Anda di halaman 1dari 19

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA


PONTIANAK

BUKU PANDUAN
PELAYANAN KEMOTERAPI
RSIA ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA

TAHUN 2015
PANDUAN PELAYANAN KEMOTERAPI

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA PONTIANAK


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA
PONTIANAK
JL. JEND. A YANI, PONTIANAK – KALIMANTAN BARAT
TELEPON ( 0561 ) 581818 – FAX. ( 0561 ) 584100

PERATURAN DIREKTUR RSIA ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA


NOMOR :..........................................................
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN KEMOTERAPI

DIREKTUR RSIA ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA

Menimbang :
a. Bahwa penggunaan obat-obatan yang bertujuan untuk
membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker
(kemoterapi) memberikan efek samping toksik yang hebat pada
pasien, termasuk juga terhadap petugas, untuk itu dibutuhkan
adanya suatu panduan sebagai tatalaksanadalam
pelaksanaannya.
b. Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu diterbitkan
Peraturan Direktur tentang Panduan Pelayanan Kemoterapi di
Rumah sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda Khatulistiwa
Pontianak.
Mengingat :
1. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
9. Surat Keputusan................................................ tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Ibu & Anak Anugerah
Bunda Khatulistiwa.
10. Surat Keputusan.................................................. tentang
Pengangkatan Direktur Rumah sakit Ibu & Anak Anugerah
Bunda Khatulistiwa.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU &
ANAK ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA
TENTANG PANDUAN PELAYANAN
KEMOTERAPI.

Kedua : Panduan Pelayanan Kemoterapi sebagaimana tercantum


dalam lampiran Peraturan ini.

Ketiga : Panduan ini harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3


(tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan, dapat dilakukan
perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada.

Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN : DI PONTIANAK
PADA TANGGAL : ...............................
RSIA ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA

Dr. H. Badarul Mochtar, Sp.OG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah di
karuniakan kepada penyusun. Sehingga buku panduan pada pasien yang mendapat
kemoterapi atau pengobatan resiko tinggi lain di Rumah sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda
Khatulistiwa tahun 2015 ini dapat disusun.
Buku Panduan Pelayanan pada pasien yang mendapat kemoterapi atau pengobatan
resiko tinggi merupakan panduan bagi semua pihak yanng terkait dengan perawatan pasien
yang akan melakukan pengobatan kemoterapi di Rumah sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda
Khatulistiwa.
Dalam buku panduan ini diuraikan tentang tata laksana pengelolaan pelayanan pasien
yang mendapat kemoterapi, fasilitas yang ada di Rumah sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda
Khatulistiwa Pontianak, kebijakan, keselamatan pasien, serta pengendalian mutu.
Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih sedalam-dalam nya atas bantuan semua
pihak dalam menyelesaikan Buku Panduan Pelayanan pada pasien yang mendapat
pengobatan kemoterapi di Rumah sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda Khatulistiwa Pontianak.

Pontianak, ..............................................

Tim Penyusun
Lampiran : Peraturan Direktur RSIA Anugerah Bunda Khatulistiwa
Nomor : ……………………………………………………………
Tentang : Panduan Pelayanan Kemoterapi

