
- Buang air besar berdarah
 Pada skistosoma kronik bisa ditemukan :
- Hipertensi portal de,ngan disertai distensi abdomen
hepatosplenomegali
- Gagal ginjal dengan anemia dan hipertensi
- Gagal jantung dengan gagal jantung kanan
- Intestinal polyposis
- Ikterus

Pemeriksaan Penunjang
Penemuan telur cacing pada spesimen tinja dan pada
spesimen urin.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan ditemukannya telur cacing dalam tinja dan sedimen
urin.
Diagnosis Banding : -
Komplikasi : Gagagl ginjal, gagal jantung
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Prazikuantel adalah obat pilihan yang diberikan karena dapat
membunuh semua spesies Schistosoma.
Dosis prazikuantel
- S.Mansoni, S.haematobium, S.intercalatum : 40 mg/kg
BB perhari oral dan dibagi dalam dua dosis perhari.
- S.japonicum, S.mekongi : 60 mg/kg BB perhari oral dan
dibagi dalam tiga dosis perhari.
Rencana Tindak Lanjut :
1. Setelah 4 minggu dapat dilakukan pengulangan pengobatan
2. Pada pasien dengan telur cacing,, positif dapat dilakukan
pemeriksaan ulang setelah satu bulan untuk memantau
keberhasilan pengobatan.

Konseling dan Edukasi


1. Hindari berenang atau menyelam di danau atau sungai di
daerah endemik skistosoma.
2. Minum air yang sudah dimasak untuk menghindari penularan
lewat air yang terkontaminasi
Kriteria Rujukan : pasien yang didiagnosis dengan skistosomiasis
(kronis) disertai komplikasi.

Peralatan
 Peralatan laboratorium sederhana untuk pemeriksaan
spesimen tinja dan sedimen urin.

Prognosis
Pada skistosomiasis akut, prognosis adalah dubia ad bonam
sedangkan yang kronis, prognosis menjadi dubia ad malam.
7. Bagan Alir
melakukan menegakan diagnose
Melakukan
pemeriksaan berdasarkan hasil
anamnesis
fisik pemeriksaan

menulis hasil Memberikan tata


anamnesa, laksana pada pasien
pemeriksaan dan sesuai hasil
diagnose ke pemeriksaan
rekam medic
8. Hal Yang
Perlu
Diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum
2. Ugd
3. Puskesmas Pembantu
10 Dokumen Rekam Medik
. Terkait

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai


Diberlakukan
SKISTOSOMIASIS
No. Dokumen : /SOP.PKM/ I /2020
Tgl. Terbit : 02 / 01 /2020
DAFTAR
Edisi/ Revisi : 1 /0
PUSKESMAS
TILIK
Tgl. Berlaku : 02 / 01 /2020
SINDANGRESMI
Halaman : 1/1
Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :

No Kegiatan Ya Tidak Tidak


Berlaku
1. Apakah Petugas Melakukan anamnesis
pada pasien ?

2. Apakah Petugas melakukan vital sign dan


pemeriksaan fisik ?
3. Apakah Petugas Memberikan tata laksana
pada pasien sesuai hasil pemeriksaan
?
4. Apakah menulis hasil anamnesa,
pemeriksaan dan diagnose ke rekam
medic ?
5. Apakah Petugas Menulis di buku Register
pasien?
CR : ..................%

Sindangresmi, .....................20
Pelaksana/Auditor

(.....................................)

Anda mungkin juga menyukai