badan penyehatan perbankan nasional (BPPN) yang rata-rata hanya 27%, menurut pradjoto
harus menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dalam menangani utang para debitur yang
belum menyelesaikan utang BLBI nya.
Menurut dia, tidak relevan kalau Perjanjian ekstradisi dijadikan peranti utama untuk
mengejar koruptor atau debitur ke luar negeri. Seharusnya berebut dulu uangnya, nya asalkan
ada keputusan pengadilan, banyak cara bisa ditempuh untuk membekukan uang yang sudah
dibawa keluar. Uang itu pula yang bisa membuat orang nya selalu berpindah-pindah tempat.
Jadi, jangan kejar orangnya, Rebut dulu uangnya, setelah itu baru Bicara soal pidananya
ujarnya. pemerintah sebaiknya juga jangan mau mau menerima pembayaran utang dalam bentuk
asset. Pembayaran harus dalam bentuk tunai, kalau punyanya hanya aset debitur harus
menjualnya dulu, dengan tatacara penjualannya tetap harus diawasi pemerintah. Jadi,bukan
merampas masetnya dan menjualnya nya, katanyaatau alternatif lain, pemerintah yang menjual,
dan untuk kekurangannya debitur tetap dikejar. jadi tidak bisa seperti dulu, cash 30% dan sisanya
dibayar Aset, katanya menambahkan. Prayoto menegaskan, untuk mereka yang terindikasi
pidana tidak bisa hanya diselesaikan secara perdata. harus ada pemilahan mana yang cukup
perdata dan mana yang harus pidana
sumber: Kompas cyber media, 18 Februari 2006
Kotak 28.5
Ichsanuddin noorsy mantan anggota DPR yang dulu dikenal vokal menanggapi kasus
menanggapi kasus BLBI, melihat apa yang dilakukan justru kontradiktif dengan yang akan kita
capai nantinya
Ichsanudin sebelumnya nya nya sudah memperingatkan penanganan kasus BLBI akan menjadi
rumit. Tahun 2003 Iya memberitahu Presiden Megawati, persoalan BLBI tidak bisa diselesaikan
dengan surat keterangan lunas (SKL). SKL itu kebijakan sungsang. kepastian perdata sudah ada
dengan SKL, tetapi kepastian pidana tidak ada. Akhirnya orang-orang yang terlibat kembali
berkuasa di dunia perbankan kan, tidak ada sanksi kata ihsanudin
“ untuk membahas soal ini, dilakukan sidang kabinet waktu itu ada menkopolkam Susilo
Bambang Yudhoyono, Menko Perekonomian dorodjatun kuntjoro-jakti, Menko kesra Jusuf
Kalla, tetapi orang-orang pintar ini tidak ngomong kata ihsanuddin.
cara penyelesaian BL lagi-lagi perdata, Padahal akarnya moral Hazard. moral Hazard pada
bankir, moral Hazard para pengambil kebijakan, dan moral Hazard pada penegak hukum. ketika
semua proses tertunda-tunda, maka ini merupakan peluang untuk mendapatkan kesempatan.
kita bisa menyaksikan Orang yang mengambil uang rakyat, walaupun belum diputus hukum bisa
jalan bareng kepala Polri dan kepala Polri tidak malu. kepala Polri malah pasang badan, kata
Ihsanuddin.
kasus sowan nya 3 debitur ke istana bisa jadi karena kepala Polri melihat para debitur itu ada
iktikad baik. tidak ada salahnya kalau ini dianggap sebagai rekonsiliasi, tetapi tidak perlu
melanggar etika dengan mendatangi Puncak kekuasaan, kata ihsanuddin
Debitur itu menyatakan diperas. wajar saja diperas karena asal muasalnya tidak punya itikad
baik. sementara mereka yang memeras mengetahui kalau para debitur itu mendapatkan
triliyunan rupiah kok mereka tidak dapat kata ihsanuddin
menurut ihsanuddin, di sini masing-masing pihak sudah tidak punya itikad baik. masing-masing
sudah tahu kelemahan, Terus tiba-tiba mau mendatangi presiden untuk Meminta perlindungan.
inilah kesalahannya, ke kekuasaan telah cedera walaupun mereka tidak ketemu presiden, Ujar
ihsanuddin melanjutkan
sumber: Kompas cyber media, 18 Februari 2006
kotak 28.6
butir-butir penting dalam keputusan Menteri Keuangan nomor 151/kmk. 01.2006 tanggal 16
Maret 2006
kategori pemegang saham PKPS
Pemegang saham yang termasuk dalam kategori yang dapat dilakukan penanganan
penyelesaiannya adalah pemegang saham yang telah menandatangani perjanjian penyelesaian
kewajiban pemegang saham dan pemegang utang, dan/atau perjanjian penyelesaian sementara
Kewajiban pemegang saham dan pengakuan hutang/atau disebut pemegang saham PKPS- APU,
dan memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. telah dilakukan sebagai pembayaran kewajiban
kepada BPPN Sebelum masa tugas BPPN berakhir, atau au
2. telah menyampaikan rencana pembayaran jumlah kewajiban pemegang saham kepada tim
Pemberesan BTPN dan atau Menteri Keuangan
mereka adalah ( nama dan nama bank )
1. Ulung bursa ( Bank lautan berlian )
2. Atang Latif ( Bank Indonesia raya )
3. James dan Adi Saputra Januardi ( bank Namura Internusa )
4 Omar putihrai ( Bank tamara )
5. marimutu sinivasan ( Bank Putra Multikarsa )
6. Agus Anwar ( Bank Pelita dan Bank Istismarat )
parameter penyelesaian
langkah-langkah penyelesaian dengan parameter sebagai berikut
1. Penetapan jumlah kewajiban pemegang saham
Penetapan jumlah kewajiban pemegang saham berdasarkan data terakhir yang ada dari
Ketentuan dan persyaratan (Terms and condition ) pada perjanjian penyelesaian kewajiban
pemegang saham Dan pengakuan utang, Dan perjanjian penyelesaian sementara kewajiban
pemegang saham dan pengakuan hutang.
2. pola penyelesaian kewajiban pemegang saham
a. pemegang saham harus Memberikan usulan penyelesaian secara menyeluruh ( 100% dari
jumlah kewajiban pemegang saham )
b. Pembayaran jumlah kewajiban pemegang saham dilakukan 100% tunai/cash atau dengan
kombinasi tunai/case dan near case
c. pembayaran dengan tunai/cash
1. Pembayaran tunai oleh pemegang saham dilakukan pada rekening yang akan ditunjuk oleh
Menteri Keuangan
2. Berdasarkan bukti pembayaran dan bukti yang telah diterima dana pada rekening yang
ditunjuk, Maka dana yang telah diterima tersebut akan dilakukan dibukukan sebagai pembayaran
jumlah kewajiban pemegang saham
d. pembayaran dengan kombinasi tunai cash dan near cash dibatasi 70% dan 30% near cash
e. Pembayarannya near cash harus dalam bentuk surat utang negara (SUN) dan atau sertifikat
Bank Indonesia
f. pembayaran dengan cash dalam bentuk surat utang negara dan atau sertifikat Bank Indonesia
dibukukan dengan nilai sebagai pengurang jumlah kewajiban pemegang saham
3. Penyelesaian secara kasus per kasus
Penyelesaian secara kasus per kasus dapat dilakukan dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai
berikut
a. Pemegang saham mengajukan rencana pelunasan kewajiban yang berbeda dari pola
penyelesaian tersebut di atas
b. Pemegang saham meminta kelonggaran waktu pelunasan kewajibannya
4. exit strategy
Dalam jangka waktu penanganan penyelesaian pkps, yaitu sampai dengan akhir tahun 2006,
Menteri Keuangan memiliki wewenang untuk tetap atau tidak melanjutkan proses penyelesaian
pkps, apabila terdapat kriteria sebagai berikut
a. Pemegang saham tidak mampu menyerahkan rencana pembayaran sesuai pola penyelesaian
sebagaimana dimaksud dalam butir 2 atau sesuai dengan penyelesaian secara kasus per kasus
sebagaimana dimaksud dalam butir 3 di atas.
b. Pemegang saham tidak mampu memenuhi target atau penyelesaian yang telah ditetapkan atau
kelonggaran waktu yang diminta oleh pemegang saham tidak dapat diterima.
