BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Mutu pelayanan merupakan faktor yang esensial dalam seluruh operasional sebuah
rumah sakit. Salah satu indikator mutu yang penting adalah keselamatan pasien,
disamping indikator-indikator lainnya. Mutu suatu rumah sakit tidak bisa dikatakan
baik bila belum terlaksana keselamatan pasien di rumah sakit tersebut. Manajemen
resiko merupakan salah satu alat yang paling penting guna terlaksananya proses
manajemen mutu yang efektif.
Untuk itulah maka RSU Imanuel Sumba menyusun pedoman
mutu dan
keselamatan pasien.
1.2. TUJUAN
Sebagai dasar dari seluruh program dan sebagai acuan dari berbagai kebijakan dan
prosedur terkait dengan manajemen mutu, resiko dan keselamatan pasien di RSU
Imanuel Sumba.
1.3. PENGERTIAN
1.3.1. Manajemen
mutu
adalah
suatu
upaya
yang
dilaksanakan
secara
1.4. PRINSIP
PENYUSUNAN
DAN
PENETAPAN
PEDOMAN
MUTU,
Undang
1992 Tentang
Undang
2004 Tentang
menteri
kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1.5.7. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
dan
1.8.1.
Planning
1.1.1.1. Penyusunan Pedoman Manajemen Mutu, Manajemen Resiko dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
1.1.1.2. Koordinasi dengan:
Dewan Direksi
Komite Medik
Komite Keperawatan
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Para Senior Manager
Para Manager dan Supervisor
1.1.1.3. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur
1.1.1.4. Penyusunan berbagai program manajemen mutu, manajemen
resiko dan keselamatan pasien.
1.1.1.5. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
1.8.2.
Action
1.1.1.6. Pelaksanaan manajemen mutu , resiko dan keselamatan pasien di
seluruh unit / departemen / direktorat di RSU Imanuel Sumba
1.1.1.7. Pendidikan dan pelatihan di bidang manajemen mutu , resiko dan
1.8.5.
terkait.
Continuous Improvement
Merupakan tindak lanjut (rekomendasi dan pelaksanaan rekomendasi) dari
hasil pengolahan data pada tahap evaluasi. Wujudnya dapat berupa suatu
project, program tahunan, atau revisi dari sistem (kebijakan dan prosedur)
dan lain-lain
1.9. METODA
1.9.1.
Metoda pengumpulan data yang terdiri dari :
Survey
Dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung
maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur
Observasi
5
Pelaporan / Surveillance
Goal dari metode pengumpulan data ini adalah tersedianya data, baik
data mentah maupun data yang telah diolah (misalkan indikator).
Review
Merupakan penilaian terhadap standar/sistem yang berlaku di RSU
Imanuel Sumba. Penilaian dilakukan dengan menilai isi dokumen
yang ada (SOP/SPO, UT, Clinical Practice Guideline, Clinical
Pathway, SK Direktur, Bylaws) apakah sudah memenuhi standar /
kebijakan yang berlaku lokal maupun nasional.
Goal dari metoda analisa data ini adalah tersedianya rekomendasi untuk
perbaikan standar / sistem.
BAB 2
PENGORGANISASIAN
2.1. KEPEMIMPINAN & KOMITMEN
Prasyarat keberhasilan program peningkatan mutu, manajemen resiko dan
keselamatan pasien rumah sakit adalah komitmen top-down dari Governing Body
dan Manajemen Senior. Manajemen RSU Imanuel Sumba memiliki komitmen untuk
memastikan bahwa semua sumber daya yang dibutuhkan tersedia dalam upaya
menerapkan program peningkatan mutu , manajemen resiko dan keselamatan pasien
yang efektif.
