Evidance Base
11. Lakukan manajemen sentuhan 11. Manajemen sentuhan pada saat nyeri
berupa sentuhan dukungan psikologis
dapat membantu menurunkan nyeri..
12. Ajarkan tekhnik relaksasi (tarik nafas 12. Istirahatkan secara fisiologis akan
dalam) ketika nyeri muncul menurunkan kebutuhan oksigen untuk
memenuhi metabolisme basal.
13. Berikan terapi nonfarmakologi 13. Musik dan nyeri mempunyai
mendengarkan musik klasik persamaan penting yaitu bahwa
keduanya bisa digolongkan sebagai
input dan output. Sensori input berarti
bahwa ketika music terdengar, sinyal
dikirm keotak ketika rasa sakit
dirasakan. Jika getaran music dapat
dibawa kedalam resonansi dekat
dengan getaran rasa sakit, maka
persepsi psikologis rasa sakit akan
diubah dan dihilangkan.
14. Lakukan managemen nyeri terapi non 14. Melancarkan sirkulasi darah
farmakologi foot massage
15. Pemberian rendam air hangat 15. Pemberian rendam air hangat dapat
melancarkan sirkulasi darah yang tidak
lancar sehingga menimbulkan efek
rileks
2 Gangguan persepsi sensori (SDKI) Setelah diberikan intervensi keperawatan NIC : Eye Care
(D.0085) selama 3 x 24 jam, gangguan persepsi Aktivitas Keperawatan :
Berhubungan dengan : sensori teratasi dengan : 1. Kaji ketajaman penglihatan 1. Penglihatan merupakan kemampuan
- Gangguan penglihatan NOC: Fungsi Sensori : Pendengaran visual pasien
- Gangguan pendengaran Dipertahankan pada level … 2. Orientasikan pasien akan lingkungan fisik 2. Dalam meningkatkan kemampuan
- Gangguan penghiduan Ditingkatkan pada level … sekitarnya persepsi sensori
- Gangguan perabaan 1= Berat 3. Anjurkan penggunaan alternative rangsang 3. Untuk meningkatkan kemampuan
- Hipoksia serebral 2= Cukup berat lingkungan respons stimulus lingkungan
- Penyalahgunaan zat 3= Sedang 4. Cegah sinar yang menyilaukan; untuk 4. Optimalisasi lingkungan untuk
- Usia lanjut 4= Ringan mencegah distress menurunkkan resiko cedera
- Pemajanan toksin lingkungan 5= Tidak ada 5. Jaga kebersihan mata 5. Mata bersih menyehatkan mata
6. Monitor tanda dan gejala kelainan 6. Kelainan penglihatan salah satu
Ditandai dengan : Dengan Kriteria Hasil : penglihatan indikasi glaukoma kronis
Data mayor : - Mendengar suara bisikan atau 7. Monitor fungsi lapang pandang, 7. Defek lapang pandang indicator
- Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan (1/2/3/4/5) penglihatan, visus klien kesembuhan dari glaukoma
melihat bayangan - Merasakan sesuatu melalui indera
- Merasakan sesuatu melalui indera perabaan, penciuman, perabaan
perabaan, penciuman, perabaan atau pengecapan (1/2/3/4/5)
atau pengecapan - Distorsi sensori (1/2/3/4/5)
- Distorsi sensori - Respons tidak sesuai (1/2/3/4/5)
- Respons tidak sesuai - Bersikap seolah melihat,
- Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba
mendengar, mengecap, meraba atau mencium sesuatu (1/2/3/4/5)
atau mencium sesuatu
Data minor :
- Menyatakan kesal
- Menyendiri
- Melamun
- Konsentrasi buruk
- Disorientasi waktu, tempat, orang
atau situasi
- Curiga
- Melihat kesatu arah
- Mondar mandir
- Bicara sendiri
3 Ansietas (SDKI) (D.0080) Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC: Pengurangan Kecemasan
Berhubungan dengan : selama Aktivitas Keperawatan:
- Krisis situasional 3 x24 jam pasien dapat mengontrol 1. Berikan informasi faktual terkait 1. Agar pasien mendapatkan informasi
- Kebutuhan tidak terpenuhi cemas dengan : diagnosis, perawatan dan prognosis yang akurat mengenai keadaannya
- Krisis maturasional NOC : Tingkat Kecemasan 2. Dorong keluarga mendampingi klien 2. Dukungan dari keluarga sangat besar
- Ancaman terhadap konsep diri Dipertahankan pada level … dengan cara yang tepat bagi pasien dengan ansietas
- Ancaman terhadap kematian Ditingkatkan pada level … 3. Ciptakan atmosfer rasa aman untuk 3. Membuat klien merasa aman selama
- Kekhawatiran mengalami 1 = Berat meningkatkan kepercayaan berada diruang perawatan
kegagalan 2 = Cukup berat 4. Bantu klien mengartikulasikan deskripsi 4. Membantu klien untuk dapat
- Disfungsi system keluarga 3 = Sedang yang realistis mengenai kejadian yang mengungkapkan rasa cemas yang
- Hubungan orang tua-anak tidak 4 = Ringan akan datang dialami
memuaskan 5 = Tidak ada 5. Jauhkan peralatan perawatan dari klien 5. Menghindari peningkatan kecemasan
- Faktor keturunan (temperamen 6. kontrol stimulus untuk kebutuhan klien 6. Mengontrol agar cemas pasien
mudah teragitasi sejak lahir) Dengan Kriteria Hasil : secara tepat berkurang
- Penyalahgunaan zat Tingkat kecemasan 1/2/3/4/5 7. instruksikan klien untuk menggunakan 7. Merelekskan otot-otot yang tegang
- Terpapar bahaya lingkungan - Tidak dapat beristirahat teknik relaksasi saat cemas dan dapat membuat cemas
(mis, toksin, polutan dll) - Berjalan mondar-mandir sedikit berkurang
- Kurang terpapar informasi - Distress
- Perasaan gelisah
Ditandai dengan : - Wajah tegang
Data mayor : - Kesulitan berkonsentrasi
- Merasa bingung - Rasa cemas yang disampaikan
- Merasa khawatir dengan akibat secara lisan
dari kondisi yang dihadapi - Peningkatan tekanan darah
- Sulit berkonsentrasi - Peningkatan frekuensi nadi
- Tampak gelisah - Dilatasi pupil
- Tampak tegang - Gangguan tidur
- Sulit tidur - Pusing
Data minor : - Perubahan pada pola makan
- Mengeluh pusing
- Anoreksia
- Palpitasi
- Merasa tidak berdaya
- Frekuensi napas meningkat
- Frekuensi nadi meningkat
- Tekanan darah meningkat
- Diaphoresis
- Tremor
- Muka tampak pucat
- Suara bergetar
- Kontak mata buruk
- Sering berkemih
- Berorientasi pada masa lalu
Daftar Referensi
Bulechek, G. M., Howard, K. B., Joanne, M. D., Cheryl, M. W. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC). Six Edition. Mosby : Lowa City.
Kwon, et al. (2009). Mechanisms Of Disesase, Primary Open – Angle Glaucoma. N Eng J Med 360 : 1113 – 1124.
Kanski, J. J. (2007). Glaucoma : primary Open – Angle Glaucoma 6 Ed. Philadelphia : Saunders.
Moorhead, S., Marion, J., Meridean, L.M., Elizabeth, S. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Fifth Edition. Mosby : Lowa City.
Price, S. A & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit 6 Ed, Vol II. Jakarta : EGC.
Salmon, J.R. (2009). Glaukoma Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury (17 ed). Jakarta : EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : EGC.