Oleh
Angelika Birene Muya
(20505005)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dalam penyelesaian makalah ini mulai dari dosen pengampu yang telah memberikan
saran, hingga sumber-sumber yang telah memberikan kami referensi untuk
menyelesaikan makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................5
A. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Teknik Pembelajaran............5
1. Pendekatan..................................................................................................5
2. Strategi........................................................................................................5
3. Metode & Teknik........................................................................................6
B. Pengertian Strategi Pembelajaran...................................................................6
C. Teori Yang Melandasi Strategi Pembelajaran................................................7
1. Belajar Bermakna dari Ausubel..................................................................7
2. Advance Organizer......................................................................................7
3. Discovery Learning dari Bruner..................................................................7
D. Jenis - Jenis Pendekatan Dalam Pembelajaran...............................................8
1. Expository dan Discovery/Inquiry..............................................................8
2. Discovery and Inquiry.................................................................................8
3. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).............................................................10
E. Jenis Strategi Pembelajaran..........................................................................10
1. Strategi Deduktif – Induktif......................................................................10
2. Strategi Ekspositori Langsung Dan Belajar Tuntas..................................11
F. Sasaran Kegiatan Pembelajaran....................................................................16
G. Tahapan Strategi Pembelajaran.....................................................................16
1. Tahap Prainstruksional..............................................................................16
2. Tahapan Instruksional...............................................................................17
3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut............................................................17
BAB III : KESIMPULAN...........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan keahliannya di
depan kelas. Salah satu keahlian tersebut, yaitu kemampuan menyampaikan
pelajaran kepada siswa. Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan
efisien, guru perlu mengenal berbagai jenis strategi pembelajaran sehingga dapat
memilih strategi manakah yang paling tepat untuk mengajarkan suatu bidang
studi tertentu. Dan kita akan mempelajari konsep dan hakikat strategi
pembelajaran, meliputi istilah terkait dalam strategi pembelajaran yaitu pengertian
pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran, dan teori yang melandasi,
serta berbagai jenis pendekatan dalam strategi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah perbedaan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran ?
2. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran dan apa saja jenis-
jenisnya?
3. Apa yang menjadi konsep dan hakikat strategi pembelajaran ?
4. Bagaimana sasaran kegiatan pembelajaran ?
5. Bagaimana tahapan kegiatan pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan perbedaan antara pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran
2. Memahami apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran dan apa saja
jenis-jenisnya
3. Memahami konsep dan hakikat strategi pembelajaran
4. Mengetahui sasaran kegiatan pembelajaran
5. Memahami tahapan kegiatan pembelajaran
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Teknik Pembelajaran
Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan perlu diatur sedemikian rupa
sehingga timbul reaksi siswa ke arah perubahan perilaku yang diinginkan.
Pengaturan lingkungan tersebut, meliputi analisis kebutuhan siswa, karakteristik
siswa, perumusan tujuan, penentuan materi pelajaran, pemilihan strategi yang
sesuai, serta media pembelajaran yang diperlukan. Jadi, strategi pembelajaran
merupakan salah satu unsur yang penting dipahami oleh guru. Strategi
pembelajaran disusun berdasarkan suatu pendekatan tertentu. Oleh karena itu,
sebelum diuraikan tentang strategi pembelajaran, terlebih dahulu akan
dikemukakan pengertian pendekatan. Secara berturut-turut berikut ini akan
dikemukakan pengertian-pengertian tentang pendekatan, strategi, metode, dan
teknik dalam pembelajaran.
1. Pendekatan
Pendekatan merupakan seperangkat wawasan yang secara sistematis
digunakan sebagai landasan berpikir dalam menentukan strategi, metode, dan
teknik (prosedur) dalam mencapai target atau hasil tertentu sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Pendekatan juga dapat diartikan sebagai suatu perspektif atau cara pandang
seseorang dalam menyikapi sesuatu.
2. Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai
seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran
menurut Frelberg & Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai
berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk
siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach & Ely (1980)
mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih
untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada siswa.
Strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pelajaran dan
prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
Teknik adalah jalan atau alat (way or means) yang digunakan oleh guru
untuk mengarahkan kegiatan siswa ke arah tujuan yang akan dicapai. Guru
yang efektif sewaktu-waktu siap menggunakan berbagai metode (teknik)
dengan efektif dan efisien menuju tercapainya tujuan.
2. Advance Organizer
Guru menggunakan advance organizer untuk mengaktifkan skemata siswa
(eksistensi pemahaman siswa), untuk mengetahui apa yang telah dikenal
siswa, dan untuk membantunya mengenal relevansi pengetahuan yang telah
dimiliki. Advance organizer memperkenalkan pengetahuan baru secara umum
yang dapat digunakan siswa sebagai kerangka untuk memahami isi informasi
baru secara terperinci Anda dapat menggunakan advance organizer untuk
mengajar bidang studi apa pun.
a. Menentukan masalah.
b. Pengumpulan data untuk memperoleh kejelasan.
c. Pengumpulan data untuk mengadakan percobaan.
d. Perumusan keterangan yang diperoleh.
e. Analisis proses inquiry
3. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Sejak dulu cara belajar ini telah ada, yaitu bahwa dalam kelas mesti
terdapat kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa. Hanya saja kadar
(tingkat) keterlibatan siswa itu yang berbeda. Jika dahulu guru lebih banyak
menjejalkan fakta, informasi atau konsep kepada siswa, akan tetapi saat ini
dikembangkan suatu keterampilan untuk memproses perolehan siswa.
Kegiatan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan berpusat
pada siswa (student centered). Siswa pada hakikatnya memiliki potensi atau
kemampuan yang belum terbentuk secara jelas maka kewajiban gurulah
untuk memberi stimulus agar siswa mampu menampilkan potensi itu, betapa
pun sederhananya. Para guru dapat menumbuhkan keterampilan-keterampilan
pada siswa sesuai dengan taraf perkembangannya sehingga siswa
memperoleh konsep. Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan
memproses perolehan, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan
sendiri fakta dan konsep, serta mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Proses pembelajaran seperti inilah yang dapat menciptakan siswa belajar
aktif.
Hakikat dari CBSA adalah proses keterlibatan intelektual-emosional
siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya:
a. Proses asimilasi/pengalaman kognitif → yang memungkinkan
terbentuknya Pengetahuan.
b. Proses perbuatan/pengalaman langsung → yang memungkinkan
terbentuknya Keterampilan.
c. Proses penghayatan dan internalisasi nilai → yang memungkinkan
terbentuknya nilai dan sikap.
1. Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung memiliki 4 komponen, yaitu
penentuan tujuan yang jelas
pembelajaran dipimpin guru
monitoring hasil belajar yang cermat,
metode organisasi dan pengelolaan kelas. Pembelajaran langsung
efektif karena didasarkan pada prinsip-prinsip belajar behaviouristik,
seperti menarik perhatian pebelajar, penguatan respons pebelajar,
menyediakan balikan korektif, dan melakukan respons-respons yang
betul. Hal ini juga cenderung meningkatkan waktu belajar.
2. Pembelajaran Eksplisit
Pembelajaran eksplisit menuntut guru untuk memberi perhatian kepada
pelajar, memberi penguatan atas respons yang benar, menyediakan balikan
kepada pebelajar tentang kemajuannya, dan meningkatkan jumlah waktu
yang digunakan pebelajar untuk mempelajari materi.
3. Belajar Tuntas
Belajar tuntas merupakan suatu pendekatan pembelajaran individual
yang menggunakan kurikulum terstruktur yang dipecah ke dalam
serangkaian pengetahuan dan keterampilan-keterampilan kecil yang
dipelajari. Pembelajaran ini didesain untuk menjamin bahwa pebelajar
menguasai tujuan pembelajaran dan juga memberi waktu yang cukup
kepada pebelajar. Model ini meyakini bahwa sebagian besar pebelajar
akan mencapai suatu tingkat tertentu karena waktu belajar fleksibel dan
tiap pebelajar menerima target pembelajaran, praktik yang diperlukan, dan
balikan. Belajar tuntas melibatkan pembelajaran tradisional berbasis
kelompok dan remediasi individual serta pengayaan. Model ini memiliki
kegiatan-kegiatan guru pada tingkat tinggi. Guru mendiagnosis
kemampuan-kemampuan pebelajar, kemudian mempreskripsi kegiatan-
kegiatan individual. Belajar tuntas menekankan pada hal-hal
(a) fleksibel/belajar yang menstrukturkan waktu dengan materi,
(b) diagnostik/pembelajaran preskriptif, dan
(c) melengkapi keberhasilan seluruh tujuan oleh semua pebelajar.
Pembelajaran yang sesuai dan waktu, merupakan dua kunci utama
belajar tuntas. Guru-guru menggunakan belajar tuntas untuk
mengorganisasikan pembelajaran dengan cara yang tepat, menyajikan
informasi dan keterampilan menurut suatu pola, menentukan secara
reguler seberapa jauh kemajuan, membentuk kemajuan pebelajar,
membantu pebelajar mengatasi kesulitan-kesulitan melalui bimbingan dan
pembelajaran tambahan atau praktik, serta menyediakan pengayaan ekstra
untuk pebelajar yang menguasai pembelajaran dengan cepat.
Pembelajaran tuntas membutuhkan perencanaan ekstensif dan cermat,
pengorganisasian, tes diagnostik. Tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan
alternatif harus disediakan atau dikembangkan oleh guru untuk melayani
kebutuhan individu pelajar.
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar,
pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dan lain-lain.
Untuk itu wajar bila guru memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik
seperti: (1) kecerdasan dan bakat khusus, (2) prestasi sejak permulaan sekolah, (3)
perkembangan jasmani dan kesehatan, (4) kecenderungan emosi dan karakternya,
(5) sikap dan minat belajar, (6) cita-cita, (7) kebiasaan belajar dan bekerja, (8)
hobi dan penggunaan waktu senggang, (9) hubungan sosial di sekolah dan di
rumah, (10) latar belakang keluarga, (11) lingkungan tempat tinggal, dan (12)
sifat-sifat khusus dan kesulitan belajar anak didik.
Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evaluasi, selain
itu guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar para
siswa kepada kepala sekolah, orang tua, serta instansi yang terkait.
1. Tahap Prainstruksional
Tahap prainstruksional merupakan tahapan yang ditempuh guru pada saat
memulai proses pembelajaran. Tujuannya adalah Mengungkapkan kembali
tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya, dan menumbuhkan
kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran hari itu. Tahap
prainstruksional dalam strategi mengajar mirip dengan kegiatan pemanasan
dalam olah raga yang akan mempengaruhi keberhasilan siswa.
Tahapan Prainstruksional, terdiri dari beberapa bagian :
Kehadiran
Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir.
Appersepsi
Bertanya kepada siswa tentang materi dan pemahaman materi yang
diberikan sebelumnya.
Tanya Jawab
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
yang belum dipahami dari pertemuan sebelumnya.
Review-Appersepsi
Mengulang kembali bahan yang lalu secara singkat tapi mencakup semua
aspek bahan yang telah dibahas sebelumnya.
2. Tahapan Instruksional
Tahap instruksional merupakan tahap penerapan atas desain perencanaan
yang telah dibuat guru. Tujuannya adalah Menjelaskan kepada siswa
mengenai tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Tahapannya yakni