2.2. STRUKTUR ORGANISASI
2.3. PENGORGANISASIAN.
2.3.1. Direksi bertanggungjawab dalam menyusun perencanaan manajemen mutu,
resiko dan keselamatan pasien rumah sakit dan meminta persetujuan dari
presiden direktur. Perencanaan tersebut meliputi pembuatan pedoman,
penetapan prioritas atas kegiatan-kegiatan. penetapan prioritas pemantauan
kegiatan, penetapan proses atau mekanisme pengawasan terhadap program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
2.3.2. Direksi bertanggungjawab dalam penyelenggaraan manajemen mutu, resiko
dan keselamatan pasien rumah sakit sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
2.3.3. Penyelenggaraan mutu pelayanan dan manajemen resiko rumah sakit sesuai
standar yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam butir 2.3.1
secara operasional dikoordinasikan oleh Departemen Resiko, Mutu &
Keselamatan serta Satuan Pengawas Internal RSU Imanuel Sumba.
2.3.4. Direksi berpartisipasi dalam pemantauan program manajemen mutu, resiko
dan keselamatan pasien
2.3.5. Direksi bertanggung jawab untuk melaporkan hasil program manajemen
mutu, resiko dan keselamatan pasien kepada presiden direktur.
2.3.6. Pimpinan RSU Imanuel Sumba memahami pentingnya teknologi untuk
mengumpulkan dan membandingkan hasil pemantauan serta menyediakan
teknologi dan fasilitas , sesuai dengan sumber daya rumah sakit.
2.4. URAIAN TUGAS
7
2.4.1.
berkaitan
dengan
manajemen
resiko,
mutu
dan
1.1.1.9. Kualifikasi
1. Berijazasah sekurang-kurangnya dokter umum
2. Lebih diutamakan jika S2 dibidang K3/Manajemen
Resiko/Mutu
3. Sekurang kurangnya berpengalaman 3 tahu di bidang
manajemen Resiko, Mutu dan Keselamatan
8
1.1.1.11. Wewenang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Memberitahu
langsung
kepada
Senior
usul
promosi/mutasi/pendidikan
kenaikan
dan
gaji
pelatihan,
dan
pemutusan
9.
1.1.1.12.Kualifikasi
1. Sarjana Kesehatan atau Dokter
2. Lebih diprioritaskan Master
Degree
(S2)
di
bidang
Kesehatan
&
Keselamatan
Kerja
(K3)
dan
monitoring
pelayanan
aplikasi
yang
standar
dilakukan
pelayanan
sesuai
dan
dengan
2.
Melakukan
pembinaan
tentang
pelaksanaan
kepatuhan
Memberitahukan
kepada
IPCN
apabila
ada kecurigaan
(KLB)
Nosokomial,
memberi
penyuluhan
bagi
1.1.1.14.
Kualifikasi
1. Pendidikan minimal D3
2. Sudah bekerja di RS Sehat Sejahtera minimal 1 tahun
3. Mempunyai komitmen dalam meningkatkan kualitas pelayanan
dan kualitas keselamatan pasien dan karyawan secara
berkesinambungan.
12
13
dan
BAB 3
MANAJEMEN MUTU
3.1. PENGERTIAN
Mutu adalah tingkat kesempurnaan penampilan dari sesuatu yang diamati atau
derajat kepatuhan terhadap standar yang ditentukan terlebih dahulu.
Manajemen mutu adalah suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
sistematis, objektif dan terpadu dalam identifikasi dan menetapkan masalah dan
penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan,
menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan
kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran
tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
3.2. TUJUAN
Tujuan progran manajemen mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok, yaitu
sebagai berikut :
3.2.1. Tujuan Antara
Tujuan antara yang hendak dicapai oleh manajemen mutu
ialah
3.3. MANFAAT
3.3.1.
Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan
Peningkatan efektifitas yang dimaksud erat hubungannya dengan dapat
diselesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang
benar. Karena dengan diselenggarakannya
manajemenmutu
(quality
3.3.3.
menerus.
3.4.6. Mudah Dilaksanakan
Itulah sebabnya sering dikembangkan manajemen mutu mandiri (self
assesment). Dan sebaiknya program tersebut dilakukan secara langsung,
dalam arti dilaksanakan oleh pihak-pihak yang melaksanakan pelayanan
3.4.7.
kesehatan
Mudah Dimengerti
Manajemen mutu yang berbelit-belit atau yang hasilnya sulit dimengerti,
bukanlah program yang baik.
