2 September 2019
ABSTRAK
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahap akhir.
Lansia dimulai dari umur 60 tahun, dan permasalahan kesehatan lansia dapat
mengakibatkan penurunan fungsi tubuh lansia. Masalah sistem muskuloskeletal pada
lansia dapat mengalami perubahan seperti pada gangguan berjalan, gangguan
keseimbangan, kaki cenderung mudah goyang, dan respon yang lambat memudahkan
terjadinya jatuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran intervensi perawat
dalam penatalaksanaan resiko jatuh pada lansia di Satuan Pelayanan Rehabilitasi Sosial
Lanjut Usia Garut. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif studi
dokumentasi. Objek penelitian adalah dokumen intervensi resiko jatuh. Pengambilan
sampel dengan teknik total sampling yaitu dengan jumlah 234 dokumen. Pengumpulan
data menggunakan studi dokumentasi intervensi perawat dalam penatalaksanaan resiko
jatuh. Penelitian ini menggunakan analisis distribusi frekuensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar lansia memiliki riwayat Resiko Jatuh Tinggi
berdasarkan pengkajian Morse Fall Scale (MFS). Intervensi keperawatan yang dilakukan
sebagai penatalaksanaan resiko jatuh antara lain yaitu menyediakan jalan tandem
(17,9%), menggunakan alat bantu jalan (20,1%) dan Fisik Exercise (16,2%). Simpulan
penelitian menunjukkan bahwa penyediaan alat bantu jalan, fisik exercise, jalan tandem,
keset anti slip dan latihan keseimbangan. Intervensi perawat dalam penatalaksanaan
resiko jatuh . Penyediaan alat bantu merupakan intervensi yang sering dilakukan oleh
perawat. Disarankan agar petugas pelayanan kesehatan untuk lebih mengoptimalkan
pelayanan mengenai kebutuhan lansia dan lingkungan sekitar Satuan Pelayanan RSLU
Garut.
ABSTRACT
Elderly is a group of age in human that has entered the last phase. Elderly starts from
age of 60, and health problem can cause decreasing function of human body. The
problem of musculoskeletal system on elderly can cause changes such as walking
problem, balance problem, legs tend to easily shake, and late response ease falling to
happen. This research design used descriptive research study documentation. Research
object is risk of falling intervention document. Sample taken by total sampling technique
with 234 unit of document. Data collection used nurse intervention document study in risk
of falling management. This research used frequency distribution analysis. The result of
this research showed that most of elderlies had high risk of falling history based on
Morse Fall Scale (MFS). Nursing interventions carried out as risk of falling management
which were tandem walking (34.7%), providing walking aids(20,1%) and physical
exercise (16,2). The conclusions of this study showed that the provision of walking
assistance tools, physical exercise, tandem walking, anti-slip mats and balance training
were the nurse intervention in risk of falling management. Provision of assistance tools
was an intervention often carried out by nurses. It is recommended that health care
workers to optimize services regarding the needs of elderlies and the environment around
the RSLU Service Unit of Garut.
Keywords : Nurse intervention, Elderly, Risk of falling
Literature: 30 , 1994-2019
Naskah diterima : Juli 2019 Naskah Revisi : Agustus 2019 Naskah diterbitkan :
September 2019
PENDAHULUAN
Menjadi tua adalah suatu fase kehidupan kelamin, kekuatan otot juga akan
yang dialami oleh manusia, maka semakin dipengaruhi pada beberapa faktor seperti
panjang usia seseorang, maka sejalan faktor biomekanik, faktor neuromuscular,
dengan pertambahan usia tubuh akan dan faktor metabolisme yang berhubungan
mengalami kemunduran secara fisik dengan ketersediaan energy.
