Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No.

2 September 2019

Intervensi Perawat Dalam Penatalaksanaan Resiko Jatuh


Pada Lansia di Satuan Pelayanan RSLU Garut
Rika Nur Fauziah1, Setiawan2, Witdiawati3
Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
Email korespondensi : witdiawati14001@unpad.ac.id

ABSTRAK
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahap akhir.
Lansia dimulai dari umur 60 tahun, dan permasalahan kesehatan lansia dapat
mengakibatkan penurunan fungsi tubuh lansia. Masalah sistem muskuloskeletal pada
lansia dapat mengalami perubahan seperti pada gangguan berjalan, gangguan
keseimbangan, kaki cenderung mudah goyang, dan respon yang lambat memudahkan
terjadinya jatuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran intervensi perawat
dalam penatalaksanaan resiko jatuh pada lansia di Satuan Pelayanan Rehabilitasi Sosial
Lanjut Usia Garut. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif studi
dokumentasi. Objek penelitian adalah dokumen intervensi resiko jatuh. Pengambilan
sampel dengan teknik total sampling yaitu dengan jumlah 234 dokumen. Pengumpulan
data menggunakan studi dokumentasi intervensi perawat dalam penatalaksanaan resiko
jatuh. Penelitian ini menggunakan analisis distribusi frekuensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar lansia memiliki riwayat Resiko Jatuh Tinggi
berdasarkan pengkajian Morse Fall Scale (MFS). Intervensi keperawatan yang dilakukan
sebagai penatalaksanaan resiko jatuh antara lain yaitu menyediakan jalan tandem
(17,9%), menggunakan alat bantu jalan (20,1%) dan Fisik Exercise (16,2%). Simpulan
penelitian menunjukkan bahwa penyediaan alat bantu jalan, fisik exercise, jalan tandem,
keset anti slip dan latihan keseimbangan. Intervensi perawat dalam penatalaksanaan
resiko jatuh . Penyediaan alat bantu merupakan intervensi yang sering dilakukan oleh
perawat. Disarankan agar petugas pelayanan kesehatan untuk lebih mengoptimalkan
pelayanan mengenai kebutuhan lansia dan lingkungan sekitar Satuan Pelayanan RSLU
Garut.

ABSTRACT
Elderly is a group of age in human that has entered the last phase. Elderly starts from
age of 60, and health problem can cause decreasing function of human body. The
problem of musculoskeletal system on elderly can cause changes such as walking
problem, balance problem, legs tend to easily shake, and late response ease falling to
happen. This research design used descriptive research study documentation. Research
object is risk of falling intervention document. Sample taken by total sampling technique
with 234 unit of document. Data collection used nurse intervention document study in risk
of falling management. This research used frequency distribution analysis. The result of
this research showed that most of elderlies had high risk of falling history based on
Morse Fall Scale (MFS). Nursing interventions carried out as risk of falling management
which were tandem walking (34.7%), providing walking aids(20,1%) and physical
exercise (16,2). The conclusions of this study showed that the provision of walking
assistance tools, physical exercise, tandem walking, anti-slip mats and balance training
were the nurse intervention in risk of falling management. Provision of assistance tools
was an intervention often carried out by nurses. It is recommended that health care
workers to optimize services regarding the needs of elderlies and the environment around
the RSLU Service Unit of Garut.
Keywords : Nurse intervention, Elderly, Risk of falling
Literature: 30 , 1994-2019

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 1


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

Naskah diterima : Juli 2019 Naskah Revisi : Agustus 2019 Naskah diterbitkan :
September 2019

