DISUSUN OLEH :
dr. Feronika R. Terok
Nanang Ibrahim
Vevi Apriany Yusuf
Febrianti Moonti
Sri Apriliani Bulotio
Attar Winarta Nusi
Sulastri Lihu
Sri Rahayu Dina
Berlia Malota
Nia Sintiani Abdullah
Inggri Juliani Slamet
Ilhamudin Adam
Ramadhan Fajri Mantali
Delfi Chandra Daud
Febriana Limonu
Riansyah Nurdin
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayahNya, sehingga penyusunan Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
RSU BUNDA GORONTALO dapat diselesaikan dengan baik.
Pengukuran fungsi klinis dan fungsi manajemen di rumah sakit akan
mengahasilkan akumulasi data serta informasi. Untuk memahami seberapa baik kemampuan
rumah sakit bergantung pada hasil analisis data dan informasi yang terkumpul dibandingkan
dengan rumah sakit lain.
Panduan Manajemen Data Terintegrasi RSU BUNDA GORONTALO ini disusun
dalam rangka memberikan acuan bagi rumah sakit untuk dapat meningkatkan mutu terhadap
pemberi pelayanan kepada pasien di RSU BUNDA GORONTALO.
Dengan tersusunnya Panduan Manajemen Data Terintegrasi RSU BUNDA
GORONTALO ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan panduan ini.Kami sadari
pedoman ini belum sempurna, oleh karenanya masukan dan saran perbaikan sangat kami
harapkan guna penyempurnaannya.Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hida
yahNya kepada kita semua.
Dikeluarkan di : Gorontalo
Tanggal : Oktober 2019
Direktur RSU BUNDA GORONTALO
2
BAB I
DEFINISI
A.Definisi Mutu
Sistem ini dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya.
Terdapat 7 standar keselamatan pasien, yaitu :
1. Hak Pasien
5
Direktur RSU BUNDA GORONTALO, Para Kabid/divisi serta Kepala unit dan
departemen di RSU BUNDA GORONTALO, wajib mendorong
dilaksanakannya program (PMKP) berupaya untuk mendorong terlaksananya
budaya mutu dan keselamatan (quality and safety culture)secara proaktif
melakukan identifikasi dan menurunkan variasimenggunakan data agar fokus
kepada prioritas isuberupaya untuk menunjukkan perbaikan yang berkelanjutan.
Untuk melaksanakan program PMKP perlu:
6
BAB II
RUANG LINGKUP
5. Manajemen resiko
2. Program PMKP
Dokumen bukti yang diperlukan dalam program PMKP adalah sebagai berikut ;
8
BAB III
TATA LAKSANA
9
STRUKTUR ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN WEWENANG
SEKRETARIS
NANANG IBRAHIM Amd. Kep
a) Pedoman PMKP
b) Data yang dimaksud meliputi, data dari indikator mutu unit dan
indikator mutu prioritas rumah sakit;
c) data dari pelaporan insiden keselamatan pasien;dan
f) integrasi seluruh data diatas baik di tingkat Rumah Sakit dan unit
kerja meliputi: pengumpulan, pelaporan, analisa, validasi dan
publikasi indicator mutu.
Teknologi informasi sistem manajemen data terintegrasi meliputi:
b) pelaporan
c) analisa
d) validasi dan
1
2
Program pelatihan PMKP di RSU BUNDA GORONTALO :
d) Sertifikat diklat PMKP untuk staf Rumah Sakit dan staf klinis
4. Komite PMKP RSU BUNDA GORONTALO atau bentuk organisasi lain terlibat
proses pemilihan prioritas pengukuran pelayanan klinis yang akan dievaluasi dan
melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran di seluruh unit di Rumah
Sakit.
2. Pertimbangan biaya
Indikator
Indikatorareakli area
nis manajemen
(IA
(IAK) Pengukur
M)
an mutu
PRIORITA
5 S Indikat
PanduanPrakti penerapan
or
k Klinis yang di SKP
evaluasi
(ISKP)
2. Pelayanan Laboratorium
3. Pelayanan Radiologi
1
6
10) Penyampaian hasil radiologis kritis kepada dokter pengirim
4. Prosedur Bedah
15) Marking
7) Pediatrik
8) Patients WHO
9) ICU patients
6) Reaksi anestesi
5) Angka phlebitis
3. Manajemen resiko
1) Utilisasi MRI
2) Utilisasi spineendoskopi
8. Manajemen keuangan
1) Cost recoveryrate
2) Current rasio
1) Edukasi handhygiene
2
1
2) Specimen tidak diberi label dengan 2 tanda pengenal
Indikator Mutu adalah Ukuran mutu dan keselamatan rumah sakit yang
digambarkan dari data yang dikumpulkan
Kriteria Indikator yang ideal ( WHO) :
b) Definisi operasional,
k) sumber data
m) publikasi data.
