Anda di halaman 1dari 13

INTERNALISASI DAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI


FALSAFAH HIDUP BANGSA DAN NEGARA
A. PENDAHULUAN

Pancasila adalah dasar falsafat, asas kehormatan, ideologi bangsa dan


negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai Ideologi, merupakan keterpaduan manusia sebagai
mahkluk individu yang tidak dapat dipisahkan sebagai mahkluk sosial.
Berbeda dengan liberalisme, komunisme dan kapitalisme. Keterkaitannya
dalam Pancasila mencerminkan asas hidup berpangkal pada hubungan
kodrat manusia & Tuhan (sila 1), manusia & manusia (sila 2), manusia &
alam lingkungan (sila 3). Ketiga hubungan itu merupakan asas hidup karena
merupakan prasyarat seseorang hidup.
Manusia sebagai mahkluk sosial dalam Pancasila, mencerminkan hubungan
kodrati manusia dengan permasalahan yang harus dipecahkan secara
demokratis (sila 4), manusia & kepemimpinan yang adil dalam berbagai
pengambilan putusan (sila 5).
B. NILAI SPIRITUAL PANCASILA (NILAI DASAR)
1. Sila Pertama
Keberadaan & keesahan Tuhan mendasari
kesepakatan utk menempatkan “Ketuhanan Yang
Maha Esa” sebagai sila pertama yang menjiwai sila-
sila dibawahnya (belief in God).

2. Sila Kedua
Bangsa Indonesia sangat menentang ketidakadilan
dan perbuatan yang tidak manusiawi serta menentang
penjajahan dalam bentuk apa pun (nationalism).
3. Sila Ketiga
Bangsa Indonesia cinta akan bangsanya dan seluruh bangsa di
dunia (internasionalism).

4. Sila Keempat
Dari rakyat diputuskan oleh rakyat dlm bentuk peraturan
perundang-undangan & dikembalikan pada rakyat utk ditaati
(democracy).

5. Sila Kelima
Semua putusan yang telah disepakati bersama, ditaati sebagai
produk hukum yang harus ditegakkan dan dikenakan tindakan
tegas/keras kepada siapa pun yang melanggarnya (social justice).
C. NILAI MATERIAL PANCASILA (NILAI INSTRUMENTAL)

Rumusan 5 sila secara harfiah tertuang dalam


Pembukaan UUD 1945. Mamahami nilai dasar
Pancasila dalam pemikiran idealis & nilai
instrumental Pancasila dalam pemikiran
fleksibilitas sebagai landasan ideal dalam
membuat peraturan perundang-undangan.
D. NILAI-NILAI VITAL PANCASILA (NILAI PRAKSIS)

1. Sila Pertama (7 butir)

1. Bangsa Indonesia bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


2.Manusia takwa terhadap TYME menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3. Sikap hormat dan bekerja sama antar pemeluk agama yang berbeda-beda.
4. Membina kerukunan hidup sesama umat beragama.
5. Agama dan kepercayaan terhadap TYME adalah masalah menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan.
6. Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap TYME kepada
orang lain.
2. Sila Kedua (10 butir)

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya.
2. Mengakui persamaan derajat, hak & kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membedakan.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3. Sila Ketiga (7 butir)

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas keperntingan pribadi /
golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan negara.
3. Rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
& keadilan sosial.
6. Mengambangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Sila Keempat (10 butir)

1. Manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.


2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat.
5. Menjungjung tinggi keputusan yang dicapai sebagai hasil keputusan
musyawarah.
6. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7. Musyawarah menugatamakan kepentingan bersama.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai hati nurani.
9. Keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada TYME,
menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan.
10. Memeri kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat untuk melaksanakan
permusyawaratan.
5. Sila Kelima (11 butir)

1. Mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan


kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil.
3. Mejaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Memeberikan pertolongan kepada orang lain.
6. Tidak menggunakan hak milik yang bersifat pemerasan.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal yang bersifat pemborosan.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk hal yang merugikan kepentingan
umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Menghargai hasil karya orang lain.
11. melakukan kegiatan mewujudkan kemajuan yang merata dan
keadilan sosial.
C. NILAI MATERIAL PANCASILA (NILAI INSTRUMENTAL)

Keterpaduan hubungan filosofi Pancasila, mengharuskan


nilai-nilai Panacasila ditanamkan pada pemimpin yang beriman
dan bertakwa (sila 1), bermoral dan berakhlak (sila 2),
mengutamakan keperntingan umum daripada kepentingan
pribadi/golongan (sila 3), memecahkan/menyelesaikan
masalah secara demokratis (sila 4), mengambil keputusan
seadil-adilnya tanpa keberpihakan (sila 5).
 
Internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai
wawasan kebangsaan menuju Indonesia yang lebih baik,
merupakan upaya yang relevan dengan perkembangan
Indonesia saat ini.
Keterpaduan hubungan filosofi Pancasila, mengharuskan
nilai-nilai Pnacasila ditanamkan pada pemimpin yang beriman
dan bertakwa (sila 1), bermoral dan berakhlak (sila 2),
mengutamakan keperntingan umum daripada kepentingan
pribadi/golongan (sila 3), memecahkan/menyelesaikan
masalah secara demokratis (sila 4), mengambil keputusan
seadil-adilnya tanpa keberpihakkan (sila 5).
 
Internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai
wawasan kebangsaan menuju Indonesia yang lebih baik,
merupakan upaya yang relevan dengan perkembangan
Indonesia saat ini.

Anda mungkin juga menyukai