Anda di halaman 1dari 11

BAB 7

ETIKA PEMERINTAHAN
A. FILSAFAT ETIKA DAN PERKEMBANGANNYA
Teori Etika
 
Filsafat merupakan landasan dalam mengembangkan etika,
sehingga diperlukan pedoman tentang cara pikir yang benar atau
sering disebut moral. Manusia membutuhkan etika yang bermoral
sebagai ukuran dalam kehidupan bermasyarakat.
 
Teori etika mempelajari tentang terminologinya dari kata bahasa
Yunani “ethos” = karakter / semangat, selanjutnya menjadi
ukuran NILAI dan NORMA sehingga menjadi “ethikos” untuk
dipedomi yaitu etika. Etika yang diharapkan adalah etika yang
bermoral.
 
Diperlukan etika filsafat dan teori etika serta perkembangan akhir
kebijaksanaan, yaitu merupakan ketepatan bersikap memgambil
keputusan dan bertindak berdasarkan moral atau berpikir
mendalam mengenai objeknya.
 
Sebagai metode dalam etika pemerintahan, filsafat adalah cara
berpikir yang mendalam. Dalam etika pemerintahan juga
dibutuhkan kajian dan berpikir ilmiah. Untuk mendalami
administrasi lebih luas diperlukan pembelajaran konsep & etika
pemerintahan.
B. FILSAFAT DAN FALSAFAH ETIKA PEMERINTAHAN

Filsafat etika dibutuhkan dalam kehidupan manusia


untuk berpikir mendalam tentang sikap perilaku yang sesuai
ajaran moral dan aturan dalam penyelenggaraan
pemerintahan.

Falsafah etika mengajarkan landasan moral sebagai


cara berpikir dalam mengikuti aturan yang baik dalam
berperilaku.
 
Etika pemerintahan adalah kegiatan dan sikap
perilaku yang dilakukan oleh manusia sebagai aparatur
pemerintahan maupun sebagai pribadi dalam kegiatan
pemerintahan sesuai aturan tertulis maupun tidak tertulis
berdasarkan ajaran moral untuk mencapai tujuan tertentu.
Etika harus memuat penanaman budaya. Etika dari
filsafat pilar utamanya adalah etika sosial dan dibagi
menjadi 2 pilar :

1) Pilar Etika yang bersifat UMUM : mempelajari


keterkaitan setiap individu dalam kehidupan sosial, dapat
dijadikan ukuran ataupun keteladanan bagi individu lain.

2) Pilar Etika yang bersifat KHUSUS (Etika kerja) :


menekankan pada pembidangan karena adanya tujuan
individu maupun tujuan organisasi atau kelompok.
(1) Etika Politik
Menjelaskan tentang pedoman dalam kehidupan berpolitik
yang baik, yaitu adanya aturan untuk saling menghormati
perbedaan pendapat dan pandangan tertentu dengan santun.
 
(2) Etika Kerja Pemerintahan
Etika kerja pemerintahan yang dimaksud adalah proses
penyelenggaraan pemerintahan negara, yang merupakan
proses keseluruhan yang dijalankan oleh aparatur
pemerintahan beserta masyarakat dengan mematuhi aturan
sesuai etika pemerintahan sehingga tujuan tercapai dengan
proses mekanisme sesuai aturan yang berlaku.
C. LANDASAN ETIKA DAN TEORI KEPEMIMPINAN

Berbagai macam landasan etika dan teori kepemimpinan yang telah


dikembangkan :
1. Teori Pembawaan (the trait theory) / teori kepimpinan tradisional, dengan
orientasi pemusatan pada pembawaan pribadi yang telah ada sejak kelahiran.
2. Teori Perilaku, menekankan pada perilaku yang berupa keahlian dan
keterampilan.
3. Teori Kepimipinan Sosial (contingency theory of leadership), menekankan
pada hubungan saling memberi, bersinergi, menghomati antara pemimpin dan
pengikutnya.
4. Teori Kepemimpinan Prestasi, menekankan pada terwujudnya prestasi
kerja yang dicapai.
5. Teori Kepemimpinan Modern, ciri-ciri : (a) Charismatic leadership =
kekuatan berupa kemampuan pribdai ; (b) Transformational leadership =
menekankan pada karisma, inspirasi, situasi intelektual dan pertimbangan
individual ; (c) Social cognitive approach = kemampuan berkomunikasi dengan
bawahan
6. Teori Kepemimpinan Budaya, dilandasi oleh kebudayaan.
D. ETIKA KEPEMIMPINAN NASIONAL

Problema bangsa untuk segera mendapatkan penyelesaian


mendasar dari etika Kepemimpinan Nasional yaitu : (1)
Bidang ekonomi ; (2) Bidang politik ; (3) Ketimpangan
pembangunan ; (4) Bidang Hankam ; (5) Demokrasi ; (6)
Bidang sosial budaya ; (7) IPTEK ; (8) Lingkungan.
F. PENGEMBANGAN ETIKA DEMOKRASI
 
1. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
UUD 1945 pasal 18 (4) menyatakan bahwa : Gubernur, Bupati
dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah
Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis. Dalam
pelaksanaanya, pilkada dilaksanakan secara langsung.

2. Model Pemiliihan Kepala Daerah (Pilkada)


Pilkada secara demokratis, langsung dipilih oleh publik/rakyat
yang mempunyai hak sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
sebagaimana pemerintahan demokratis. Pilkada berperan sebagai
media dalam menghantarkan rakyat menuju terselnggaranya
Pemerintah Daerah yang kuat, efektif, efisien dalam memberikan
pelayanan pada masyarakat.
 
Dalam Pilkada diperlukan komparasi dengan Pilpres. Dari sisi
penyelenggaraan Pilpres dilaksanakan oleh KPU, Pilkada pun
dilaksanakan oleh KPUD. Sedangkan pendanaanya Pilpres didukung
sepenuhnya APBN, sedangkan Pilkada didukung APBD dan APBN.
3. Dampak Pilpres dan Pilkada terhadap
Masyarakat
 
1) Pada Tataran Pelaksanaan Pilpres / Pilkada
Adanya pro dan kontra yang sangat memungkinkan
terjadi benturan-benturan di dalam masyarakat.
Kualitas dan kesadaran berpolitik yang kurang dari
masyarakat sehingga timbul fanatisme sempit dan
perilaku emosional yang tak terkendali & meninmbulkan
anarki.
 
2) Pada Tataran Kebijaksanaan
Pelaksanaan proses birokrasi perlu dikritis. Juga
terkait pendanaanya, pemerintah sangat terbatas dalam
mengalokasikan dana guna menunjang
penyelenggaraan Pilkada.
 
3) Peran Kepemimpinan Pemerintah
Perlu pengambilan putusan dan sosialisasi aturan
dalam Pemilu, serta menghormati perbedaan pendapat.
F. ETIKA KERJA DAN ASAS PEMERINTAHAN

Dalam mewujudkan Good Governance harus dilandasi


moral, etika dan paradigma nasional bangsa Indonesia. Asas
pemerintahan merupakan pedoman dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahan agar sesuai aturan. Pada
tingkat nasional asas pemerintahan dinamakan paradigma
nasional yang teridiri Pancasila, UUD 1945, Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional serta peraturan perundang-
undangan dan peraturan pelaksanaanya.

Anda mungkin juga menyukai