Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta Kode Pos : 55162 Telepon (0274) 371195
E-MAIL : rsud@jogjakota.go.id E MAIL INTRANET : rsud@intra.jogjakota.go.id
HOT LINE SMS :08122780001 HOT LINE E MAIL :upik@jogjakota.go.id
WEB SITE :www.jogjakota.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA
NOMOR : 445/96/KPTS/IV/2015

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR DAN PASIEN IMMUNO-
SUPPRESSED

DIREKTUR RSUD KOTA YOGYAKARTA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, perlu
memperhatikan pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan pelayanan
risiko tinggi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir (a) perlu memperhatikan
pelayanan pasien dengan penyakit menular dan pasien immuno-
suppressed.
c. bahwa sebagaimana yang dimaksud pada butir (a) dan (b) perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
4. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 tentang Fungsi,
Rincian Tugas dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta;

Memperhatikan : 1. Buku Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi yang disusun oleh Komisi
Akreditasi Rumah Sakit tahun 2012;
2. Standar Akreditasi Rumah Sakit, Kerjasama Ditjen Bina Upaya Kesehatan
Kemenkes RI dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), September
2011.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA


YOGYAKARTA TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN DENGAN
PENYAKIT MENULAR DAN PASIEN IMMUNO-SUPPRESSED.
KESATU : Memberlakukan kebijakan pelayanan pasien dengan penyakit menular dan
pasien immuno-suppressed di RSUD Kota Yogyakarta seperti tersebut dalam
lampiran Surat Keputusan ini;
KEDUA : Kepada seluruh tenaga dokter, tenaga keperawatan dan tenaga lainnya sesuai
dengan ketugasannya untuk memperhatikan kebijakan pelayanan pasien
dengan penyakit menular dan pasien immuno-suppressed di RSUD Kota
Yogyakarta;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan akan
diubah dan dibetulkan sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 14 April 2015
Direktur,

drg. Hj. Rr. TUTY SETYOWATI, MM


NIP. 19620502 198701 2 001

Lampiran : Keputusan Direktur RSUD


Kota Yogyakarta
Nomor : 445/96/KPTS/IV/2015
Tanggal : 14 April 2015

KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR


DAN PASIEN IMMUNO-SUPPRESSED
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA

Pengertian : a. Pelayanan pasien dengan penyakit menular adalah pelayanan yang


diberikan kepada pasien yang dapat menularkan penyakit melalui kontak,
airborne dan droplet di RSUD Kota Yogyakarta.

b. Pelayanan pasien immuno-suppressed adalah pelayanan yang diberikan


kepada pasien yang mengalami penurunan status imun baik status
humoral atau seluler atau keduanya sehingga berakibat sangat rentan
terhadap infeksi.

Tujuan : Terselenggaranya pelayanan pasien dengan penyakit menular dan pasien


immuno-suppressed dengan baik yang sesuai standar dan mengurangi risiko
terjadinya penanganan yang tidak efektif dan tidak tepat.

Isi Kebijakan :

