Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


(MANAJEMEN RANTAI DISTRIBUSI)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KANJURUHAN


KABUPATEN MALANG

1
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANJURUHAN
Jalan Panji No.100 Telp (0341) 395041 Fax (0341) 395024
E-mail: rsud-kanjuruhan@malangkab.go.id Website: http://rsud-kanjuruhan.malangkab.go.id
KEPANJEN 65163

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANJURUHAN


KABUPATEN MALANG
NOMOR : 188.4/71/KEP/35.07.208/2019
TENTANG
PANDUAN SUPPLY CHAIN MANAGEMEN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANJURUHAN
KABUPATEN MALANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANJURUHAN KABUPATEN MALANG


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan,
diperlukan suatu proses pelayanan yang professional, cepat
dan tepat serta sesuai dengan ketentuan dan standar yang
berlaku
b. Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu diterbitkan
Keputusan Direktur Tentang Panduan SUPPLY CHAIN
MANAGEMEN Di Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan
Kabupaten Malang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
4. Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah
Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
983/ MENKES/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit Umum Daerah;

2
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
129/MENKES /SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
12. SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
811/MENKES/SK/X/ 2006 Tanggal 03 Oktober 2006
tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Malang Milik Pemerintah Kabupaten Malang
Provinsi Jawa Timur (Diktum ke 2 perihal peningkatan kelas
Rumah Sakit dari kelas C menjadi kelas B Non Pendidikan).
13. Peraturan Bupati Malang Nomor 19 Tahun 2014 tentang Pola
Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit
Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang.
14. Peraturan Bupati Malang Nomor 33 Tahun 2014 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Kanjuruhan.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan:
Kesatu : Panduan SUPPLY CHAIN MANAGEMEN di Rumah Sakit Umum
Daerah Kanjuruhan Kabupaten Malang
Kedua : Panduan SUPPLY CHAIN MANAGEMEN di Rumah Sakit Umum
Daerah Kanjuruhan Kabupaten Malang sebagaimana tercantum
dalam lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Panduan SUPPLY CHAIN MANAGEMEN di Rumah Sakit Umum
Daerah Kanjuruhan Kabupaten Malang ini harus dibahas
sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila
diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai dengan
perkembangan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah
Kanjuruhan Kabupaten Malang.

3
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kepanjen
Pada Tanggal : 28 Januari 2019

4
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI ………………………………………………………………………… 1

BAB II RUANG LINGKUP ……………………………………………………………… 2

BAB III TATA LAKSANA ………………………………………………………………… 3

BAB IV DOKUMENTASI ………………………………………………………………… 6

5
BAB I
DEFINISI

A. Pengertian
Manajemen Rantai Distribusi (Supply Chain Manajement) adalah kegiatan yang
meliputi perencanaan dan manajemen dari semua aktivitas yang terlibat baik
di dalam sumber daya, pengadaan, konversi, dan semua kegiatan manajemen
logistik, hal itu juga mencakup koordinasi dan kerjasama dengan para pihak
terkait, yang dapat berperan sebagai pemasok, perantara, penyedia layanan
pihak ketiga, ataupun pelanggan.

B. Tujuan Manajemen Rantai Distribusi (Supply Chain Management)


1. Menjamin pengadaan obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi rumah
sakit yang aman dan berkualitas
2. Memastikan tersedianya obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi rumah
sakit yang dibutuhkan datang tepat waktu, mencegah obat serta teknologi
medik yang tercemar, palsu sampai dipergunakan kepada pasien di rumah
sakit
3. Mengetahui reputasi, kredibilitas kegiatan operasional distributor obat, alat
kesehatan dan perbekalan farmasi dari rantai distribusi
4. Memberikan gambaran tentang rantai supply dan dapat mencegah
penggelapan

6
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Komponen Manajemen Rantai Distribusi (Supply Chain Manajement)


Supply chain management dilaksanakan pada proses pengadaan obat serta
alat kesehatan. Komponen dari supply chain management terdiri dari tiga
komponen utama yaitu:
1. Manufacturing / Principle
Perusahaan yang memproduksi obat dan Alkes Habis Pakai yang diperlukan
oleh Rumah Sakit
2. Distributor
a. Sole Distributor (Distributor Utama). Merupakan Distributor yang ditunjuk
langsung oleh Manufactuiring dengan dibuktikan surat Penunjukan
b. Sub Distributor. Merupakan Perorangan atau badan usaha yang ditunjuk
oleh Disributor Utama atau Grosir yang bertindak atas namanya sendiri
untuk melakukan kegiatan distribusi obat dan alkes
3. Transportasi. Semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada
pelanggan akhir.
4. Customer. Penerima/Pengguna Barang yang sudah dipesan

B. Jenis Pengadaan Obat dan Alat Kesehatan


1. Pengadaan melalui E Catalog
2. Pengadaan langsung

C. Persyaratan Distributor (Perusahaan Besar Farmasi)


1. Distributor yang mensuply obat dan alkes harus dapat menunjukkan :
a. Company Profil yang berisi tentang :
1) Akte Pendirian Perusahaan
2) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
3) Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP)
4) Perusahaan Kena Pajak (PKP)
5) Nomor Peserta Wajib Pajak (NPWP)
7
b. Surat Penunjukan Distribusi Obat dan Alkes dari Principle
c. Surat Ijin Pedagang Besar Farmasi – Penyalur Alat Kesehatan (PBF-PAK)
d. Perjanjian Kerja Sama antara Distributor dan Prinsiple serta Rumah Sakit
e. Nama dan Surat Ijin Praktek Apoteker untuk Apoteker Penanggung Jawab
PBF
f. Alamat dan Denah kantor PBF
g. Surat Garansi Jaminan Keaslian Produk yang didistribusikan (dari
Principle)
2. Distributor menjamin keamanan (manfaat, bentuk, kemasan), keaslian
dengan cara melakukan penyimpanan dan pengangkutan sesuai standar dan
peraturan perundang undangan

8
BAB III
TATA LAKSANA

Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai adalah
suatu proses yang merupakan siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang
diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
A. Pemilihan
1. Pemilihan adalah proses memilih sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai yang akan digunakan dalam menunjang pelayanan
kesehatan di Rumah sakit. Pemilihan dilakukan berdasarkan :
a. Formularium atau standar pengobatan pada pedoman praktek klinik.
b. Mengutamakan penggunaan obat generik
c. Efektifitas dan keamanan dengan ditunjang pengobatan berbasis bukti
d. Pola penyakit
e. Mutu terjamin
f. Ketersediaan di pasaran
g. Memiliki rasio manfaat – resiko yang paling menguntungkan penderita
h. Memiliki rasio manfaat – biaya yang tertinggi
2. Pemilihan dilaksanakan oleh Komite Farmasi dan Terapi (KFT) dan
dituangkan dalam bentuk formularium RS.
3. Obat dapat dikeluarkan dari formularium apabila :
a. Obat mati (death stock) karena tidak dilakukan penulisan oleh dokter
b. Obat diketahui memiliki angka kejadian efek samping yang besar
c. Obat ditarik dari peredaran oleh pihak yang berwenang ( produsen atau
BPOM )

B. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses merencanakan jenis dan jumlah sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang akan disediakan di
Instalasi Farmasi Rumah sakit, untuk menghindari kekosongan persediaan.
9
1. Perencanaan tahunan dilaksanakan setiap tahun sebelum tahun anggaran
yang akan datang melalui Rencana Bisnis Anggaran (RBA) RS berdasarkan:
a. Formularium yang berlaku
b. E-katalog
c. Metode konsumsi, dengan melihat data pemakaian periode sebelumnya
d. Metode epidomiologi
e. Buffer stock yang tersedia di gudang farmasi
f. Anggaran RS yang tersedia
g. Usulan user, untuk jenis sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai yang tidak tercantum dalam formularium RS misalnya
implant orthopaedi, IOL atau obat tidak tersedia dalam bentuk generiknya.
2. Perencanaan tahunan dijabarkan dalam perencanaan bulanan atau
mingguan untuk pemenuhan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai.
3. Perencanaan dilaksanakan oleh Penanggungjawab Sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai dengan mengetahui Kepala Instalasi
Farmasi.

C. Pengadaan
Pengadaan merupakan proses penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai yang telah mempunyai nomor izin edar.
1. Dilaksanakan oleh Tim Pendukung Pengadaan Barang / Jasa Rumah Sakit,
yang salah satu anggotanya merupakan tenaga kefarmasian.
2. Jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
diadakan disesuaikan dengan ajuan perencanaan.
3. Dilaksanakan secara periodik dan atau insidentil khusus untuk kebutuhan
cyto, demi menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai di Rumah Sakit.
4. Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
melalui distributor resmi yang telah bekerjasama dengan Rumah Sakit
melalui sistem kontrak.

10
5. Pemesanan dilakukan melalui e-katalog untuk sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai yang sudah terdaftar pada LKPP.
6. Distributor resmi / utama yang ditunjuk harus menyertakan sertifikat analisa
(COA) atau keaslian produk (Certificate of Origin / COO ) dan atau Material
safety data sheet (MSDS) khusus untuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
7. Sediaan farmasi yang didapatkan dengan cara sumbangan dari program
pemerintah dilakukan pencatatan secara lengkap.

D. Penerimaan
Penerimaan adalah proses menerima sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai dari pihak penyedia.
1. Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dilaksanakan oleh Panitia Penerima Barag / Jasa RS dengan petugas farmasi
sebagai salah satu anggotanya.
2. Panitia Penerima Barang / Jasa wajib memeriksa sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai :
a. Sesuai spesifikasi surat pesanan ( nama obat, jenis sediaan, kekuatan
sediaan dan jumlah )
b. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai diterima
mempunyai masa kadaluwarsa minimal 2 tahun. Kecuali untuk obat cito
dan segera digunakan.
c. Kondisi fisik. No batch, Kemasan utuh, tidak rusak dan tidak terjadi
perubahan warna.

11
BAB IV
DOKUMENTASI

Kegiatan Manajemen Rantai Distribusi (Supply Chain Manajement) Obat dan Alkes
di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang didokumentasikan sesuai urutan
pelaksanaan kegiatan.
Adapun Formulir yang ada dalam kegiatan Supply Chain Manajement antara lain :
1. Surat Pesanan :
a. Surat Pesanan Narkotika
b. Surat Pesanan Alat Habis Pakai
c. Surat Pesanan Obat–Obatan Reguler
d. Surat Pesanan Psikotropika
e. Surat Pesanan Obat yang mengandung prekursor
f. Surat pesanan obat-obatan tertentu
2. Surat Perintah Kerja/Perjanjian Kerja Sama
3. Surat Jalan/Surat Pengiriman
4. Faktur Penjualan
5. Surat Pemantauan Suhu Obat Thermolabil

12
13
14
15
16
1
2
1
2
3

Anda mungkin juga menyukai