PENDAHULUAN
Menjadi tua adalah suatu fase kehidupan kelamin, kekuatan otot juga akan
yang dialami oleh manusia, maka semakin dipengaruhi pada beberapa faktor seperti
panjang usia seseorang, maka sejalan faktor biomekanik, faktor neuromuscular,
dengan pertambahan usia tubuh akan dan faktor metabolisme yang berhubungan
mengalami kemunduran secara fisik dengan ketersediaan energy.
maupun psikologis. Secara fisik orang Data Biro Pusat Statistika Jawa Barat
lansia akan mengalami penurunan fungsi menunjukkan jumlah penduduk lansia
tubuh, seperti proses degeneratif. diatas 60 tahun terjadi peningkatan dari
Karakteristik lansia akan terlihat dari tahun ke tahun dan pada tahun 2009
fisiknya kulit yang mulai keriput, sebanyak 3.331.241 jiwa 7,9%, dan pada
kurangnya fungsi penglihatan dan tahun 2010 sebanyak 3.441.746 jiwa
pendengaran, aktivitas berkurang, mudah 8,01% (BPS Jawa Barat, 2010).
letih, rambut yang menipis dan berubah Seseorang yang telah memasuki lansia
warna, dan umumnya lansia mudah akan mengalami kondisi fisik yang
terserang penyakit karena sistem imunnya berkurang dan terdapat perubahan fisik
yang berkurang. (Fitriabi Erda, 2009). yang ditandai dengan pendengaran yang
Berdasarkan data lansia didunia kurang jelas, penglihatan yang semakin
diperkirakan mencapai 22% dari penduduk memburuk, penurunan kekuatan otot yang
didunia atau sebanyak 2 milyar pada tahun akan mengakibatkan gerakan gerakan
2020, sekitar 80% lansia hidup dinegara yang lambat, dan gerakan tubuh.
berkembang, jumlah penduduk di 11 Perubahan fisik lansia mengakibatkan
negara kawasan Asia Tenggara yang gangguan mobilitas fisik yang akan
berusia diatas 60 tahun dengan jumlah 142 membatasi kemandirian lansia dalam
juta orang dan diperkirakan akan memenuhi aktifitas sehari-hari dan akan
meningkat hingga 3 kali lipat pada tahun menyebabkan terjadinya resiko jatuh pada
2050 (Kemenkes RI, 2013). lansia (Stanley & Beare, 2012).
WHO (World Health Organization) Data Menurut Sunaryo (2016), pada gangguan
lansia didunia pada tahun 2015 dan 2050 muskuloskeletal adalah penyebab
diperkirakan meningkat dua kali lipat, dari gangguan pada berjalan dengan
12% menjadi 22% atau sekitar 900 juta keseimbangan yang dapat mengakibatkan
menjadi 2 milyar pada umur diatas 60 kelambatan dengan pergerak, kaki
tahun. cenderung mudah goyang, dan penurunan
Prevalensi resiko jatuh yaitu penduduk kemampuan mengantisipasi terpeleset,
diatas usia 55 tahun mencapai 49,4% dan tersandung, dan respon yang lambat
pada umur diatas 65 tahun ke atas 67,1% memudahkan terjadinya jatuh pada, faktor
(Kemenkes, RI, 2013). insidensi jatuh muskuloskeletal ini sangat berperan
pada setiap tahunnya yaitu lanjut usia yang terhadap terjadinya resiko jatuh pada
tinggal di komunitas meningkat dari 25% lansia.
pada umur 70 tahun menjadi 35% setelah Berdasarkan hasil penelitian menurut
berusia >75 tahun. Kejadian jatuh terjadi Rokhima (2016), tentang “Faktor-faktor
sekitar 30% lanjut usia yang berumur 65 yang berhubungan dengan resiko jatuh
tahun ke atas yang tinggal dikomunitas, pada lansia di unit pelayanan primer
sebagian dari angka tersebut yang Puskesmas Medan Johor” menunjukkan
mengalami jatuh berulang (Stanley & kejadian resiko jatuh pada lansia diperoleh
Beare, 2012). hasil bahwa 46% beresiko tinggi, 36%
Menurut Hardjono (2012), Tingginya beresiko rendah dan 18% tidak beresiko
prevalensi resiko jatuh pada lansia faktor jatuh.
yang mempengaruhi resiko jatuh yaitu Berdasarkan hasil penelitian Menurut
mempengaruhi oleh faktor umur, jenis Setyaarini,E.A., & Herlina, L.L. (2013),

