Anda di halaman 1dari 26

MEMBANGUN EKOLOGI

ADMINISTRASI PUBLIK dan


NILAI-NILAI LOKAL
DOSEN PENGAMPUH :
Dr. Fenti Prihatini Tui S.Pd, M.Si

Disusun oleh : Dhea Ananda Suci


(941420083)
Pokok Pembahasan

01. 02.
Konsep Dasar Kearifan Lokal Kepemimpinan Lokal

03. 04.
Tipologi & Peran
Nilai-nilai Ekologis
Kepemimpinan Lokal Dalam
Kepemimpinan Administrasi Pembangunan
Konsep Dasar Kearifan Lokal
Pengertian Kearifan Lokal

Dalam UU No. 32/2009 Bab : I Pasal I butir 30 ditegaskan bahwa : “Kearifan local adalah nilai-
nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat, antara lain melindungi dan
mengelola lingkungan hidup secara lestari”.

Kearifan local juga merupakan pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat local dalam menjawab
berbagai masalah dalam pemenyhan kebutuhan mereka.

Kearifan local merupakan suatu bentuk pengetahuan asli dalam masyarakat yang berasal dari
nilai luhur budaya masyarakat setempat untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat.
 Mampu bertahan terhadap budaya luar
 Memiliki kemampuan mengakomodasi
unsur-unsur budaya luar
Ciri Kearifan Lokal  Mempunyai kemampuan mengintegrasikan
unsur budaya luar kedalam budaya asli
 Mempunyai kemampuan mengendalikan
 Mampu memberi arah pada perkembangan
budaya
Jenis – Jenis Kearifan Lokal

01
Tata Kelola Sistem Nilai

04 02
Ketentuan
Khusus (Kawasan Tata Cara atau
Sensitif, Suci, Prosedur
Bangunan) 03
Bentuk Kearifan Lokal

Nilai Lokal
Keterampilan Lokal
Pengetahuan Lokal

Mekanisme
Pengambila
Sumber Daya Lokal Keputusan Lokal
Kepemimpinan Lokal
Pengertian Kepemimpinan Lokal

Kepemimpinan merupakan kemampuan, proses, atau peran untuk


memengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Slamet menyebutkan bahwa kepemimpinan penting dalam
kehidupan bersama dan kepemimpinan itu hanya melekat pada orang dan
harus mengena kepada orang yang dipimpinnya.
Teori Kepemimpinan

Stogdill menyatakan, di antara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya


kepemimpinan, ada tiga teori yang menonjol, yaitu sebagai berikut.

Teori Keturunan 1 Teori Kejiwaan 2


1) pemimpin tidak dilahirkan 1) pemimpin tidak dibuat dan tidak
2) seorang pemimpin menjadi pemimpin dilahirkan;
karena bakat yang dimiliki sejak dala 2) merupakan kebalikan atau lawan
kandungan
dari teori keturunan;
3) seorang pemimpin lahir karena ditakdirkan
3) setiap orang bisa menjadi
untuk menjadi pemimpin karena bakat-
pemimpin melalui proses
bakatnya
pendidikan dan pengalaman yang
cukup.
Lanjutan …
Teori Ekologis 3
1) kepemimpinan timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis
dan teori sosial;
2) seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin
apabila pada waktu lahir telah memiliki bakat, dan bakat
tersebut dikembangkan melalui proses pendidikan yang
teratur dan pengalaman;
3) teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori
sosial;
4) teori yang mendekati kebenaran.
Nilai-nilai, Etika, dan Gaya Kepemimpinan

Niali-nilai Kepemimpinan

Menurut Bantas, kepemimpinan tidak lepas dari nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin,
seperti:
1) teoretis, yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan usaha mencari kebenaran dan mencari
pembenaran secara rasional;
2) ekonomis, yaitu yang tertarik pada aspek-aspek kehidupan yang penuh keindahan,
menikmati setiap peristiwa untuk kepentingan sendiri;
3) sosial, yaitu menaruh belas kasihan pada orang lain, simpati, tidak mementingkan diri
sendiri;
4) politis, berorientasi pada kekuasaan dan melihat kompetisi sebagai faktor yang sangat vital
dalam kehidupannya;
5) religius, yaitu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekuasaan Sang Pencipta;
6) sikap bijaksana, yaitu menyangkut pengambilan keputusan atau kebijakan;
7) kesetiakawanan yang tinggi, yaitu loyalitas yang tinggi.
Lanjutan …
Beberapa sifat atau nilai kepemimpinan yang dimiliki pemimpin adalah sebagai berikut :

