KELOMPOK 3
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
A. Latar Belakang
Secara historis, filsafat merupakan induk ilmu. Dalam
perkembangannya, ilmu makin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat
banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka
filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan
atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut. Sementara ilmu
terus mengembangakan dirinya dalam batasbatas wilayahnya, dengan tetap
dikritisi secara radikal. Proses atau interaksi tersebut pada dasarnya
merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat
dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan
ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak
memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal hal
yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya
pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (ilmu pengetahuan/sains), baik itu
ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan
manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang
tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan aksiologi dengan berbagai
pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.
Dalam organisasi, manajemen filsafat ilmu digunakan sebagai salah
satu bentuk kajian terpenting sehingga pola manajemen berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Filsafat manajemen adalah bagian yang paling
penting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas
untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajerial. Filsafat manajemen
memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Seorang manajer
memerlukan kepercayaan dan nilai pokok untuk memberi petunjuk yang
sesuai dan dapat dipercaya guna menyelesaikan pekerjaan. Filsafat
manajemen juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai
berpikir dan sangat berguna karena dapat dimanfaatkan untuk memperoleh
2
bantuan dan pengikut. Filsafat Manajemen juga memberikan pemikiran dan
tindakan yang menguntungkan dalam manajemen dan membantu kepada
sifatnya yang dinamis dan memberi tantangan serta Filsafat manajemen
mengandung dasar pandangan hidup yang merefleksikan keberadaan,
identitas, dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam
pekerjaan manajemen dan filsafat manajemen membantu manajemen
organisasi dalam memutuskan dalam pengambilan keputusan.
Kepemimpinan merupakan kemampuan memengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok serta kemampuan mengarahkan tingkah laku
bawahan atau kelompok. Pemimpin memiliki kemampuan tau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompokya, untuk mencapai tujuan
organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan merupakan seni memengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk
membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang dinginkan
kelompok. Pemimpin dapat menunjukkan dominasi yang didasari atas
kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk
berbuat sesuatu yang disetujui oleh kelompoknya dan memiliki keahlian
Khusus yang tepat Dada situasi tertentu.
Dalam konteks Filsafat ilmu kepemimpinan menjelaskan ontologi,
aksiologi, dan epistemologi kepemimpinan. Ontologi kepemimpinan
berkenaan dengan definisi, pengertian, dan Epistemologi kepemimpinan
berkenaan dengan cara melaksanakan kepemimpinan, serta ruang lingkup
kepemimpinan. Aksiologi kepemimpinan berkenaan dengan tujuan dan
manfaat serta nilai-nilai kepemimpinan.
B. Pengertian Kepemimpinan
Pengertian pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua
orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga. Sedangkan kepemimpinan
3
adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin,
memengaruhi pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pemimpin terdiri dari pemimpin
formal (formal leader) dan pemimpin informal (informal leader). Pemimpin
formal adalah seorang (pria atau wanita) yang oleh organisasi tertentu (swasta
atau pemerintah) ditunjuk (berdasarkan surat-surat keputusan pengangkatan
dari organisasi yang bersangkutan) untuk memangku sesuatu jabatan dalam
struktur organisasi yang ada dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan
dengannya untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut vang
ditetapkan sejak semula.
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang melekat pada diri
seorang yang memimpin yang tergantung dari macam-macam faktor, baik
faktor intern maupun faktor ekstern. Kepemimpinan adalah keterampilan dan
kemampuan seseorang memengaruhi perilaku orang lain, baik yang
kedudukannya lebih tinggi maupun lebih lebih rendah daripada nya dalam
berpikir dan bertindak agar perilaku yang semula mungkin individualistik dan
egosentrik berubah menjadi perilaku organisasional.
Seseorang berambisi menjadi pemimpin karena ingin dihargai
(Maslow), ingin bertanggung jawab dan kemajuan (Herzberg), ingin
pertumbuhan (Alderfer), atau ingin berkuasa (McClelland) (Griffin &
Moorhead, 1996).
