Oleh
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Terkait hal di atas, maka pola pikir kritis dan kreatif sangat penting
dilatihkan dan dikembangkan pada peserta didik dalam pembelajaran di abad
ke 21 ini, dimana informasi dan teknologi tinggi (high tech)
diimplementasikan di berbagai sektor kehidupan manusia. Mengingat hal ini,
maka seseorang harus dapat merespons berbagai perubahan dengan cepat dan
efektif. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan intelektual yang fleksibel,
kemampuan menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber
pengetahuan untuk memecahkan masalah.
Tujuan menaikkan tingkat kesulitan soal UNBK tahun 2018 pada dasarnya
baik. Dengan mengerjakan soal-soal HOTS, diharapkan daya analisis dan
kemampuan berpikir kritis siswa dapat terasah. Hal ini juga adalah bagian dari
penerapan pendidikan karakter, dimana siswa pantang menyerah dan sungguh-
sungguh dalam mengerjakan soal.
1
soal-soal HOTS. Oleh karena itu, sangat wajar siswa mengalami kesulitan
ketika mengerjakannya. Pembelajaran berbasis HOTS sebenarnya sudah
diperkenalkan sejalan dengan diimplementasikannya kurikulum 2013, tetapi
pada kenyataannya masih banyak yang belum paham dan belum
melaksanakannya.
Pola pikir kritis dan kreatif akan menghasilkan kreativitas yang akan
sangat membantu seseorang dalam mengembangkan karirnya di berbagai
bidang pekerjaan apapun termasuk misalnya dalam pengembangan ekonomi
kreatif menuju MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) maupun dalam lingkup
yang lebih luas. Pola pikir kritis dan kreatif ini akan dapat dicapai manakala
seseorang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills). Terkait hal ini, maka peserta didik di semua level (jenjang) pendidikan
perlu dibekali dengan HOTS agar mampu mempersiapkan diri menghadapi
segala tantangan di abad 21. Sebab dengan memiliki HOTS, maka peserta
didik akan mampu berpikir kritis, kreatif, meneliti, memecahkan masalah,
membuat keputusan, dan memiliki karakter yang baik (Widihastuti,2015:78).
Berdasarkan uraian di atas, maka HOTS harus dimiliki oleh peserta didik
sebagai upaya mempersiapkan SDM yang kritis dan kreatif sehingga mampu
memenuhi tantangan dan tuntutan abad 21 yang disebut juga dengan era
global atau era pengetahuan atau era teknologi dan informasi. Semakin baik
HOTS seseorang, maka semakin baik pula kemampuannya dalam menyusun
strategi dan taktik memenangkan persaingan bebas di era global.
2
5. Bagaimana strategi dan implementasi penyusunan soal Higher Order
Thinking Skills (HOTS) ?
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang
lebih sulit daripada soal recall (Kemdikbud, 2016).
4
Selama ini kita sudah mengenal ranah taksonomi Bloom terutama dalam
ranah kognitif, biasanya biasanya dalam penulisan penulisan ranah ini ditulis
ditulis dalam singkatan singkatan C1 untuk tahap kognitif pengetahuan sampai
dengan C6 untuk tahap kognitif evaluasi. Ranahranah pada taksonomi Bloom
mulai tahun 2001 sebenarnya sudah ada perubahan, tetapi pada penerapannya
di lapangan masih menggunakan ranah-ranah kognitif Taksonomi Bloom yang
lama.
Perbedaan taksonomi lama dengan yang baru terletak pada ranah sintesis,
dimana pada taksonomi yang direvisi ranah sintesis tidak ada lagi, tetapi
sebenarnya digabungkan dengan analisis. Tambahannya adalah mencipta yang
berasal berasal dari Create. Urutan evaluasi posisinya menjadi yang kelima
sedangkan mencipta urutan keenam, sehingga ranah tertinggi adalah mencipta
atau mengkreasikan. Perbedaan yang kedua adalah pada proses kognitif paling
rendah yaitu pengetahuan atau knowledge diubah menjadi mengingat yang
berasal dari remember. Ada peningkatan dalam proses kognitif contohnya
peserta didik tidak dituntut untuk mengetahui suatu konsep saja tetapi harus
sampai mengingat konsep yang dipelajarinya.
5
di tingkat satuan pendidikan, berikut ini dipaparkan karakteristik soal-soal
HOTS (Widana, 2017:5-8) :
6
beberapa alternatif bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir
soal HOTS (yang digunakan pada model pengujian PISA) yaitu pilihan
ganda, pilihan ganda kompleks, isian singkat, menjodohkan, serta uraian.
2.3 Perbedaan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) dengan Soal yang
bukan Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Dari karakteristik soal HOTS, dapat disimpulkan bahwa soal HOTS lebih
mengutamakan logika dan kemampuan berpikir kritis dibandingkan dengan
tipe soal LOTS. Pilihan kata yang digunakan pada tingkat HOTS berfokus
pada analisis, membandingkan, menyimpulkan, menciptakan,
mengombinasikan, dan merencanakan. Sementara pilihan kata pada tingkat
LOTS hanya mengingat, menyusun, menduplikasi, memilih, dan merangkum.
Soal LOTS sekadar menuntut kamu untuk mengingat memori pengetahuan
yang telah diajarkan. Sedangkan, soal HOTS lebih mengajak kamu berpikir
kritis sehingga kamu bisa mengaitkan satu materi ke materi lain untuk
membangun sebuah cerita besar yang seru.
Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat
menentukan perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan
dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan
perilaku yang diharapkan. Selain itu uraian materi yang akan ditanyakan (yang
menuntut penalaran tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh
karena itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar,
keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam
memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi daerah di sekitar
satuan pendidikan. Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soalsoal
HOTS (Widana, 2017:21) :
7
akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level
kognitif.
2.5 Peran Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam Penilaian
8
sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan
auditori.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
10
Daftar Rujukan
Brookhart, S.M. (2010). How to Assess Higher-Order Thinking Skills in Your Classrom.
Alexandria : ASDC
Dini, H.N.(2018). Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan Kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika pp.
170-176, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Kemdikbud. (2015). Panduan Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Pendidikan Menengah
Nitko, A.J., Brookhart, S.M. (2007). Education Assessment of Students. New Jearsey :
Merrill Prentice Hall
Widana, I.W. (2017). Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemdikbud
11