15
tanggung jawab dalam setiap mutu yang dihasilkan oleh masing-masing orang
Setiap orang harus sepakat untuk memuaskan masing-masing pelanggan, baik
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
PROSES
ENVIRONTMENT / LINGKUNGAN
Prospective QM
Concurent QM
Retrospective QM
16
OUTPUT
b.
BAB 4
INDIKATOR MUTU
4.1. PENGERTIAN
18
Indikator mutu adalah parameter yang dapat diukur, yang mewakili input, proses
maupun hasil akhir dari suatu pelayanan dan proses manajerial yang digunakan
untuk mengukur mutu dari pelayanan dan proses manajerial tersebut.
4.2. TUJUAN
Untuk mengukur mutu dari pelayanan kesehatan dan proses manajerial di RSU
Imanuel Sumba.
4.3. TAHAPAN PENETAPAN INDIKATOR
Untuk menetapkan indikator, para supervisor, manajer dan senior manajer
melakukan analisa alur-alur pelayanan serta proses manajerial yang ada di masingmasing unit.
Setelah itu, para supervisor, manajer dan senior manajer menetapkan skala prioritas
dari pelayanan-pelayanan klinis maupun proses-proses manajerial mana yang akan
dijadikan indikator dengan menggunakan diagram berikut:
Apakah indikator
sejalan
dengan
visi
dan
misi
rumah sakit?
Ya
Atau
Tid
Apakah
indikator
ak
telah divalidasi
atau dipakai di
Indonesia ?
Apakah
ada bukti
adanya
gap dalam
pelaksana
an?
Ya
Apakah
Apakah hal
indikat
tsb
Ya
or bisa
penting?
dikend
Contohnya
alikan
:
oleh
Berkontrib
petuga
usi kepada
s
morbidity
rumah
dan
sakit?
mortality?
Berhubung
an dengan
utilisasi
yang
tinggi? 19
Membutuh
kan biaya
tinggi?
Tida
D A K D I P I L ITida
H
k
k
Ya
ALGORITMA PEMILIHAN
INDIKATOR MUTU
Tid
Apakah
indikator
ak
ini aplikasi dari
prinsip-prinsip
mutu?
Tida
k
Ya
TI
Apaka
h
indikat
or
akan
bisa
diukur
denga
n
upaya
yang
cukup?
I
P
Ya
I
L
I
H
Tida
20
BAB 5
MANAJEMEN RESIKO
5.1. PENGERTIAN
Resiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses kegiatan
saat sekarang atau kejadian di masa datang.
Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasikan,
mengevaluasi dan memprioritaskan resiko untuk mengurangi resiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasi sendiri
5.2. TUJUAN
5.2.1. Meminimalkan kemungkinan terjadinya cedera pada pasien, pengunjung dan
karyawan RSU Imanuel Sumba.
5.2.2. Menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan dan pengunjung RSU
Imanuel Sumba.
5.2.3. Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien.
5.2.4. Mempertahankan reputasi RSU Imanuel Sumba.
5.3. MANFAAT
5.3.1. Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan
Peningkatan efektifitas yang dimaksud adalah pelayanan
diselenggarakan dengan cara yang baik dan benar.
21
dapat
22
untuk
keadaan seperti ini dilakukan pengalihan resiko agar pihak lain ikut
c. Pemantauan (Monitoring)
d. Evaluasi (Evaluation)
e. Perbaikan Berkelanjutan (Continuous Improvement)
Metode di atas merupakan modifikasi dari langkah manajemen resiko yang
sudah dikenal yaitu:
a. Perencanaan (Plan)
b. Pelaksanaan (Do)
c. Pemeriksaan berkala (Check)
d. Perbaikan & tindakan (Action)
Salah satu pertimbangannya adalah untuk mencegah kebingungan antara
langkah Do (Pelaksanaan) dan Action (Perbaikan dan Tindakan), sehingga
dalam metode yang dipakai di RSU Imanuel Sumba kedua langkah tersebut
dibedakan penamaannya menjadi Action untuk Pelaksanaan dan Contiuous
Improvement untuk Tindakan Perbaikan Berkelanjutan.