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 2


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

intervensi keperawatan resiko jatuh sesuai dengan lingkup kewenangan


merupakan rangkaian tindakan yang perawat. Peran menggambarkan otoritas
dilakukan dalam penerapan pada langkah seseorang yang diatur dalam sebuah aturan
untuk mempertahankan keselamatan yang jelas.perawat memiliki sejumlah
pasien yang beresiko jatuh dengan peran dalam menjalankan tugasnya sesuai
melakukan pengkajian melalui Morse Fall dengan hak dan kewenangan yang ada.
Scale (MFS), MFS bertujuan untuk Peran perawat yang pertama yaitu sebagai
memberikan keselamatan pasien, pelaksana, pengelola, pendidik dan
mencegah terjadinya pasien jatuh. penelitian (Asmadi, 2008).
Intervensi pencegahan pasien jatuh yaitu Fenomena yang terjadi di lapangan bahwa
dengan penilaian MFS, memasang gelang kebanyakan lansia sangat beresiko jatuh,
identifikasi pasien resiko jatuh berwarna dan intervensi dalam penatalaksanaan
kuning pada pergelangan pasien, tanda resiko jatuh yang perawat panti berikan
pencegahan jatuh (label segitiga selama ini apakah sudah sesuai dengan
kuning/merah) dipapan tempat tidur, standard operasional.
menuliskan di whiteboard pada nurse
station, mengatur tinggi rendahnya tempat METODE PENELITIAN
tidur sesuai dengan prosedur pencegahan Jenis penelitian ini menggunakan
pasien jatuh, dan memastikan pagar deskriftif dengan pendekatan study
pengaman tempat tidur dengan keadaan dokumentasi dengan analisa data distribusi
terpasang. frekuensi. Variabel yang diteliti adalah
Panti werdha merupakan salah satu tempat mengenai intervensi perawat dan resiko
pelayanan sosial bagi lansia, perawat jatuh. Jumlah populasi yaitu sebanyak 234
memegang peran penting dalam dokumen unit di Satuan Pelayanan
penatalaksanaan resiko jatuh yang sesuai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Garut.
standart baik dalam segi pelayanan di Instrumen yang digunakan adalah dengan
rumah sakit, di satuan pelayanan menggunakan study dokumentasi, Data
rehabilitasi sosial dan komunitas.Perawat pasien lansia, lama tinggal, permasalahan
memiliki peran penting dalam pelaksanaan kesehatan lansia, jenis dokumen, hasil
keselamatan pasien khususnya pengkajian Morse Fall Scale (MFS),
keselamatan pasien dari jatuh, perawat pengkajian Keseimbangan Tinetty, dan
merupakan tenaga kesehatan yang paling pengkajian Berg Balance Skor (BBS). Dan
sering bertemu dengan pasien dalam intervensi perawat.
kesehari-hariannya. Perawat mempunyai
banyak peran dalam pencegahan resiko HASIL PENELITIAN
jatuh, yaitu salah satunya dengan Karakteristik Lansia Berdasarkan
melakukan pengkajian resiko jatuh seperti Dokumen
pada Pengkajian Morse Fall Score (MFS) Responden dalam penelitian ini adalah
atau Humpy-Dumty Fall Scale. Selain itu semua dokumen yang ada di Satuan
seorang perawat hendaknya melakukan Pelayanan RSLU Garut, . Karakteristik
edukasi kepada pasien yaitu contohya lansia meliputi Jenis Kelamin, umur, lama
dengan memperhatikan masalah eliminasi tingga, dan permasalahan kesehatannya.
dan bahkan memperhatikan masalah Pendokumentasianya diukur dengan
depresi yang diderita pasien (Younce et al, lembar checklist. Kategori jenis kelamin
2011). Setelah masalah terhadap resiko berdasarkan jumlah lansia terdapat 75
jatuh ditemukan perawat perlu melakukan lansia dengan 32 (42,7%) yang berjenis
tindakan intervensi pencegahan pasien kelamin laki-laki, dan 43 (57,3%) yang
resiko jatuh berdasarkan standard berjenis kelamin perempuan. Karakteristik
operasional. lansia berdasarkan umur yaitu dengan
Peran perawat merupakan seperangkat rerata umur lansia 60-74 tahun.
perilaku yang diharapkan oleh seorang Karakteristik lansia berdasarkan lama
individu yang sesuai dengan status tinggal yaitu dengan rerata lama
sosialnya, peran yang dijalankan harus tinggalnya lansia selama >2 tahun.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 3


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

Karakteristik Permasalahan Kesehatan jumlah sebagian kecil dengan hasil 21


lansia yang paling dominan diderita yaitu lansia (28,0%)
dengan penyakit Hipertensi dengan jumlah
hampir setengahnya lansia dengan hasil 26
lansia (34,7%) dan reumatik dengan
Tabel 1 Jenis Dokumen Berdasarkan Dokumentasi (n=234)

No Nama Jenis Dokumen Frekuensi (f) Presentase (%)


1 Laporan Manajemen panti 17 7,3
2 Laporan Hasil PPN 13 5,6
3 Laporan Asuhan 204 87,1
Keperawatan
Total 234 100

Berdasarkan 234 dokumen, terdapat 13 dokumen (5,6%), dan Laporan


ditemukan dengan nama dokumen laporan asuhan keperawatan dengan hampir
manajemen panti dengan sebagian kecil semuanya yaitu terdapat 204 dokumen
yaitu terdapat 17 dokumen (7,3%), laporan dengan asuhan keperawatan di Satuan
hasil PPN dengan sebagian kecil yaitu Pelayanan RSLU Garut.

Tabel 2 Pengkajian Resiko Jatuh Lansia Berdasarkan Jumlah Dokumen


(n=234)

No Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Pengkajian 217 92,7
Morse Fall Scale
(MFS) 150 64,1
Resiko Tinggi 48 20,5
Resiko Rendah 19 8,1
Tidak Beresiko
2 Pengkajian 217 92,7
Keseimbangan
(Tinetty) 94 40,2
Resiko Jatuh 58 24,8
Rendah 65 27,8
Resiko Jatuh
Sedang
Resiko Jatuh
Tinggi
3 Berg Balance 234 100
Scale (BBS) 36 15,4
Klien perlu
menggunakan 117 50,0
kursi roda
Klien perlu
menggunakan alat 81 34,6
bantu jalan seperti
tongkat, kruk, dan
walker
Klien mandiri dan
tidak memerlukan
alat bantu