Integritas dan Moralitas Keteladanan

Tanggung Jawab Menjaga Kehormatan

Visi Pemimpin Beriman

Kebijaksanaan Komitmen Meningkatkan SDM

Kemampuan Berkomunikasi
Etika Dalam Kepemimpinan

Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan
hal-hal yang baik. Etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak
menjalankan kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Adapun etika dalam
kepemimpinan, yakni:
1) menjaga perasaan orang lain;
2) memecahkan masalah dengan rendah hati;
3) menghindari pemaksaan kehendak, tetapi menghargai pendapat orang lain;
4) mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah;
5) menanggapi suatu masalah dengan cepat dan sesuai dengan keahlian;
6) menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki (improving value);
7) mengedepankan sikap jujur, disiplin, dan dapat dipercaya.
Gaya Kepemimpinan

Menurut Siagian, ada tiga macam gaya kepemimpinan yang telah dikenal secara
luas, yaitu sebagai berikut.
1) Demokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang mengarah kepada pengambilan
keputusan sebagai keputusan bersama dari seluruh anggota sistem sosial yang
bersangkutan.
2) Otokrasi, yaitu gaya kepemimpinan yang mengarah pada pengambilan keputusan
bergantung pada pemimpinnya.
3) Laissez faire, yaitu gaya kepemimpinan yang menyerahkan pengambilan
keputusan kepada tiap-tiap anggota sistem sosial.
Nilai-nilai Ekologis
Kepemimpinan Administrasi
Dimensi Ekonomi Politk

Pada dimensi ekonomi politik, globalisasi telah mengubah hubungan


antara negara (the state) dan pasar (market). Pembangunan di banyak
negara dunia ketiga tidak lagi bersifat state led development, tetapi
menjadi market driven development. Hal ini mendorong teoriteori
tentang birokrasi yang merefleksikan entrepreneurial bureaucracy.17
Adapun ciri-ciri entrepreneurial bureaucracy, yaitu:
a. bersifat sensitif dan responsif terhadap peluang baru yang timbul di dalam

Lanjutan … pasar, khususnya sebagai akibat dari proses globalisasi, liberalisasi, dan
regionalisasi perdagangan;
b. mampu melepaskan diri dari rutinitas kerja yang berkaitan dengan fungsi
instrumental birokrasi dan mampu melakukan terobosan (breakthrough)
melalui pemikiran yang kreatif dan inovatif dalam rangka mengatasi sifat-sifat
inertia/kelambanan birokrasi;
c. mempunyai wawasan jauh ke depan (futuristic) dan melihat suatu persoalan
berkaitan dengan variabel-variabel yang lain (systemic);
d. jeli dan cermat terhadap adanya sumber-sumber potensial, baik yang berasal
dari dalam negeri maupun sumber eksternal (outsourcing);
e. memiliki kemampuan mengombinasikan berbagai sumber menjadi resource
mix yang memiliki efek sinergis yang berproduktivitas tinggi;
f. memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumber secara optimal dan
menggeser pemanfaatan sumber bagi kegiatan yang berproduktivitas tinggi.
Dimensi Sosial Kultural

Dari dimensi sosial kultural, globalisasi mendorong terjadinya arus


tenaga kerja yang melintasi batas-batas negara (cross-border human
resource flow) yang menimbulkan perbenturan budaya. Hal ini mendorong
munculnya perusahaan joint venture. Konsekuensi logis dari proses
globalisasi ini adalah diperlukannya teori tentang cross-cultural
management dan multicultural leadership. Hal tersebut merupakan salah
satu tuntutan sebagai konsekuensi logis dari proses globalisasi ini.
Dimensi Temporal

Dilihat dari dimensi temporal, globalisasi mengakibatkan


berkembang pesatnya konfigurasi administrasi publik sehingga
ketidakmampuan seorang administrator mengantisipasi perkembangan
akan mengakibatkan ketertinggalan dari dinamika perubahan
konfigurasi tadi.
Tipologi Dan Peran Kepemimpinan Dalam
Pembangunan Administrasi Publik