5.5.5. Monitoring & Review
Monitoring & review meliputi kegiatan pemantauan dampak resiko,
pengkajian efektifitas kegiatan yang dilakukan dan perubahan prioritas resiko
bila diperlukan pada setiap tahapan di atas
5.5.6. Komunikasi Dan Konsultasi
Pada setiap tahapan kegiatan dilakukan komunikasi dan konsultasi kepada
semua pihak, baik internal maupun eksternal.
BAB 6
KESELAMATAN PASIEN / PATIENT SAFETY
6.1. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman untuk mencegah cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
menjalankan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
6.2. TUJUAN
6.2.1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
6.2.2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
6.2.3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
24
6.2.4. Terlaksananya
program-program
pencegahan
sehingga
tidak
terjadi
pasien.
Rumah sakit memprioritaskan keselamatan pasien dalam agenda
rapat Direksi.
Rumah sakit memasukan tema keselamatan pasien dalam semua
program latihan staf rumah sakit dan memastikan pelatihan ini
1.1.4.
keselamatan pasien
Menjelaskan kepada tim relevansi dan pentingnya gerakan
keselamatan pasien
Menumbuhkan sikap yang menghargai pelaporan insiden
indikator-indikator
kinerja
Membentuk
forum-forum
dalam
rumah
sakit
untuk
1.1.6.
yang
direncanakan.
Memberi umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang
memastikan pelaksanaannya.
Memastikan tim menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut
tentang insiden yang dilaporkan.
28
29
Pelaporan secara tertulis setiap kejadian nyaris cedera (KNC) atau kejadian tidak
diharapkan (KTD) yang menimpa pasien selama menjalani proses pengobatan oleh
petugas kesehatan di rumah sakit.
1.3.1. Prinsip Pelaporan Insiden
1.3.1.1. Fungsi
utama
Pelaporan
meningkatkanKeselamatan
Pasien
Insiden
melalui
adalah
pembelajaran
untuk
dari
kegagalan / kesalahan.
1.3.1.2. Pelaporan Insiden harus aman. Staf tidak boleh dihukum karena
melapor.
1.3.1.3. Pelaporan Insiden hanya akan bermanfaat kalau menghasilkan
respons yang konstruktif, minimal memberi umpan balik ttg data
KTD & analisisnya. Idealnya, juga menghasilkan rekomendasi utk
perubahan proses dan sistem.
1.3.1.4. Analisis yang baik & proses pembelajaran yang berharga memerlukan
keahlian/keterampilan. Tim KKP & MRK RSU Imanuel Sumba harus
menyebarkan informasi, pengembangan solusi dan rekomendasi
perubahan
6.7.2 Penilaian Matriks Grading Risiko
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kuantitatif untuk
menentukan
derajat
risiko
suatu
insiden
berdasarkan
dampak
dan
probabilitasnya.
a.
b.
Dampak/ consequences
Penilaian dampak akibat suatu kecelakaan berdasarkan jenis cederanya
dan kemampuan korban kembali ke pekerjaannya.
Tabel Dampak (terlampir)
Probabilitas/ likehood
Penilaian tingkat probabilitas risiko adalah seberapa seringnya insiden
tersebut terjadi.
Tabel Probabilitas (terlampir)
SKOR RISIKO
30
BANDS RISIKO
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna
yaitu : Biru, Hijau, Kuning dan Merah. Warna bands akan menentukan
Investigasi yang akan dilakukan:
Bands BIRU dan HIJAU : Investigasi sederhana
Bands KUNING dan MERAH : Investigasi Komprehensif / RCA
c.
d.
e.
f.
KKP&MRK.
Bila Grade
kuning
maka
perlu
dilakukan
investigasi
investigasi
i.
6.7.5
BAB 7
ANALISA & CONTINUOUS IMPROVEMENT
2.1. ANALISA
Data yang diperoleh dari hasil monitoring indikator mutu, serta dari survey,
observasi, audit dan review dikumpulkan oleh departemen mutu RSU Imanuel
Sumba, bersama dengan berbagai laporan lain terkait dengan isu safety dan
pencegahan & pengendalian infeksi.
