Anda di halaman 1dari 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Cegah Faktor Risiko PTM d

Sasaran : Masyarakat Wilayah Kerja PKM Lappadata

Hari/Tanggal : Sesuai Jadwal


Jam : 10.00 – 10.30 Wit

Waktu : 30 menit

I. Tujuan Instruksional Umum


peningkatan peran serta masyarakat secara mandiri dan berkesinambungan dalam
mencegah peningkatan kejadian PTM di masyarakat
.II. Tujuan Instruksional Khusus
Bertujuan untuk mendorong warga agar mandiri dalam penerapan gaya hidup sehat
melalui asupan makanan sehat dan seimbang, melakukan olah raga yang cukup, serta
menghindari rokok dan alcohol
III. Materi terlampir
1. Pengertian Cerdik
2. Mengapa Harus Cerdik
MATERI KONSELING

A. Pengertian CERDIK
CERDIK merupakan salah satu strategi dalam pengendalian Faktor Risiko Penyakit
Tidak Menular (FR PTM) yaitu pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat
secara mandiri dan berkesinambungan dalam mencegah peningkatan kejadian PTM di
masyarakat. Kegiatan pengendalian FR PTM bertujuan untuk mendorong warga agar
mandiri dalam penerapan gaya hidup sehat melalui asupan makanan sehat dan
seimbang, melakukan olah raga yang cukup, serta menghindari rokok dan alkohol
dengan perilaku CERDIK.

B. Mengapa harus melakukan CERDIK


CERDIK merupakan upaya pengembangan program Pengendalian FR Penyakit Tidak
Menular dengan penekanan ke aspek promotif preventif. Upaya tersebut dilakukan
melalui pemberdayaan perilaku CERDIK yaitu :
1. Cek kesehatan secara berkala
Pemeriksaan kesehatan secara dini dalam upaya pencegahan dan pengendalian FR
PTM. Pemantauan FR PTM dilakukan melalui pengukuran tinggi badan, berat
badan, lingkar perut, tekanan darah serta pemeriksaan gula darah sewaktu,
monitoring perilaku merokok, diet dan aktifitas fisik yang dilakukan secara rutin
dan periodik.
2. Enyahkan Asap Rokok
Peningkatan bermakna pada anak dan remaja  dan masih tingginya konsumsi rokok
di Indonesia terutama pada laki-laki tentu saja harus segera diatasi karena dampak
bahaya rokok dan asap rokok mengancam kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Hasil studi menunjukkan risiko kesehatan merokok pada remaja jauh lebih buruk
dibandingkan dengan orang dewasa yang merokok.
3. Rajin berolah raga / aktifitas fisik 
Olah raga sebagai pola hidup aktif merupakan upaya untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan. Pembinaan kebugaran jasmani pada waktu muda dapat
bermanfaat untuk pencapaian kesehatan dan kebugaran jasmani pada usia dewasa
dan usia lanjut. Aktifitas fisik dan olah raga tidak hanya bermanfaat untuk
kesehatan fisik anak dan remaja seperti peningkatan kekuatan otot dan tulang,
meningkatkan kesehatan jantung, peredaran darah dan mengontrol berat badan.
4. Diet sehat dengan gizi cukup dan kalori seimbang 
Diet sehat dengan kalori seimbang adalah pola konsumsi makanan yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,
mencakup pemilihan makanan rendah gula, rendah garam, rendah lemak, tinggi
serat dan kalori seimbang. Zat gizi yang dibutuhkan adalah karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral. Di dalam tubuh, zat-zat gizi tersebut berfungsi sebagai
sumber energi atau tenaga (karbohidrat dan lemak), sumber zat pembangun
(protein) untuk tetap tumbuh dan berkembang serta mengganti sel-sel tubuh yag
rusak dan sumber zat pengatur 9 vitamin dan mineral)
5. Istirahat yang cukup 
Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat
badan menjadi lebih segar. Tidur adalah kebutuhan dasar setiap orang. Tidur yang
cukup diharapkan bisa menjaga stamina dan kesehatan tubuh. Karena itulah setiap
orang harus memenuhi kebutuhan tidur yang durasinya disesuaikan dengan usia.
Kebiasaan tidur dimana dan kapan saja ini mempengaruhi pola hidup sehari-hari.
6. Kelola Stress
Stress merupakan suatu respon adaptif individu terhadap situasi yang diterima
seseorang sebagai suatu tantangan atau ancaman keberadaannya. Secara umum
orang yang mengalami stress merasakan perasaan khawatir, tekanan, letih,
ketakutan dan depresi

Kegiatan pengendalian faktor risiko PTM, berupa penerapan perilaku CERDIK,


diantaranya bertujuan untuk terwujudnya peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan
dan pengendalian faktor risiko PTM secara dini dan mandiri serta terselenggaranya deteksi
dini, monitoring dan tindak lanjut faktor risiko PTM pada masyarakat. Deteksi dini
berfungsi untuk mengurangi prevalensi PTM yang tinggi di Indonesia. Dengan melakukan
pengukuran tekanan darah, kadar gula darah, pemeriksaan kolesterol, lingkar perut, Body
Mass Indeks (BMI) menimbang berat badan, serta pemeriksaan tulang dimana semuanya
mengarah ke penyakit tidak menular

Pelaksana Kegiatan

Mustainah,Amd.Keb

Anda mungkin juga menyukai