JUDUL INDIKATOR,
DEFINISI OPERASIONAL,
TUJUAN
Efektifitas
Aksesibilitas
Keselamatan
Fokus kepadapasien
Kesinambungan
NUMERATOR
DENOMINATOR,
FORMULA PENGUKURAN.
Sensus 2
3
Harian/Concurent
Mingguan
Bulanan
Lainnya.................
Triwulan
Semester
Tahunan
PJ PENGUMPUL DATA
2
4
c) Bukti penetapan IAM
6. Tipe Pengukuran
2
6
• Internal; Target awal dengan melihat kinerja masa lalu/baseline
performance
• Eksternal; Berdasarkan patok duga/benchmark untuk bestpractice
• Checklist
• Quesioner
• Laporan Insiden
• Hasil Surveilans
a. MetodeSampling
a) Systematic RandomSampling
• Misalnya Populasi
1000, Sampel =
1000 x 20%
=200.
1000 / 200 = 5.Maka sampel dimulai pada RM ke 5 dan
setiap kelipatan 5.
b) ConvenienceSampling
320–639=20% totalpopulasi
64–319=64Sampel
<64=100%populasi
Validator
POPULASI SAMPEL:
Besar sampel
>480 = 48sampel
1-16=100%populasi
c) SPO pelayanankedokteran
f. Efficiency
Untuk memastikan data yang akan dipantau dan diukur, sumber data
yang valid dan reliable harus ditentukan. Sumber data yang valid
maksudnya sumber data yang akan digunakan mengandung informasi
yang benar yang dibutuhkan dalam pengukuran mutu. Sumber data
yang reliable maksudnya data yang diambil bisa dari sumber yang bisa
dipercaya dan dari waktu ke waktu mencapai hasil yang sama.
Bagian/bidang
1. Penentuan Masalah
o Pertimbangan biaya
3
3
o Bisa tidaknya masalah diselesaikan
a. Hihg Risk
b. High Volume
3
4
3
5
PROFIL INDIKATOR
PROFIL INDIKATOR
Indikator,
e. Numerator, Denominator, Formula m.PenanggungJawab Pengumpul
Pengukuran, Data,
f. Numerator, Denominator,Formula n. Publikasi Data.
Pengukuran,
g. Numerator, Denominator, Formula
Pengukuran,
JUDUL INDIKATOR,
DEFINISI OPERASIONAL,
TUJUAN
Efektifitas
Aksesibilitas
Keselamatan
Fokus kepadapasien
Kesinambungan
DASAR PEMIKIRAN/ALASAN
PEMILIHAN INDIKATOR.
NUMERATOR
DENOMINATOR,
FORMULA PENGUKURAN.
3
6
METODOLOGI Retrospective
SensusHarian
PENGUMPULAN DATA.
PENANGGUNG
JAWAB/PENGUMPUL DATA
Pengukuran Mutu RSU BUNDA GORONTALO mencakup pengukuran Mutu pelayanan prioritas
Rumah Sakit dan pengukuran Mutu unit. Proses Pengukuran mutu mencakup Prioritas Rumah Sakit
dan Unit yang melakukan Pemilihan indicator mutu meliputi pengumpulan data, analisa data,
3
7
perbaikan mutu,dan pelaporan.