maupun psikologis. Secara fisik orang Data Biro Pusat Statistika Jawa Barat
lansia akan mengalami penurunan fungsi menunjukkan jumlah penduduk lansia
tubuh, seperti proses degeneratif. diatas 60 tahun terjadi peningkatan dari
Karakteristik lansia akan terlihat dari tahun ke tahun dan pada tahun 2009
fisiknya kulit yang mulai keriput, sebanyak 3.331.241 jiwa 7,9%, dan pada
kurangnya fungsi penglihatan dan tahun 2010 sebanyak 3.441.746 jiwa
pendengaran, aktivitas berkurang, mudah 8,01% (BPS Jawa Barat, 2010).
letih, rambut yang menipis dan berubah Seseorang yang telah memasuki lansia
warna, dan umumnya lansia mudah akan mengalami kondisi fisik yang
terserang penyakit karena sistem imunnya berkurang dan terdapat perubahan fisik
yang berkurang. (Fitriabi Erda, 2009). yang ditandai dengan pendengaran yang
Berdasarkan data lansia didunia kurang jelas, penglihatan yang semakin
diperkirakan mencapai 22% dari penduduk memburuk, penurunan kekuatan otot yang
didunia atau sebanyak 2 milyar pada tahun akan mengakibatkan gerakan gerakan
2020, sekitar 80% lansia hidup dinegara yang lambat, dan gerakan tubuh.
berkembang, jumlah penduduk di 11 Perubahan fisik lansia mengakibatkan
negara kawasan Asia Tenggara yang gangguan mobilitas fisik yang akan
berusia diatas 60 tahun dengan jumlah 142 membatasi kemandirian lansia dalam
juta orang dan diperkirakan akan memenuhi aktifitas sehari-hari dan akan
meningkat hingga 3 kali lipat pada tahun menyebabkan terjadinya resiko jatuh pada
2050 (Kemenkes RI, 2013). lansia (Stanley & Beare, 2012).
WHO (World Health Organization) Data Menurut Sunaryo (2016), pada gangguan
lansia didunia pada tahun 2015 dan 2050 muskuloskeletal adalah penyebab
diperkirakan meningkat dua kali lipat, dari gangguan pada berjalan dengan
12% menjadi 22% atau sekitar 900 juta keseimbangan yang dapat mengakibatkan
menjadi 2 milyar pada umur diatas 60 kelambatan dengan pergerak, kaki
tahun. cenderung mudah goyang, dan penurunan
Prevalensi resiko jatuh yaitu penduduk kemampuan mengantisipasi terpeleset,
diatas usia 55 tahun mencapai 49,4% dan tersandung, dan respon yang lambat
pada umur diatas 65 tahun ke atas 67,1% memudahkan terjadinya jatuh pada, faktor
(Kemenkes, RI, 2013). insidensi jatuh muskuloskeletal ini sangat berperan
pada setiap tahunnya yaitu lanjut usia yang terhadap terjadinya resiko jatuh pada
tinggal di komunitas meningkat dari 25% lansia.
pada umur 70 tahun menjadi 35% setelah Berdasarkan hasil penelitian menurut
berusia >75 tahun. Kejadian jatuh terjadi Rokhima (2016), tentang “Faktor-faktor
sekitar 30% lanjut usia yang berumur 65 yang berhubungan dengan resiko jatuh
tahun ke atas yang tinggal dikomunitas, pada lansia di unit pelayanan primer
sebagian dari angka tersebut yang Puskesmas Medan Johor” menunjukkan
mengalami jatuh berulang (Stanley & kejadian resiko jatuh pada lansia diperoleh
Beare, 2012). hasil bahwa 46% beresiko tinggi, 36%
Menurut Hardjono (2012), Tingginya beresiko rendah dan 18% tidak beresiko
prevalensi resiko jatuh pada lansia faktor jatuh.
