Anda di halaman 1dari 8

BAB V

PENGATURAN RUANG KELAS

A. Pengertian Pengaturan Ruang Kelas


Pengaturan dapat pula diartikan dengan pengelolaan, menurut kamus bahasa
Indonesia kalimat ini berasal dari kata manajemen yang berarti penyelenggaraan. Pengelolaan
kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya
tingkahlaku siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak
diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosoiemosionalyang
positif ,serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.

Berdasarkan asal katanya, pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar


sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Sedangkan pengertian
dari kelas yaitu bagian atau unit sekolah terkecil dengan kondisi fisik yang nyaman dan
terdapat fasilitas – fasilitas yang menunjang setiap kegiatan pembelajaran, dimana terjadi
kegiatan belajar-mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.

Sehingga yang dimaksud dengan pengertian pengelolaan kelas adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajaran dengan maksud agar tercapai
kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar sebagaimana yang diharapkan.
Atau pengelolaan kelas adalah suatu keterampilan untuk bertindak dari seorang guru
berdasarkan atas sifat-sifat kelas dengan tujuan menciptakan situasi pembelajaran ke arah
yang lebih baik. Kenyataannya dalam melaksanakan tugasnya guru sering mengalami
permasalahan di dalam kelasnya, terutama masalah yang menyangkut pengelolaan kelasnya.

Dimana ada 2 jenis masalah pengelolaan kelas yang terjadi yaitu masalah yang
bersifat perorangan dan yang bersifat kelompok. Penggolongan masalah bersifat perorangan
ini didasarkan pada tingkah laku orang tersebut mengarah pada pencapaian suatu tujuan
dimana setiap individu akan merasa memiliki dan menganggap dirinya berguna. Jika individu
gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga, maka individu tesrebut akan
melakukan hal yang menyimpang sehingga hal terebut akan menjadi suatu masalah oleh
seorang guru dalam mengelola kelasnya.
Pada tingkat deskripsi, terminologi, konsep dan teori manajemen ini bersifat netral
dan universal. Karakteristik tugas pokok dan fungsi institusi lembagalah yang membuat
replika menejemen menjadi berbeda. Oleh karena itu,manajemen berbeda pada tingkat
kreatif. Ini berarti bahwa konsep manajemen dapat di transfer kedalam institusi yang
bervariasi atau berbeda tugas pokok dan fungsinya. Peserta didik dalam satu kelas biasanya
memiliki kemampuan yang beragam, ada yang pandai, sedang dan kurang.

Sebenarnya tidak ada peserta didik yang pandai atau bodoh, yang lebih tepat adalah
peserta didik dengan kemampuan lambat atau cepat dalam belajar. Dalam materi yang sama,
bagi peserta didik satu memerlukan dua kali pertemuan untuk dapat memahami isinya,
namun bagi peserta didik lain perlu empat kali pertemuan untuk dapat memahaminya. Untuk
itu guru perlu mengatur kapan peserta didiknya bekerja secara perseorangan,
berpasangan,kelompok atau klasikal. Jika kelompok, kapan peserta didik dikelompokkan
berdasarkan kemampuannya sehingga ia dapat berkonsentrasimembantu peserta didik yang
kurang, dan kapan peserta didik dikelompokkan secara campuran berbagai kemampuan
sehingga terjadi tutor sebaya.

B. Pengaturan Kondisi Ruang Kelas


Menurut Gordon, J Walker (2008 : 22) “condition classroom can be formulated in the
educational condition classroom that all things physical and material, which implementation
in teaching and learning”. (Artinya kondisi kelas dalam dunia pendidikan berarti segala
sesuatu yang bersifat fisik maupun material, yang dapat memudahkan terselenggaranya
dalam proses belajar mengajar).

Menurut Suharsimi (2009:92) menyatakan bahwa: “Segala sesuatu yang diperlukan


dalam proses belajar mengajar yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian
tujuan pendidikan berjalan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Lingkungan belajar yang tidak
menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan,
menyebabkan siswa kurang semangat dalam belajar, oleh karena itu sudah menjadi kewajiban
sekolah bagaimana menyediakan fasilitas yang akan tercapai lingkungan belajar yang
menyenangkan bagi siswa”.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka disimpulkan bahwa kondisi ruang kelas
merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa karena proses belajar mengajar
akan berhasil jika ditunjang dengan kondisi ruang kelas yang memadai. Oleh karena itu kelas
harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan taman belajar yang
menyenangkan bagi siswa maupun guru. Pengaturan ruang kelas berarti membangun dan
memelihara lingkungan kelas yang kondusif bagi pembelajaran dan prestasi siswa.