Prioritas mutu unit Rumah Sakit, prioritas PPK yang Dievaluasi,data Oppe PPA merupakan kegiatan
pengukuran di mutu unit.
o Pemilihan indikator adalah tanggung jawab dari pimpinan RSU BUNDA
GORONTALO. Pimpinan dapat menjelaskan bagaimana Rumah Sakit memutuskan
prioritas untuk pengukuran mutu di seluruh Rumah Sakit, dan menjelaskan proses
pemilihan indikator untuk setiap unit pelayanan/unit kerja.
o Semua unit pelayanan baik klinis dan manajerial memilih indikator yang terkait dengan
prioritas unit mereka dengan mengacu prioritas di Rumah Sakit
o Di Rumah Sakit yang besar dapat diantisipasi adanya kemungkinan indikator yang serupa
dipilih oleh beberapa unit pelayanan.
o Indikator mutu di unit pelayanan/kerja dipergunakan untuk menilai mutu unit
pelayanan/kerja. Komite PMKP melakukan koordinasi dan mengorganisasi pemilihan
indikator mutu di unit kerja tersebut sehingga indikator yang dipilih tersebut valid,
reliable, sensitive dan spesifik. Pengukuran mutu perlu juga memperhatikan dimensi mutu
dari WHO yaitu: “ effective, efficient, accessible, accepted (patient-centred), equity,safe.
o Pimpinan unit kerja terlibat langsung dalam pemilihan dan penetapan yang ingin diukur di
unit kerja. Indikator mutu unit kerja dapat menggunakan indikator mutu yang tercantum di
dalam standar pelayananminimal.
o Indikator mutu di unit pelayanan dapat meliputi indikator mutu area klinis, indikator mutu
area manajemen dan indicator mutu penerapan sasaran keselamatan pasien, dan indikator
mutu unit kerja (non pelayanan), minimal meliputi indikator area manajemen
o Dalam memilih indikator mutu, kepala unit kerja dan unit pelayanan agar memperhatikan
hal-hal sbb:
a) Prioritas pengukuran Mutu pelayanan klinis di RSU BUNDA
GORONTALO Indikator mutu yang dipergunakan untuk mengukur mutu di
prioritas pengukuran Mutu Rumah Sakit, sumber data umumnya dari unit dan
menjadi indikator mutu unit
b) Fokus mengukur hal-hal yang ingin diperbaiki
Komite PMKP agar memfasilitasi pemilihan indikator mutu unit Dokumen yang
harus dipersiapkan, yaitu:
a) Pedoman PMKP
3
8
b) Ada indicator mutu di setiap unit kerja
7. RSU BUNDA GORONTALO melaksanakan Pengumpulan data yang merupakan salah satu
kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk mendukung asuhan pasien
dan manajemen Rumah Sakit lebih baik.
Pengumpulan data yang digunakan di RSU BUNDA GORONTALO yaitu indikator mutu
prioritas Rumah Sakit dan indikator mutu unit. Selanjutnya dibandingkandidalam Rumah
Sakit/tren dengan Ruamh Sakit lain, dengan standar dan praktik terbalik menggunakan metode
statistik untuk analisis data agar dapat memvalidasi data untuk IAK baru/ada perubahan dan
dilanjutkan pembuatan laporan diketahui oleh direktur dan pimpinan RSU BUNDA
GORONTALO.
RSU BUNDA GORONTALO melakukan benchmarking data/konstribusi data based
eksternal dengan cara pengukuran mutu nasional, (pengukuran mutu prioritas Rumah Sakit,
pengukuran mutu prioritas unit) terbentuk lagi system manajemen data meliputi pemilihan,
pengumpulan, analisis, validasi, feedback, dan publikasi hal ini terdapat dalam peningkatan
mutu. Adapun yang berperan yaitu direktur Rumah Sakit, para kepala bidang, komite PMKP,
dan PIC dataunit.
Ada 12 pengukuran mutu nasional, yaitu:
Data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja menggunakan
indicator mutu)
Data hasil pengukuran budaya keselamatan
Integrasi seluruh data diatas baik di tingkat Rumah Sakit dan unit kerja meliputi:
pengumpulan, pelaporan, analisa, validasi dan, publikasi indicator mutu
b) Pengumpulan data dari manajemen risiko, manajemen sistem utilitas, pencegahan dan
pengendalian infeksi,dapat membantu Rumah Sakit memahami kinerja rumah sakit saat
ini, apa yang jadi masalah dan perlu dilakukan perbaikan.
c) Bank data dari luar juga berharga untuk memonitor praktik profesional. Dengan
berpartisipasi menggunakan bank data dari luar, Rumah Sakit dapat membandingkan
dirinya sendiri dengan rumah sakit lain yang sama tingkatannya, di tingkat lokal,
nasional dan internasional.
d) Perbandingan adalah alat efektif untuk menemukan langkah langkah perbaikan dan
mencatat tingkat kinerjanya. Jaringan pelayanankesehatan dan mereka yang membayar
untuk pelayanan kesehatan sering membutuhkan informasi ini.
e) Bank data dari luar banyak bentuknya mulai bank data asuransi sampai perkumpulan
profesional dan bisa juga indikator-indikator mutu yang diwajibkan oleh pemerintah.
