01. 02.
Konsep Dasar Kearifan Lokal Kepemimpinan Lokal
03. 04.
Tipologi & Peran
Nilai-nilai Ekologis
Kepemimpinan Lokal Dalam
Kepemimpinan Administrasi Pembangunan
Konsep Dasar Kearifan Lokal
Pengertian Kearifan Lokal
Dalam UU No. 32/2009 Bab : I Pasal I butir 30 ditegaskan bahwa : “Kearifan local adalah nilai-
nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat, antara lain melindungi dan
mengelola lingkungan hidup secara lestari”.
Kearifan local juga merupakan pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat local dalam menjawab
berbagai masalah dalam pemenyhan kebutuhan mereka.
Kearifan local merupakan suatu bentuk pengetahuan asli dalam masyarakat yang berasal dari
nilai luhur budaya masyarakat setempat untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat.
Mampu bertahan terhadap budaya luar
Memiliki kemampuan mengakomodasi
unsur-unsur budaya luar
Ciri Kearifan Lokal Mempunyai kemampuan mengintegrasikan
unsur budaya luar kedalam budaya asli
Mempunyai kemampuan mengendalikan
Mampu memberi arah pada perkembangan
budaya
Jenis – Jenis Kearifan Lokal
01
Tata Kelola Sistem Nilai
04 02
Ketentuan
Khusus (Kawasan Tata Cara atau
Sensitif, Suci, Prosedur
Bangunan) 03
Bentuk Kearifan Lokal
Nilai Lokal
Keterampilan Lokal
Pengetahuan Lokal
Mekanisme
Pengambila
Sumber Daya Lokal Keputusan Lokal
Kepemimpinan Lokal
Pengertian Kepemimpinan Lokal
Niali-nilai Kepemimpinan
Menurut Bantas, kepemimpinan tidak lepas dari nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin,
seperti:
1) teoretis, yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan usaha mencari kebenaran dan mencari
pembenaran secara rasional;
2) ekonomis, yaitu yang tertarik pada aspek-aspek kehidupan yang penuh keindahan,
menikmati setiap peristiwa untuk kepentingan sendiri;
3) sosial, yaitu menaruh belas kasihan pada orang lain, simpati, tidak mementingkan diri
sendiri;
4) politis, berorientasi pada kekuasaan dan melihat kompetisi sebagai faktor yang sangat vital
dalam kehidupannya;
5) religius, yaitu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekuasaan Sang Pencipta;
6) sikap bijaksana, yaitu menyangkut pengambilan keputusan atau kebijakan;
7) kesetiakawanan yang tinggi, yaitu loyalitas yang tinggi.
Lanjutan …
Beberapa sifat atau nilai kepemimpinan yang dimiliki pemimpin adalah sebagai berikut :
Kemampuan Berkomunikasi
Etika Dalam Kepemimpinan
Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan
hal-hal yang baik. Etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak
menjalankan kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Adapun etika dalam
kepemimpinan, yakni:
1) menjaga perasaan orang lain;
2) memecahkan masalah dengan rendah hati;
3) menghindari pemaksaan kehendak, tetapi menghargai pendapat orang lain;
4) mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah;
5) menanggapi suatu masalah dengan cepat dan sesuai dengan keahlian;
6) menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki (improving value);
7) mengedepankan sikap jujur, disiplin, dan dapat dipercaya.
Gaya Kepemimpinan
Menurut Siagian, ada tiga macam gaya kepemimpinan yang telah dikenal secara
luas, yaitu sebagai berikut.
1) Demokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang mengarah kepada pengambilan
keputusan sebagai keputusan bersama dari seluruh anggota sistem sosial yang
bersangkutan.
2) Otokrasi, yaitu gaya kepemimpinan yang mengarah pada pengambilan keputusan
bergantung pada pemimpinnya.
3) Laissez faire, yaitu gaya kepemimpinan yang menyerahkan pengambilan
keputusan kepada tiap-tiap anggota sistem sosial.
