2018
DAFTAR ISI
URAIAN Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... 1
PENDAHULUAN......................................................................................... 2
LATAR BELAKANG.................................................................................... 3
TUJUAN....................................................................................................... 4
PENGERTIAN.............................................................................................. 6
KEBIJAKAN................................................................................................. 10
PENGORGANISASIAN............................................................................... 12
KEGIATAN PMKP....................................................................................... 15
METODE...................................................................................................... 17
PENCATATAN DAN PELAPORAN............................................................. 19
MONITORING DAN EVALUASI.................................................................. 20
PENUTUP.................................................................................................... 24
1 PMKP RSMS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit serta Permenkes Nomor 46 tahun 2015 tentang akreditasi Rumah
Sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan pasien, diamanatkan bahwa
Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit adalah: keseluruhan
upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang menyangkut
struktur, proses dan outcome secara obyektif, sistematik dan berlanjut
memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien,
menggunakan peluang untuk meningkatkan pelayanan pasien, dan
memecahkan masalah-masalah yang terungkap sehingga pelayanan
yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan berhasil guna. 1
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat
rumusan sebagai berikut: Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien secara terus menerus,
melalui pemantauan, analisa dan tindak lanjut adanya penyimpangan dari
standar yang ditentukan. Upaya Peningkatan Mutu, Keselamatan dan
Kinerja Rumah Sakit yang dilaksanakan RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto berorientasi pada Visi, Misi, Moto dan nilai-nilai dan
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto yang merupakan bagian
dari Renstra rumah sakit. Adapun RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto adalah Prima Dalam Pelayanan Sub Spesialistik dan
Pendidikan Profesi.2 Sedangkan misinya adalah:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan sub spesialistik,
2. Menyelenggarakan pendidkikan, Penelitian dan Pengabdian
masyarakat di bidang Kesehatan
3. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui
peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan.
4. Mengembangkan sarana dan prasarana yang unggul, tepat dan
aman.
2 PMKP RSMS
5. Mengembangkan system manajemen yang handal, transparan,
akuntablel, efektif dan efisien.
Motto RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto adalah Melayani
Dengan Sepenuh Hati.
Visi, Misi dan Motto tersebut sebagai landasan dalam program
kegiatan Pedoman Mutu Keselamatan Pasien (PMKP) RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto Provinsi Jawa Tengah. Upaya PMKP ini
merupakan bagian dari Renstra RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto.
3 PMKP RSMS
masyarakat akan mutu pelayanan Rumah Sakit maka fungsi pelayanan
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto secara bertahap perlu
terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi
kepuasan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto dapat tercapai sesuai standar yang ditetapkan
maka perlu disusun Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Buku pedoman tersebut
merupakan konsep dan program peningkatan mutu pelayanan RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, yang disusun sebagai acuan
bagi pengelola RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dalam
melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit. Dalam
buku pedoman ini diuraikan tentang prinsip upaya peningkatan mutu,
langkah-langkah pelaksanaannya dan dilengkapi dengan indikator mutu.
4 PMKP RSMS
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Panduan ini merupakan konsep dasar dan prinsip upaya
peningkatan mutu ini dapat digunakan oleh pimpinan dan pelaksana
di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sebagai acuan
dalam melaksanakan Upaya Peningkatan Mutu, dan Keselamatan
Rumah Sakit (PMKRS) RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto.
2. Tujuan khusus :
a.Tercapainya persamaan persepsi dan komitmen bersama antar
pengambil kebijakan dan pelaksana kebijakan tentang Upaya
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto
b.Terlaksananya program Upaya Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto
c. Tercapainya budaya mutu, keselamatan dan kinerja di seluruh unit
kerja RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
5 PMKP RSMS
BAB II
DEFINISI
6 PMKP RSMS
Sebaiknya outcome yang buruk adalah kelanjutan struktur atau
proses yang buruk.
C. INDIKATOR KLINIS
Ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak terhadap
pelayanan yang mengarah adanya suatu masalah spesifik dan
memerlukan monitoring serta evaluasi. 11
D. INDIKATOR MANAJERIAL
Ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas kinerja manajemen dan berdampak terhadap
pelayanan yang mengarah adanya suatu masalah spesifik dan
memerlukan monitoring serta evaluasi. 11
7 PMKP RSMS
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
8 PMKP RSMS
yang meliputi asessmen resiko, identifikasi dan pengeloalaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. 8
10 PMKP RSMS
BAB III
KEBIJAKAN
12 PMKP RSMS
tidak diharapkan terjadi dan mengurangi risiko terhadap keselamatan
pasien dan staf.
25. Pimpinan rumah sakit melaporkan hasil pantauan kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit kepada pemilik
secara berkala sesuai ketetapan.
13 PMKP RSMS
BAB IV
PENGORGANISASIAN
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
DIREKTUR
Hubungan Kerja antara Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dengan Komite
lain adalah berdasarkan hubungan kerja koordinasi.
Komite lain yg dimaksud disini adalah:
1. Komite Etik Rumah Sakit
2. Komite Medik
3. Komite Keperawatan
4. Komite PPI
5. Komite PPRA
11 PMKP RSMS
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
(KMKP)
1. Uraian Tugas Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien:
a. Mengkoordinir dan bertanggung jawab semua kegiatan komite.
b. Merekomendasikan prioritas peningkatan mutu dan keselamatan pasien
RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto
c. Memastikan bahwa semua pengukuran (indikator) yang dibutuhkan telah
dilakukan, termasuk frekuensi pengumpulan data serta validasi data.
d. Meninjau analisis data yang dikumpulkan.
e. Mengambil tindakan dalam menanggapi masalah kinerja yang ada atau
memberikan laporan/rekomendasi kepada direksi RS.
f. Memastikan kegiatan keselamatan pasien di Rumah Sakit berjalan dengan
baik
g. Memantau Kegiatan keselamatanpasien di Rumah sakit sesuai dengan
program yang telah ditetapkan.
h. Menetapkan FMEA dan RCA
i. Mengambil tindakan dalam menanggapi masalah insiden keselamatan
pasien atau memberikan laporan/ rekomendasi kepada direksi RS.
12 PMKP RSMS
a. Membuat usulan rancangan kebijakan/SPO sistem manajemen Mutu
b. Membuat panduan indikator mutu RS
c. Memonitor program indikator mutu RS secara aktif
d. Membuat analisis kegiatan pengembangan mutu RS
e. Membuat kerangka acuan/program Diklat Penilaian mutu
f. Membuat rekapitulasi dan analisis capaian indkator mutu RS
g. Membuat evaluasi indicator yang digunakan secara berkala.
h. Membuat laporan evaluasi pencapaian rekomendasi oleh unit kerja.
i. Melakukan tracer validasi data.
j. Rapat koordinasi dengan unit kerja.
k. Membuat laporan evaluasi pencapaian mutu pelayanan medis.
13 PMKP RSMS
BAB V
KEGIATAN PMKP
14 PMKP RSMS
3. Indikator mutu Sasaran Keselamatan Pasien yaitu indikator mutu yang
mengukur kepatuhan staf dalam penerapan sasaran keselamatan pasien dan
budaya keselamatan
15 PMKP RSMS
E. PROSES PENGUMPULAN DATA, ANALISIS, FEEDBACK DAN PEMBERIAN
INFORMASI KE STAFF
Data pantauan yang diperoleh dari unit kerja atau PIC dikumpulkan setiap hari,
selanjutnya di input melalui sistem yang ada pada masing masing unit kerja.
Selanjutnya masing masin kepala unit melaporkan kepada Direktur dan komite
terkait sesuai dengan data yang diperoleh.
Komite bersama sama dengan bidang dan nagian terkait melakukan kajian dan
analisa. Setelah dilakukan kajian dan analisa di feedbackkan ke unit kerja dan
staf untuk dilakukan tindaklanjut.
Validasi data adalah alat penting untuk memahami mutu dari data dan untuk
menetapkan tingkat kepercayaan (confidence level) para pengambil keputusan
terhadap data itu sendiri. Validasi data menjadi salah satu langkah dalam proses
menetapkan prioritas penilaian, memilih apa yang harus dinilai, memilih dan
mengetes indikator, mengumpulkan data, validasi data dan menggunakan data
untuk peningkatan
a) Kebijakan data yang harus divalidasi yaitu
1. Merupakan pengukuran area klinik baru;
2. Bila ada perubahan sistem pencatatan pasien dari manual ke elektronik
sehingga sumber data berubah ;
3. Bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui di web site rumah
sakit atau media lain
4. Bila ada perubahan pengukuran
5. Bila ada perubahan data pengukuran tanpa diketahui sebabnya
6. Bila ada perubahan subyek data seperti perubahan umur rata rata
pasien, protokol riset diubah, panduan praktik klinik baru diberlakukan,
ada teknologi dan metodologi pengobatan baru
b) Proses validasi data mencakup namun tidak terbatas sebagai berikut :
1. Mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam
proses pengumpulan data sebelumnya (data asli)
2. Menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih
secara statistik. Sample 100 % hanya dibutuhkan jika jumlah
pencatatan, kasus atau data lainnya sangat kecil jumlahnya.
3. Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang
4. Menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang
ditemukan dengan total jumlah data elemen dikalikan dengan 100.
Tingkat akurasi 90 % adalah patokan yang baik.
16 PMKP RSMS
5. Jika elemen data yang diketemukan ternyata tidak sama, dengan
catatan alasannya (misalnya data tidak jelas definisinya) dan dilakukan
tindakan koreksi
6. Koleksi sample baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk
memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan
c) Proses validasi data yang akan dipublikasi di web site atau media lainnya
agar diatur tersendiri, dan dapat menjamin kerahasiaan pasien dan
keakuratan data.
17 PMKP RSMS
a)Data dari indikator mutu unit dan indikator mutu prioritas rumah sakit,
b)Data hasil monitoring kepatuhan panduan praktik klinis dan clinical pathway di
tingkat kelompok staf medis dan di tingkat prioritas rumah sakit,
c) Data dari hasil surveilans infeksi,
d)Data dari pelaporan insiden keselamatan pasien, dan
e)Data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja menggunakan
indikator mutu)
f) Data hasil pengukuran budaya keselamatan
g)Integrasi seluruh data diatas baik di tingkat rumah sakit dan unit kerja meliputi:
1. pengumpulan
2. pelaporan
3. analisa
4. validasi dan
5. publikasi indikator mutu
BAB VI
METODE
18 PMKP RSMS
Pengendalian kualitas mutu pada dasarnya adalah pengendalian kualitas kerja
dan proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan (quality os customers
satisfaction) yang dilakukan setiap orang dari bagian di RSUD Prof Dr Margono
Soekarjo. Upaya Peningkatan Mutu di atas mengacu pada siklus pengendalian
(Control Cycle) dengan memutar siklus “Plan-Do-Check-Action” (P-D-C-A) =
Relaksasi (rencanakan – laksanakan – periksa –aksi).
Pola P-D-C-A ini dikenal sebagai “siklus Shewart”, karena pertama kali
dikemukakan oleh Walter Shewhart beberapa puluh tahun yang lalu. Namun dalam
perkembangannya, metodologi analisis P-D-C-A lebih sering disebuit “siklus Deming”.
Hal ini karena Deming adalah orang yang mempopulerkan penggunaannya dan
memperluas penerapannya. Dengan nama apapun itu disebut, P-D-C-A adalah alat
yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan secara terus menerus (continous
improvement) tanpa berhenti. Konsep P-D-C-A tersebut merupakan panduan bagi
setiap manajer untuk proses perbaikan kualitas (quality improvement) secara rerus
menerus tanpa berhenti tetapi meningkat ke keadaaan yang lebih baik dan dijalankan
di seluruh bagian organisasi, seperti tampak pada gambar 2.
Peningkatan
A P Pemecahan masalah
C D dan peningkatan
A P Standar
Pemecahan
C Dmasalah
dan peningkatan
Standar
Gambar 2. Siklus dan Proses Peningkatan PDCA
19 PMKP RSMS
dibandingkan dengan dampak yang secara umum telah dicapai. Prinsip PSBH
adalah:
A. Menggunakan sumber daya setempat yang ada untuk mengatasi masalah.
B. Mengatasi masalah bagian demi bagian dengan setiap kali mengambil bagian
yang kecil, realistik dan dapat dikelola, kemudian mengatasi setiap bagian kecil
tersebut sebelum mengatasi bagian lain yang lebih besar.
Proses PSBH memiliki langkah-langkah :6
A. Mendefinisikan masalah
Dalam mendefinisikan masalah harus jelas dan pasti tentang sifat, besar, sebab,
dan faktor-faktor penunjangnya.
B. Mendefinisikan suatu solusi
Jenis-jenis solusi adalah pelatihan penyuluhan, sosialisasi, tindakan medis atau
keperawatan, perbaikan dan efesiensi manajemen, usaha “income generating”,
perbaikan peraturan, peningkatan lingkungan kerja, kerja sama dengan pihak
lain. Setelah mendefinisikan jenis solusi untuk mengatasi masalah, kemudian
tulis solusi tersebut dalam bentuk pertanyaan yang baik. Pertanyaan yang baik
adalah relevan, didefinisikan dengan baik, dapat dijawab.
C. Menyusun rencana kerja yang baik.
Menyusun rencana kerja yang baik/ plan of action (POA) terdiri dari :
1. Alat untuk mengatur kegiatan
2. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan
3. Alat untuk komunikasi dengan pihak lain
POA terdiri dari 5 komponen utama adalah mengapa (latar belakang), apa
(tujuan), bagaimana (langkah-langkah yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan,
evaluasi, kesinambungan; rencana waktu, rencana anggaran), evaluasi dan
kesinambungan. POA tidak boleh lebih dari 3 halaman.
BAB VII
PENCATATAN & PELAPORAN
20 PMKP RSMS
A. PENCATATAN
1. Pencatatan Indikator mutu, sensus harian dilakukan oleh unit masing-
masing.
Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator klinis,
indikator manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien, indikator JCI
library measurement dikumpulkan di Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi
kemudian dilaporkan kepada sub komite masing-masing untuk dilanjutkan
kepada Ketua Komite Mutu, Keselamatan Pasien dan Kinerja untuk direkap
dan diterbitkan FTKP (Form Tindakan Korektif dan Pencegahan).
2. Pencatatan program PMKP dilaksanakan setiap akhir kegiatan dan tiap
triwulan pelaporan kegiatan dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit secara
periodik tiap triwulan melalui Pelaporan Realisasi Program Kerja PMKP
untuk ditindak lanjuti. Tindak lanjut yang dilakukan ini kemudian akan
dievaluasi ulang untuk melihat apakah proses perbaikan sudah terlaksana
atau tidak.
3. Pencatatan insiden keselamatan pasien :
Setiap terjadi insiden keselamatan pasien unit langsung membuat laporan
insiden untuk dilaporkan kepada sub komite keselamatan pasien, kemudian
dilakukan RCA dan dilakukan pembahasan dengan sub komite KPRS dan
Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien bersama Manajemen RS tiap
hari Selasa.
22 PMKP RSMS
BAB VIII
MONITORING & EVALUASI
A. MONITORING
23 PMKP RSMS
Monitoring program KMKP melalui pertemuan KMKP dengan pimpinan secara
rutin dan beberapa kegiatan melalui Audit internal RSUD Prof Dr Margono
Soekarjo Purwokerto.
B. EVALUASI KEGIATAN
1. Program Mutu dan Keselamatan pasien yang dilaksanakan oleh KMKP
dievaluasi secara berkala oleh seluruh jajaran manajemen RSUD Prof Dr
Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Evaluasi pedoman, kebijakan dan SPO mutu dan keselamatan pasien
dilakukan secara berkala (paling lama 3 tahun) oleh KMKP
3. Komite Mutu, Keselamatan dan Kinerja RSUD Prof Dr Margono Soekarjo
melakukan evaluasi kegiatan dan membuat kajian untuk rekomendasi
tindaklanjut
4. Setiap unit kerja melakukan evaluasi dan rekomendasi tindak lanjut unit
setiap bulan.
C. DOKUMEN BUKTI
Laporan pelaksanaan program KMKP
1. Laporan pelaksanaan pemantauan indikator mutu klinik, indikator mutu
manajerial dan sasaran keselamatan pasien
2. Laporan Hasil Audit klinik
3. Laporan FMEA dan RCA
4. Laporan pelaksanaan Pelatihan-pelatihan internal
5. Laporan kegiatan Tim PPI
6. Laporan pemantauaan indikator mutu pelayanan rumah sakit
7. Laporan Realisasi pencapaian program KMKP
DIREKTUR
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
REFERENSI
24 PMKP RSMS
2. Wiyono. Djoko, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan: teori, strategi, dan
aplikasi. Surabaya, Airlangga University Press, 2000
3. Depkes RI, Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(Patient
Safety), Jakarta, 2006
4. Anonim, Buku Panduan Problem Solving for Better Health. Jakarta,
Yayasan Menuju Sehat, 2006
5. Permenkes No.11 tahun 2017, Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Jakarta,
Menteri Kesehatan RI, 2017
6. KKP-RS, Pedoman pelaporan Insiden Kesehatan Pasien (IKP), Jakarta :
PERSI – KKP-RS, 2008
7. Machmud, Rizanda, Jurnal Kesehatan Masyarakat : Manajemen mutu
pelayanan kesehatan, 2008
8. PMK No.1348 tahiun 2008, Standar Praktik Kedokteran, Jakarta ,
Kementerian Kesehatan RI, 2008
9. Depkes RI, Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Jakarta, Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik, 2008
10. Willams, John R, Panduan Etika Medis. Penerjemah PSIK FK UMY.
Yogyakarta : PSIK FK UMY, 2005.
11. PERSI-MAKERSI. Pedoman Pengorganisasian Komite Etik Rumah Sakit
dan Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit Indonesia, 2010
12. Ilyas, Yalis, Kinerja : Teori, Penilaian & Peneitian. Jakarta : Badan Penerbit
FKM UI, 1999
13. Hadianto, Tridjoko, Kode Etik Rumah Sakit (KODERSI), Jakarta, Depkes
RI, 2000
14. Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Buku Saku Tanggung Jawab
Apoteker Terhadap Keselamatan Pasien (Patient Safety), Jakarta, Depkes RI
2008.
25 PMKP RSMS