yang mempengaruhi resiko jatuh yaitu Berdasarkan hasil penelitian Menurut
mempengaruhi oleh faktor umur, jenis Setyaarini,E.A., & Herlina, L.L. (2013),
4 Senam 20 8,5
5 Latihan Keseimbangan 28 12,0
6 Penkes Body Mekanik 9 3,8
7 Fisik Exercise 38 16,2
8 Alat bantu berjalan 47 20,1
9 Keset Anti Slip 14 6,0
10 Pencahayaan 14 6,0
Total 234 100
Berdasarkan tabel 4.3 mengenai intervensi yang sama dengan jumlah sebagian kecil
berdasarkan dokumen dan asuhan terdapat 17 (7,3%), Keset anti slip dengan
keperawatan, bahwa yang utama yang intervensi yang sama dengan jumlah
sering dilakukan yaitu dengan sebagian kecil terdapat 14 (6,0%),
menggunakan alat bantu berjalan dengan Pencahayaan dengan intervensi yang sama
jumlah sebagian kecil terdapat 47 dengan jumlah sebagian kecil terdapat 14
intervensi yang sama dalam dokumen dan (6,0%), penkes body mekanik dengan
asuhan keperawatan tersebut dengan intervensi yang sama dan dengan jumlah
persentase (20,1%), intervensi yang sama sebagian kecil terdapat 9 (3,8%), dan
dalam dokumen dan asuhan keperawatan Latihan Rom aktif/pasif dengan intervensi
dengan jumlah hampir setengahnya yang sama dengan jumlah sebagian kecil
terdapat 42 (17,9%) dengan intervensi terdapat 5 (2,1%) berdasarkan hasil dari
Jalan tandem, Fisik exercise intervensi intervensi dan dokumen di Satuan
yang sama dengan jumlah hampir Pelayanan RSLU Garut.
setengahnya terdapat 38 (16,2%), Latihan
keseimbangan dengan intervensi yang PEMBAHASAN
sama yaitu dengan jumlah hampir Gambaran Lansia Berdasarkan Resiko
setengahnya terdapat 28 (12,0%), Senam Jatuh
dengan intervensi yang sama yaitu dengan Pada tabel 4.2 Resiko jatuh dapat dikaji
jumlah sebagian kecil terdapat 20 (8,5%), menggunakan pengkajian Morse Fall
Keselamatan pasien dengan intervensi Scale (MFS) dengan 3 komponen (Resiko
Tinggi, Resiko Rendah, dan tidak Resiko jatuh secara terus menerus dapat
beresiko) dan Keseimbangan (Tinetti menyebabkan masalah baru bagi lansia,
1998) sama dengan 3 komponen (Resiko sehingga kualitas tidur lansia perlu
Jatuh Tinggi, Resiko Jatuh Sedang, Resiko ditangani atau diperhatikan secara serius.
Jatuh Tinggi). Berdasarkan Hasil Upaya awal yang dapat dilakukan untuk
penelitian yang tertera dalam tabel 4.2 mempertahankan resiko jatuh adalah
diatas bahwa kategori pengkajian Morse dengan melakukan pengkajian lebih
Fall Scale di Satuan Pelayanan mendalam sehingga dapat diketahui
Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Garut faktor-faktor apa saja yang dapat
berada pada kategori hampir semuanya menyebabkan resiko jatuh, banyak faktor
dengan frekuensi 217 (92,7%) dokumen, yang dapat mempengaruhi resiko jatuh,
dan dari keseimbangan berada pada seperti kondisi lingkungan dan
kategori hampir semuanya dengan hasil keselamatan lingkungan hidup yang
217 (92,7%) dokumen, dan Berg Blance ditentukan terutama pada perangkat anti
Scale (BBS) berada pada kategori slip, kondisi pencahayaan, dan
semuanya 234 (100%) dokumen . Peneliti penempatan yang tidak masuk akal
ini sejalan dengan penelitian Reducing furniture dan lain-lain, Ruang (ruang tamu,
Fall risk in the elderly: risk factors and kamar mandi, lorong, dan lain-lain) dan
fall prevention, a systematic review yaitu outdoor (Koridor, tangga, sandaran tangan,
dengan hasil resiko jatuh juga dapat diukur dan lain-lain) (Zhang, et al, 2019). Perawat
dengan alat menilai karakteristik klinis bertanggung jawab untuk memfasilitasi
dengan berbagai masalah yaitu dan mengurangi resiko jatuh lansia selama
kebingungan, pusing, gangguan kognitif perawatan dan memberikan rasa resiko
