Reza Azhari
Pendidikan Matematika, IKIP Budi Utomo, Malang
Email : rezazhr@gmail.com
Abstrak
Pendahuluan
Kelas merupakan bangunan fisik atau ruang kelas, tempat dimana terjadinya proses
belajar mengajar. Keadaan kelas yang monoton mencerminan pembelajaran yang kaku,
akibatnya semangat belajar peserta didik rendah dan guru banyak mengeluhkan sulitnya
menarik perhatian peserta didik, terlebih untuk mencapai target belajar. Berbagai persoalan
yang muncul
ini
semestinya
melahirkan
kesadaran
bahwa
bukan
saatnya
lagi
menggunakan penataan kelas model konfesional. Guru dituntut untuk kreatif dalam
menyulap kelasnya menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar.
Kelas terasa kaku dan membosankan tanpa adanya penataan yang menarik.
Akibatnya peserta didik merasa jenuh dan tidak tertarik untuk belajar. Kesimpulan yang
dapat ditarik adalah
penataan
kelas
yang
Pengelolaan kelas yang baik merupakan bagian terpenting dari kegiatan pembelajaran
seorang guru. Berdasar Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang kompetensi standar
kualifikasi akademik dan kompetensi guru untuk kompetensi penyelenggaraan pembelajaran
yang mendidik, disebutkan bahwa guru harus melaksanakan pembelajaran yang mendidik di
kelas, di laboratorium, dan di lapangan. Pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dimaksudkan
tersebut merupakan bagian dari pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas yang baik akan menciptakan interaksi belajar mengajar yang baik
pula. Tujuan pembelajaran pun akan dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti.
Hanya sayangnya pengelolaan kelas yang baik tidak selamanya dapat dipertahankan
dikarenakan kondisi ruang kelas yang tidak memberikan kenyamanan bagi peserta didik.
Karena tanpa disadari bahwa ruang kelas memberikan pengaruh peserta didik yang luar biasa
dalam keefektifan penyampaian materi. Dengan pentingnya penataan ruang kelas bagi proses
belajar mengajar, dibutuhkan pengembangan variasi baik dari segi penataan tempat duduk
maupun perlengkapan yang menunjang dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam
pengembangan variasi penataan tentu saja tidak boleh sembarangan, harus diperhitungkan
secara matang baik karakteristik peserta didik maupun kondisi kelas. Dengan segala
pengelolaan dan penataan kelas yang baik akan menimbulkan gairah belajar dan peserta didik
tidak sukar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1. Penataan Kelas
Yang dimaksud dengan penataan kelas adalah pengkondisian kelas dan seluruh
lingkungan belajar berupa perubahan tempat duduk, formasi kelas dan sekaligus akan
mempengaruhi
model
pembelajaran
yang
dipakai
untuk
jangka
waktu tertentu.
Sedangkan definisi menata kelas menurut para ahli adalah suatu usaha yang dilakukan dengan
tujuan agar tercapainya kondisi optimal sehingga kegiatan belajar dapat terlaksana seperti
yang diharapkan (Dr. Suharsimi Arikunto), menurut E. Komar dan Uus Rusnadi menata kelas
adalah kegiatan mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar
mengajar yang serasi. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa menata kelas
adalah suatu kegiatan menata ruangan kelas yang sengaja dilakukan agar tercapainya suasana
yang kondusif dalam kegiatan belajar mengajar. Mengapa penataan kelas penting untuk
diperhatikan?.Andi Yudha mengemukakan ( Yudha, 2009 : 37) Biasanya anak akan lebih
nyaman jika suasana belajar terasa menyenangkan. Guru yang ramah dan lingkunagn
yang mendukung akan membuat anak selalu bersemangat untuk belajar
Berdasarkan pengertian tersebut maka penataan kelas yang dimaksud meliputi:
1). Penataan tempat duduk
Gavin Reid mengemukakan: Ada banyak jenis meja kursi dan pengaturannya
yang berbeda-beda akan tetapi beberapa meja kursi disusun tetap. Hal ini tidak ideal
bagi sebagian besar pembelajar. Meskipun bagi anak dengan kesulitan perhatian, pengaturan
semacam ini meminimalkan gangguan (Gavin Reid, 2009:40)
2). Dekorasi kelas
Hiasan atau dekorasi memberi pengaruh sangat kuat. Pemilihan hiasan yang tepat akan
memberi makna yang cukup dalam bagi peserta didik maupun pengunjung kelas yang
lain.
Tujuan menata kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan
belajar peserta didik dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Untuk
mempersiapkan kondisi proses belajar yang efektif dan produktif pengelolaan kelas mencakup
pengaturan orang (peserta didik dan guru) serta pengaturan fasilitas (ruangan, meja, kursi,
papan tulis, warna dinding, ventilasi, dan sebagainya).
2. Prinsip Penataan Kelas
Guru kreatif harus bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Salah
satunya didukung dengan penataan kelas yang baik. Kelas yang baik dan menarik pada waktu
tertentu, akan menjadi membosankan apabila dibiarkan bertahan seperti itu saja. Artinya
penataan kelas harus mengalami perubahan secara berkala. Tidak terlalu sering tetapi juga
tidak terlalu lama.
Ada beberapa prinsip yanhg sekiranya dapat dipakai oleh guru untuk menata
kelas.
Hal
ini
tentu
saja
demi
mendukung
terciptanya
suasana
belajar
yang
penataan
dan
penempatan
di
dalam
kelas
tidak
mengganggu
pemandangan peserta didik. Sehingga secara leluasa peserta didik dapat memandang guru,
benda atau kegiatan pembelajaran.
b. Mudah dicapai
Penataan kelas harus memudahkan peserta didik untuk
barangbarang yang di butuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antara
tempat duduk harus cukup untuk di lalui peserta didik. Sehingga peserta didik dapat
bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu peserta didik yang lain yang sedang belajar.
Hal ini sekaligus mengajarkan kemandirian dan kedisiplinan bagi peserta didik
untuk mengambil sendiri barang-barang yang di butuhkan kemudian mengembalikan
lagi ke tempat semula tanpa kesulitan.
c. Keluwesan ( Fleksibiltas )
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah di tata dan di pindahkan di
sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti posisi tempat duduk yang di ubahubah sesuai dengan model belajar yang sedang berlangsung. Peserta didik pun sebaiknya
di mintai pendapat mengenai penempatan barang-barang tersebut. Dengan demikian
mereka akan merasa lebih percaya diri dan akan lebih bertanggung jawab.
d. Kenyamanan
Berkaitan dengan temperature ruangan, pencahayaan, suara dan kepadatan kelas .
e. Keindahan
Prinsip keindahan ini berkaitan dengan usaha guru dalam menata ruang yang
menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan
menyenangkan akan memberikan pengaruh positif pada sikap dan tingkah laku peserta
didik terhadap kegiatan belajar yang sedang di laksanakan.
Pengaturan dan penyusunan ruang kelas hendaknya memungkinkan anak duduk
berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu kegiatan
dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal hal berikut perlu di perhatikan yaitu :
1). Ukuran dan bentuk kelas
2). Jumlah peserta didik dalam kelas
3). Metode pembelajaran yang dipakai
Demikian beberapa prinsip penataan kelas yang dapat dijadikan acuan oleh guru. Di samping
hal hal yang telah di sebutkan di atas, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah
prinsip demokrasi dalam kelas. Artinya guru tidak dibenarkan mengedepankan keinginan dan
4
idenya sendiri. Melainkan perlu melibatkan peserta didik meskipun dalam skala kecil. Guru
dapat melibatkan peserta didik dalam beberapa hal di antaranya :
1). Memilih tema dalam penataan kelas
2). Menentukan jangka waktu perubahan model kelas
3). Serta dalam hal-hal lain yang sudah mampu di lakukan oleh peserta didik
Manfaat yang di peroleh dari keterlibatan peserta didik ini di antaranya adalah sebagai
berikut :
1). Peserta didik merasa di hargai
2). Peserta didik lebih bertanggung jawab terhadap kelasnya
3). Suasana kelas lebih hidup dan akrab
4). Guru di ringankan karena tidak mengerjakan semuanya sendiri
3. Mengatur Ruang Kelas yang Baik
Ruang kelas merupakan lingkungan pembelajaran baik bagi guru maupun peserta
didik. Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturan /
penataan ruang kelas / belajar. penyusunan dan pengaturan ruang kelas hendaknya
memungkinkan peserta didik duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara
leluasa untuk membantu peserta didik dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal
berikut perlu diperhatikan: Ukuran dan bentuk kelas, Bentuk serta ukuran bangku dan bangku
meja peserta didik, Jumlah peserta didik dalam kelas, Jumlah peserta didik dalam setiap
kelompok, Jumlah kelompok dalam kelas, Komposisi peserta didik dalam kelompok (seperti
peserta didik pandai dengan peserta didik kurang pandai, pria dan wanita) (Conny Semiawan,
dkk.,1985:64). Terkadang dalam penataan ruang kelas menemukan kendala seperti masalah
pengaturan tempat duduk, pengaturan alat-alat pengajaran, penataan keindahan dan
kebersihan kelas dan ventilasi serta tata cahaya. untuk lebih jelasnya di bawah ini:
a) Pengaturan Tempat Duduk
Tempat duduk yang sesuai dengan keadaan tubuh peserta didik akan sangat
berpengaruh dalam kenyamaan penerimaan materi.(syaiful Bahri Djamarah dikutip oleh Indah
Sofiah, 1992:204). Perkembangan jaman yang semakin pesat menciptakan bermacam-macam
bentuk dan ukuran tempat duduk dan sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan masingmasing sekolah. Diperlukan pemilihan tempat duduk yang tepat dan dapat mengoptimalkan
kenyamanan dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Ada beberapa bentuk formasi tempat
duduk yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Apabila pengajaran itu akan ditempuh
5
denga cara berdiskusi, maka formasi tempat duduknya sebaiknya berbentuk melingkar. Jika
pengajaran ditempuh dangan metode ceramah, maka tempat duduknya sebaiknya berderet
memanjang ke belakang. Sudirman N(1991:318) mengemukakan beberapa contoh formasi
tempat duduk, yaitu posisi berhadapan, posisi setengah lingkaran, dan posisi berbaris ke
belakang. Hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa dalam penataan tempat duduk peserta
didik perlu mempertimbangkan karakteristik individu peserta didik, baik dilihat dari aspek
kecerdasan, psikologis, dan biologis peserta didik itu sendiri, misalnya peserta didik yang
mengalami gangguan penglihatan diletakkan agak di depan agar peserta didik tersebut dapat
melihat ke papan tulis, dan peserta didik berbadan besar agak diletakkan di belakang agar
guru dapat dengan mudah mengawasi murid dari depan serta tidak menghalangi penglihatan
peserta didik dibelakangnya.
otak kiri. Tetapi pada akhir akhir ini mulai dikembangkan mengenai teori tentang otak
tengah. Berikut ini adalah gambaran mengenai otak kanan dan otak kiri yang diungkapkan
oleh Barbara K. Given (2007 : 47)
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memaksimalkan fungsi
kedua belah bagian otak yaitu kanan dan kiri. Contoh sederhana dari pemaksimalan
kedua fungsi otak ini adalah mengajarkan penjumlahan dengan lagu dan permainan.
Lalu bagaimana cara otak menerima informasi? Jika masukan itu berupa visual maka
mula-mula akan mencapai retina kemudian menuju corpus geniculatum laterale, lalu ke
korteks
visual
primer.
dan apapun yang ada dan dia rasakan. Kebutuhannya adalah untuk diterima dan dipahami
oleh lingkungan
b. Interpersonal
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan
interpersonal yaitu :
1). Komunikasi
2). Hubungan dengan orang lain
3). Kasih sayang
4). Berbagi dll
c. Linguistik
Kecerdasan linguistik disebut juga kecerdasan bahasa. Cara
mengembangkannya adalah :
1). Sering mengajak anak bercakap cakap
2). Membacakan cerita
3). Mengajarkan lagu
d. Matematik
Kesimpulan
Yang dimaksud dengan penataan kelas adalah pengkondisian kelas dan seluruh
lingkungan belajar berupa perubahan tempat duduk, formasi kelas dan sekaligus akan
mempengaruhi model pembelajaran yang dipakai untuk jangka waktu tertentu.
Ada beberapa prinsip yanhg sekiranya dapat dipakai oleh guru untuk menata
kelas, yaitu : memperhatikan keleluasaan, mudah dicapai, keluwesan (fleksibiltas),
kenyamanan, keindahan.
Ruang kelas merupakan lingkungan pembelajaran baik bagi guru maupun peserta
didik. Terkadang dalam penataan ruang kelas menemukan kendala seperti masalah pengaturan
tempat duduk, pengaturan alat-alat pengajaran, penataan keindahan dan kebersihan kelas dan
ventilasi serta tata cahaya.
Penataan kelas yang menarik dan menyenangkan akan memberi suasana nyaman,
sehingga membuat materi akan mudah didingat oleh peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
10
11