Nilai-nilai Ekologis
Kepemimpinan Administrasi
Dimensi Ekonomi Politk
Lanjutan … pasar, khususnya sebagai akibat dari proses globalisasi, liberalisasi, dan
regionalisasi perdagangan;
b. mampu melepaskan diri dari rutinitas kerja yang berkaitan dengan fungsi
instrumental birokrasi dan mampu melakukan terobosan (breakthrough)
melalui pemikiran yang kreatif dan inovatif dalam rangka mengatasi sifat-sifat
inertia/kelambanan birokrasi;
c. mempunyai wawasan jauh ke depan (futuristic) dan melihat suatu persoalan
berkaitan dengan variabel-variabel yang lain (systemic);
d. jeli dan cermat terhadap adanya sumber-sumber potensial, baik yang berasal
dari dalam negeri maupun sumber eksternal (outsourcing);
e. memiliki kemampuan mengombinasikan berbagai sumber menjadi resource
mix yang memiliki efek sinergis yang berproduktivitas tinggi;
f. memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumber secara optimal dan
menggeser pemanfaatan sumber bagi kegiatan yang berproduktivitas tinggi.
Dimensi Sosial Kultural
Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, kepemimpinan harus dijalankan sesuai dengan
perannya. Nawawi22 menyatakan peran kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam
kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam, bukan
berada di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian dalam situasi sosial kelompok atau
organisasinya.
Peran kepemimpinan menurut Nawawi memiliki dua dimensi, yaitu:
1) dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas
pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya;
2) dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam
melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan
melalui keputusan dan kebijakan pemimpin.
Lanjutan …
Menurut Nawawi, secara operasional, kedua dimensi dapat dibedakan lima peran pokok
kepemimpinan, yaitu sebagai berikut :
Konsultatif
Partisipasi
Instruktif
Pengendalian
Delegasi
Peran Kepemimpinan dalam Pembangunan
Para ahli mengemukakan bahwa peranan yang perlu ditampilkan dalam kepemimpinan administrasi
adalah: (1)mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala; (2) memberi informasi; (3) sebagai seorang
perencana; (4) memberi sugesti; (5) mengaktifkan anggota; (6) mengawasi kegiatan; (7) memberi
semangat untuk mencapai tujuan; (8) sebagai katalisator; (9) mewakili kelompok; (10) memberi
tanggung jawab; (11) menciptakan rasa aman; (12) sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya.
Peran Kepemimpinan Penentu Arah, Wakil, Komunikator, dan Integrator
Menurut Sondang, ada lima peran kepemimpinan yang dibahas secara singkat, yaitu sebagai berikut:28 (1)
pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan; (2) wakil dan juru bicara
organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi; (3) pimpinan selaku komunikator yang efektif;
(4) mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik; (5)
pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.
Hubungan Kearifan Lokal dengan Peran Kepemimpinan
Pembangunan Publik
Kearifan lokal merupakan spirit lokal genius yang disepadankan maknanya dengan
pengetahuan, kecerdikan, kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan
keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah yang relatif pelik dan rumit. Pemimpin
perlu mendalami kearifan lokal sehingga kepemimpinannya memiliki karakter. Kearifan yang
diajarkan dan diolah akan menghasilkan seorang pemimpin yang berkarakter dan pada akhirnya
memiliki kepemimpinan dengan hati nurani. Dengan demikian, sebuah negara akan maju dan
berkembang bergantung pada para pemimpinnya. Sebaliknya, sebuah negeri disebut gagal juga
sangat dipengaruhi oleh pimpinannya
Kesimpulan
Kearifan lokal merupakan suatu bentuk pengetahuan asli dalam masyarakat yang
berasal dari nilai luhur budaya masyarakat setempat untuk mengatur tatanan kehidupan
masyarakat. Dalam UU No. 32/2009 Bab: I Pasal I Butir 30 ditegaskan bahwa: “Kearifan
lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat, antara lain
melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari” Kearifan lokal adalah
pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud
aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan mereka.