Sesuai peraturan perundangan mungkin ada Rumah Sakit yang diharuskan ikut sebagai
peserta bank data. Dalam semua kasus, keamanan dan kerahasiaan data dan informasi
harus dijaga.
Berdasarkan tersebut diatas Rumah Sakit agar mempunyai regulasi tentang:
4
0
a) Sistem manajemen data yang meliputi pengumpulan, pelaporan, analisis, feedback
dan publikasi data
b) Menetapkan data-data yang akan dibandingkan dengan Rumah Sakit lain atau
menggunakan data base ekternal
c) Menjamin keamanan dan kerahasian data dalam berkontribusi dengan data base
eksternal.
7.1 Analisis data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen RSU BUNDAGORONTALO.
Proses pemilihan, pengumpulan, analisis dan validasi data indicator mutu dalam pengukuran
pelayanan klinis yang akan dievaluasi, yaitu:
a) Untuk mencapai kesimpulan dan membuat keputusan, data harus digabungkan,
dianalisis dan diubah menjadi informasi yang berguna. Analisis data melibatkan
individu didalam Komite/Tim PMKP yang memahami manajemen informasi,
mempunyai keterampilan dalam metode-metode pengumpulan data dan mengetahui
cara menggunakan berbagai alat/statistik.
b) Hasil analisis data harus dilaporkan kepada para pimpinan yang bertanggung jawab
akan proses atau hasil yang diukur dan yang mampu menindak lanjuti
c) Dengan demikian,data menyediakan masukan berkesinambungan yang membantu
individu tersebut mengambil keputusan dan terus- menerus memperbaiki proses
klinis dan manajerial.
d) Pengertian terhadap teknik statistik dapat berguna dalam proses analisa data,
khususnya dalam menafsirkan variasi dan memutuskan area yang paling
membutuhkan perbaikan. Run charts, diagram kontrol (control charts), histogram,
dan diagram Pareto adalah contoh dari metode statistik yang sangat berguna dalam
memahami pola dan variasi dalam pelayanan kesehatan.
e) Program mutu berpartisipasi dalam menetapkan seberapa sering data harus
dikumpulkan dan dianalisis. Frekuensi dari proses ini bergantung dari kegiatan
program tersebut dan area yang diukur serta frekuensi pengukuran. Sebagai contoh,
pemeriksaan data mutu dari laboraterium klinis mungkin dianalisis setiap minggu
untuk mematuhi peraturan perUUan, dan data tentang pasien jatuh mungkin
dianalisis setiap bulan apabila jatuhnya pasien jarang terjadi.
f) Maka, pengumpulan data pada titik-titik waktu tertentu akan memungkinkan rumah
sakit untuk menilai stabilitas dari proses tertentu ataupun menilai dapat
diprediksinya hasil tertentu terkait dengan ekspektasi yang ada
g) Tujuan analisis data adalah untuk dapat membandingkan Rumah Sakit dalam empat
hal :
4
1
1) Dengan Rumah Sakit tersebut sendiri dari waktu ke waktu, misalnya dari bulan
ke bulan, dari tahun ketahun
2) Dengan Rumah Sakit sejenis, seperti melalui databasereferensi
Membandingkan data di rumah sakit dari waktu kewaktu data (analisis trend),
misalnya dari bulanan ke bulan, dari tahun ketahun
Membandingkan dengan rumah sakit lain, bila mungkin yang sejenis, seperti
melalui database eksternal baik nasional maupun internasional
Membandingkan dengan standar-standar, seperti yang ditentukan oleh badan
akreditasi atau organisasi profesional ataupun standar- standar yang ditentukan
oleh peraturan perUUan
Membandingkan dengan praktik-praktik yang diinginkan yang dalam literatur
digolongkan sebagai best practice (praktik terbaik) atau better practice (praktik
yang lebih baik) atau practice guidelines (panduan praktik klinik)
Adapun dokumen yang telah dipersiapkan yaitu :
7.2 Program PMKP prioritas di RSU BUNDA telah dianalisis dan mempunyai dampak terhadap
peningkatan mutu dan efisiensi biaya pertahun
Proses pemilihan, pengumpulan, analisis dan validasi data indicator mutu dalam pengukuran
pelayanan klinis yang akan dievaluasi meliputi:
Selanjutnya data terkumpul lalu dianalisa data, sehingga dapat dinilai dampak
terhadap efisiensi dan efektifitas layanan (Kendali mutu dan kendali biaya)
Adapun dokumen yang telah dipersiapkan,yakni:
4
3
a. Hasil analisis data program PMKP
c. Hasil analisis program PMKP prioritas yang telah menghasilkan perbaikan di rumah
sakit secara keseluruhan
d. Hasil analisis program PMKP prioritas yang telah menghasilkan efisiensi
penggunaan sumber daya
8. RSU BUNDA GORONTALO menetapkan regulasi validasi data indikator area klinik yang
baru atau mengalami perubahan dan data yang akan dipublikasikan. Regulasi ini diterapkan
dengan menggunakan proses internal validasi data.
Validasi data adalah alat penting untuk memahami mutu dari data dan untuk menetapkan
tingkat kepercayaan (confidence level) para pengambil keputusan terhadap data itu sendiri.
Validasi data menjadi salah satu langkah dalam proses menetapkan prioritas penilaian,
memilih apa yang harus dinilai, memilih dan mengetes indikator, mengumpulkan data,
validasi data dan menggunakan data untuk peningkatan.
Keabsahan dan ketepercayaan pengukuran adalah inti dari semua perbaikan dalam
program peningkatan mutu. Proses validasi data secara internal perlu dilakukan karena
program mutu dianggap valid jika data yang dikumpulkan sudah sesuai, benar dan
bermanfaat .
Untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan baik, proses validasi perludilakukan.
Rumah Sakit agar menetapkan regulasi validasi data yang antara lain meliputi:
a) Kebijakan data yang harus divalidasi yaitu
Bila ada perubahan subyek data seperti perubahan umur rata rata pasien,
protokol riset diubah, panduan praktik klinik baru diberlakukan, ada teknologi
dan metodologi pengobatan baru
4
4
o Mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam proses
pengumpulan data sebelumnya (dataasli)
o Menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih secara
statistik. Sample 100% hanya dibutuhkan jika jumlah pencatatan, kasus atau
data lainnya sangat kecil jumlahnya.
o Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang
c) Proses validasi data yang akan dipublikasi di website atau media lainnya agar diatur
tersendiri, dan dapat menjamin kerahasiaan pasien dan keakuratan data.Proses
validasi data mencakup namun tidak terbatas pada (b) tersebut diatas, oleh karena
itu, dalam melakukan validasi data, Rumah Sakit dapat menggunakan cara/proses
lain sesuai dengan referensi ilmiah terkini. Proses validasi data yang akan di
publikasi diatur tersendiri dan dapat menjamin kerahasiaan pasien dan keakuratan
data.
Dokumen yang harus disiapkan yaitu;
b) Hasil validasiI AK
Selain laporan internal, Rumah Sakit juga wajib membuat laporan ke Komite Nasional
Keselamatan Pasien sesuai peraturan perundangan- undangandan dijamin keamanannya,
bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas), tidak mudah diakses oleh yang tidak berhak.
Dengan adanya pelaporan ekternal tersebut, berarti Rumah Sakit telah ikut berpartisipasi
dalam penyediaan data nasional angka IKP, pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien bagi Rumah Sakit lain dan ditetapkannya langkah-
langkah praktis keselamatan pasien untuk Rumah Sakit diIndonesia.
Rumah Sakit perlu menetapkan sistem pelaporan insiden meliputi: kebijakan
alur pelaporan
formulir pelaporan
prosedur pelaporan
Insiden yg harus dilaporkan yaitu kejadian yg sudah terjadi,
potensial terjadi ataupun yang nyaris terjadi
siapa saja yang membuat laporan batas waktu pelaporan
Komite PMKP melakun pelaporan indikator Mutu Rumah Sakit setiap 6 bulan,
pelaporan insiden setiap 3 bulan dan sentinel setiap saat ada kejadian ke Badan
Pengawas (Banwas) kemudian BanWas memperivikasi dan menindak lanjuti untuk
dibuat catatan demi meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.