BAB I
GAMBARAN UMUM

Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang


bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker. Banyak obat
yang digunakan dalam kemoterapi. Fungsi utama obat-obat kemoterapi adalah mengenali dan
menghancurkan sel-sel seperti ini. Kemoterapi telah digunakan sejak tahun 1950-an. Biasa
diberikan sebelum atau sesudah pembedahan. Tujuannya adalah membasmi seluruh sel-sel
kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak terjangkau pisau bedah. Paling
tidak untuk mengontrol sel-sel kanker agar tidak menyebar lebih luas. Pengobatan kanker
tergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita dan darimana asal kanker tersebut.
Umur, kondisi kesehatan umum pasien serta sistem pengobatan juga mempengaruhi proses
pengobatan kanker. Efek langsung yang disebabkan kanker antara lain residu dari operasi
radikal, efek samping toksik dari kemoterapi dan radioterapi digabungkan dengan pengertian
simpatetik dari proses kematian secara individu maupun kolektif memacu psikiatri untuk
lebih dalam terapi onkologi. Ada beberapa masalah yang ditimbulkan dalam manajemen
kanker dari status staging ke staging yang lain sebagai satu penyakit yang progresif. Spesialis
reahabilitasi medis bekerja sama dengan spesialis bedah dalam menyalurkan keahliannya
untuk mendiagnosis dan memanajemen komplikasi penyakit tumor dan perawatannya.
Pendekatan dari kesatuan tim menyatukan keahliannya antara lain psikiatri, fisioterapi,
okupasi dan terapi wicara yang sukses mengembangkan disabilitas neuromuskular kronik
dengan keseimbangan fasilitas yang digunakan dalam manajemen pasien kanker. Mekipun
rehabilitasi berhasil merawat pasien dengan sindrom paraplegia, hemiplegia, quadriplegia,
amputasi, neuropati dan myopati, yang esensial sama, namun waktu pengobatan sering
terlihat sebagai suatu penyakit progresif yang membutuhkan beberapa kali perubahan pada
tiap staging baik itu tingkat fungsional lokomotorik atau sembuh sendiri.
Pada pasien yang akan mendapatkan pengobatan kemoterapi di Rumah sakit Ibu &
Anak Anugerah Bunda Khatulistiwa ditentukan oleh dokter, sehingga setiap pasien yang akan
di kemoterapi setelah ditentukan oleh dokter berapa kalinya dan ditentukan protokol
kemoterapinya melalui surat pengantar maupun instruksi pada saat dokter visite yang tercatat
pada rekam medis pasien.
BAB II
DASAR HUKUM

Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan pelayanan pasien yang
mendapat pengobatan kemoterapi di Rumah Sakit diperlukan peraturan perundang-undangan
yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Undang – undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ), KKP-RS tahun 2008.
4. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit ( Patient Safety ), Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008.
5. Pedoman Peningkatan Mutu Pelayanan Medik Dasar, Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008.
6. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit, WHO-Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2001.
7. Surat Keputusan............................................................................. tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda Khatulistiwa
Pontianak.
8. Surat Keputusan .................................................................................. tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda Khatulistiwa Periode
.........................
BAB III
TUJUAN

Tujuan pasien yang mendapat kemoterapi atau pengobatan resiko tinggi adalah :

1. Tujuan terapi pemeliharaan adalah untuk membunuh setiap sel residu yang tidak dibunuh
oleh induksi remisi, rejimen intensifikasi. Meskipun sel-sel tersebut sedikit, mereka akan
menyebabkan kambuh jika tidak diberantas.
2. Membasmi seluruh sel-sel kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak
terjangkau pisau bedah.
3. Paling tidak untuk mengontrol sel-sel kanker agar tidak menyebar lebih luas, pengobatan
kanker tergantung pada jenis atau tipe kanker yang di derita dan darimana asal kanker
tersebut.
4. Tujuan dari induksi remisi adalah untuk cepat membunuh sel-sel tumor yang paling dan
mendapatkan pasien ke remisi. Hal ini di definisikan sebagai kehadiran kurang dari 5%
(lima persen) ledakan leukemia di dalam sumsum tulang, sel-sel darah normal dan tidak
adanya sel-sel tumor dari darah, dan tidak adanya tanda-tanda lain dan gejala penyakit.
BAB IV
PENGERTIAN

Beberapa pengertian tentang Kemoterapi :