Tiga teori yang menjelaskan munculnya pemimpin adalah sebagai berikut.
1. Teori Genetis (Naturalisme/nativisme) menyatakan Sebagai Berikut
a. Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat
bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.
b. Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi
yang bagaimanapun juga, yang khusus.
c. Secara filsafat, teori tersebut menganut pandangan deterministis
4
2. Teori Sosial (empirisme) menyatakan sebagai berikut.
a. Pemimpin itu harus disiapkan, didik dan dibentuk, tisak terlahirkan
begitu saja.
b. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan
Pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri
3. Teori Ekologis/Sintetis (Konvergensi) (muncul sebagai reaksi dari kedua
teori tersebut lebih dahulu), menyatakan bahwa seseorang akan sukses
menjadi pemimpin bila sejak lahir dia telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, dan bakat-bakat ini dapat dikembangkan melalui
pengalaman dan usaha Pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan
lingkungan/ekologisnya.
5
Menurut pendekatan kontingensi, kepemimpinan yang efektif tergantung
pada situasi yang dihadapi. Artinya, satu gaya kepemimpinan tidak bisa
diterapkan pada semua situasi. Seorang pemimpin harus dapat
menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi yang dihadapi.
2. Pendekatan kualitas kepemimpinan
Pendekatan kualitas kepemimpinan menyatakan bahwa kepemimpinan
yang efektif tergantung pada kualitas kepemimpinan itu sendiri.
Kepemimpinan yang efektif memerlukan sifat-sifat seperti kemampuan
komunikasi yang baik, integritas, dan ketegasan dalam mengambil
keputusan.
6
adalah beberapa pandangan dalam Filsafat Ilmu terkait dengan kepemimpinan
dalam manajemen bisnis:
7
4. Filsafat Sistem: Pandangan sistem mengakui kompleksitas hubungan dan
interaksi dalam organisasi. Kepemimpinan dalam konteks ini melibatkan
pemahaman tentang hubungan antara bagian-bagian organisasi, serta
dampak tindakan dan keputusan pemimpin terhadap keseluruhan sistem.
Pemimpin perlu memiliki pemahaman yang holistik dan kemampuan
untuk melihat gambaran besar dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan sumber daya organisasi.
8
merujuk pada pendapat Mustopadidjaja bahwa aliran teori kepemimpinan itu
hanya ada tiga yaitu aliran genetis, aliran sosial, dan aliran ekologis.
Seperti ilmu-ilmu yang lain, pengembangan teori kepemimpinan juga
dilandasi oleh filsafat ilmu dengan tiga pirantinya yaitu asumsi dan ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. Asumsi adalah menjadi dasar pijakan berpikir
dalam pengembangan ilmu pengetahuan, ontology menyangkut obyek
material dan obyek formal ilmu pengetahuan. Sedang epistemology
menyangkut metode yang digunakan untu mengembangkan ilmu
pengetahuan. Aksiologi berkenaan dengan pemanfaatan dari ilmu
pengetahuan tersebut bagi kemaslahan manusia dan atau organisasi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Esy Nur Aisayah dkk. 2021. Filsafat Ilmu Manajemen Telaah atas Praktik
manajemen dalam pandangan Filsafat. Malang
Dr. Wendy Sepmady Hutahaean, S.E., M.Th. 2021. Filsafat dan Teori
Kepemimpinan. Malang
Salam, B. 1997. Logika Material, Filasafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta, Rineka
Cipta
Siswanto. 2010. Ilmu Manajemen Preskriptif Vs Deskriptif, Suatu
Tinjauan dari Perspektif Filsafat Ilmu, Jurnal Masyarakat
Kebudayaan dan
Siswanto. 2010. Ilmu Manajemen Preskriptif Vs Deskriptif, Suatu Tinjauan
dari Perspektif Filsafat Ilmu, Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan
Soeprapto, S. 2002a. Metode Ilmiah dalam Filsafat Ilmu sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta, Liberty
10