ALUR PELAPORAN
9.1 RSU BUNDA GORONTALO telah menetapkan jenis kejadian sentinel, melaporkan dan
melakukan analisis akar masalah (root causeanalysis)
Kejadian sentinel adalah suatu KTD yg mengakibatkan kematian atau cedera yg
serius. Setiap Rumah Sakit menetapkan definisi operasional kejadian sentinel paling
sedikit meliputi :
a) Kematian yang tidak diduga, termasuk,dan tidak terbatashanya
Bunuh diri
b) Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien atau kondisi
pasien
c) Operasi salah tempat, salah prosedur, salah pasien
d) Terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat transfusi darah atau
produk darah atau transplantasi organ atau jaringan
e) Penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah
bukan rumah orang tuanya
f) Perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan (berakibat
kematian atau kehilangan fungsi secara permanen) atau pembunuhan (yang
disengaja) atas pasien, anggota staf, dokter, mahasiswa kedokteran, siswa
latihan, pengunjung atau vendor/pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan
Rumah Sakit
o Definisi kejadian sentinel termasuk yang ditetapkan seperti diuraikan mulai dari
huruf (a) sampai huruf (f) dapat ditambahkan sesuai ketentuan peraturan perUUan
yang ada atau kejadian yang menurut pandangan Rumah Sakit harus ditambahkan
sebagai kejadian sentinel. Semua kejadian yang sesuai dengan definisi harus
dilakukan Analisis Akar Masalah (RCA=Root Cause Analysis).
o Analisis dan rencana tindakan selesai dalam waktu 45 hari setelah kejadian.
Tujuan AAM (Analisa akar masalah) adalah agar Rumah Sakit dapat mengerti
4
7
dengan baik dan komprehensif asal kejadian. Apabila AAM menunjukkan
perbaikan sistem atau tindakan lain dapat mengurangi risiko seperti itu terjadi lagi,
Rumah Sakit merancang ulang proses dan mengambil tindakan yang perlu
dilakukan.
o Kejadian sentinel bukan indikator terkait dengan pelanggaran hukum
o Penting untuk diperhatikan bahwa istilah kejadian sentinel tidak selalu mengarah
pada kepada kekeliruan (error) atau kesalahan(mistake) maupun memberi kesan
pertanggung jawaban legal (liability) tertentu
9.2 RSU BUNDA GORONTALO telah menetapkan regulasi untuk melakukan analisis data
KTD dan mengambil langkah tindak lanjut.
o Ketika Rumah Sakit mendeteksi atau mencurigai adanya perubahan yang tidak
diinginkan atau tidak sesuai dengan harapan, Rumah Sakit memulai analisis
mendalam untuk menentukan perbaikan paling baik focus di area mana
o Secara khusus, analisis mendalam dimulai jika tingkat, pola, atau tren yang tak
diinginkan bervariasi secara signifikandari:
• Apa yang diharapkan
a) Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk Rumah Sakit
b) Semua kejadian serius akibat efek samping obat, jika sesuai dan sebagaimana
yang didefinisikan oleh Rumah Sakit
c) Semua kesalahan pengobatan yang signifikan jika sesuai dan sebagaimana yang
didefinisikan oleh Rumah Sakit.
d) Semua perbedaan besar antara diagnosis praoperasi dan diagnosis
pascaoperasi
e) Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam
dan pemakaian anestesi
f) Kejadian-kejadian lain; misalnya,Infeksi yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan atau wabah penyakit menular.
9.3 RSU BUNDA telah menetapkan regulasi untuk analisis Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan
Kejadian Tidak Cedera (KTC)
Rumah sakit menetapkan definisi KNC dan sistem pelaporan, proses mengumpulkan dan
analisis data untuk dilakukan kajian untuk perubahan dari proses agar dapat mengurangi atau
4
8
menghilangkan KNC dan KTC
KNC( Kejadian nyaris Cedera/ near miss merupakan suatu insiden yang tidak
menyebabkan cedera pada pasien akibat melakukan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya (omission), dapat terjadi karena;
• Keberuntungan (misalnya pasien yang menerima suatu obat kontra indikasi
tetapi tidak timbul reaksi obat)
• Pencegahan (misalnya secara tidak sengaja pasien akan diberikan suatu obat
dengan dosis lethal, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum
obat diberikan)
• Peringanan (misalnya pasien secara tidak sengaja telah diberikan suatu obat
dengan dosis lethal, segera diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya,
sehingga tidak menimbulkan cedera yang berarti) KNC ( Kejadian Nyaris
Cedera) mengacu pada salah satu defenisi dalam literatur safety management
sebagai suatu kejadian yang berhubungan dengan kemanan pasien yang
berpotensi atau mengakibatkan efek diakhir pelayanan yang dapat dicegah
sebelum konsekuensi aktual terjadi atau berkembang (Aspden,2004)
Salah satu strategi dalam merancang sistem keselamatan pasien adalah
bagaimana mengenali kesalahan sehingga dapat dilihat dan segera diambil
tindakan guna memperbaiki efek yang terjadi.Upaya untuk mengenali dan
melaporkan kesalahan ini dilakukan melalui sistem pelaporan. Kegagalan aktif
(petugas yang melakukan kesalahan) atau yang berkombinasi dengan kondisi
laten akan menyebabkan suatu kesalahan kejadian nyaris cedera (KNC),KTD,
atau bahkan kejadian yang menyebabkan kematian atau cedera serius(sentinel).
4
9
keselamatan pasien
Adapun pengukuran dan evaluasi budaya keselamatan pasien meliputi:
a. Pengukuran budaya keselamatan juga perlu dilakukan oleh RSU BUNDA. Budaya
keselamatan juga dikenal sebagai budaya yang aman, yakni sebuah budaya organisasi
yang mendorong setiap individu anggota staf (klinis atau administratif) melaporkan
hal- hal yang menghawatirkan tentang keselamatan atau mutu pelayanan tanpa adanya
imbal jasa dari Rumah Sakit.
b. Direktur RSU BUNDA GORONTALO melakukan evaluasi rutin dengan jadwal
yang tetap dengan menggunakan beberapa metoda, survei resmi, wawancara staf,
analisis data dan diskusi kelompok.
11 RSU BUNDA GORONTALO mewujudkan pencapaian Peningkatan mutu dan keselamatan
pasien dicapai dan dipertahankan.
Metode Pencapaian dan mempertahankan perbaikan yaitu:
Maksud dan tujuan pencapaian peningkatan mutu dan keselamatan pasien dicapai dan
dipertahankan adalah :
a. Informasi dari analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi perbaikan
atau untuk mengurangi atau mencegah kejadian yang merugikan.
b. Data pengukuran rutin dan data penilaian intensif, memberikan kontribusi untuk
pemahaman dimana perbaikan harus direncanakan dan prioritas apa yang harus
diberikan untuk peningkatan/perbaikan.
c. Khususnya, perbaikan yang direncanakan untuk area/ daerah prioritas pengumpulan
data yang sudah diidentifikasi oleh pimpinan rumah sakit.
5
0
e. Hal ini untuk memastikan bahwa ada perbaikan berkelanjutan dan ada pengumpulan
data untuk analisis berkelanjutan.
f. Perubahan yang efektif dimasukkan ke dalam SPO, prosedur operasi, dan ke dalam
setiap pendidikan staf yang perludilakukan.
g. Perbaikan-perbaikan yang dicapai dan dipertahankan oleh RSU BUNDA
didokumentasikan sebagai bagian dari manajemen PMKP dan program perbaikan.
12 RSU BUNDA GORONTALO Mewujudkan pencapaian Peningkatan mutu dan keselamatan
pasien dicapai dan dipertahankan.
Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identifikasi dan
mengurangi cedera dan mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien dan staf; Katagori
risiko antara lain dan tidak terbatas pada risiko,
• strategis (terkait dengan tujuan organisasi);
Proses-proses berisiko yang dapat terjadi pada pasien yang antara lain meliputi :
• Manajemen pengobatan
• Risiko jatuh
• Pengendalian Infeksi
• Gizi
• Risiko Peralatan
2) Prioritas risiko,
3) Pelaporan risiko,
4) Manajemen risiko
5
1
7) Pelaporan risiko,
8) Manajemen risiko
5
2
BAB IV
DOKUMENTASI
Indikator area klinis, area manajerial, skp
5
3
5
4
5
5
5
6
5
7
5
8
5
9
6
0
6
1
6
2
6
3