1. Kemoterapi adalah penggunaan obat untuk membunuh sel kanker


2. Kemoterapi adalah pengobatan awal pilihan. Kebanyakan semua pasien akhirnya
menerima kombinasi perlakuan yang berbeda. Tidak ada pilihan operasi, karena
distribusi tubuh-lebar dari sel-sel ganas.
3. Intensifikasi menggunakan dosis tinggi kemoterapi multidrug intravena untuk
mengurangi beban tumor. Sejak semua sel kadang-kadang menembus Central Nervous
System (CNS), protokol yang paling termasuk pengiriman kemoterapi kedalam cairan
SSP ( disebut intratekal kemoterapi ).
4. Terapi Radiasi (Radioterapi) digunakan pada daerah tulang yang menyakitkan, dalam
beban penyakit yang tinggi, atau sebagai bagian dari persiapan untuk transplantasi
sumsum tulang ( iradiasi total tubuh ). Radiasi dalam bentuk radiasi seluruh otak juga
digunakan untuk profilaksis sistem saraf pusat, untuk mencegah terulangnya leukemia
dalam otak. Radiasi otak profilaksis seluruh digunakan untuk menjadi metode umum
dalam pengobatan semua anak-anak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa SSP
kemoterapi memberikan hasil sebagai menguntungkan tetapi dengan sedikit efek
samping perkembangan. Akibatnya penggunaan radiasi seluruh otak telah lebih terbatas.
5. Sebagai rejimen kemoterapi dapat intensif dan berlarut-larut (sering sekitar 2 tahun
dalam kasus UKALL GMALL, Hyper CVAD atau Protokol CALGB; sekitar 3 tahun
untuk laki-laki pada protokol COG), banyak pasien memiliki kateter intravena
dimasukkan ke pembuluh darah besar ( disebut sebagai kateter vena sentral atau garis
Hickman), atau Portacath (port berbentuk kerucut dengan hidung silikon yang ditanam
pembedahan dibawah kulit, biasanya dekat tulang selangka, dan produk yang paling
efektif yang tersedia, karena resiko infeksi rendah dan kelangsungan hidup jangka
panjang dari portacath).
BAB V
TATA LAKSANA

Penyakit-penyakit yang mendapat terapi kemoterapi adalah :

Secara umum kemoterapi sitotoksik untuk semua menggabungkan beberapa obat


antileukemia dalam berbagai kombinasi. Kemoterapi untuk semua terdiri dari tiga fase :
induksi remisi, intensifikasi dan terapi pemeliharaan.

1. Pasien yang di diagnosa kanker oleh dokter, dan berdasarkan hasil pemeriksaan oleh
dokter diperlukan untuk dilakukan kemoterapi atau radiasi.
2. Pengobatan untuk pasien leukemia akut dapat mencakup kemoterapi, steroid, terapi
radiasi, pengobatan dikombinasikan intensif (termasuk sumsum tulang atau transplantasi
sel induk) dan faktor pertumbuhan.
3. Apabila pasien ditentukan oleh dokter untuk radiasi maka pasien tersebut di rujuk ke RS
...................... untuk mendapat tindakan selanjutnya.

Tata laksana untuk pasien kemoterapi di Rumah Sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda
Khatulistiwa Pontianak

1. Prosedur pertama kali pasien kemoterapi adalah harus membawa surat pengantar dari
dokter.
2. Membawa hasil pemeriksaan : Radiologi, Laboratorium dan lain-lain.
3. Mengetahui protokol untuk kemoterapi pada pasien tersebut.
4. Untuk kemoterapi berikutnya sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter.

Protokol kemoterapi yang dilakukan di Rumah Sakit Ibu & Anak Anugerah Bunda
Khatulistiwa Pontianak adalah sebagai berikut :

1. Untuk pasien yang diagnosa CA Paru


 Infus normal salin 20 tetes/menit
 Injeksi Dipenhidramin 1 ampul diberikan secara intravena
 Injeksi ondancentron 8 mg diberikan secara intravena
 Injeksi Ozyd 40 mg diberikan intravena.
 Injeksi Dexamethason 1 ampul diberikan intravena 30 menit kemudian
 Brexel 120 mg dilarutkan dalam 250 cc Ecosol NS ( cara mengoplos terlampir ) dan
dibuang kurang lebih 25 cc, obat tersebut diberikan selama 1 (satu) jam dengan
menggunakan infus set khusus.
 Kemudian bilas dengan cairan NS 20 tetes permenit selama 10 menit
 Karboplatin 450 mg dilarutkan dalam 500 cc NS, diberikan selama 3 jam
 Injeksi lasix (furosemide) 1 ampul diberikan secara intravena
 KCL 7,46% dalam 500 cc NS, diberikan dalam 12 jam
 Bilas NS 20 tetes/menit selama 10 menit
 Selesai
 Selanjutnya sesuai aturan infus harian.

