EKUIVALENSI
Ekuivalen adalah salah satu bagian pengujian eksternal pada pengujian reliabilitas
instrumen. Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda tetapi
maksudnya sama. Contoh butirnya ; Pertanyaan “Berapa tahun pengalaman kerja anda di
lembaga ini?” pertanyaan tersebut ekuivalen dengan pertanyaan “Tahun berapa anda mulai
bekerja di lembaga ini?” (Sugiyono, 2016). Prinsip Ekuivalen yaitu bila pengukuran
memberikan hasil yang sama pada kejadian yang sama (Nursalam, 2015).
Ekuivalensi (equivalency) menunjukkan kesepakatan antar pengukur tentang hasil
suatu pengukuran. Uji reliabilitas dengan metode ini menghasilkan suatu tingkat kesepakatan
antar observer/penilai dalam pengukuran menggunakan suatu intrumen. Instrumen yang baik
1
akan menghasilkan nilai uji kesepakatan yang baik pula. Uji reliabilitas dengan metode ini
sering dilakukan pada jenis instrumen pedoman observasi (Dharma, 2011).
ANALISIS ITEM
Analisis item dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang indeks validitas
item. Indeks ini menunjukkan kemampuan alat ukur dalam membedakan atau menghasilkan
suatu hasil pengukuran yang berbeda antara responden yang memiliki kemampuan yang
berbeda pada konstruk yang sedang diukur. Dengan kata lain indeks validitas item
menunjukkan kemampuan item untuk membedakan responden dengan kemampuan yang
memang berbeda (Dharma, 2011).
Sugiyono (2016) mengemukakan bahwa setelah sebuah instrumen dikonstruksi,
pengujian validitas instrumen tersebut dapat menggunakan pendapat dari ahli (judgement
experts). Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di
lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Setelah data didapat dan
ditabulasikan maka dilanjutkan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item
instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.
Pengujian seluruh butir instrumen dalam satu variabel dapat juga dilakukan
dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban
tinggi dan jawaban rendah. Sugiyono (2016) mengutip Masrun (1979) bahwa “...analisis
untuk mengetahui daya pembeda, sering juga dinamakan analisis untuk mengetahui validitas
item”.
Referensi