Dalam hal terdapat kriteria sebagaimana huruf a dan b di atas dan Menteri Keuangan tidak
melanjutkan proses penyelesaian pkps maka terhadap pemegang saham akan diserahkan ke
panitia urusan piutang Negara
Tanggapan mengenai pergeseran dari upaya pidana ke upaya perdata antara lain diberikan oleh
Deddy muchtadi
( Kotak 28.7)
Pidana perdata
BLBI selalu dikaitkan dengan ada tidaknya tingkat pidana. Ini mengandung beberapa
peristiwa di dalamnya, salah satunya batas maksimum pemberian kredit BMPK yang dalam
undang-undang perbankan dinyatakan sebagai pelanggaran.
Ada yang tidak berurusan dengan pidana karena dana itu digunakan tepat. namun, ada juga
digunakan penerimanya untuk bermain valas yang tadi itu memperoleh kesempatan dengan
anjloknya rupiah. Jadi, jangan sekali-kali menilai bahwa BLBI tidak ada unsur pidananya
Kalau pemerintah ingin menyelesaikan kasus ini melalui perdata, tetapi di dalamnya
terdapat unsur pidana, pertanyaannya, apakah akan diberikan pengampunan surat keputusan
lunas atau release and discharge
Namun, pemerintah tidak bisa memberikan release and discharge karena yang bisa
memberikannya hanya Kejaksaan Agung, yakni Jaksa Agung dapat meniadakan sebuah perkara
manakala kepentingan publik menghendakinya, pertaniannya berikut kepentingan publik mana?
Kalau pemerintah bermaksud menyelesaikannya dengan baik dengan harapan rombongan
lainnya akan beritikad baik, maka kembalikan uangnya dulu sesudah itu baru di pilah mana yang
harus diberikan SKL karena kasus ini hanya memiliki permasalahan perdata dan mana yang
memiliki indikasi pidana
Jadi penyelesaian nya ada dua yang dalam anasir perdata diselesaikan segera, dengan
menyatakan bahwa pemerintah tidak akan mengajukan pidananya. Sebab dalam kasus ini tidak
memiliki anak kecil pidanany. Sementara kasus yang memiliki unsur pidana, uangnya harus
diterima dulu oleh pemerintah dan pidananya diselesaikan oleh Jaksa Agung
Kalau pokoknya tidak diberikan dulu, jangan ada perjanjian apapun. Sebab tidak
menutup kemungkinan ada niat-niat yang tidak baik, tetapi pemerintah harus menundukkan
mereka dengan uangnya dulu sebab itu merupakan uang negara kalau itu tidak diselesaikan
negara akan mengalami kerugian yang sangat luar biasa.
Karena itu, gunakan momentum ini dengan penyelesaian yang baik sebab dengan penyelesaian
itu rombongan yang lain pun akan berdatangan. Mamun polanya tidak bisa di kebyar-kebyar,
misalnya tidak bisa semua masuk ke APU.
Debitur yang tidak kooperatif ini sudah lari ke mana-mana, lalu terjepit oleh suasana
internasional yang menyatakan perang terhadap koruptor. Jadi penyelesaiannya harus berbeda
atau kejam penyelesainya harus berpijak pada net present value karena keadilan harus terletak di
sana.
Pihak pemerintah juga berhak menuntut bunganya. Kalau tidak, bagaimana kondisi
debitur-debitur lain yang benar dan tertib. Mereka membayar bunga sesuai dengan
kewajibannya. Hal itu perlu dilakukan karena jangan sampai muncul persaingan yang tidak
sehat, terutama di sektor riil. Kalau itu terjadi, maka tidak fair dan menyinggung rasa keadilan
pula. Intinya bahasa hukum harus mampu menerjemahkan bahasa ekonomi kalau tidak akan
menjadi tidak adil .
Berapa kerugian negara dari semua bantuan untuk menyelesaikan krisis keuangan 1997?
dari dari seluruh aset senilai Rp 640 triliun, nilai dana yang kembali ke negara hanya 28%.
Hingga sekarang dampak yang harus ditanggung rakyat Indonesia dari bunga obligasi
BLBI ini bertahun saja mencapai 14 triliun. Bunga keseluruhan dari uang negara yang
dikeluarkan untuk perbankan itu mencapai 63 triliun pertahun. Semua itu beban rakyat Indonesia
Benar-benar suatu drama politik untuk harga paling mahal yang dibayar oleh suatu
bangsa untuk menyelamatkan perbankan yang justru didominasi para konglomerat dan orang-
orang terkaya di Indonesia (beberapa di antara mereka tercatat sebagai orang terkaya dunia).
Mengenai kerugian ini, ketua BPK dan mantan Deputi Gubernur senior Bi Profesor Doktor
Anwar Nasution, menulis “biaya krisis perbankan di Indonesia merupakan biaya termahal di
seluruh dunia dalam sejarah manusia”.
Drama ini baru mengenai pembagian kerja Negara. Masih ada jumlah besar dari kaum
Kleptokrat yang berkuasa lebih dari 3 dasawarsa, bersama keluarga dan para koloni yang belum
tersentuh.
Sebagaimana halnya kasus Marcos, para pimpinan negara setelah Soeharto “bersumpah”
membasmi korupsi dan memburu harta haram. Seperti kasus Marcos mereka mengalami
keletihan dalam kasus BLBI, pemerintah menemukan jalan keluar pada keputusan yang lebih
berorientasi pada pemulihan kerugiannya
BLBI juga menunjukkan keinginan pemerintah untuk memburu aset para koruptor.
Hubungan dengan negara-negara lain juga menjadi sangat penting dalam upaya ini. Dari seminar
seminar dan pertemuan internasional, terlihat kecenderungan di antara negara-negara untuk
bekerjasama menangani kasus-kasus korupsi yang lintas negara.
Indonesia corruption watch ICW mendesak KPK mengambil alih perkara BLBI. saat ini
BLBI ditangani Polri dan Kejaksaan secara berlarut-larut tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan demikian kata Emerson yuntho (koordinator bidang hukum dan
monitoring peradilan ICW), kepada suara pembaruan hubungan dengan dikeluarkannya
keputusan Menteri Keuangan nomor 151/kmk 01/2006. Emerson juga menanggapi bahwa Jaksa
Agung mengaburkan pengertian demi kepentingan umum sebagai alasan untuk menyampingkan
perkara. Ia melanjutkan Jaksa Agung seharusnya menjelaskan secara transparan parameter
kepentingan umum yang digunakan.
PENELUSURAN ASET
Penulisan aset dapat dilakukan dengan cara-cara yang dibahas di bawah. Beberapa di
antaranya kelihatan terlalu sederhana untuk seorang investigator. Pada kenyataannya cara-cara
yang sederhana dan relatif murah dengan upaya yang pantang menyerah justru akan memberi
hasil.
Bahkan, pada beberapa kasus besar di mana lembaga pencarian aset internasional yang
digunakan hasilnya tidak ada, sementara biaya yang sangat besar. Lembaga-lembaga ini
umumnya membebankan fee yang besarnya tergantung dari aset yang berhasil
ditelusuri/diperoleh kembali dan sejumlah biaya tetap yang harus dibayar meskipun tidak ada
hasilnya apa-apa
Informasi mengenai aset disebut juga dapat diperoleh dari sumber-sumber berikut
1. Pelaporan transaksi keuangan yang mencurigakan dan transaksi keuangan tunai yang dikirim
penyedia jasa keuangan kepada PPATK. Laporan ini mencantumkan detail dari jumlah yang
ditransfer, nama bank, dan nomor rekening, bank pengirim transfer bukan berasal dari setoran
tunai dan penerima informasi ini bermanfaat untuk pembekuan rekening bank dan penulisan
lebih lanjut dari arus dana berikutnya.
2. Lihat PPATK juga mempunyai jaringan kerjasama dengan lembaga supa di luar negeri, yang
menjadi counterpart dan pihak Interpol. Informasi dari dalam dan luar negeri dapat digunakan
untuk maksud penelusuran aset sesuai dengan peraturan perundang-undangan tindak pidana
pencucian uang, misalnya oleh tim pemburu koruptor.
3. Informasi lain adalah dari hasil penelitian dari orang-orang yang mengkhususkan diri dalam
“pemburuan harta haram” seperti George Adijtondro dan pers NGO. Tulisan mereka merujuk
pada sumber-sumber lain dan wawancara mereka dengan orang-orang yang sangat
mengetahui, Tetapi lebih suka identitas diri mereka tidak diungkapkan. Dengan kondisi ini
mereka lebih bebas berbicara tanpa perlu khawatir dengan tuntutan pencemaran nama baik.
Kelemahan informasi ini adalah kemungkinan ia menjadi basi ketika buku diterbitkan. Namun
dalam hal aset tidak mudah dipindahkan secara fisik atau ganti nama, informasi ini bisa
dimanfaatkan.
4. Di banyak Negara, ada macam-macam kantor pendaftaran yang informasinya terbuka untuk
umum karena memang dimaksudkan untuk melindungi kepentingan umum, contohnya biro
Pertanahan negara di Indonesia (yang dulu dikenal sebagai kadaster). Bapepam dan Bursa
Efek merupakan sumber informasi yang mengenai Perusahaan yang menjual surat berharga di
pasar modal kelemahannya adalah untuk pemegang saham yang tercatat di negara-negara
yang disebut dalam tax haven countries, tidak jelas pemegang saham sesungguhnya
Departemen perdagangan mempunyai Direktorat bina usaha dan pendaftaran perusahaan
(kantor pendaftaran perusahaan tingkat pusat) dimana laporan keuangan perusahaan yang
diaudit (baik perusahaan tertutup maupun PT Tbk) dikirimkan. Ada kantor pengacara yang
mengatakan anggaran dasar perseroan terbatas yang sudah mendapat pengesahan departemen
kehakiman kantor polisi yang mengelola pendaftaran kendaraan bermotor untuk merupakan
sumber informasi penting Apakah ada mobil mewah atas nama pejabat negara atau
keluarganya.
5. Khusus untuk penyelenggaraan Negara, keputusan presiden nomor 127 tahun 1999 mengatur
tentang pembentukan komisi pemeriksa kekayaan penyelenggara negara dan sekretaris
jenderal komisi pemeriksa kekayaan penyelenggara negara
6. Pembocoran informasi oleh orang dalam alasannya bermacam-macam mulai dari
kekecewaan atau sakit hati dengan perkataannya sampai harapan untuk memperoleh
keringanan hukuman karena bekerjasama dengan penegak hukum untuk membongkar suatu
kasus dalam beberapa kasus usia yang lanjut juga membawa dampak terhadap keinginan
mengaku dosa
7.Persengketaan di antara anggota keluarga terkadang berakhir dengan tuntutan
Pengungkapan harta yang disembunyikan misalnya sengketa antara beberapa istri dan
tuntutan mereka dalam memperebutkan warisan hasil korupsi almarhum suami menemukan
harta hasil korupsinya penyembuhan penyembunyian ini menjadi terungkap ketika keluarga
yang bersengketa membawa masalahnya ke pengadilan contoh semacam ini terjadi ketika
petinggi Pertamina Haji Ahmad Tahir mewariskan Deposito yang ditempatkan di bank
Sumitomo cabang Singapura lihat kotak 28.8.
Kotak 28.8
TOKOH DAN BUKU
GEORGE ADITJONDRO
8. Mengetahui kebiasaan etnik tertentu akan sangat membantu penelusuran aset. etnik perantau
umumnya akan mengembalikan hasil jerih payah mereka ke kampung halaman. Hasil korupsi
atau kejahatan lain yang menghasilkan uang dalam jumlah besar akan ditanamkan dalam bentuk
tanah-tanah yang serba luas, Bangunan yang serba mewah, Resort yang serba wah, etnis lain
membangun pabrik, Bank, Universitas dan macam-macam proyek mercusuar di Tanah Leluhur.
Ini adalah cara manusia menyatakan kepada masyarakat di kampung halamannya bahwa ia
sudah arrive .Dalam salah satu kasus tindak pidana korupsi yang merugikan negara miliaran dan
Rupiah tersangka bolak-balik ke kampung halamannya. tingkah lakunya ini diamati penyidik
dengan dugaan bahwa ia membenahi dokumen kepemilikan tanah
9.Psikologi manusia yang mendadak kaya, atau mendadak kaya dengan jalan pintas terlihat dari
pola pengeluaran. disamping keinginan untuk diakui di kampung halaman atau Negeri leluhur.
dan pola hidup yang oleh thorstein veblen disebut konstitusi consumption. Semua serba Wah,
properti di negeri asing yang serba mewah di lokasi orang kaya tingkat dunia, kapal persiar, intan
berlian, dan perusahaan. Pola konsumsi mewah ini Seharusnya merupakan tanda-tanda untuk
indikasi fraud. lebih dari itu, Sang pelaku bahkan memamerkan kekayaannya. saat Kekayaan ini
akan disembunyikan, semua orang sudah mengetahuinya. karena itu, di negara-negara maju,
lembaga-lembaga seperti PPATK Kita membuat kaitan antara uang hasil kejahatan dengan
membeli mobil intan berlian, tanah dan bangunan Melalui teknik data mining (lihat bab 15 dan
18)
10.Masih berhubungan dengan kebiasaan etnis tertentu, aktor tensi mengenai perusahaan
perusahaan dalam iklan kematian. dalam ini, iklan tentang berita duka cita dan iklan Turut
berduka cita diiringi dengan daftar perusahaan yang dimiliki almarhum(ah) beserta anggota
keluarga. Direksi dari perusahaan yang dimiliki almarhum juga mengucapkan Bela sungkawa
kepada bapak Poland pemilik PT Dadap TBK. Keterkaitan kepemilikan di berbagai perusahaan
yang tidak terungkap dalam laporan keuangan, terungkap dalam iklan kematian dan turut
berbelasungkawa. kehadiran pejabat negara di pemakaman sang konglomerat, serta kehadiran
konglomerat dan karangan bunga di pemakaman pejabat juga merupakan bagian yang menarik
dalam film film mengenai mafia.
11. Kalau birokrat menyembunyikan harta hasil korupsi, bentuk hartanya adalah deposito atau
penanaman di bank dalam bentuk lain dan uang tunai dalam valuta asing khususnya US Dollar.
karena itu, penggerebekan di rumah dan di kantor pejabat yang menjadi tersangka kasus korupsi
seringkali membawa hasil PP kecurigaan penyidik mengenai harta di negara-negara tertentu
dipicu oleh cat Kantor Imigrasi di paspor yang bersangkutan. cap ini dari negara yang
dikunjungi, tetapi yang sesungguhnya tidak berhubungan dengan urusan jabatannya. apalagi jika
negara-negara ini adalah teks Heaven countries atau negara yang akan melakukan ekstradisi
dengan Indonesia
12.Kecapaian psikologis, usia lanjut, dan faktor-faktor lain dapat mendorong seseorang untuk
menyerah. untuk itu penyebab negara sering menjanjikan keringanan tertentu sebagai imbalan
untuk mengungkapkan keberadaan dan penyerahan asepnya
13.Lembaga-lembaga tertentu dapat melakukan cover Operation untuk menelusuri arsip
tersembunyi PT mengenai cover Operation lihat Bab 20 dan kotak 28. 10. Biaya mengenai fraud
yang dilakukan pcw (2001), hanya satu di antara 5 korban yang berhasil mendapatkan kembali
50% dari harta yang hilang. survei serupa oleh ernst and young 2000 menunjukkan korban-
korban dari fraud yang besar-besar hanya berhasil memperoleh kembali 29% dari dana mereka
dalam waktu 1 tahun
KOTAK 28.9
H.A.THAHIR
UANG KOMISI DARI REKANAN PERTAMINA
Mulanya adalah rebutan warisan antara Kartika, janda Tahir dan anak-anaknya soal uang di
bank Sumitomo Singapura. usut punya usut dana itu ternyata uang komisi yang diterima terakhir
dari beberapa perusahaan Jerman ketika menjadi kontraktor Pertamina.
Pada awal tahun 1977 Presiden Soeharto membentuk tim yang dipimpin Jenderal LB Moerdani.
Pada 6 Mei 1977 pemerintah melalui Pertamina secara resmi menuntut pengadilan Singapura
mengembalikan uang itu kepada pemerintah Indonesia sebab komisi itu diberikan kepada
kontraktor setelah nilai proyek Pertamina di bengkak kan dua kali lipat.
Hakim lai kwe chai, pada 3 Desember 1922 memenangkan Pertamina. keputusannya, antara lain
Pertamina berhak atas uang deposito di bank Sumitomo Singapura yang bernilai 78 juta US
Dollar yang tersimpan dalam 17 rekening. Sedangkan rekening bernilai 5,76 juta US Dollar
ditetapkan sebagai pemilik Kartika karena Pertamina tak mampu membuktikan uang tersebut
termasuk uang komisi.
Sumber tempo 7 Mei 2006
KOTAK 28.10
Sebuah bank memberikan perlakuan istimewa kepada seorang pelanggannya karena ia
adalah anak dari suatu keluarga kaya di Kanada TV selama 2 tahun pelanggan ini bertransaksi
melalui bank itu dari rumahnya di cayman Island ia mengirimkan cek melalui kurir. ia meminta
bank tersebut untuk mengkredit rekeningnya pada saat menerima cek-cek tersebut. padahal,
dibutuhkan 30-40 hari untuk memproses cek lewat kliring dari cayman Island.
Dalam kurun waktu 18 bulan saja pelanggan ini mengirimkan 1596 lembar cek senilai
720 juta US Dollar ia tidak pernah punya lebih dari 100 dolar. Iya Misalnya, akan mengirimkan
sejumlah cek senilai 90 juta dolar dan meminta Bank ini menahan 30 juta dolar di rekeningnya,
dan mentransfer 60 juta dolar ke rekeningnya di cayman Island. Untungnya direktur kepatuhan
cukup jeli untuk melihat skema penipuan ini selagi Bank itu beresiko sebesar 50juta dolar
biasanya exposurenya sekitar 20 juta dolar.
Bank meminta jasa perusahaan yang berkecimpung dalam penulisan aset yakni
interclaim. perusahaan yang berbasis di Irlandia ini mengirimkan seorang mantan Cia cayman
island dan menyamar sebagai seorang investor. ia dilengkapi dengan alat perekam
Sesudah minum minum, investigator ini berhasil membuat si pelaku mengobral dengan
bangganya skema Kiting yang dilakukannya. bukti ini dipakai untuk memperoleh mareva
injection dan Anton filler order di New York dan Florida dimana pelanggan mempunyai aset,
dan di Caymen Island. Mareva injection membatasi tertutup untuk menggunakan asetnya
sebelum menggugat melakukan tuntutan ini semacam perintah pemblokiran rekening Anton filler
order memungkinkan penggugat dengan pengawasan pengadilan, melakukan penyelidikan dan
penggeledahan atas dokumen dokumen dan bukti lain yang ditunjukkannya kepada tergugat.
akibatnya nya pelanggan terbang ke Kanada dan melunasi hutang hutangnya kepada bank karena
bank itu mempunyai keberanian untuk mengeluarkan uang kami berhasil mendapatkan
pemulihan kerugian secara penuh dalam tempo 120 hari
sumber Roddy Allan Desember 2002
Bandingkan teknik teknik penelusuran aset di atas dengan tulisan Michael J. Hersman di
lampiran e. Michael J. Hersman memulai karirnya di dunia intelijen dan investasi investigasi di
Eropa sebagai agen khusus us military intelijen. Ia adalah pendiri transparansi internasional.
Lampiran E adalah makalah yang ditulisnya untuk suatu seminar anti korupsi di Afrika Selatan
tahun 1999
PEMULIHAN KERUGIAN
Pemulihan kerugian merupakan proses mengubah aset yang sudah ditemukan lewat penelusuran
aset menjadi aset untuk diserahkan kepada pihak yang dimenangkan dalam penyelesaian
sengketa titik proses ini, baik di dalam maupun di luar negeri antara lain meliputi penyelidikan
atas bukti-bukti mengenai kepemilikan harta, pembekuan atau pemblokiran rekening di
perbankan dan lembaga keuangan lainnya dan penyitaan.
Dari kasus kasus BLBI, kita menyaksikan bahwa pelaku baik dalam status tersangka,
terdakwa maupun terpidana dapat melarikan diri ke luar negeri dan menyembunyikan hasil
korupsi mereka di luar negeri titik untuk itu Indonesia harus bekerja sama dengan negara lain
untuk mengembalikan pelaku kejahatannya ke Indonesia dan untuk prosedur-prosedur lain
seperti penyelidikan, pemblokiran rekening, penciptaan, dan lain-lain. kerjasama ini dikenal
sebagai perjanjian mengenai ekstradisi dan mutual legal agreement.
Ini dibahas dalam lampiran D bab ini.
Tim pemburu harta koruptor menjadi 18 rekening sebagai target pemburuan. 6 rekening milik
terpidana dan 12 rekening milik tersangka. rekening sudah diblokir sejak Juli 2005 masing-
masing memiliki IS dan EN. salah satunya terkait korupsi di bank Global (dugaan kerugian
negara 500 miliar, nilai yang diblokir tidak diumumkan). Berapa biaya pemulihan kerugian
untuk membawa kembali aset di luar negeri ke tanah air ? Menurut ketua tim pemburu harta
koruptor yang juga wakil Jaksa Agung basrief Arief
1. Hongkong meminta 60% dari 9,3 juta US Dollar yang dibawa kabur Hendra rahardja,
20% biaya administrasi, sedangkan sisanya yang 80% dibagi 2 antara Hongkong dan
Indonesia kita keberatan atas permintaan Hongkong ini
2. Swiss dan Australia semula juga meminta Equail sharing. setelah dijelaskan bahwa aset
yang dibawa kabur koruptor ke luar negeri adalah aset negara Republik Indonesia,
mereka akhirnya bersedia untuk mengembalikan penuh
CATATAN KAKI
1. Sumber: http://web.pab-indonesia.com, Kamis,20 September 2007, diakses 28 Juli 2009,
pukul 08:04. Judul berita : “Bank Dunia Pasok Data Soeharto.”
2. Business Week, Edisi bahasa Indonesia , tanggal 26 April 2006, hlm.50.
3. Bagian ini disusun dari berbagai sumber yang merupakan dokumen publik. Sumber-
sumber ini disebutkan dalam teks.
4. Sudrajat Djiwandono, Bergulat dengan Krisis (dari Internet).
5. Kutipan ucapan Mar’ie Muhammad diambil dari Media Indonesia, 22 Februari 2006.
Perbedaan pendapat antara pemerintah dan Bank Indonesia tidak merupakan bahasan bab
ini. Mereka yang tertarik pada hal ini dapat menemukannya dalam berbagai tulisan
ekonomi dan politik,baik dalam maupun luar negri.
6. Siaran Pers Badan Pemeriksa Keuangan tentang Hasil Audit Investigasi atas Penyaluran
dan Penggunaan BLBI, tanggal 4 Agustus 2000.
7. Kompas Cyber Media, tanggal 22 Februari 2006.
8. Media Indonesia, tanggal 22 Februari 2006.
9. Tempo, 12 Februari 2006, hlm. 91.