2. Untuk pasien CA Nasofaring


 Infus NS 20 tetes/menit
 Injeksi Paloxi 1 vial ( IV )
 Injeksi Dipenhidramin 1 ampul ( IV )
 Injeksi Ranitidin 1 ampul ( IV )
 Injeksi Kalmethason 1 ampul ( IV )
 30 menit kemudian Brexel 120 mg dilarutkan dalam 250 cc Ecosol Normal salin
(cara mengoplos terlampir) dibuang kurang lebih 25 cc diberikan selama 1 jam
dengan mengguanakan infus set khusus.
 Bilas NS 20 tetes/menit selama 10 menit
 Cesplatin 110 mg dilarutkan dalam 500 cc NS, diberikan selama 3 jam (bungkus
hitam)
 Dibilas NS 20 tetes/menit selama 10 menit
 Injeksi lasix 1 ampul
 KCL 7,46% dalam 500 cc NS diberikan dalam 6 jam
 Selanjutnya infus NS kosongan 20 tetes/menit
 Selesai

3. NHL Colon Desendens, Mixed Small and Largecell Stadium E IV


 Infus NS 20 tetes/menit
 Injeksi Paloxi 1 vial secara intravena
 Injeksi Kalmethason 1 ampul secra intravena
 Injeksi Vincrestin 2 mg dalam NS 10 cc, diberikan intravena bolus pelan-pelan
kurang lebih 10 menit.
 Bilas NS 20 tetes/menit selama 10 menit
 Cyclovid 800 mg dalam 200 cc NS diberikan selama 1 jam
 Di bilas NS 20 tetes/menit selama 10 menit
 Selesai, selanjutnya mengikuti aturan infus sebelumnya.
 Prednison tab diminum 3 x III (tiga kali tiga tablet diminum selama 5 hari)

4. Pasien dengan CA Mamma


 Infus NS 20 tetes/menit
 Injeksi Paloxi 1 vial secara intravena
 Injeksi Dipenhidramin 1 ampul secara intravena
 Injeksi Dexamethason 1 ampul secara intravena
 Docetere 120 mg dilarutkan dalam 250 cc Ecosol NS (cara mencampur seperti
Brexel, terlampir)
 Pasang infus set khusus, kemudian dibuang kurang lebih 25 cc diberikan per drip
selama 1 jam
 Bilas NS 20 tetes/menit selama 10 menit
 Cyclovid 1000 mg dalam 200 cc NS, diberikan selama 1 jam
 Bilas NS 20 tetes/menit kurang lebih 20 menit
 Pamired 90 mg dalam 500 cc NS diberikan selama 3 jam
 Bilas NS 20 tetes/menit
 Selesai.

5. NHL Anus Residif Stadium II B


 Infus NS 20 tetes/menit
 Injeksi Granon 1 ampul (3 mg) secara intravena
 Injeksi Kalmethason 1 ampul secara intravena
 30 menit kemudian Injeksi Vincristin 2 mg dalam NS 10 cc diberikan IV bolus
pelan-pelan selama 10 menit
 Bilas NS 20 tetes/menit kurang lebih 10 menit
 Epirubicin 60 mg dalam 200 cc NS diberikan selama 1 jam
 Bilas NS 20 tetes/menit kurang lebih 10 menit
 Cyclovid 800 mg dalam 200 cc NS diberikan selama 1 jam
 Bilas NS 20 tetes/menit selama 10 menit
 Selesai
 Prednison tablet diminum 3 x 3 (tiga kali tiga tablet) diminum selama 5 hari

6. CA Rektum, Adeno CA Mod Deff, Duktus C2 post end to end anustomosis


 Infus D5% 20 tetes/menit
 Injeksi Narfos 8 mg 1 ampul secara intravena
 Injeksi Dexamethason 1 ampul secara intravena
 Injeksi Rantin 1 ampul secara intravena
 30 menit kemudian Rescuvolin 300 mg dalam 500 cc D5% diberikan selama 2 jam
 Di bilas D5% sisa diatas 20 tetes/menit selama 10 menit
 Curasil 600 mg diberikan secara intravena bolus pelan-pelan selama 10 menit
 Dilanjutkan curasil 900 mg dalam 1000 cc NS diberikan selama 20 jam
 Bilas NS 20 tetes/menit selama 1 ½ (satu setengah) jam, kemudian masuk hari ke II
(dua) sama dengan yang diatas.

7. Non Hodgin Limfoma ( NHL ) Para Aorta, Mixed Small dan Large Cell grade,
Stadium II B
 Infus NS 20 tetes permenit
 Ondancentron 8 mg diberikan secara intravena
 Injeksi Kalmethason 1 ampul secara intravena
 Injeksi Vincristin 2 mg dalam NS 10 cc, diberikan intravena bolus pelan – pelan
selama 10 menit.
 Bilas NS 20 tetets permenit – 10 menit
 Efinebecin 70 mg dalam 200 cc NS, diberikan dalan 1 jam
 Bilas NS 20 tetes permenit – 10 menit
 Cyclofosfamid 1 gr dalam 200 cc NS diberikan dalam 1 jam
 Bilas NS 20 tetes permenit selama 15 menit
 Selesai
 Infus dilajutkan sesuai advis Dokter.

8. KNF, UNDEFf Ca, Stadium IV A


Hari I :
 Infus NS 20 tetes permenit selama 1 jam
 Injeksi Setrovel 1 ampul intravena dan injeksi dexamethason 1 ampul intravena
 30 menit kemudian Cisplatin 120 mg dalam 250 cc NS diberikan dalam 2 jam
(bungkus hitam)
 Injeksi lasix 1 ampul diberikan intravena
 Kcl 7,46% 1 flash dalam 500 NS, diberikan selama 6 jam
 Curasil 1000 mg dalam 1000 cc NS, diberikan selama 16 jam
 Bilas dengan NS 20 tetes permenit selama 10 menit.
( tengah pemberian 5 FU : injeksi Frazon 8 mg IV )

Hari II – IV :

 Injeksi Setrovel 5 mg 1 ampul secara intravena


 Injeksi Dexamethason 1 ampul secara intravena
 Curasil 1000 mg dalam 1000 cc NS, diberikan dalam 22 jam
 Bilas dengan NS 20 tetes permenit selama 10 menit
 Masuk hari berikutnya

Hari V :

 Sama dengan hari IV ditambah dengan Mitomycin C 12 mg dalam 100 cc NS,


diberikan dalam 30 menit kemudian bilas.
 Selesai

9. Small Lymphocyt Low Grade III B + NHL Colli Dekstra


Hari I :
 Infus NS 20 tetes permenit
 Injeksi Granom 3 mg
 Injeksi Kalmethason 1 ampul
 Setelah 30 menit injeksi Vincristin 2 mg dalam NS 100 cc diberikan intravena
bolus pelan – pelan ±10 menit
 Bilas NS 20 tetes permenit selama 10 menit
 Epirubicin 80 mg dalam 200 cc NS diberikan selama 1 jam kemudian bilas NS
20 tetes permenit selama 10 menit
 Cyclovid 120 mg dalam 200 cc NS diberikan selama 1 jam
 Selesai, selanjutnya ikut infus harian
 P.O Prednison 3x4 tab ( tiga kali empat tablet ) selama 5 hari

Hari II – III :

 Infus NS 20 tetes permenit


 Injeksi Ondansentron 8 mg diberikan secara intravena
 Injeksi Kalmethason 1 ampul diberikan secara intravena
 30 menit kemudian Etoposid 150 mg dilarutkan dalam 200 cc NS, diberikan
dalam 1 jam
 Bilas NS 20 tetes permenit selama 10 menit
 Selesai

10. NHL Pleura Dekstra e.c Colli Sinistra, Limfoblastic Intermediate Grade Stadium
III B
 Infus 20 tetes permenit selama 30 menit
 Injeksi Setrovel 5 mg 1 ampul secara intravena
 Injeksi Kalmethason 1 ampul secara intravena
 30 menit kemudian injeksi Vincristin 2 mg IV bolus pelan – pelan
 Doxorubicin 60 mg dalam 200 cc NS diberikan dalam 1 jam
 Cyclovid 1000 mg ( 2 vial ) dalam 200 cc NS diberikan dalam 1 jam
 Infus NS kosongan 14 tetes permenit sampai hari ke II ( dua )
 Selesai

11. Malignant Fibrous Histiocytoma


Premedikasi :
 Injeksi Kalmethason 2 ampul
 Injeksi Rantin 1 ampul
 Injeksi Dipenhidramin 1 ampul
 Injeksi Granom 3 mg 1 ampul

Medikasi :