Tipologi dan Nilai-nilai Kepemimpinan


Berbasis Kearifan Lokal

Nilai-nilai Kepemimpinan Lokal Jawa

Di antara nilai-nilai kepemimpinan lokal Jawa adalah asthabrata. Orang Jawa


menyatakan bahwa seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat seperti yang
diperlihatkan oleh bendabenda alam semesta, seperti surya/matahari, candra/bulan,
kartika/bintang, mega/awan, pawana/angin, dahana/api, bantala/bumi, samudra/laut.
Nilai-nilai Kepemimpinan Lokal Sunda

Masalah kepemimpinan terungkap dalam naskah Sunda abad ke-16


sebagaimana disebutkan dalam naskah Sanghyang Siksakandang Karesian (SSK),
Fragmen Carita Parahiyangan (FCP), Amanat Galunggung (AG), dan Sanghyang
Hayu (SH). Naskah-naskah tersebut berupa daun lontar, beraksara serta berbahasa
Sunda buhun (kuno) yang kurang dikenali dan dipahami lagi oleh sebagian
masyarakat pada masa kini.
Tipologi Kepemimpinan Lokal yang Efektif

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, kepemimpinan harus dijalankan sesuai dengan
perannya. Nawawi22 menyatakan peran kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam
kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam, bukan
berada di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian dalam situasi sosial kelompok atau
organisasinya.
Peran kepemimpinan menurut Nawawi memiliki dua dimensi, yaitu:

1) dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas
pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya;
2) dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam
melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan
melalui keputusan dan kebijakan pemimpin.
Lanjutan …
Menurut Nawawi, secara operasional, kedua dimensi dapat dibedakan lima peran pokok
kepemimpinan, yaitu sebagai berikut :

Konsultatif
Partisipasi
Instruktif

Pengendalian
Delegasi
Peran Kepemimpinan dalam Pembangunan

Peran Kepemimpinan Masyarakat


Seorang pemimpin harus dapat melakukan sesuatu bagi anggotanya sesuai dengan jenis kelompok
yang dipimpinnya. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemimpin untuk dapat mendinamiskan
kelompok, yaitu:
1) mengidentifikasi dan menganalisis kelompok beserta tujuannya;
2) membangun struktur kelompok;
3) inisiatif;
4) usaha pencapaian tujuan;
5) mempermudah komunikasi dalam kelompok;
6) mempersatukan anggota kelompok;
7) mengimplementasikan filosofi.
Peran Kepemimpinan Kelompok

Para ahli mengemukakan bahwa peranan yang perlu ditampilkan dalam kepemimpinan administrasi
adalah: (1)mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala; (2) memberi informasi; (3) sebagai seorang
perencana; (4) memberi sugesti; (5) mengaktifkan anggota; (6) mengawasi kegiatan; (7) memberi
semangat untuk mencapai tujuan; (8) sebagai katalisator; (9) mewakili kelompok; (10) memberi
tanggung jawab; (11) menciptakan rasa aman; (12) sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya.
Peran Kepemimpinan Penentu Arah, Wakil, Komunikator, dan Integrator

Menurut Sondang, ada lima peran kepemimpinan yang dibahas secara singkat, yaitu sebagai berikut:28 (1)
pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan; (2) wakil dan juru bicara
organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi; (3) pimpinan selaku komunikator yang efektif;
(4) mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik; (5)
pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.
Hubungan Kearifan Lokal dengan Peran Kepemimpinan
Pembangunan Publik

Kearifan lokal merupakan spirit lokal genius yang disepadankan maknanya dengan
pengetahuan, kecerdikan, kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan
keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah yang relatif pelik dan rumit. Pemimpin
perlu mendalami kearifan lokal sehingga kepemimpinannya memiliki karakter. Kearifan yang
diajarkan dan diolah akan menghasilkan seorang pemimpin yang berkarakter dan pada akhirnya
memiliki kepemimpinan dengan hati nurani. Dengan demikian, sebuah negara akan maju dan
berkembang bergantung pada para pemimpinnya. Sebaliknya, sebuah negeri disebut gagal juga
sangat dipengaruhi oleh pimpinannya
Kesimpulan
Kearifan lokal merupakan suatu bentuk pengetahuan asli dalam masyarakat yang
berasal dari nilai luhur budaya masyarakat setempat untuk mengatur tatanan kehidupan
masyarakat. Dalam UU No. 32/2009 Bab: I Pasal I Butir 30 ditegaskan bahwa: “Kearifan
lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat, antara lain
melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari” Kearifan lokal adalah
pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud
aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan mereka.

Anda mungkin juga menyukai