Oleh Kelompok 3
Irmaini
NIM.
Jefri Soni
8126132054
NIM.
Irvan Wandri
8126132055
NIM.
Jhon R Siregar
8126132056
NIM.
Leonardo
8126132057
NIM.
Sijabat
8126132058
A. PENDAHULUAN
Pengelolaan
kelas
termasuk
faktor
penting
yang
guru
yang
kompeten
akan
lebih
mampu
menciptakan
kondisi
yang
optimal
agar
proses
pecegahan
dapat
dilakukandengan
jalan
peserta
didik
sehingga
mereka
termotivasi
untuk
ia
menangani
keprofesionalan
cara
kasus
kerja
pengelolaan
seorang
guru
kelas.
Sebaliknya,
adalah
demikian
melakukan
analisis
ulang
terhadap
situasi
untuk
mengantar
mereka
mencapai
tujuan
dari
sebuah
suatu
kelompok
orang
yang
melakukan
kegiatan
dari
dua
sudut,
yaitu:
(a)
Kelas
dalam
arti
ini
menunjukkan
mengandung
pada
kelas
sifat
dalam
statis
makna
karena
sebuah
sekedar
sarana
oleh
Arikunto,
menurutnya
pengelolaan
kelas
agar
dicapainya
kondisi
optimal
sehingga
dapat
di
atas
memberikan
gambaran
bahwa
berbagai
fasilitas
yang
dibutuhkan
dan
mampu
dalam suasana
kepuasan,
suasana
disiplin,
perkembangan
intelektual,
menciptakan
kondisi
yang
optimal
agar
proses
pengelolaan
kelas
yang
bersipat
preventif
tim,
meja
konferensi,
lingkaran,
kelompok
untuk
pengaturan
yang
sedang
berlangsung;
(2)
Selalu
proses
pembelajaran.
Kegairahan
peserta
didik
interaksi edukatif
pelajar
yang
aktif
mengalami.4)
Ada
guru
yang
tindakan
preventif
dilakukan
pada
awal
tindakan
merusak
kondisi
optimal
pembelajaran
yang
sedang
(2006)
pendekatan-pendekatan
dalam
Pendekatan Otoriter
Pendekatan otoriter memandang bahwa manajerial kelas
sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta
didik oleh guru.Pendekatan ini menempatkan guru dalam
peranan menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas
dengan menggunakan strategi pengendalian.Tujuan guru
yang utama ialah mengendalikan perilaku peserta didik.
Guru bertanggung jawab mengendalikan perilaku peserta
didik
karena
gurulah
yang
paling
mengetahui
dan
otoriter
tidak
memaksakan
kepatuhan,
dalam
memanajemeni
kelas
yaitu
(1)
pengarahan,
teguran,
(4)
mendektai,
dan
pesan,
menggunakan
dan
(5)
(3)
menggunakan
pengendalian
menggunakan
dengan
pemisahan
dan
pengucilan.
Otoriter
Pengelolaan
kelas
sebagai
proses
untuk
masalah
yang
merusak
kedisiplinan
dan
Pendekatan Intimidasi
Pendekatan
intimidasi
memandang
pengendalian
adalah
manajemen
perilaku
pendekatan
kelas
peserta
yang
sebagai
didik.
Berbeda
proses
dengan
pendekatan
intimidasi
menekankan
pada
ada
manfaatnya,
terdapat
kecaman
terhadap
masalah
secara
sementara
dan
hanya
guru,
ramai
keseluruhan
individu.Penggunaan
pemecahan
masalah
karena
pendekatan
secara
ini
bersifat
hanya
sementara
dan
bersifat
hanya
dengan
maksud
untuk
segera
menghentikan
10
Pendekatan Permisif
Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekankan
perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. Tema sentral
dari pendekatan ini adalah: apa, kapan, dan dimana juga
guru hendaknya membiarkan peserta didik bertindak bebas
sesuai dengan yang diinginkannya. Peranan guru adalah
meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab dengan itu
akan membantu pertumbuhannya secara wajar. Campur
tangan guru hendaknya seminimal mungkin, dan berperan
sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta didik
secara penuh.
Kelemahan
Pendekatan permisif sedikit penganjurannya.Pendekatan ini
kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem
sosial yang memiliki pranata-pranata sosial.Dalam sistem
sosial para anggotanya, dalam hal ini guru dan peserta didik
menyandang hak dan kewajiban.Mereka diharapkan bertindak
sesuai dengan hak dan kewajibannya dan diterima oleh
semua pihak. Perbuatan yang bebas tanpa batas akan
memerkosa dan mengancam hak-hak orang lain.
Melalui pendekatan ini pengajar memandang mudah, tak
banyak risiko. Namun sebenarnya pengajar gegabah dalam
mengambil
cara
pendekatan,
mengalihkan,
menukar,
muncul
seperti:
mengalihkan,
memasabodohkan,
11
Pihak
pengajar
dan
pembelajar
tampak
bebas,
kurang
dalam
diterapkan
yang
mengatakan
bentuknya
dalam
situasi
yang
atau
bahwa
murni
pendekatan
tidak
lingkungan
produktif
sekolah
dan
yang
diinginkannya.
Peranan
guru
adalah
12
guru
masalah-masalah
menumbuhkan
menerapkan secara
lain.
sikap
Pendekatan
reaktif
pada
ini
diri
umum pada
cenderung
guru
dalam
dengan
kerangka
acuan
buku
masak
akan
dalam
artikel:
Tiga
puluh
cara
untuk
13
yang
sebagian
besar
masalah
manajerial
kelas.
hasil
bermutu.Dengan
perencanaan
demikian
pengajaran
peranan
guru
yang
adalah
potensi
manajemen
timbulnya
kelas.
mencapai
Tujuan
masalah
itu
manajerial,
dua
tujuan
adalah:
dan
2)
1)
utama
mencegah
memecahkan
bahwa
direncanakan
dan
kegiatan
dilaksanakan
belajar-mengajar
dengan
baik
yang
adalah
suatu
perencanaan
dan
hasil
bermutu.Dengan
perencanaan
demikian
14
pengajaran
peranan
guru
yang
adalah
manajemen
kelas
yaitu
mencegah
timbulnya
psikologi
behaviorisme.
Prinsip
utama
yang
dan
menerapkan
empat
prinsip
dasar
hasilnya
akan
memperoleh
ganjaran
hadiah
15
adalah
kunci
dalam
pengelolaan
kelas
melalui
pengubahan perilaku.
g.
16
Pendekatan
ini
dibangun
atas
dasar
asumsi
bahwa
dibangun
atas
dasar
asumsi
bahwa
pengajar
mengupayakan
sejauh
mungkin
yang
diliputi
oleh
hubungan
inter-
yang
baik.Sehingga
menjadikan
pembelajar
17
Premis
utama
yang
kelompok
didasarkan
kehidupan
sekolah
mendasari
pada
pendekatan
asumsi-asumsi
berlangsung
dalam
proses
barikut:
1)
lingkungan
terciptanya
suasana
belajar
yang
menguntungkan.
Kelemahan :
Komunikasi, baik verbal maupun non-verbal adalah dialog
antara anggota-anggota kelompok.Komunikasi mencakup
kemampuan khas manusia untuk saling memahami buah
pikiran
dan
perasaan
masing-masing.Komunikasi
yang
tugas
rangkap
guru
adalah
membuka
saluran
bahwa
mereka
melaksanakan
mempunyai
tugas
kelompok
tanggungjawab
dengan
baik,
anggota
kelompok
yang
menungkinkan
dalam
18
Premis
utama
yang
kelompok
didasarkan
kehidupan
sekolah
mendasari
pada
pendekatan
asumsi-asumsi
berlangsung
dalam
proses
barikut:
1)
lingkungan
terciptanya
suasana
belajar
yang
menguntungkan
Menekankan pentingnya cirri-ciri kelompok sehat yang
terdapat dalam kelas didukung adanya saling berhubungan
antar pembelajar dalam kelompok dikelas itu.Membantu
kelompok
yang
bertanggung
awab
atas
perbuatan
Pendekatan Eklektik
Wilford A. Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan
cara menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai
pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu
kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara
filosofis, teoritis, dan/atau psikologis dinilai benar, yang bagi
guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan
tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan
eklektik (Wilford A. Weber, 1986). Dua syarat yang perlu
dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan eklektik
yaitu: 1) menguasai pendekatan-pendekatan manajemen
kelas yang potensial, seperti pendekatan Pengubahan
Perilaku,
Penciptaan
Iklim
Sosio-Emosional,
Proses
19
pendekatan
Penciptaan
Iklim
Sosio-Emosional
tergantung
pada
kemampuannya
menganalisis
bila
tujuan
sasaran
tindakan
manajemen
kelas
adalah
guru
ingin
kelompoknya
secara produktif
20
melakukan
kegiatan
berbagai
mempunyai
masalah
pendekatan
potensi
manajemen
manajemen
terbesar
kelas
berhasil
dalam
yang
dianggap
menanggulangi
situasi
yang
telah
demikian,
pendekatan
analitik
pluralistik
analitik
yang
memberi
kemudahan
kepada
21
dari
berbagai
mempunyai
masalah
pendekatan
potensi
manajemen
terbesar
manajemen
kelas
berhasil
dalam
yang
dianggap
menanggulangi
situasi
yang
telah
demikian,
pendekatan
analitik
pluralistik
yang
memberi
kemudahan
kepada
yang
dianggapnya
paling
berpotensi
untuk
kelas
sehingga
proses
22
belajar
mengajar
Sumber Bacaan
Arikunto,
Suharsimi,
1988,
Pengelolaan
Kelas
Sebuah
Radno,
2007,Pengelolaan
Kelas
yang
Dinamis,
Jogjakarta: Kanisius.
Mulyasa, 2005, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Rosda
Karya.
Purwanto, Ngalim, 1998, Psikologi Belajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rohani, Ahmad, 2004,
Rineka Cipta.
Silberman, Melm 2002, Active Learning, Jogakarta: Yapendis.
Tohirin, 2005, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: PR Raja Grafindo.
23