atau obat-obatan, contoh untuk alat jatuh pada lansia dapat menimbulkan
penilaianya resiko oleh NICE (British lansia sering cepat lupa atau sulit
National Institut Kesehatan dan mengingat sesuatu, tidak konsentrasi
Excellence) (Pfortmueller et al, 2014). dalam melakukan aktivitas, kurang
Berbagai permasalahan adapun faktor- bersemangat, mata sembab dan mudah
faktor yang dapat mempengaruhi resiko terkena penyakit. Oleh karena itu perlu
jatuh pada lansia juga dapat dibandingkan adanya penanganan lebih jauh pada
dengan kelompok muda atau orang muda masalah resiko jatuh lansia (Zhang, et al,
yang paling sering slip dan jatuh atau jatuh 2019).
selama olahraga, tetapi mereka lebih Menurut Pfortmueller, et.al (2014), peran
sering dikaitkan dengan beberapa faktor perawat sebagai pemberi asuhan
yang kemudian akan menyebabkan keperawatan harus lebih dioptimalkan.
peningkatan kerentanan jatuh. Ada Setelah melakukan pengkajian secara
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komperhensif selanjutnya perawat
resiko jatuh pada lansia, yaitu dengan diharuskan untuk memberikan intervensi
kelemahan, kelemahan pada lansia keperawatan secara tepat. Adapun hal-hal
merupakan keadaan peradangan kronis, yang dapat dilakukan perawat untuk
atropi, dan asupan protein berkurang mengatasi resiko jatuh lansia seperti,
(Pfortmueller et al 2014). Adapun mempertahankan lingkungan sekitar yang
perbandingan dengan faktor resiko jatuh adekuat, dan nyaman aman. Selain itu,
pada lansia yang diambil dari literature perawat juga dapat memberikan intervensi
penelitian yang ada, yang terdiri dari resiko jatuh yang lebih jauh dari itu untuk
kegiatan Daily Living (ADL), meningkatkan resiko jatuhnya.
keseimbangan dan gaya berjalan, kondisi Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh
medis, status kognitif, lingkungan hidup, yaitu dengan melakukan pengkajian Morse
cedera kaki dan alas kaki dan kehilangan Fall Scale (MFS) dan Keseimbangan
sensorik, dengan hasil rentang skor untuk Tinetty. Sedangkan berdasarkan standar
setiap parameter yaitu 0-4, semakin tinggi pengkajian resiko jatuh yaitu dengan
skor semakin buruk kondisi fisik atau melakukan pengkajian NICE.
lingkungan hidupnya (Zhang, et al 2019).
keseimbangan lansia dapat di latih. gambar seperti karya seni berupa gambar
Menurut Kusnanto, Indrawati, dan patung film dan lainnya.
Mufidah, (2007), secara khusus senam Penelitian ini didukung dengan hasil
ergonomis yang diadaptasi dari gerakan- penelitian yang dilakukan oleh Muller
gerakan sholat memang dapat Staun et al, (2007) tentang Evaluation of
meningkatkan keseimbangan tubuh. the implementation of nursing diagnostics
Gerakan sholat dalam senam ergonomis A study on the use of nursing diagnoses,
melibatkan pergerakan sendi dan otot interventions and outcomes in nursing
konsentrit serta otot eksentrik yang documentation dengan hasil dengan hasil
brperan dalam stabilitas postural dan asuhan keperawatan di Swiss dan
keseimbangan. Internasional yaitu proses asuhan
Penelitian ini didukung dengan hasil keperawatan yang digambarkan
penelitian yang dilakukan oleh Chang et.al sebagaimana proses pemecahan masalah
(2004) tentang Interventions for the relasional dan masalah pasien dimana
prevention of falls in older perawat memberikan intervensi yang
adults:systematic review and meta- disebut dengan “masalah keperawatan”
analysis of randomised clinical trials dan tujuan dari intervensi keperawatan
dengan hasil menggunakan intervensi dipilih sesuai dengan masalah pasien.