Data-data tersebut disajikan dalam bentuk rate dan trends serta dianalisa sesuai
periode analisa. Setiap penyimpangan dari standar yang ditetapkan dilaporkan ke
manajemen senior rumah sakit. Laporan tersebut dapat dibuat secara terpisah (per
anomali) maupun secara keseluruhan.
Departemen mutu juga memimpin suatu pertemuan dengan manajemen senior
maupun unit/departemen/komite terkait dengan indikator mutu atau hasil survey,
observasi, review dan audit di mana ditemukan penyimpangan dari suatu standar
yang ditetapkan sebelumnya, guna menyusun suatu Strategic Improvement Plan
2.2. CONTINUOUS IMPROVEMENT
Diawali dengan terbentuknya strategic improvement plan seperti disebut dalam poin
di atas. Strategic Improvement Plan dapat berupa :
7.2.1 Disusunnya suatu kebijakan dan/atau prosedur baru, lengkap beserta
7.2.2
33
Analysis/FMEA). Kebijakan mengenai RCA maupun FMEA akan diatur dalam SOPSOP terkait dengan penanganan insiden maupun SOP lain.
Secara umum, continuous improvement berarti RSU Imanuel Sumba terus berupaya
mengidentifikasi secara proaktif dengan berbagai upaya dan metode seperti
tercantum dalam Bab 1, maupun secara reaktif dengan melakukan pendekatan
penanganan kejadian / insiden menggunakan RCA, dengan berujung pada sebuah
strategic improvement plan (SIP) yang kemudian dilakukan monitoring secara terus
menerus dengan interval waktu yang ditetapkan sebelumnya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar 1. Tahapan Manajemen Resiko
34
Cidera
1
2
3
Insignificant
Minor
Moderate
Tidak
ada Dapat diatasi Berkurangnya
cidera
Pelayanan/
4
5
Major
Catastropik
Cedera luas, Kematian
dengan
pertolongan
sensorik,
pertama
memperpanjang permanen
fungsi utama
perawatan
Terhenti < 8 Terhenti 8 - 24 Terhenti > 24 Terhenti
35
> Terhenti
Operasional
Biaya/
jam
Kerugian
Jam
Kerugian
jam - 68 jam
Kerugian
Keuangan
168 jam
Kurugian
permanen
Kerugian
besar
sangat
Extensive
>
Rp.
Rp. >Rp.
10.000.000
10.000.000
besar/
100.000.000
100.000.000
TINGKAT
DESKRIPTIF
RES
IKO
1
4
5
Probabilitas
Tidak
Minor
Moderat
Mayor
Katastropik
Signifikan
1
MODERAT
MODERAT
TINGGI
EKSTRIM EKSTRIM
Minggu/Bulan
5
Sering Terjadi
MODERAT
MODERAT
TINGGI
EKSTRIM EKSTRIM
(Beberapa kali/th)
4
Mungkin Terjadi
RENDAH
MODERAT
TINGGI
EKSTRIM EKSTRIM
Sangat Sering
Terjadi ( Tiap
(1-<2th/kali)
3
36
Jarang Terjadi
RENDAH
RENDAH
MODERAT TINGGI
EKSTRIM
(>2-<5th/kali)
2
Sangat Jarang
RENDAH
RENDAH
MODERAT TINGGI
EKSTRIM
Terjadi (>5th/kali
1
ATASAN LANGSUNG
(Koordinator/Supervisor)
37
KKP&MRK
DIREKSI
Analisa
Laporan/
Simple
Incident
Inside
Investigation
Report
n
dan
Tangan
i
1x24
JAM
Cidera ke
UGD
Kerusakan
Atasan
RCA
RCA
Alat
Medik
kelangsun
(Senior
(Direks
Mentenance
Manag
g
i)
Medik
er)
Kerusakan
sistem 1x24
utilitasJAM
(Air
& Listrik)
ke
Gradin
Mentenance
g
Building
Masalah
LAPORA
Rekomenda
Nkeamanan
ke Dept. GA si
Masalah B3
ke Sanitasi
Investigas Investigas
i
i
sederhan sederhan
a
a
(Supervis (Manajer)
or/
Koordinat
or)
1 minggu
12 MINGGU
MINGGU
REKOMEND
ASI
Feed
back
ke unit
38