Anda di halaman 1dari 2

PARAFIMOSIS

No.
:
Dokumen
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :

PUSKESMAS PESAGUAN

Pengertian Parafimosis merupakan kegawatdaruratan karena dapat


mengakibatkan terjadinya gangren yang diakibatkan preputium
penis yang diretraksi sampai di sulkus koronarius tidak dapat
dikembalikan pada kondisi semula dan timbul jeratan pada penis di
belakang sulkus koronarius..
Tujuan Sebagai pedoman kerja dalam tatalaksana kasus parafimosis
Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Pesaguan
Nomor : Tentang Jenis-Jenis Pelayanan Medis
Referensi 1. Permenkes No 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktek Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer
Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien (Subjective).
Keluhan
1. Pembengkakan pada penis
2. Nyeri pada penis
Faktor Risiko
Penarikan berlebihan kulit preputium (forceful retraction) pada laki-
laki yang belum disirkumsisi misalnya pada pemasangan kateter.

2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana


(Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Preputium tertarik ke belakang glans penis dan tidak dapat
dikembalikan ke posisi semula
2. Terjadi eritema dan edema pada glans penis
3. Nyeri
4. Jika terjadi nekrosis glans penis berubah warna menjadi biru
hingga kehitaman

3. Petugas melakukan penegakan diagnosis (Assessment)


No. ICD X : N47.2 Paraphimosis
Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis berdasarkan gejala klinis dan peneriksaan fisik
567
Diagnosis Banding
Angioedema, Balanitis, Penile hematoma
Komplikasi
Bila tidak ditangani dengan segera dapat terjadi ganggren

4. Petugas menyusun rencana penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Reposisi secara manual dengan memijat glans selama 3-5 menit.
Diharapkan edema berkurang dan secara perlahan preputium dapat
dikembalikan pada tempatnya.
2. Dilakukan dorsum insisi pada jeratan
Rencana Tindak Lanjut
Dianjurkan untuk melakukan sirkumsisi.

5. Petugas memberikan konseling dan edukasi


Setelah penanganan kedaruratan disarankan untuk dilakukan
tindakan sirkumsisi karena kondisi parafimosis tersebut dapat
berulang.

6. Petugas menetapkan kriteria rujukan


Bila terjadi tanda-tanda nekrotik segera rujuk ke layanan
sekunder.

7. Petugas menentukan prognosis


Prognosis bonam bila penanganan sesuai
Unit Terkait  Pelayanan pemeriksaan Umum
 Pelayanan Gawat Darurat
Dokumen Terkait  Rekam Medis

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan

2 dari 3

Anda mungkin juga menyukai