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 4


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

Berdasarkan tabel diatas, ditemukan resiko jatuh sedang 79 dokumen (33,8%)


pengkajian Morse Fall scale (MFS) dan resiko jatuh tinggi 65 dokumen
dengan jumlah hampir semuanya terdapat (27,8%). Kategori Berg Balance Scale
217 dokumen (92,7%), di pengkajian dengan jumlah semuanya terdapat 234
Morse Fall Scale ini terdapat pengkajian dokumen (100%), terdapat pengkajian
resiko tinggi dengan jumlah 150 dokumen dengan jumlah yang tinggi yaitu dengan
(64,1%), resiko rendah 60 dokumen pengkajian klien perlu menggunakan alat
(25,6%), dan yang tidak beresiko 24 bantu jalan seperti tongkat, kruk, dan
dokumen (10,3%). Dalam kategori walker, dengan hasil 117 (50,0%), klien
pengkajian keseimbangan Tinetty dengan mandiri dan tidak memerlukan alat bantu
hampir semuanya terdapat 217 dokumen dengan hasil 81 dokumen (34,6%) dan
(92,7%), terdapat pengkajian dengan nilai dengan klien perlu menggunakan kursi
tinggi yaitu dengan Resiko jatuh rendah roda dengan hasil 36 dokumen (15,4%) .
dengan jumlah 93 dokumen (39,7%),
Tabel 3 Intervensi Resiko Jatuh Berdasarkan Dokumentasi
No Intervensi Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Jalan Tandem 42 17,9
2 Keselamatan Pasien (bunk bed 17 7,3
walker)

3 Latihan Rom aktif/pasif 5 2,1

4 Senam 20 8,5
5 Latihan Keseimbangan 28 12,0
6 Penkes Body Mekanik 9 3,8
7 Fisik Exercise 38 16,2
8 Alat bantu berjalan 47 20,1
9 Keset Anti Slip 14 6,0
10 Pencahayaan 14 6,0
Total 234 100

Berdasarkan tabel 4.3 mengenai intervensi yang sama dengan jumlah sebagian kecil
berdasarkan dokumen dan asuhan terdapat 17 (7,3%), Keset anti slip dengan
keperawatan, bahwa yang utama yang intervensi yang sama dengan jumlah
sering dilakukan yaitu dengan sebagian kecil terdapat 14 (6,0%),
menggunakan alat bantu berjalan dengan Pencahayaan dengan intervensi yang sama
jumlah sebagian kecil terdapat 47 dengan jumlah sebagian kecil terdapat 14
intervensi yang sama dalam dokumen dan (6,0%), penkes body mekanik dengan
asuhan keperawatan tersebut dengan intervensi yang sama dan dengan jumlah
persentase (20,1%), intervensi yang sama sebagian kecil terdapat 9 (3,8%), dan
dalam dokumen dan asuhan keperawatan Latihan Rom aktif/pasif dengan intervensi
dengan jumlah hampir setengahnya yang sama dengan jumlah sebagian kecil
terdapat 42 (17,9%) dengan intervensi terdapat 5 (2,1%) berdasarkan hasil dari
Jalan tandem, Fisik exercise intervensi intervensi dan dokumen di Satuan
yang sama dengan jumlah hampir Pelayanan RSLU Garut.
setengahnya terdapat 38 (16,2%), Latihan
keseimbangan dengan intervensi yang PEMBAHASAN
sama yaitu dengan jumlah hampir Gambaran Lansia Berdasarkan Resiko
setengahnya terdapat 28 (12,0%), Senam Jatuh
dengan intervensi yang sama yaitu dengan Pada tabel 4.2 Resiko jatuh dapat dikaji
jumlah sebagian kecil terdapat 20 (8,5%), menggunakan pengkajian Morse Fall
Keselamatan pasien dengan intervensi Scale (MFS) dengan 3 komponen (Resiko

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 5


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

Tinggi, Resiko Rendah, dan tidak Resiko jatuh secara terus menerus dapat
beresiko) dan Keseimbangan (Tinetti menyebabkan masalah baru bagi lansia,
1998) sama dengan 3 komponen (Resiko sehingga kualitas tidur lansia perlu
Jatuh Tinggi, Resiko Jatuh Sedang, Resiko ditangani atau diperhatikan secara serius.
Jatuh Tinggi). Berdasarkan Hasil Upaya awal yang dapat dilakukan untuk
penelitian yang tertera dalam tabel 4.2 mempertahankan resiko jatuh adalah
diatas bahwa kategori pengkajian Morse dengan melakukan pengkajian lebih
Fall Scale di Satuan Pelayanan mendalam sehingga dapat diketahui
Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Garut faktor-faktor apa saja yang dapat
berada pada kategori hampir semuanya menyebabkan resiko jatuh, banyak faktor
dengan frekuensi 217 (92,7%) dokumen, yang dapat mempengaruhi resiko jatuh,
dan dari keseimbangan berada pada seperti kondisi lingkungan dan
kategori hampir semuanya dengan hasil keselamatan lingkungan hidup yang
217 (92,7%) dokumen, dan Berg Blance ditentukan terutama pada perangkat anti
Scale (BBS) berada pada kategori slip, kondisi pencahayaan, dan
semuanya 234 (100%) dokumen . Peneliti penempatan yang tidak masuk akal
ini sejalan dengan penelitian Reducing furniture dan lain-lain, Ruang (ruang tamu,
Fall risk in the elderly: risk factors and kamar mandi, lorong, dan lain-lain) dan
fall prevention, a systematic review yaitu outdoor (Koridor, tangga, sandaran tangan,
dengan hasil resiko jatuh juga dapat diukur dan lain-lain) (Zhang, et al, 2019). Perawat
dengan alat menilai karakteristik klinis bertanggung jawab untuk memfasilitasi
dengan berbagai masalah yaitu dan mengurangi resiko jatuh lansia selama
kebingungan, pusing, gangguan kognitif perawatan dan memberikan rasa resiko
atau obat-obatan, contoh untuk alat jatuh pada lansia dapat menimbulkan
penilaianya resiko oleh NICE (British lansia sering cepat lupa atau sulit
National Institut Kesehatan dan mengingat sesuatu, tidak konsentrasi
Excellence) (Pfortmueller et al, 2014). dalam melakukan aktivitas, kurang
Berbagai permasalahan adapun faktor- bersemangat, mata sembab dan mudah
faktor yang dapat mempengaruhi resiko terkena penyakit. Oleh karena itu perlu
jatuh pada lansia juga dapat dibandingkan adanya penanganan lebih jauh pada
dengan kelompok muda atau orang muda masalah resiko jatuh lansia (Zhang, et al,
yang paling sering slip dan jatuh atau jatuh 2019).
selama olahraga, tetapi mereka lebih Menurut Pfortmueller, et.al (2014), peran
sering dikaitkan dengan beberapa faktor perawat sebagai pemberi asuhan
yang kemudian akan menyebabkan keperawatan harus lebih dioptimalkan.
peningkatan kerentanan jatuh. Ada Setelah melakukan pengkajian secara
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komperhensif selanjutnya perawat
resiko jatuh pada lansia, yaitu dengan diharuskan untuk memberikan intervensi
kelemahan, kelemahan pada lansia keperawatan secara tepat. Adapun hal-hal
merupakan keadaan peradangan kronis, yang dapat dilakukan perawat untuk
atropi, dan asupan protein berkurang mengatasi resiko jatuh lansia seperti,
(Pfortmueller et al 2014). Adapun mempertahankan lingkungan sekitar yang
perbandingan dengan faktor resiko jatuh adekuat, dan nyaman aman. Selain itu,
pada lansia yang diambil dari literature perawat juga dapat memberikan intervensi
penelitian yang ada, yang terdiri dari resiko jatuh yang lebih jauh dari itu untuk
kegiatan Daily Living (ADL), meningkatkan resiko jatuhnya.
keseimbangan dan gaya berjalan, kondisi Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh
medis, status kognitif, lingkungan hidup, yaitu dengan melakukan pengkajian Morse
cedera kaki dan alas kaki dan kehilangan Fall Scale (MFS) dan Keseimbangan
sensorik, dengan hasil rentang skor untuk Tinetty. Sedangkan berdasarkan standar
setiap parameter yaitu 0-4, semakin tinggi pengkajian resiko jatuh yaitu dengan
skor semakin buruk kondisi fisik atau melakukan pengkajian NICE.
lingkungan hidupnya (Zhang, et al 2019).

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 6


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

Gambaran Intervensi Resiko Jatuh meminimalkan resiko jatuh. Latihan


Berdasarkan Dokumen dengan Swiss Ball menggunakan sebuah
Berdasarkan hasil dari penelitian diketahui media bola besar yang tersedia di
bahwa hampir setengahnya 42 dokumen gymnasium. Latihan Swiss Ball membantu
(17,9%) mendapatkan intervensi jalan seorang lansia untuk meningkatkan core
tandem, dan hampir setengahnya yang stability. Latihan Swiss Ball efektif
menggunakan alat bantu jalan dengan meningkatkan keseimbangan lansia
jumlah 47 dokumen (20,1%). Hasil ini dengan pemberian intrvensi selama 3
menunjukkan bahwa intervensi resiko minggu dengan 10 kali repetisi. Hal ini
jatuh yang berada dalam isi dokumen atau sejalan dengan penelitian yang
catatan keperawatan satuan pelayanan sebelumnya telah dilakukan oleh Corbett
rehabilitasi sosial lanjut usia. (2005), yang menyatakan bahwa latihan
Berdasarkan beberapa penelitian resiko dengan Swiss Ball mampu menurunkan
jatuh merupakan salah satu masalah resiko jatuh pada lansia dan meningkatkan
kesehatan pada kalangan orang tua atau keseimbangan pada lansia.
lansia dengan frekuensi sekitar 30% orang Upaya peningkatan keseimbangan dengan
tua yang berusia 65 tahun yang jatuh pada melakukan physical exercise seperti
setiap tahunya, maka dari itu harus segera kegiatan gym juga terbukti dapat
diberikan intervensi (Mary E., 1994). meningkatkan keseimbangan dan mampu
Intervensi keperawatan menjadi hal yang mengurangi resiko jatuh pada seorang
sangat penting dalam penatalaksanaan lansia. Kegiatan tersebut dapat dilakukan
resiko jatuh yaitu intervensi dengan dengan cara senam, melompat,
melakukan program latihan dirumah peregangan, berjalan cepat, melempar dan
dengan meningkatkan kekuatan otot, menangkap bola, jongkok dan berdiri,
keseimbangan, dan kemampuan berjalan duduk dan bangkit dari kursi tanpa lengan
(T.Suzuki et al.2004). (Suadnyanaet al., 2015, Utomo et al.,
Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa 2015, dan Cakar et al., 2010).
jurnal intervensi resiko jatuh terdapat pada Satu artikel menyatakan bahwa
item yang salah satunya yaitu terdapat peningkatan keseimbangan juga dapat
pada artikel Nugrahani (2014) dan dilakukan dengan cara melakukan yoga
Munawwarah et al (2015), menyatakan seperti Hatha yoga. Dalam penelitian
bahwa latihan fisik dengan jalan tandem Costa et al., 2016, menyatakan bahwa
dapat meningkatkan keseimbangan dan peningkatan keseimbangan untuk
menurunkan resiko jatuh pada lansia. mengurangi resiko jatuh dapat dilakukan
Menurut Batson et al (2009), jalan tandem dengan melakukan Hatha yoga, pemberian
dapat dilakukan dengan cara berjalan yoga diberikan selama delapan minggu
dalam satu garis lurus dalam posisi tumit dengan frekuensi latihan tiga kali satu
kaki menyentuh jari kaki yang lainnya minggu. Hal ini sejalan dengan apa yang
sejauh 3-6 meter, latihan ini dapat dinyatakan oleh Galatino (2012), yang
meningkatkan keseimbangan postural menyatakan bahwa Hatha yoga merupakan
bagian lateral, yang berperan dalam bentuk latihan lembut dan aman yang
mengurangi resiko jatuh pada lansia yang bermanfaat pada fisik, mental dan
juga merupakan salah satu dari jenis emosional dan juga merupakan intervensi
latihan keseimbangan. yang baik untuk mengurangi resiko jatuh
Selain jalan tandem, upaya untuk dan meningkatkan keseimbangan pada
meningkatkan keseimbangan untuk lansia.
mengurangi resiko jatuh pada lansia dapat Berdasarkan penelitian Putri (2014), dan
dilakukan dengan latihan Swiss Ball. Astriyana (2012), menyatakan secara
Menurut penelitian Nugrahani, (2014 dan umum senam ergonomis sebagaimana
Munawwarah et al (2015), menyatakan senam lainnya dapat membantu tubuh
bahwa selain jalan tandem terdapat latihan tetap bugar dan segar karena melatih
Swiss Ball yang juga dapat meningkatkan tulang tetap kuat sehingga kekuatan otot,
keseimbangan seorang lansia dan mampu daya tahan otot, kelenturan, dan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 7


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

keseimbangan lansia dapat di latih. gambar seperti karya seni berupa gambar
Menurut Kusnanto, Indrawati, dan patung film dan lainnya.
Mufidah, (2007), secara khusus senam Penelitian ini didukung dengan hasil
ergonomis yang diadaptasi dari gerakan- penelitian yang dilakukan oleh Muller
gerakan sholat memang dapat Staun et al, (2007) tentang Evaluation of
meningkatkan keseimbangan tubuh. the implementation of nursing diagnostics
Gerakan sholat dalam senam ergonomis A study on the use of nursing diagnoses,
melibatkan pergerakan sendi dan otot interventions and outcomes in nursing
konsentrit serta otot eksentrik yang documentation dengan hasil dengan hasil
brperan dalam stabilitas postural dan asuhan keperawatan di Swiss dan
keseimbangan. Internasional yaitu proses asuhan
Penelitian ini didukung dengan hasil keperawatan yang digambarkan
penelitian yang dilakukan oleh Chang et.al sebagaimana proses pemecahan masalah
(2004) tentang Interventions for the relasional dan masalah pasien dimana
prevention of falls in older perawat memberikan intervensi yang
adults:systematic review and meta- disebut dengan “masalah keperawatan”
analysis of randomised clinical trials dan tujuan dari intervensi keperawatan
dengan hasil menggunakan intervensi dipilih sesuai dengan masalah pasien.
latihan keseimbangan, daya tahan tubuh Berdasarkan kesimpulan dari hasil
dan kekuatan. intervensi dari semua dokumentasi yang
Berdasarkan kesimpulan dari hasil ada di Satuan pelayanan rehabilitasi sosial
intervensi yang sering dilakukan perawat Garut yaitu diantaranya alat bantu
terhadap lansia di Satuan pelayanan pegangan, jalan tandem, fisik exercise,
rehabilitasi sosial lanjut usia Garut yaitu latihan keseimbangan, senam, keselamatan
dengan intervensi yang pertama alat bantu pasien, keset anti slip, pencahayaan,
atau pegangan, jalan tandem, fisik penkes body mekanik dan latihan rom
exercise, keset anti slip dan latihan aktif/pasif.
keseimbangan. Sedangkan berdasarkan
standar pelaksanaan resiko jatuh yaitu PENUTUP
jalan tandem, meningkatkan latihan Hasil penelitian dari gambaran Intervensi
keseimbangan dengan melakukan swiss keperawatan resiko jatuh merupakan
ball, meningkatkan keseimbangan dengan sehubungan tindakan yang dilakukan
melakukan physical exercise, acuan dalam penerapan langkah untuk
meningkatkan keseimbangan dengan mempertahankan keselamatan pasien.
melakukan yoga dan senam ergonomis Intervensi keperawatan resiko jatuh yang
untuk membantu tubuh agar tetap bugar, dilakukan perawat harus sesuai dengan
daya tahan otot dan kelenturan. standard resiko jatuh.
Berdasarkan beberapa penelitian, Hasil penelitian dari gambaran intervensi
dokumentasi menjelaskan bahwa istilah perawat dalam penatalaksanaan resiko
dokumen dibedakan dengan record. jatuh pada lansia di satuan pelayanan
Didefinisikan record adalah setiap rehabilitasi sosial lanjut usia Garut yakni
pernyataan tertulis yang disusun oleh dokumen yang menjadi sampel sebagai
seseorang atau lembaga untuk keperluan dokumen penelitian sebanyak 234
pengujian suatu peristiwa. Sedangkan dokumen. Didapatkan hasil bahwa
dokumen adalah setiap bahan tertulis intervensi perawat berdasarkan
ataupun film, yang tidak dipersiapkan dokumentasi dengan intervensi jalan
karena adanya permintaan seseorang tandem dengan jumlah 42 dokumen
penyidik (Guba & Lincong, dalam (17,9%), keselamatan pasien (bunk bed
Moleong, 2007). Menurut Sugiyono walker) dengan jumlah 17 dokumen
(2005) dokumen juga dapat berbentuk (7,3%), Latihan Rom aktif/pasif dengan
tulisan, gambar, dan karya. Bentuk tulisan jumlah 5 dokumen (2,15%), Senam
seperti catatan harian, life histories, cerita, dengan jumlah 20 dokumen (8,5%),
biografi, kebijakan dan lainnya.bentuk Latihan Keseimbangan dengan jumlah 28

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 8


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

dokumen (12,0%), penkes body mekanik Suttorp, M. J., ... & Shekelle, P. G.
dengan jumlah 9 dokumen (3,8%), fisik (2004). Interventions for the
exercise dengan jumlah 38 dokumen prevention of falls in older adults:
(16,2%), alat bantu berjalan dengan systematic review and meta-analysis
jumlah 47 dokumen (20,1%), keset anti of randomised clinical trials. Bmj,
slip dengan jumlah 14 dokumen (6,0%) 328(7441), 680.
dan pencahayaan dengan jumlah 14 Choo, dkk. (2010). Nurse’s role in
dokumen (6,0%). Jadi hasil penelitian medication safety. Journal of
tersebut yang paling dominan memiliki Nursing Management, 18 (5).
hasil tinggi yaitu dengan intervensi Darmojo, R.B. & Martono, H.H. (2009).
menggunakan Alat bantu jalan (pegangan) Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
dan intervensi jalan tandem. Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit
Kesimpulan penelitian dengan hasil ada FKUI.
beberapa intervensi yang sesuai standart Dewi, Sofia Rhosma. (2015). Buku Ajar
dan intervensi yang belum dilakukan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
belum secara optimal di satuan pelayanan Deepublish
rehabilitasi sosial lanjut usia Garut. Fitriani Erda. 2009. Masalah Fisik Yang
SARAN Sering Ditemukan Pada Lansia.
Bagi Satuan Pelayanan RSLU http:www.google.com/localhost/I:/.
Menciptakan lingkungan yang nyaman (di download pada tanggal 27
dan fasilitas yang memadai untuk September 2009)
meminimalkan resiko jatuh pada lansia. Fristantia, D. A., & Zulfitri, R. (2018).
Perlu adanya peningkatan pengetahuan Analisis Faktor-Faktor yang
dan kompetensi perawat di satuan Berhubungan Dengan Risiko Jatuh
pelayanan rehabilitasi sosial lanjut usia Pada Lansia Yang Tinggal
dalam penatalaksanaan resiko jatuh. Dirumah. Jurnal Online Mahasiswa
Bagi Keperawatan / Panti (JOM) Bidang Ilmu Keperawatan,
Mengkaji secara rutin resiko jatuh pada 5, 161-169.
lansia Gillespie, L. D., Gillespie, W. J.,
Melakukan intervensi yang tepat untuk Robertson, M. C., Lamb, S. E.,
menangani resiko jatuh yang dialami Cumming, R. G., & Rowe, B. H.
lansia (2003). Interventions for preventing
Melakukan kompetensi perawat dalam falls in elderly people. Cochrane
penatalaksanaan resiko jatuh database of systematic reviews, (4).
Bagi Peneliti Selanjutnya Hardjono, J. 2012. Perbedaan Pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian diatas, Pemberian Latihan Metode De
peneliti selanjutnya diharapkan dapat Lorme dengan Latihan Metode
pengetahuan perawat tentang standart Oxford terhadap Peningkatan
penatalaksanaan resiko jatuh Kekuatan Otot Quadriceps.
Universitas Esa Unggul.
DAFTAR PUSTAKA Harus, B. D., & Sutriningsih, A. (2015).
Amalina, N., & Salmiyati, S. (2017). Pengetahuan Perawat tentang
Pengaruh Senam Ergonomis Keselamatan Pasien dengan
Terhadap Risiko Jatuh Pada Lansia Pelaksanaan Prosedur Keselamatan
Di Posyandu Lansia Menur Pasien Rumah Sakit (KPRS) di
Palbapang Yogyakarta (Doctoral Rumah Sakit Panti Waluya
dissertation, Universitas' Aisyiyah Sawahan Malang. Care: Jurnal
Yogyakarta). Ilmiah Ilmu Kesehatan, 3(1), 25-32.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Kementrian Kesehatan RI. (2013).
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Gambaran kesehatan lanjut usia di
Rineka Cipta. Indonesia. Buletin Jendela : Jakarta.
Chang, J. T., Morton, S. C., Rubenstein, L. Maneeprom, N., Taneepanichskul, S.,
Z., Mojica, W. A., Maglione, M., Panza, A., & Suputtitada, A. (2019).

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 9


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

Effectiveness of robotics fall Sunaryo, dkk. (2016). Asuhan


prevention program among elderly Keperawatan gerontik. Yogyakarta: Andi.
in senior housings, Bangkok, Suzuki, T., Kim, H., Yoshida, H., &
Thailand: a quasi-experimental Ishizaki, T. (2004). Randomized
study. Clinical interventions in controlled trial of exercise
aging, 14, 335. intervention for the prevention of
Muhith, A & Siyoto, S. (2016). falls in community-dwelling elderly
Pendidikan Keperawatan Gerontik. Japanese women. Journal of bone
Yogyakarta : Andi and mineral metabolism, 22(6),
Müller‐Staub, M., Needham, I., Odenbreit, 602-611.
M., Ann Lavin, M., & Van Tamher, S. & Noorkasiani. (2009).
Achterberg, T. (2007). Improved Kesehatan Usia Lanjut dengan
quality of nursing documentation: Pendekatan Asuhan Keperawatan.
results of a nursing diagnoses, Jakarta: Salemba Medika.
interventions, and outcomes Tinetti, M. E., Baker, D. I., McAvay, G.,
implementation study. International Claus, E. B., Garrett, P., Gottschalk,
Journal of Nursing Terminologies M., ... & Horwitz, R. I. (1994). A
and Classifications, 18(1), 5-17. multifactorial intervention to reduce
Notoatmodjo. (2014). Metodologi the risk of falling among elderly
Penelitian Kesehatan. Jakarta : people living in the community.
Rineka Cipta. New England Journal of Medicine,
Nurihsan, R. (2018). Kepatuhan Perawat 331(13), 821-827.
Dalam Pelaksanaan Prosedur Maryam, S., Ekasari, M.F.,
Intervensi Pasien Risiko Tinggi Rosidawati.,Hartini, T., Suryati,
Jatuh Di RSUD Wates Kulon Progo E.S., & Noorkasiana. (2010).
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Asuhan Keperawatan pada Lansia.
Ilmu Keperawatan Pendekatan Jakarta:Trans Info Media.
Praktis Edisi 3. Jakarta : Medika Yektiningsih, E., & Saroji, M. (2017).
Salemba. Hubungan Pengetahuan Keluarga
Sadondang, T. M., & Komalasari, R. Tentang Upaya Pencegahan Resiko
Kajian Literatur : Upaya Cedera Khususnya Jatuh Pada
Peningkatan Keseimbangan Tubuh Lansia Terhadap Kejadian Jatuh.
Untuk Mengurangi Risiko Jatuh Jurnal AKP, 3(1)
Pada Lanjut Usia. Susunan Redaksi, Zhang, L., Zeng, Y., Weng, C., Yan, J., &
12. Fang, Y. (2019). Epidemiological
Setyarini, E. A., & Herlina, L. L. (2013). characteristics and factors
Kepatuhan Perawat Melaksanakan influencing falls among elderly
Standar Prosedur Operasional adults in long-term care facilities in
Pencegahan Pasien Resiko Jatuh di Xiamen, China. Medicine, 98(8).
Gedung Yosep 3 Dago dan Surya
Kencana Rumah Sakit Borromeus.
Jurnal Kesehatan.
Stanley, M., & Beare, P. G. (2012). Buku
Ajar Keperawatan Gerontik.
Jakarta: EGC.
Stanley, M., & Patricia,G.B. (2007). Buku
Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2.
Alih bahasa Nety J. dan Sari K.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&d.
Bandung : Alfabetha.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 10


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk

Anda mungkin juga menyukai