Tata ruang kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja dilakukan oleh
guru atau dosen (pendidik) dengan tujuan menciptakan dan mempertahan kondisi yang
optimal, sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan
efisien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Penyusunan dan pengaturan kondisi ruang
belajar hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak
secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal -
hal berikut perlu diperhatikan:

1. Ukuran dan bentuk kelas

2. Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa

3. Jumlah siswa dalam kelas

4. Jumlah siswa dalam setiap kelompok

5. Jumlah kelompok dalam kelas

6. Komposisi dalam kelompok (seperti siswa pandai dengan siswa kurang pandai, pria dan
wanita)

Sebagian besar kondisi ruang kelas memiliki pengaruh terhadap kemungkinan


munculnya gangguan. Temperatur ruangan yang terlalu dingin (terlalu panas) dan sistem
ventilasi yang kacau, misalnya, betul-betul dan terbukti mampu menurunkan sebagian besar
kemampuan para siswa dalam berkonsentrasi terhadap materi-materi pendidikan, meskipun
hal tersebut seringkali luput dari perhatian para guru.

Area untuk kegiatan yang tenang jika ditata dengan cara yang berbeda dengan area-
area lain: pojok membaca misalnya, ada baiknya jika ditata terpisah dari ruanganruangan lain,
dengan karpet sebagai alas duduk (yang secara otomatis mengharuskan mereka untuk selalu
tetap ditempat), ketimbang sambil berdiri (yang sangat memungkinkan mereka untuk
membaca sambil bergerak kesana kemari). Terkadang perabotan dan berbagai materi fisik
yang menunjang proses pembelajaran bisa ditata sedemikian rupa untuk meminta para siswa
memusatkan perhatian mereka ketengah - tengah ruangan: dengan tumpukan kursi di tengah
kelas.

Benda-benda yang sering di pergunakan oleh para siswa, kamus misalnya bisa
disimpan di sebuah tempat yang mudah dijangkau oleh para siswa, sehingga mereka tidak
berpeluang untuk mengganggu guru atau siswa lain. Meskipun para guru tidak bisa
mengendalikan seluruh kondisik dalam ruang kelas mereka (misalnya, ruang yang terlalu
penuh), para guru tetap bisa mempengaruhi sebagian besar kondisi tersebut, dan instruksi
akan mengalir dengan lebih mudah ketika para guru mampu melakukan hal tersebut.

C. Pengaturan Ruang Fisik Kelas


Menurut Khusnuridlo (2010:56-66), “Pengelolaan kelas yang baik dapat dilakukan
dengan memperhatikan aspek-aspek diantaranya lingkungan fisik kelas dan tempat duduk
siswa”. Lingkungan fisik kelas meliputi pengaturan ruang belajar yang didesain sedemikian
rupa sehingga tercipta kondisi kelas yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan semangat
dan keinginan untuk belajar dengan baik. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh
guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003: 9-22) yaitu:

a. Visibility (Keleluasaan Pandangan) Visibility artinya penempatan dan penataan barang-


barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa
dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru
harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.

b. Accesibility (mudah dicapai) Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih
atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak
antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak
dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.

c. Fleksibilitas (Keluwesan) Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan


dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk
yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja
kelompok.

d. Kenyamanan Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara,


dan kepadatan kelas.
e. Keindahan Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang
menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan
menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Ketika memikirkan tentang manajemen kelas yang efektif, guru yang tidak
berpengalaman terkadang mengabaikan lingkungan fisik. Desain lingkungan fisik kelas
adalah lebih sekedar penataan barang di kelas.

1. Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang, gangguan dapat terjadi di daerah yang sering
dilewati. Daerah ini antara lain area belajar kelompok, bangku murid, meja guru, dan lokasi
penyimpanan pensil, rak buku, komputer, dan lokasinya. Pisahkan area-area ini sejauh
mugkin dan pastikan mudah diakses.

2. Pastikan dengan mudah melihat semua murid. Tugas manajemen yang penting adalah
memonitor murid secara cermat. Untuk itu, anda harus bisa melihat semua murid. Pastikan
ada jarak pandang yang jelas dari meja anda, lokasi intruksional, meja murid, dan semua
murid. Jangan sampai ada yang tidak kelihatan.

3. Materi pengajaran dan perlegkapan murid harus mudah diakses . ini akan meminimalkan
waktu persiapan dan perapian, dan mengurangi kelambatan dan gangguan aktivitas.

4. Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas. Tentukan di mana
anda dan murid anda akan berada saat presentasi kelas diadakan.

5. Untuk aktivitas ini, murid tidak boleh mindahkan kursi atau menjulurkan lehernya. Untuk
mengetahui seberapa baik murid dapat melihat dari tempat mereka.