latihan keseimbangan, daya tahan tubuh Berdasarkan kesimpulan dari hasil
dan kekuatan. intervensi dari semua dokumentasi yang
Berdasarkan kesimpulan dari hasil ada di Satuan pelayanan rehabilitasi sosial
intervensi yang sering dilakukan perawat Garut yaitu diantaranya alat bantu
terhadap lansia di Satuan pelayanan pegangan, jalan tandem, fisik exercise,
rehabilitasi sosial lanjut usia Garut yaitu latihan keseimbangan, senam, keselamatan
dengan intervensi yang pertama alat bantu pasien, keset anti slip, pencahayaan,
atau pegangan, jalan tandem, fisik penkes body mekanik dan latihan rom
exercise, keset anti slip dan latihan aktif/pasif.
keseimbangan. Sedangkan berdasarkan
standar pelaksanaan resiko jatuh yaitu PENUTUP
jalan tandem, meningkatkan latihan Hasil penelitian dari gambaran Intervensi
keseimbangan dengan melakukan swiss keperawatan resiko jatuh merupakan
ball, meningkatkan keseimbangan dengan sehubungan tindakan yang dilakukan
melakukan physical exercise, acuan dalam penerapan langkah untuk
meningkatkan keseimbangan dengan mempertahankan keselamatan pasien.
melakukan yoga dan senam ergonomis Intervensi keperawatan resiko jatuh yang
untuk membantu tubuh agar tetap bugar, dilakukan perawat harus sesuai dengan
daya tahan otot dan kelenturan. standard resiko jatuh.
Berdasarkan beberapa penelitian, Hasil penelitian dari gambaran intervensi
dokumentasi menjelaskan bahwa istilah perawat dalam penatalaksanaan resiko
dokumen dibedakan dengan record. jatuh pada lansia di satuan pelayanan
Didefinisikan record adalah setiap rehabilitasi sosial lanjut usia Garut yakni
pernyataan tertulis yang disusun oleh dokumen yang menjadi sampel sebagai
seseorang atau lembaga untuk keperluan dokumen penelitian sebanyak 234
pengujian suatu peristiwa. Sedangkan dokumen. Didapatkan hasil bahwa
dokumen adalah setiap bahan tertulis intervensi perawat berdasarkan
ataupun film, yang tidak dipersiapkan dokumentasi dengan intervensi jalan
karena adanya permintaan seseorang tandem dengan jumlah 42 dokumen
penyidik (Guba & Lincong, dalam (17,9%), keselamatan pasien (bunk bed
Moleong, 2007). Menurut Sugiyono walker) dengan jumlah 17 dokumen
(2005) dokumen juga dapat berbentuk (7,3%), Latihan Rom aktif/pasif dengan
tulisan, gambar, dan karya. Bentuk tulisan jumlah 5 dokumen (2,15%), Senam
seperti catatan harian, life histories, cerita, dengan jumlah 20 dokumen (8,5%),
biografi, kebijakan dan lainnya.bentuk Latihan Keseimbangan dengan jumlah 28
dokumen (12,0%), penkes body mekanik Suttorp, M. J., ... & Shekelle, P. G.
dengan jumlah 9 dokumen (3,8%), fisik (2004). Interventions for the
exercise dengan jumlah 38 dokumen prevention of falls in older adults:
(16,2%), alat bantu berjalan dengan systematic review and meta-analysis
jumlah 47 dokumen (20,1%), keset anti of randomised clinical trials. Bmj,
slip dengan jumlah 14 dokumen (6,0%) 328(7441), 680.
dan pencahayaan dengan jumlah 14 Choo, dkk. (2010). Nurse’s role in
dokumen (6,0%). Jadi hasil penelitian medication safety. Journal of
tersebut yang paling dominan memiliki Nursing Management, 18 (5).
hasil tinggi yaitu dengan intervensi Darmojo, R.B. & Martono, H.H. (2009).
menggunakan Alat bantu jalan (pegangan) Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
dan intervensi jalan tandem. Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit
Kesimpulan penelitian dengan hasil ada FKUI.
beberapa intervensi yang sesuai standart Dewi, Sofia Rhosma. (2015). Buku Ajar
dan intervensi yang belum dilakukan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
belum secara optimal di satuan pelayanan Deepublish
rehabilitasi sosial lanjut usia Garut. Fitriani Erda. 2009. Masalah Fisik Yang
SARAN Sering Ditemukan Pada Lansia.
Bagi Satuan Pelayanan RSLU http:www.google.com/localhost/I:/.
Menciptakan lingkungan yang nyaman (di download pada tanggal 27
dan fasilitas yang memadai untuk September 2009)
meminimalkan resiko jatuh pada lansia. Fristantia, D. A., & Zulfitri, R. (2018).
Perlu adanya peningkatan pengetahuan Analisis Faktor-Faktor yang
dan kompetensi perawat di satuan Berhubungan Dengan Risiko Jatuh
pelayanan rehabilitasi sosial lanjut usia Pada Lansia Yang Tinggal
dalam penatalaksanaan resiko jatuh. Dirumah. Jurnal Online Mahasiswa
Bagi Keperawatan / Panti (JOM) Bidang Ilmu Keperawatan,
Mengkaji secara rutin resiko jatuh pada 5, 161-169.
lansia Gillespie, L. D., Gillespie, W. J.,
Melakukan intervensi yang tepat untuk Robertson, M. C., Lamb, S. E.,
menangani resiko jatuh yang dialami Cumming, R. G., & Rowe, B. H.
lansia (2003). Interventions for preventing
Melakukan kompetensi perawat dalam falls in elderly people. Cochrane
penatalaksanaan resiko jatuh database of systematic reviews, (4).
Bagi Peneliti Selanjutnya Hardjono, J. 2012. Perbedaan Pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian diatas, Pemberian Latihan Metode De
peneliti selanjutnya diharapkan dapat Lorme dengan Latihan Metode
pengetahuan perawat tentang standart Oxford terhadap Peningkatan
penatalaksanaan resiko jatuh Kekuatan Otot Quadriceps.
Universitas Esa Unggul.
DAFTAR PUSTAKA Harus, B. D., & Sutriningsih, A. (2015).
Amalina, N., & Salmiyati, S. (2017). Pengetahuan Perawat tentang
Pengaruh Senam Ergonomis Keselamatan Pasien dengan
Terhadap Risiko Jatuh Pada Lansia Pelaksanaan Prosedur Keselamatan
Di Posyandu Lansia Menur Pasien Rumah Sakit (KPRS) di
Palbapang Yogyakarta (Doctoral Rumah Sakit Panti Waluya
dissertation, Universitas' Aisyiyah Sawahan Malang. Care: Jurnal
Yogyakarta). Ilmiah Ilmu Kesehatan, 3(1), 25-32.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Kementrian Kesehatan RI. (2013).
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Gambaran kesehatan lanjut usia di
Rineka Cipta. Indonesia. Buletin Jendela : Jakarta.
Chang, J. T., Morton, S. C., Rubenstein, L. Maneeprom, N., Taneepanichskul, S.,
Z., Mojica, W. A., Maglione, M., Panza, A., & Suputtitada, A. (2019).