Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN REAKSI ANAFILATIK

No. Dokumen : 004/SOP-14/PKM-S/2022


SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 09 Maret 2022

Halaman : 1/3
Puskesmas Tanda tangan
dr.R.A. Emiria UK, M.Kes
Sekip Kepala Puskesmas
NIP.198012272009032002
1. Pengertian Suatu kegiatan/proses penanganan Reaksi analfilaktik merupakan sindrom klinis
akibat reaksi imunologis ( reaksi alergi) yang bersifat sisitemik, cepat dan hebat yang
dapat menyebabkan gangguan respirasi, sirkulasi, percernaan dan kulit.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membuat diagnosa dan terapi
rasional yang cepat dan tepat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 440/ /SK/PKM-S/III/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Ruangan Tindakan Puskesmas Sekip.

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/


Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/ a. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah- langkah 1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. Termometer
4. Senter
5. APD sesuai kewaspadaan standar
6. Anafilaktik kit

b. Petugas yang melaksanakan:


1. Dokter
2. Perawat

c. Langkah-langkah:
1. Petugas menerima pasien di ruang tindakan.
2. Petugas melakukan anamnesis :
Keluhan : suatu reaksi analfilaksis berbeda-beda gradasinya sesuai berat
ringannya reaksi antigen –antibodi atau tingkat sensitivitas seseorang
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik:
Pasien tampak sesak nafas, frekuensi nafas meningkat, sianosis karena
edema laring dan bronkosapsme. Hypotensi merupakan gejala yang
menonjol pada syok analfilaktik. Adanya takikardi, edema periorbital, mata
berair, hiperemi konjungtiva. Adanya tanda urtikaria dan eritema
4. Petugas menentukan kemungkinan diagnosa reaksi analfilaksis
5. Petugas melakukan tatalaksana :
- Posisi tredelenburg
- Berikan adrenalin 0,3-0,5ml dari larutan 1:1000 IM
- Berikan difenhiramin HCL5-10 mgIV atau hidrocortison 100-250mgIV
6. Petugas mengobservasi kondisi pasien
7. Petugas menentukan tindakan selanjutnya berdasarkan kondisi pasien(rawat
jalan atau rujuk ke RS)
8. Petugas mendokumentasikan kegiatan didalam rekam medis

SOP Penanganan Reaksi Anafilatik Hal 1 dari 2


6. Bagan Alir
Petugas menerima pasien
Rekam medis

Anamnesis : Pemeriksaan Fisik : Pasien tampak sesak nafas,


suatu reaksi analfilaksis berbeda-beda frekuensi nafas meningkat, sianosis karena edema
gradasinya sesuai berat ringannya laring dan bronkosapsme. Hypotensi merupakan
reaksi antigen –antibodi atau tingkat gejala yang menonjol pada syok analfilaktik. Adanya
takikardi, edema periorbital, mata berair, hiperemi
sensitivitas seseorang
konjungtiva. Adanya tanda urtikaria dan eritema

Kemungkinan
diagnosa

Bukan reaksi reaksi analfilaksis


analfilaksis

Petugas
Penatalaksanaan
mengobservasi
kondisi pasien

Tindakan Selanjutnya

Rujuk ke RS Rawat Jalan

Petugas mendokumentasikan
kegiatan dalam rekam medis

7. Hal-hal yang 1. Keadaan pasien


perlu 2. Timbul keluhan/gejala Penyakit lain
diperhatikan 3. Rujuk apabila diperlukan
8. Unit terkait 1. Unit Pendaftaran
2. Unit Tindakan
3. Unit Farmasi
9. Dokumen 1. rekam medis
terkait 2. balngko resep
3. blanko Rujukan

10. Rekaman NO Yang Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


historis Diubah
perubahan

SOP Penanganan Reaksi Anafilatik Hal 2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai