Nomor : SK / / I / 2018
Tentang
Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dilingkup Rumah Sakit
Umum daerah Palabuhanratu yang efektif dan efisien sesuai dengan standar yang berlaku,
maka diperlukan kamus indikator mutu Rumah Sakit Umum daerah Palabuhanratu.
2. Bahwa sehubungan dengan huruf 1 diatas, telah disusun Kamus Indikator Mutu Rumah
Sakit Umum daerah Palabuhanratu
3. Bahwa sehubungan dengan Kamus Indikator Mutu tersebut dalam huruf 2 maka perlu
ditetapkan dalam ketetapan Kepala Rumah Sakit Umum daerah Palabuhanratu
Mengingat :
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 / Menkes / Per / VIII / 2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
MENETAPKAN
Menetapkan :
Pertama : Ketetapan Kepala Rumah Sakit Umum daerah Palabuhanratu tentang Penetapan
pemberlakuan Kamus Indikator Mutu dan keselamatan pasien di lingkungan Rumah Sakit
Umum daerah Palabuhanratu.
Kedua : Penetapan Kamus Indikator Mutu di lingkungan Rumah Sakit Umum daerah
Palabuhanratu sebagaimana dimaksud Diktum Kesatu terlampir dalam keputusan ini.
Keempat : Ketetapan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan. Apabila ditemukan
kekeliruan dikemudian hari maka akan diadakan perubahan atau perbaikan seperlunya.
Ditetapkan di : Palabuhanratu
DIREKTUR
NIP.
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhoNya Kamus Indikator Mutu
Rumah Sakit Umum daerah Palabuhanratu dapat terselesaikan. Buku ini berisi penjelasan tentang
Indikator Mutu yang telah ditetapkan di Rumah Sakit Umum daerah Palabuhanratu sekaligus merupakan
pedoman bagi pengukuran dan evaluasi mutu dalam rangka pelaksanaan upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
Tersusunnya Kamus Indikator Mutu ini merupakan wujud dari komitmen rumah sakit dalam
upaya memberikan pelayanan yang semakin berkualitas melalui upaya-upaya pemantauan terhadap
indikator mutu yang menjadi prioritas sesuai dengan ketersediaan sumber daya yang ada. Indikator mutu
dimaksud akan selalu dimonitor, dianalisa, dievaluasi serta dikembangkan agar menjangkau dimensi
mutu yang semakin luas dalam rangka memberikan pelayanan yang makin berkualitas serta aman
kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab terhadap tugas yang dipercayakan oleh pemerintah
dan masyarakat.
Kami menyadari buku ini masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan, sehingga akan lebih sempurna di masa mendatang.
Akhirnya dengan dikeluarkannya Kamus Indikator Mutu ini, semoga pelaksanaan upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat berjalan sesuai dengan harapan kita bersama.
Tim Penyusus
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mutu adalah faktor yang mendasar dari pelanggan. Mutu adalah penentuan pelanggan
berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan terhadap produk dan jasa pelayanan,
mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya dirasakan, operasional
teknik atau subyektif sama sekali dan selalu menggambarkan target yang bergerak dalam pasar
yang kompetitif (Wiyono, 1999).
Berbagai definisi tentang mutu berikut memberikan gambaran bahwa mutu mengandung
pengertian yang luas, sebagai contoh : Juran menyebutkan bahwa mutu produk adalah
kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan; Crosby
mendefinisikan mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan
atau distandarkan; Deming mendefinisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian dengan
kebutuhan pasar; Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya;
Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Dari berbagai definisi tersebut diatas memberikan gambaran bahwa mutu memiliki dimensi yang
luas, namun secara keseluruhan definisi tentang mutu menggambarkan sesuatu yang penting
untuk diwujudkan oleh organisasi sebagai bukti kemampuan organisasi memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada masyarakat.
Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur atau fenomena yang dapat diukur. Indikator mutu
asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat mengacu pada indikator yang relevan
berkaitan dengan struktur, proses, dan outcomes. Selanjutnya Indikator dispesifikasikan dalam
berbagai kriteria. Penetapan indikator mutu adalah mutlak diperlukan agar organisasi dapat
mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan dalam berbagai dimensi serta selanjutnya dapat
mengambil tindak lanjut atas hasil evaluasi yang diperoleh sebagai dasar melakukan upaya-
upaya untuk meningkatkan hasil kearah yang lebih baik lagi.
Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan standar yang diasumsikan
relevan dan berlaku sesuai dengan aspek-aspek struktur, proses, dan outcome dari organisasi
pelayanan kesehatan tersebut.
Indikator mutu rumah sakit akan mencerminkan mutu pelayanan dari rumah sakit tersebut.
Fungsi dari penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan
manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan Ketetapan dalam rangka
perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum Tujuan umum penyusunan kamus indicator mutu RSUD Palabuhanratu adalah
untuk memberikan pedoman dalam upaya pengelolaan mutu dan keselamatan pasien di
RSUD Palabuhanratu
2. Tujuan Khusus a.
a. Menjadi panduan dalam mengontrol mutu pelayanan.
b. Mengarahkan upaya-upaya peningkatan mutu lebih spesifik dan terarah
c. Memberikan kemudahan bagi unit kerja dalam memahami indicator mutu yang
dimaksud
C. RUANG LINGKUP DAN TATA URUT
Ruang lingkup kamus Indikator ini meliputi jenis dan macam indicator mutu yang telah
ditetapkan melalui Surat keputsan Kepala Rumah Sakit baik pada area manajemen, area klinis
maupun sasaran keselamatan pasien dengan Kay Performa Indicator untuk masing-masing
indicator yang dipilih.
Tata urut penyusunan kamus indicator mutu ini meliputi:
Bab 1 : Pendahuluan Bab 2 : Indikator mutu utama Bab 3 : format pencatatan Bab 4 : Penutup
D. LANDASAN
Penyusunan Kamus Indikator Mutu ini didasarkan pada berbagai regulasi sebagai berikut:
1. Undang-undang no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang-undang 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
4. Undang-undang no 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik;
5. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 129/MENKES/PER/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran.
7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien;
BAB II
JUDUL INDIKATOR Kelengkapan Pengkajian Awal Pasien Rawat Inap Baru dalam 24 Jam
DEFINISI OPERASIONAL Assesmen awal adalah proses mengumpulkan data yang dibutuhkan yang
diperoleh dari pasien dalam menghasilkan keputusan tentang
perencanaan pengobatan/ tindakan selanjutnya dalam perawatan.
Assesmen awal medis yang lengkap di ruang perawatan adalah rekam
medis yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam < 24 jam sejak pasien di
rawat inap. riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu,
riwayat penyakit dalam keluarga, riwayat pekerjaan, status sosial, status
ekonomo, pemeriksaan umum, pemeriksaan penunjang, diagnosa kerja,
diagnosa banding, pengobatan dan rencana pelayanan. Assesmen awal
keperawatan yang lengkap di ruang perawatan adalah rekam medik yang
telah diisi lengkap oleh perawat dalam waktu < 24 jam sejak pasien
dirawat inap. yang meliputi identitas pasien, aktifitas, proteksi, nutrisi,
eliminasi , seksual/ reproduksi , kebutuhan komunikasi, pendidikan
kesehatan, respon emosi, respon kognitif, sistem sosial, daftar masalah
keperawatan.
KRITERIA INKLUSI Semua pasien dengan pengkajian awal pasien
KRITERIA EKSLUSI
SUMBER DATA Rekam Medis Pasien
TIPE INDIKATOR Proses dan Outcome
AREA MONITORING Instalasi Rawat Inap dan Instalasi Pelayanan Intensif
FREKUENSI Bulanan
PERIODE ANALISA 3 Bulan
NUMERATOR Jumlah pengkajian awal pasien dalam 1 bulan yang diisi lengkap dalam 24
jam
DENUMERATOR Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan
STANDAR 100%
PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruangan
b. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
d. KeLengkapan pengisian rekam medis 24 jam sejak setelah pasien selesai pelayanan rawat inap
JUDUL INDIKATOR KeLengkapan pengisian rekam medis 24 jam sejak setelah pasien selesai
pelayanan rawat inap
DEFINISI OPERASIONAL Rekam Medis yang lengkap adalah rekam medis yang lengkap diisi oleh
staf medis yang meliputi : identitas pasien, riwayat keluar masuk, resume
dan instruksi dokter (dinyatakan lengkap/tidak lengkap oleh petugas
IRM). Rekam Medik harus disetor ke IRM selambat-lambatnya 2 x 24 jam
setelah selesai pelayanan rawat inap
KRITERIA INKLUSI
KRITERIA EKSLUSI
SUMBER DATA Rekam Medis Pasien
TIPE INDIKATOR Proses dan Outcome
AREA MONITORING instalasi Ranap
FREKUENSI Setiap hari
PERIODE ANALISA 3 bulan
NUMERATOR Jumlah Catatan Rekam Medis yang lengkap dan Benar dalam 2 x 24 jam
perbulan
DENUMERATOR Jumlah catatan rekam medis pada bulan tersebut
STANDAR 100%
PENANGGUNG JAWAB Ka sie rekam medis
JUDUL INDIKATOR JUMLAH KARYAWAN YANG DAPAT PELATIHAN > 20 JAM PERTAHUN
DEFINISI OPERASIONAL Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan kompetensi karyawan yang
dilakukan baik di rumah sakit ataupun diluar rumah sakit yang bukan
merupakan pendidikan formal.
KRITERIA INKLUSI
KRITERIA EKSLUSI
SUMBER DATA Daftar pelatihan karyawan di Bidang Diklat
TIPE INDIKATOR Proses
AREA MONITORING Seluruh area rumah sakit
FREKUENSI Tahunan
PERIODE ANALISA Satu Tahun
NUMERATOR Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun
DENUMERATOR Jumlah seluruh karyawan rumah sakit
STANDAR 60%
PENANGGUNG JAWAB Kabid Diklat
b. Verifikasi pelaporan hasil kritis laboratorium dengan tekhnis readback dari petugas ranap kepada
DPJP dan ditandatangani
JUDUL INDIKATOR Verifikasi pelaporan hasil kritis laboratorium dengan tekhnis readback
dari petugas ranap kepada DPJP dan ditandatangani
DEFINISI OPERASIONAL Hasil kritis pemeriksaan laboratorium adalah hasil harus segera
disampaikan oleh dokter laboratorium pada jam kerja atau analis
penanggung jawab diluar jam kerja pada DPJP (Dokter Penanggung Jawab
Pasien) karena hasil tersebut menggambarkan nilai yang harus segera
ditangani. Yang dimaksud dengan hasil kritis (critical value) adalah : a. CK-
MB mass ( Tinggi >2 x batas atas Nilai Normal) b. Troponin – T ( jika
positip ) c. Myoglobin ( jika positip) d. Glukosa darah ( < 45 mg/dl atau >
400 mg/dl ) e. Elektrolit Abnormal : - Na < 125 mmol/l atau > 160 mmol/L
- K < 2,5 mmol/l atau > 6,0 mmol/L f. Calcium < 7 g/dl atau > 12 g/dl g. HB
< 8 gr/dl atau > 18 g/dl h. Thrombocit < 100.000/ul atau > 800.000/ul
(khusus puntuk pasien yang bukan dengan diagnose DHF) i. WBC <
1000/ul atau > 50.000/ul j. APTT > 100 detik atau APTT khusus pasien
yang sedang diheparinisasi k. INR > 5 l. Analisa LCS (Cairan Otak) harus
segera dikerjakan dan dilaporkan (khusus jumlah Sel) Prosedur Readback
adalah kegiatan untuk memastikan setiap instruksi verbal dilakukan
dengan benar dan sesuai instruksi, dengan cara membacakan kembali
instruksi: dan mengkonfirmasi apa yang sudah dituliskan dengan dibaca
ulang dan /atau dengan ejaan huruf alphabet instruksi obat sound a like
KRITERIA INKLUSI Seluruh hasil kritis pemeriksaan laboratorium yang dilaporkan ke
ruangan/petugas rawat inap
KRITERIA EKSLUSI
SUMBER DATA Rekam medis
TIPE INDIKATOR Proses
AREA MONITORING Rawat inap
FREKUENSI Setiap bulan
PERIODE ANALISA Setiap tiga bulan
NUMERATOR Jumlah verifikasi pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium dengan
teknik READBACK dari petugas rawat inap kepada DPJP dan ditanda
tangani dalam 24 jam (hitung per jumlah pemeriksaan)
DENUMERATOR Jumlah seluruh hasil kritis pemeriksaan laboratorium dalam satu bulan
yang dilaporkan ke ruangan/petugas rawat inap ( hitung per-jumlah
pemeriksaan)
STANDAR 100%
PENANGGUNG JAWAB Kepala laboratorium
JUDUL INDIKATOR Persentase tindakan SC yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan
37 - 42 minggu dengan bayi posisi normal hidup
DEFINISI OPERASIONAL Wanita pada kehamilan pertama dengan satu bayi dan posisi normal
melahirkan dengan proses persalinan cesarean section pada usia
kehamilan 37-42 minggu adalah apa bila pemeriksaan dokter kandungan
telah menyatakan bahwa kehamilan pertama dengan satu bayi dan posisi
normal yang dapat dilakukan persalinan dengan normal, maka ketika
melahirkan dengan proses persalinan cesarean section pada usia
kehamilan 37-42 minggu maka merupakan operasi SC yang seharusnya
tidak dilakukan, namun dapat diusahan normal
KRITERIA INKLUSI Prinsip pengkodingan diagnosa ICD untuk cesarean section seperti
dijelaskan pada Apendiks A, tabel 11.06 pada wanita dengan usia
kehamila 37-42 minggu.
KRITERIA EKSLUSI 1. Prinsip pengkodingan diagnosa ICD untuk kontraindikasi terhadap
persalinan per vaginal 2. Kehamilan risiko tinggi
SUMBER DATA Rekam medik
TIPE INDIKATOR Proses dan outcome
AREA MONITORING Ruang Perawatan Kebidanan dan Instalasi Kamar Bedah
FREKUENSI Bulanan
PERIODE ANALISA Setiap tiga bulan
NUMERATOR Jumlah pasien dengan operasi SC pada kehamilan pertama dengan satu
bayi dan posisi normal usia kehamilan 37-42 minggu dalam 1 bulan
DENUMERATOR Jumlah pasien pada kehamilan pertama yang melahirkan bayi tunggal
hidup dengan posisi normal pada usia kehamilan 37-42 minggu dalam 1
bulan TARGET 0% KRITERIA
STANDAR 100%
PENANGGUNG JAWAB Ka Ruang Perawatan Kebidanan dan Instalasi Kamar Bedah
JUDUL INDIKATOR Bayi Baru Lahir Tidak Mendapat Asi Eksklusif Selama Rawat Inap
DEFINISI OPERASIONAL Pemberian air susu ibu saja kepada bayi umur 0-6 bulan tanpa diberikan
makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi(pengobatan
penyakit)selama masa rawat inap
KRITERIA INKLUSI Semua bayi baru lahir selama rawat inap di rumah sakit
KRITERIA EKSLUSI Bayi yang menderita galaktosemia, maple syrup urine, dan fenilktonuria
SUMBER DATA Rekam medik
TIPE INDIKATOR Proses dan outcome
AREA MONITORING Unit perinatology
FREKUENSI Bulanan
PERIODE ANALISA Setiap tiga bulan
NUMERATOR Jumlah seluruh bayi baru lahir pada bulan tersebut
DENUMERATOR Jumlah bayi baru lahir yang tidak mendapatkan asi ekslusif selama masa
rawat inap
STANDAR 100%
PENANGGUNG JAWAB Ka ruang perinatologi
JUDUL INDIKATOR PASIEN ASMA ANAK YANG TIDAK MENERIMA BRONKHODILATOR SELAMA
MASA RAWAT INAP
DEFINISI OPERASIONAL Pemberian obat bronchodilator pada pasien asma anak < 15 tahun
selama masa rawat inap.
KRITERIA INKLUSI
KRITERIA EKSLUSI
SUMBER DATA Rekam Medik
TIPE INDIKATOR Proses dan Outcome
AREA MONITORING Instalasi rawat inap dan Instalasi pelayanan instensif
FREKUENSI Bulanan
PERIODE ANALISA Setiap Tiga Bulan
NUMERATOR Jumlah pasien anak dengan asma bronkilae yang mendapatkan terapi
bronkhodilator sistemik dalam 1 bulan
DENUMERATOR Jumlah seluruh pasien asma
STANDAR 0%
PENANGGUNG JAWAB ka komite medis
BAB III
FORMAT PENCATATAN
No Tanggal Nama No Rekam Jam pasien masuk Jam pasien selesai Interval waktu
Pasien Medik Rawat inap dilakukan assessment pencapaian
keperawatan
1
2
3
4
5
Verifikasi :
d. KeLengkapan pengisian rekam medis 24 jam sejak setelah pasien selesai pelayanan rawat inap
No Tanggal Nama No RM Jam pasien masuk Jam pasien selesai Interval waktu
Pasien
rawat inap dilakukan assesmen pencapaian
keperawatan
1
2
3
4
5
Verifikasi:
No Tanggal Nama Jabatan Masa Status Pegawai Yang Dapat Pelatihan Ket
pegawai kerja > 20 Jam Pertahun
1
2
3
4
5
Verifikasi:
No Tanggal Nama petugas Jam kejadian Jam selesai Rentang waktu Ket
penanganan alat kerusakan alat perbaikan alat pengerjaan alat
1
2
3
4
5
Verifikasi:
b. Verifikasi pelaporan hasil kritis laboratorium dengan tekhnis readback dari petugas ranap kepada
DPJP dan ditandatangani
No Tanggal Profesi Area Jumlah intruksi Jumlah intruksi verbal Jumlah insiden Ket
verbal yang yang telah di read back kesalahan pemberian
teridentifikasi dengan tepat dan benar obat sound alike
1
2
3
4
5
Verifikasi:
No Tanggal Ruangan Jumlah obat higt alert yang Jumlah obat Nama obat higt alert Ket
diberikan label sesuai high alert yang yang tidak diberikan
standart di pantau label (KNC)
1
2
3
4
5
Verifikasi:
d. Tidak Ada Kejadian Operasi Salah Sisi
No Tanggal Nama No RM Tindaka Site marking Site marking Dilaksanakan oleh Ket
Ya/tidak
pasie n tepat danbenar dokter operator
Ya/tidak
n operasi dengan wawancara
pasien
Ya/tidak
1
2
3
4
5
Verifikasi:
N Tanggal Nama pasien Tanggal Dokter Indikasi ∑ pasien primigravida usia Ket
o pesalinan lahir/umu operattor SC kehamilan 37 – 42 mgg dengan bayi
r posisi normal tunggal hidup bulan
ini
1
2
3
4
5
Verifikasi:
No Tanggal Nama No Jenis susu Alasan tidak diberikan Jumlah BBL Ket
persalinan bayi RM yang diberikan ASI Ekslusif (diluar yang Pulang
kriteria ekslusif) bulan ini
1
2
3
4
5
Verifikasi :
BAB IV
PENUTUP
Pemenuhan tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan yang bermutu tinggi
harus menjadi prioritas dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Keterjaminan mutu dan keselamatan
pasien akan memberi kontribusi yang dominan terhadap kepercayaan masyarakat yang berdampak pada
eksistensi institusi ditengah persaingan global.
Keberadaan indikator klinik mutu pelayanan dan keselamatan pasien rumah sakit bermanfaat
untuk mengukur mutu pelayanan di rumah sakit. Oleh karena itu, keberhasilan dalam mempertahankan
mutu serta upaya yang terus-menerus dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
harus terus dilaksanakan. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan upaya yang terpadu dari semua
komponen terlibat dalam pelayanan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini diperlukan
komitmen pimpinan rumah sakit dan seluruh staf serta karyawan untuk turut bertanggungjawab dalam
rangka mewujudkan mutu pelayanan yang berkualitas serta aman.
Ditetapkan di Palabuhanratu
Pada tanggal 2018
NiP