A. Pelayanan pasien dengan penyakit menular :

1. Pelayanan pasien dengan penyakit menular diidentifikasi dengan cara


penularan yaitu :
a. Melalui kontak yaitu semua pasien yang berisiko menular melalui
kontak langsung maupun tidak langsung misalnya MRSA, MRSE,
Hepatitis, HIV, penyakit kulit dengan MRSE.
b. Airborne yaitu semua pasien yang menular melalui udara yaitu : TBC
paru, Influenza A, Suspect H5N1, Suspect H1N1, Mers-Cov.
c. Droplet yaitu semua pasien yang menular melalui percikan air ludah
yaitu : Varicella, Herpes dan Pneumonia Bacterial.
2. Pasien yang menular melalui kontak, airborne dan droplet yang perlu
diperhatikan adalah kewaspadaan isolasi oleh seluruh petugas dengan
prosedur yang telah ditetapkan oleh Komite PPI RSUD Kota Yogyakarta.
3. Dokter / perawat melakukan proses labeling pasien penyakit menular
berdasarkan yang telah ditetapkan oleh Komite PPI RSUD Kota
Yogyakarta yaitu :
a. Menular melalui airborne dengan label kewaspadaan airborne
( ungu ) pada pintu ruang isolasi .
b. Menular melalui dropplet dengan label kewaspadaan droplet
( orange )
c. Menular melalui kontak dengan label kewaspadaan kontak ( kuning )
4. Untuk alur pasien dengan penularan lewat airborne ( batuk ) sejak
teridentifikasi di rawat jalan maupun UGD, maka pasien segera diberikan
masker bedah. Pada nomor kedatangan, nomor urut periksa, pengantar
laboratorium / rontgen, resep diberikan cap “ TEMPO “ sehingga pasien
akan didahulukan di semua lini pelayanan dan penunjang. DPJP
menuliskan di berkas rekam medis keterangan perlunya penempatan di
ruang isolasi, ketika pasien memang membutuhkan ruang isolasi.
5. Untuk pasie rawat inap dilakukan discharge planning sejak pasien masuk
untuk memberikan pasien edukasi rencana kepulangan pasien.
6. Pasien yang menular melalui kontak, airborne dan dropplet yang perlu
diperhatikan adalah kewaspadaan isolasi dan kewaspadaan berbasis
transmisi oleh seluruh petugas sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh
Komite PPI.
7. Semua pelayanan pada pasien dengan penyakit menular
didokumentasikan di dalam rekam medis pasien.
8. Pasien dengan penyakit menular melalui airborne ditempatkan sesuai
dengan kebijakan rumah sakit mengenai pengaturan ruang perawatan
pasien infeksi dan isolasi perlindungan dan penempatan pasien.
9. Sebelum pasien ditempatkan dalam ruang isolasi, pasien dan keluarganya
diberikan penjelasan dan dicatat dalam rekam medis pasien.
10. Semua staf yang terlibat dalam pelayanan pasien menular memiliki
kualifikasi dan kompetensi pelayanan pasien menular berupa
pengalaman kerja maupun pelatihan pengendalian infeksi oleh PPI.
11 Peralatan yang digunakan untuk pelayanan pasien menular : alat
pelindung diri ( APD ) untuk penyakit menular kewaspadaan isolasi
sesuai dengan Panduan PPI RSUD Kota Yogyakarta.
12. Apabila ada tindakan yang memerlukan persetujuan pasien atau keluarga
maka dimintakan inform consent sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. Pelayanan pasien Immuno-Suppressed :

1. Pelayanan pada pasien dengan immuno-suppressed memerlukan isolasi


perlindungan. Isolasi perlindungan diberikan kepada pasien karena kondisi
medis/status kesehatannya menjadikan lebih/sangat rentan terhadap
infeksi sehingga perlu dilindungi dari risiko transmisinya di rumah sakit.
Ruang rawat inap yang disediakan adalah ruang Isolasi Cempaka.
2. Kondisi pasien yang memerlukan isolasi perlindungan antara lain :
a. Kondisi immuno-suppressed ( dan berbagai underlying penyakit )
b. Pengobatan steroid/obat supresi imun yang lain.
c. Pasien dengan kemoterapi, radioterapi yang sedang dalam
perbaikan kondisi.
3. Prinsip kewaspadaan isolasi perlindungan didasarkan pada penerapan
kewaspadaan secara maksimal dengan penekanan antara lain :
a. Pasien ditempatkan dalam ruang khusus yang menerapkan prinsip
kewaspadaan standar secara maksimal

b. Kebersihan tangan sebelum dan setelah masuk ruangan pasien.

c. Batasi kontak petugas/pengunjung ( maksimum pengunjung : 2 orang ).

d. Batasi barang dalam ruangan, termasuk perlengkapan yang dibawa


pasien.

e. Penggunaan APD oleh petugas sesuai dengan potensi transmisi,


petugas dan pengunjung atau penunggu pasien bila memasuki ruangan
pasien menggunakan masker.

f. Tanda peringatan isolasi perlindungan direkomendasikan untuk ruang


rawat pasien yaitu ditempelkan pada pintu ruang isolasi perlindungan
pasien tersebut.

4. Semua staf yang terlibat dalam pelayanan pasien immuno-suppressed


memiliki kualifikasi dan kompetensi pelayanan pasien immuno-suppressed
berupa pengalaman kerja maupun pelatihan pengendalian infeksi oleh
PPI.
5. Peralatan yang digunakan untuk pelayanan pasien immuno-suppressed :
alat pelindung diri ( APD ) kewaspadaan isolasi sesuai dengan Panduan
PPI RSUD Kota Yogyakarta.
6. Semua pelayanan pada pasien dengan penyakit immuno-suppressed
didokumentasikan di dalam rekam medis pasien.
7. Pasien immuno-suppressed ditempatkan sesuai dengan kebijakan rumah
sakit mengenai pengaturan ruang perawatan pasien infeksi dan isolasi
perlindungan dan penempatan pasien. Sebelum pasien ditempatkan dalam
ruang isolasi, pasien dan keluarganya diberikan penjelasan dan dicatat
dalam rekam medis pasien.
8. Apabila ada tindakan yang memerlukan persetujuan pasien atau keluarga
maka dimintakan inform consent sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 14 April 2015
Direktur,

drg. Hj. Rr. TUTY SETYOWATI, MM


NIP. 19620502 198701 2 001

Anda mungkin juga menyukai