 Drip Epirubicin 70 mg dalam 250 cc NS selama 2 jam


 Drip Cyclophosphamid 800 mg dalam 250 cc NS selama 2 jam
 Drip Vincristin 2 mg dalam 250 cc NS selama 2 jam
 Drip Decarbazime 800 mg dalam 250 cc NS selama 2 jam
BAB VI

DOKUMENTASI

Untuk dokumentasi pada pasien yang mendapat kemoterapi adalah sebagai berikut :

1. Setiap pasien yang sudah mendapat kemoterapi didokumentasi pada rekam medis pasien.
2. Untuk protokol kemoterapi setiap pasien ada di unit perawatan tempat kemoterapi.
3. Peralatan untuk kemoterapi ada di unit kemoterapi seperti : tempat untuk mengoplos
kemoterapi, set infus yang khusus, sepatu boot, kaca mata dan lain – lain
4. Setiap pasien yang dilakukan kemoterapi tidak sama serinya dengan pasien yang lain
tergantung dari kondisi pasien tersebut, dan yang menentukan adalah dokter.
BAB VII

PENUTUP

Panduan ini disusun untuk menjadi acuan dalam aplikasi pelayanan pasien resiko
tinggi dengan kemoterapi yang sesuai prosedur di RSIA Anugerah Bunda Khatulistiwa
Pontianak. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan panduan
ini, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi.

Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada tim penyusun demi kesempurnaan panduan dikesempatan berikutnya.
Semoga panduan ini berguna bagi tim Pelayanan Pasien di RSIA Anugerah Bunda
Khatulistiwa pada khususnya juga untuk para pembaca pada umumnya.

DIREKTUR RSIA ANUGERAH BUNDA KHATULSTIWA

Dr. H. BADARUL MUCHTAR, Sp.OG


PROSEDUR PEMBERIAN OBAT SITOSTATIKA
(KEMOTERAPI)
Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman
1/1

STANDAR Tanggal Ditetapkan Ditetapkn


PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL

dr. H. Badarul Mochtar, Sp.OG


PENGERTIAN Kemoterapi adalah suatu pengobatan kanker dengan memakai
obat – obat khusus yang dapat menghambat dan mematikan
pertumbuhan / perkembangan sel kanker, baik dalam bentuk
obat yang di injeksikan / diinfus maupun obat minum (obat
oral)

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalakasanaan


pemberian kemoterapi yang tepat pada pasien untuk
meningkatkan kualitas hidup lebih baik.

KEBIJAKAN Standar pelayanan ditentukan dengan menggunakan standar


Pelayanan Medis RSIA Anugerah Bunda Khatulistiwa dan
Pedoman Keperawatan RSIA Anugerah Bunda Khatulistiwa,
sesuai dengan Peraturan Direktur No. ………………………
tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.

PROSEDUR 1. Perawat memberitahu kepada dokter yang merawat (Nama


Pasien, Umur, Jenis Kelamin, Diagnosa, dan Keadaan
umum pasien)
2. Dokter menuliskan resep obat sitostatika dan protokol
pemberian kemoterapi, serta melengkapi pemeriksaan
laboratorium / radiologi.
3. Perawat mengirim resep obat sitostatika ke unit farmasi
dan formulir pemeriksaan laboratorium / radiologi
4. Setelah hasil pemeriksaan dan obat sudah lengkap,
perawat melaporkan hasil pemeriksaan dan dokter
menginstruksikan untuk memasukkan obat sesuai
protokol.
5. Perawat memberitahukan kepada pasien tentang prosedur
pemberian obat, efek obat dan meminta persetujuan untuk
pemberian obat / inform concent
6. Setelah ada persetujuan pasien, perawat menyaipakan obat
dengan memakai APD ( masker, kaca mata, sarung tangan,
skort ), saat mengoplos obat tangan dimasukkan ke dalam
box kaca
7. Obat siap diberikan kepada pasien dengan cara drip atau
injeksi intavena
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT SITOSTATIKA
(KEMOTERAPI)
Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman

8. Setelah selesai melakukan tindakan, alkes dan sampah


dibereskan lalu dibuang ketempat sampah khusus limbah
sitostatika.
9. Perawat cuci tangan dan dokumentasi
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai