Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN FILSAFAT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah filsafat pendidikan

DISUSUN OLEH KELOMPOK IV

1. Budi Parman : 2519164


2. Amelia Diva Suryani : 2522085
3. Yola Sartiva : 2522093

Dosen Pembimbing :
Redha Septia Asi, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
BUKITTINGGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan
Rahmat-Nya sehingga penulis bisa mentelesaikan makalah yang berjudul landasan filsafat
pendidikan. Selanjutnya, terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan ide-ide
nya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan benar.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca. Sebelumnya penulis meminta maaf jika ada kesalahan dan keterbatasan
pengetahuan dalam membuat makalah ini. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun sehingga untuk kedepannya bisa lebih baik lagi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat
dan pelajaran di makalah yang kami buat.

Bukittinggi, 2 Oktober 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan Makalah......................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Landasan Ontologis dalam Pendidikan.................................................................................2
B. Landasan epistimologis dalam pendidikan............................................................................3
C. Landasan Aksiologis dalam pendidikan................................................................................4
BAB III.................................................................................................................................................5
PENUTUP............................................................................................................................................5
A. Kesimpulan..............................................................................................................................5
B. Saran.........................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu isu yang senantiasa menarik untk dikaji, sepanjang
masih ada kehidupan manusia diplanet bumi ini. Bangsa didunia pasti berkepentingan
dengan pendidikan, sebab dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan
budayanya dan mewariskan kepada generasi penerus mereka, sehingga pendidikan sering
disebut juga sebagai agent of culture.
Filsafat bersifat preskriptif artinya filsafat pendidikan mengkhususkan tujuan
tujuanya, yaitu bahwa pendidikan seharusnya mengikuti tujuan tujuan itu dan cara cara
yang umum harus digunakan untuk mencapai tujuan tujuan tersebut.
Filsafat pendidikan berusaha menjelaskan banyak makna yang berbeda beda yang
berhubungan dengan istilah istilah yang banyak digunakan dalam lapangan pendidikan
seperti kebebasan. Penyesuain, pertumbuhan, pengalaman, kebutuhan, dan pegetahuan.
Kajian filsafat tentang pendidikan akan ditelaah oleh cabang filsafat yang bernama
metafisika atau ontologi. Kajian pendidikan secara filsafati memerlukan pula landasan
epitimologis dan landasan aksiologis.
Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk membahas aliran filsafat pendidikan ditinjau
dari ontologi, epitimologi dan aksiologis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Jelaskan apa itu landasan ontologis pendidikan ?
2. Jelaskan apa itu landasan epistimologis pendidikan ?
3. Jelaskan apa itu landasan aksiologis pendidikan ?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui apa itu landasan ontologis pendidikan
2. Mengetahui apa itu landasan epistimologis pendidikan
3. Mengetahui apa itu landasan aksiologis pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Ontologis dalam Pendidikan


Secara etimologis, ontologi berasal dari kata “onto” yang artinya organ dan “logos”
yang berarti perbincangan atau pembahasan. Jadi ontologi dapat diartikan sebagai ilmu
atau teori tentang wujud hakikat yang ada. Ontologi diartikan sebagai suatu cabang
metafisika yang berhubungan dengan kajian mengenai eksistensi itu sendiri. Ontologi
menkaji suatu yang ada, sepanjang sesuatu itu ada.
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang palig kuno dan berasal dari
yunani. Tokoh yunani yang memiliki pandangan tentang ontologi ini salah satunya
adalah thales. Thales merupakan orang pertama yang berpendirian sangat berbeda
ditengah pandangan umum yang berlaku saat itu.
Perumpamaan ontologi ini misalnya, melalui perenungan thales terhadap air yang
ada dimana mana, ia sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan “substansi terdalam”
yang merupakan asal mula dari segala sesuatu. yang penting bagi kita sesungguhnya
bukanlah ajaranya yang mengatakan air itulah asal mula segala sesuatu, melainkan
pendirianya bahwa “mungkin sekali segala sesuatu berasal dari satu substansi belaka”.
Adapun hubungan ontologi dengan filsafat pendidikan yaitu analisis suatu objek
meteri dari ilmu pengetahuan. Berisi mengenai hal hal yang bersifat empiris serta
mempelajari apa yang ingin diketahui manusia dan objek apa yang diteliti ilmu. Dasar
ontologi pendidikan adalah objek materi pendidikan dimana sisi yang mengatur seluruh
kegiatan kependidikan. Jadi hubungan ontologi dengan pendidikan menempati posisi
landasan yang terdasar dari potensi landasan yang terdasar dari pondasi ilmu dimana
disitulah terletak undang undang dasarnya dunia ilmu.
Fakta yang menunjukan bahwa pendidikan selalu berada dalam hubunganya
dengan eksistensi kehidupan manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak mungkin bisa
menjalankan tugasnya dan kewajiban didalam kehidupan. Oleh sebab itu, dapat dipahami
bahwa ontologi pendidikan berarti pendidikan dalam hubunganya dengan asal mula,
eksistensi dan tujuan kehidupan manusia.

2
B. Landasan epistimologis dalam pendidikan
Epistimologi berasal dari yunani” episteme” berarti pengetahuan (knowlage) dan
“logos” berarti teori. Dengan demikian epistimologis secara etimologis berarti teori
pengetahuan. Epitimologis mengkaji mengenai apa sesungguhnya ilmu, dari mana
sumber ilmu, serta bagaimana proses terjadinya.
Adapun perumpamaanya yaitu, misalnya “kursi” adalah cara kerja pikiran untuk
menangkap substansi sebuah kursi. Dalam realita konkret, kita selalu menemui brmacam
kursi dalam jenis, sifat, bentuk dan perwujudanya. Menurut jenis bentuk, posisi, dan
fungsinya ada kursi makan, kursi belajar dan kursi tamu. Namun,, terlepas dari hal itu
semua “kursi” adalah kursi bukan “meja” meskipu bisa difungsikan sebagai meja atau
sebagai alat (benda buatan) dalam bentuk tertentu, yang berfungsi sebagai “tempat
duduk" . sementara duduk adalah suatu kegiatan seseorang dalam posisi meletakkan
seluruh badan dengan macam jenis, sifat, bentuk hal atau benda dalam keadaan seperti
apapun, dimanapun, serta kapanpun berada dan biasanya difungsikan sebagai tempat
duduk.
Adapun aliran aliran dalam epitimlogis yaitu:
1. Rasionalisme
Alian ini berpendapat semua pengetahuan bersumber dari akal pikiran atau rasio.
2. Empirisme
Aliran ini berpendirian bahwa semua pengetahuan manusia diperolh melalui
pengalaman indra.
3. Realisme
Aliran filsafat yang menyatakan bahwa objek objek yang kita serap lewat indra.
Menurut aristoteles, realitas berada dalam benda benda konkret atau dalam proses
perkembanganya.
4. Kritisme
Kritisme menyatakan bahwa akal menerima bahan bahan pengetahuan dari empiri
(yang meliputi indra dan pengalaman). Kemudian akal menempatkan dan mengatur
dalam bentuk pengamatan yakni ruang dan waktu.
5. Positivisme
Memiliki pandangan sejarah perkembanagan pemikiran umat manusia.

3
6. Skeptisisme
Menyatakan bahwa indra adalah bersifat menipu atau menyesatkan. Namun, pada
zaman modern berkembang menjadi skeptisisme medotis (sistematis) yang
mensyaratkan adanya bukti sebelum suatu pengalaman diakui benar.
7. Pragmatisme
Aliran ini tidak mempeersoalkan tentang hakikat pengetahuan, namum
mempertanyakan tentang pengetahuan dengan manfaat atau guna dari pengetahuan
tersebut.
C. Landasan Aksiologis dalam pendidikan
Secara etimologis, aksiologis berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu “aksios” yang
berarti nilai dan kata “logos” berarti teori. Jadi, aksiologis adalah cabang filsafat yang
mempelajari nilai. Dengan kata lain, aksiologis adalah teori nilai. Aksiologis merupakan
cabang filsafat yang membahas teori teori nilai dan berusaha menggambarkan apa yang
dinamak dengan kebaikan dan prilaku yang baik. Bagian dri aksiologi adalah etika dan
estetika.
Implakasi aksiologi dalam dunia pendidikan adalah menguji dan mengintegrasi nilai
tersebut dalam kehidupan manusia dan membinakan dalam kepribadian peserta didik.
Memang untuk menjelaskan apakah yang baik itu benar, buruk dan jahat bukanlah
sesuatu yang mudah.
Pendidikan harus memberikan pemahaman atau pengertian yang baik, benar, bagus,
buruk dan sejenisnya kepada peserta didik secara komprehensif dalam arti dilihat dari
segi etika, estetka, dan nilai sosial. Dalam masyarakat, nilai nilai itu terintegrasi dan
saling berintegrasi. Nilai nilai yang didalam keluraga, tetangga, kota adalah nilai nilai
yang tak mungkin diabaikan dunia pendidikan bahkan sebaliknya harus mendapat
perhatian.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar yang akan dituju. Disini bermakna
bahwa adanya pendidikan bermaksud untuk mecapai tujuan, mka dengan tujun ini tujuan
menjadi hal penting dalam penyelenggaraan pendidikan.
Dasar ontologis pendidikan adalah objek materi pendidikan dimana sisi yang
mengatur seluruh kegiatan kependidikan. Jadi hubungan ontologis dengan pendidikan
menempati posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu dimana disitulah terletak
undang undang dasarnya dunia ilmu.
Epistimologis adalah pengetahuan sistematis yang membahas tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara
memperoleh pengetahuan, validasi dan kebenaran pengetahuan.
Aksiologis adalah memberikan pemahaman pengertian baik, benar, bagus, buruk dan
sejenisnya kepada peserta didik secara komprehensif dalam arti dilihat dari segi etika,
estetika, dan niai sosial.
B. Saran
Penulis menyadari bahwasanya makalah diatas masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan, baik kesalahan penulisan maupun kekurangan referensi. Oleh kerena itu,
penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
demi menjadikan makalah ini lebih baik.

5
DAFTAR PUSTAKA

Mubin fatkhul, filsafat modern, aspek ontologis, epistimologis, dan aksilogis.jurnal


Saihu, M. (2019). Urgensi ‘Urf dalam tradisi male dan relavansinya dalam dakwah
dijembrana-bali.jurnal bimas islam,12(1), 173-201
Prof. Dr. Mukhtar latif, M.Pd. orientasi kearah pemahaman filsafat ilmu, 2011. Medan:
publishing.
https://ejurnal.iainbengkulu.ac.id/index.php/elafkar/article/view/1588
https://journal.unnes.ac.id/nju/index/php/kreatif/article/download/1671/1877

Anda mungkin juga menyukai