Menurut Carolyn & Edmund (2015:4) ada 4 kunci bagi guru untuk melakukan pengaturan
ruang kelas yang baik, yaitu:

1. Jadikanlah wilayah sirkulasi dan mobilitas siswa tinggi dan bebas dari kemacetan
2. Pastikan setiap siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru
3. Menjaga agar instrument pengajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswa
mudah diakses
4. Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat persentasi dan tampilan seisi
kelas
Dengan demikian apabila syarat-syarat pengaturan fisik kelas tersebut diatas telah
terlaksana dengan baik maka tujuan membangun kelas yang kondusif dan efektif akan
tercapai. Menurut Oemar Hamalik menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri melakukan aktivitas selua
sluasnyakepada siswa untuk belajar. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas
seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang sedang
dipelajari.

D. Pengaturan Tempat Duduk Siswa


Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh siswa dalam
proses pembelajaran terutama dalam proses belajar di kelas di sekolah formal. Tempat duduk
dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu
rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh
siswa. Maka siswa akan merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang. Bentuk dan ukuran
tempat yang digunakan bermacam-macam, ada yang satu tempat duduk dapat di duduki oleh
seorang siswa, dan satu tempat yang diduduki oleh beberapa orang siswa.

Sebaiknya tempat duduk siswa itu mudah di ubah-ubah formasinya yang disesuaikan
dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran. Untuk ukuran tempat dudukpun sebaiknya tidak
terlalu besar ataupun terlalu kecil sehingga mudah untuk diubah-ubah dan juga harus
disesuaikan dengan ukuran bentuk kelas. Sebenarnya banyak macam posisi tempat duduk
yang bias digunakan di dalam kelas seperti berjejer ke belakang, bentuk setengah lingkaran,
berhadapan, dan sebagainga. Biasanya posisi tempat duduk berjejer kebelakang
digunakandalam kelas dengan metode belajar ceramah. Dan untuk metode diskusi dapat
menggunakan posisi setengah lingkaran atau berhadapan.

Dan sebagai alternatif penataan tempat duduk dengan metode kerja kelompok atau
bahkan bentuk pembelajaran kooperatif, maka menurut Lie ada beberapa model penataan
bangku yang biasa digunakan dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya seperti:

1. Meja tapal kuda siswa bekelompok di ujung meja.

2. Penataan tapal kuda siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan

3. Meja Panjang
4. Meja Kelompok siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan

5. Meja berbaris dua kelompok duduk berbagi satu meja

6.Meja laboraturium

7. Klasial: siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan

8. Bangku individu dengan meja tulisnya: penataan terbaik

9. Meja berbaris: dua kelompok duduk berbagi satu meja

Dan masih ada beberapa bentuk posisi tempat duduk yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran kooperatif ini. Dalam memilih desain penataan tempat duduk perlu
memperhatikan jumlah siswa dalam satu kelas yang kan disesuaikan pula dengan metode
yang akan digunakan. Hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa dalam penataan tempat duduk
siswa tersebut guru tidak hanya menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan
saja. Tetapi seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik individu siswa, baik dilihat
dari aspek kecerdasan, psikologis, dan biologis siswa itu sendiri.

Hal ini penting karena guru perlu menyusun atau menata tempat duduk yang dapat
memberikan suasana yang nyaman bagi para siswa. Tujuan utama penataan lingkungan fisik
kelas ialah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah laku siswa yang
tidak diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan, dan barang-barang
lainnya di dalam kelas.

Penataan tempat duduk adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh guru dalam
mengelola kelas. Karena pengelolaan kelas yang efektif akan menentukan hasil pembelajaran
yang dicapai. Dengan penataan tempat duduk yang baik maka diharapkan akan menciptakan
kondisi belajar yang kondusif, dan juga menyenangkan bagi siswa.
Sumber:

http://repository.uin-suska.ac.id/6058/3/BAB%20II.pdf

http://digilib.uinsby.ac.id/8380/2/BAB%20II.pdf

https://journal.untar.ac.id/index.php/baktimas/article/download/4312/2611

https://123dok.com/document/yev7w07z-pengelolaan-kelas-di-sekolah-dasar-
muhammadiyah-sapen-kota-yogyakarta.html

https://pgsd.binus.ac.id/2020/04/15/manajemen-kelas-pentingnya-mengatur-dan-menata-
ruang-kelas-yang-baik-di-sekolah-dasar/

Khusnuridlo. 2010. Strategi Pengelolaan Kelas. Jakarta PT. Rineka Cipta.

Gordon, J. Walker. Journal of Leisure Research. Second Quarter 2008. Vol 40. Iss 2; pg 290. 22 pgs
(http://infotrac. Gallegroup. Com

Suharsimi, Arikunto.2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Carolyn, M.E. & Edmund, T.E. (2015). Terj. Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar Edisi
Kedepalan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai