Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT”

DISUSUN OLEH :
DISA FEBRIANTI (751331121003)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


GORONTALO 2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat, dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada halangan apapun
sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Makalah ini di susun dalam rangka
memenuhi tugas pada mata kuliah Pancasila yang Yang berjudul "Pancasila sebagai
sistem Filsafat". Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi para pembaca. Aamiin.

GORONTALO, 14 SEPTEMBER
2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................
Daftar isi..................................................................................................
BAB 1......................................................................................................
PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar Belakang Masalah................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................
BAB II.....................................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................................
A. Definisi Filsafat.............................................................................
B. Rumusan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem.....................
C. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.................................................
D. Inti Sila-Sila Pancasila..................................................................
BAB III....................................................................................................
PENUTUP...............................................................................................
Kesimpulan..............................................................................................
Saran........................................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modernitas yang melanda dunia Islam, dengan segala efek positif dan
negatifnya, menjadi tantangan yang harus dihadapi umat Islam di tengah
kondisi keterpurukannya. Umat Islam dituntut bekerja ekstra keras
mengembangkan segala potensinya untuk menyelesaikan permasalahannya.
Tajdid sebagai upaya menjaga dan melestarikan ajaran Islam menjadi pilihan
yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh umatIslam.
Tantangan yang kita hadapi dewasa ini sebenarnya bukan dalam
bidang ekonomi, politik, social, dan budaya, akan tetapi tantangan
pemikiranlah yang sedang kita hadapi saat ini Sebab persoalan yang yang
ditimbulkan oleh bidangbidang ekonomi, politik, social, dan budaya
ternyata bersumber dari pemikiran. Diantara tantangan pemikiran yang paling
serius saat ini adalah bidang pemikiran keagamaan. Tantangan yang sudah
lama kita sadari adalah tantangan internal yang berupa kejumudan,
fanatisme, taklid buta, bid‟ah, khurafat, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertianfilsafat ?

b. Bagaimana rumusan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem ?

c. Bagaimana pancasila sebagai sestem filsafat ?

d. Bagaimana intisari sila-sila pancasila ?

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertianpancasila
b. Mengetahui rumusan sila-sila Pancasila sebagai suatusistem
c. Mengetahui pancasila sebagai sestemfilsafat
d. Mengetahui intisari sila-sila pancasila
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Filsafat
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani, yakni “philein”
yang artunya “cinta” dan “Sophos” yang artinya “hikmah”, “kebijaksanaan”
atau “wisdom”. J adi secara harfiah “filsafat” mengandung makna cinta
kebijaksanaan. Dan nampaknya hal ini sesuai dengan sejarah timbulnya
ilmu pengetahuan yang sebelumnya dibawah naungan filsafat. Namun
demikian jika kita membahasa pengertian filsafat dalam hubungannya
dengan lingkup bahasannya maka mencakup banyak bidang bahasan antara
lain tentang manusia, alam, pengetahuan, etika, logika dan lain sebagainya.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka muncul pula filsafat
yang berkaitan dengan bidang-bidang ilmu tertentu antara lain filsafat politik,
social, hukum, bahasa, ilmu pengetahuan, agam dan bidang-bidang
ilmulainnya. Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung)
terhadap sesuatu secara metodik, sistematik, menyeluruh dan universal
untuk mencari hakikat sesuatu. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang
paling umum yang mengandung us aha mencari kebijaksanaan dan cinta
akan kebijakan.
Kata filsafat untukpertama kali digunakan oleh Phythagoras (582-
496 SM). Dia adalah seorang ahli piker dan pelopor matematika yang
menganggap bahwa intisari dan hakikat dari semesta ini adalah
bilangan. Namun demikian, banyaknya pengertian filsafat sebagaimana
yang diketahui sekarang ini adalah sebanyak tafsiran para filsuf itu
sendiri. Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu:
iv
a. Keheranan, sebagian f ilsuf berpendapat bahwa adanya kata heran
merupakan asala dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk
menyelidiki.

v
b. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia
yang akan menuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna
untuk menemukan titik pangkal yang kemudian tidak disangsikan
lagi.
c. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia
menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila
dibandingkan dengan alam sekelilingnya, Kemudian muncul
kesadaran akan keterbatasan bahwa di luar yang terbatas pasti
ada sesuatu yang tidak terbatas.
B. Rumusan Sila-Sila Pancasila Sebagai Sistem
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakekatnya merupakan suatu
sistem filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian
yaitu saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu
dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sistem
lazimnya memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
a. Suatu kesatuan bagian-bagian
b. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi tersendiri
c. Saling berhubungan dan saling ketergantungan
d. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
e. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila setiap sila
pada hakekatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi-fungsi sendiri namun
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

1. Susunan sila-sila pancasila yang bersifat torganis


Isi sila pancasila pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan dasar
filsafat negara berdasarkan lima sila masing0masing merupakan suatu
asas kehidupan.
2. Dasar epitemologi sila-sila pancasila

6
Sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan
suatu sistem pengetahuan. Sebagai suatu ideologi maka Pancasila
memiliki tiga unsur pokok agar dapat menarik loyalitas dari
pendukungnya yaitu: 1) Logos yaitu rasionalitas atau penalaran, 2)
Pathos yaitu penghayatan, dan 3) Ethos yaitu kesusilaan. Dasar
epitemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan
dengan dasar ontologisnya. Pancasila sebagai ideologi bersumber
pada nilai-nilai dasarnya yaitu filsafat Pancasila.
3. Dasar aksiologis sila-sila pancasila
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan
dasar aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Terdapat
berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantung
pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam
menentukan tentang pengertian nilai dan hirarkinya. Misalnya
kalangan materialis memandang bahwa hakikat nilai yang tertinggi
adalah nilai material, kalangan hedonis berpandangan bahwa nilai
tertinggi adalah nilai kenikmatan
4. Nilai-nilai pancasila sebagai suatu sistem
Isi arti sila-sila Pancasila pada hakikatnya dapat dibedakan atas
hakikat Pancasila yang umum universal yang merupakan substansi
sila-sila Pancasila, sebagai pedoman pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara
C. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
a. Pancasila Sebagai J ati diri Bangsa Indonesa
Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami
sesuai dengan konteksnya, misalnya Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara
Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara

7
Indonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi Pancasila itu bukanlah
berdiri secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka
akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu
sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia.Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value
system) yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan
bangsa Indonesia sepanjang sejarah, yang berakar dari unsur-
unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara
keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia

b. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem


Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan suatu sistem filsafat. Pengertian sistem adalah suatu
kesatuan bagian- bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Lazimnya sistem memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Suatu kesatuana bagian-bagian
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan
4. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersa,a
(tujuan sistem)
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
Pada hakekatnya setiap sila pancasila merupakan suatu asas sendiri,
fungsi sendiri-sendiri namun demikian secara keseluruhan adalah
suatu kesatuan yang sistematis dengan tujuan bersama suatu
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila.
c. Susunan kesatuan sila-sila pancasila yang bersifat organis
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu

8
kesatuan peradaban, dalam arti, setiap sila merupakan unsur (bagian
yang mutlak) dari kesatuan Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila
merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal, dengan akibat
setiap sila tidak dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas dari sila-sila
lainnya.
d. Susunan kesatuan yang bersifat hirarkhis dan berebntuk piramida
Hirarkhis dan piramidal mempunyai pengertian yang sangat
sistematematis yang digunakan untuk menggambarkan hubungan
sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan luas (kuantiítas) dan juga
dalam hal isi sifatnya. Susunan sila- sila Pancasila menunjukkan
suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya dari silasila
sebelumnya atau diatasnya.
D. Inti Sila-Sila Pancasila
Sebagai suatu dasar filsafat Negara maka sila-sila pancasila merupakan
suatu sistem nilai. Oleh karena itu sila-sila pancasila itu pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-
nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya, namun
kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Oleh
karena itu meskipun dalam uraian berikut ini menjelaskan nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap sila, namun kesemuanya itu tidak dapat di
lepaskan keterkaitannya dengan yang lainnya. Adapun nilai-nilai yang
terkandung di dalam setiap sila adalah sebagai berikut :
a. Sila ketuhan yang maha esa
Sila ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan
menjiwai keempat sila yang lainnya. Dalam sila Ketuhana Yang
Maha Esa terkadung nilai bahwa Negara yang didirikan adalah
sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk tuhan
yang maha esa. Oleh karena itu segala hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan penyelenggaran Negara bahkan moral Negara,

9
moral penyelenggaraan Negara, politik Negara, pemerintahan
Negara, hukum dan peraturan perundang-undangan Negara,
kebebasan dan hak asasi warga Negara harus di jiwai nilai-nilai
ketuhanan yang mahaesa.
b. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sistematis di dasari
dan di jiwai oleh sila ketuhanan yang maha esa, serta mendasari
dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Sila kemanusia sebagai dasasr
fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan
kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar
filosofis antropologis bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat
rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial,
kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri sediri dan sebagai makhluk
tuhan yang maha esa.
c. Sila persatuan indonesia
Nilai yang terkandung dalam sila persatuan Indonesia tidak dapat di
pisahkan dengan keempat sila yang lainnya karena seluruh sila
merupakan suatu kesatuan yang bersifat sistematis. Sila persatuan
Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila ketuhan yang maha esa dan
kemanusiaan yang adil dan beradab ser a mendasari dan di jiwai sila
kerak Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan dan keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia.
d. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan didasari
oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab serta Persatuan Indonsia, dan mendasari serta menjiwai sila

10
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indoneisa.
e. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Nilai yang terkandung dalam Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia di dasari dan di jiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan.

11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Berfilsafat
adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila
sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang
mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.
Saran
Melalui makalah ini, penulis sangat mengharapkan kesadaran mahasiswa
akan pentingnya pancasila sebagai sistem Filsafat dalam kehidupan kampus.
Kiranya mahasiswa tidak membatasi diri hanya karena perbedaan. Perbedaan
tidak mungkin dihilangkan tapi jangan biarkan itu menghalangi dan membatasi
diri untuk mengembangkan pergaulan dan relasi yang lebih luas lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Notonagoro. 1974. Pancasila Dasar Filsafat Negara. J akarta: Cetakan Ke-4,


Pantjuran
Tudjuh.

Poespowardoyo, Soenaryo. 1989. Filsafat Pancasila. J akarta:


Gramedia
Darmodiharjo, Darji. 1978. Pokok-pokok Filsafat Hukum, J akarta: PT.
Gramedia.

Kartohadiprojo, Soediman. 1970. Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila, Bandung;


Alumni.
Sulaiman, Asep, 2014, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Bandung; Fadillah Press

13
14

Anda mungkin juga menyukai