Anda di halaman 1dari 4

Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik, berbentuk benang, bercabang-

cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung khitin atau selulosa atau keduanya, heterotrof,
absortif dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu spora.

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia


jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri
jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,
pertumbuhan, dan reproduksinya.
                        Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and
Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik.
           Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai
pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang
mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atauhifasenositik.Struktur
hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan
pembelahan sitoplasma.
                        Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi
haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus
jaringan substrat. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme
lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh makanan, jamur
menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya
dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada
substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat
itu diperoleh dari ingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit
obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat
hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,Pneumonia carinii
(khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). Parasit fakultatif adalah jamur yang
bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak
mendapatkan inang yang cocok.
                        Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan
buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan
untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap
oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk
sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. (Anonim, 2008)
           Jamur benang yang berukuran kecil dan biasanya bersifat uniseluler dapat diamati
dengan mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati
obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang
organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek
yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi
(mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

Struktur Morfologi Fungi


Struktur tubuh jamur tersusun atas benang-benang (filamen) berbentuk silinder dengan diameter
2-10 µm, panjang beberapa sentimeter, yang tertutup oleh dinding sel yang kaku. Filamen ini
disebut dengan hifa, yang kemudian bercabang berulang-ulang menjadi jaring-jaring kompleks
yang disebut miselium. Hifa dapat tanpa henti (tanpa sekat), atau bersekat-sekat dan terbagi
menjadi kompartemen-kompartemen (sel), sekat tersebut disebut dengan septa, sedangkan hifa
yang tidak bersekat disebut dengan senositik. Miselium tumbuh dengan menggunakan unsur hara
dari lingkungan, lalu ketika mencapai tingkat kematangan tertentu, dapat bercabang untuk
menjadi tangkai spora (konidiofor atau sporangiofor) yang membentuk spora (konidiospora
atau sporangiospora) untuk berkembang biak. Beberapa Fungi, seperti ragi, tidak membentuk
miselium tetapi tumbuh sebagai sel tunggal yang berkembang biak dengan budding (tunas) atau
pada jenis tertentu dengan membelah diri.

Contoh Basidiomycota

 Volvariela volvacea (jamur merang)


 Auricularia polytricha (jamur kuping)
 Pleurotus sp (jamur tiram)

Ascomycota.
Kebanyakan aggota divisi ascomycota hidup sebagai parasit pada organisme, & ada yang
bersimbiosis dengan alga biru maupun alga hijau bersel satu membentuk lichenes.
Ascomycota memiliki hifa bersekat & berinti banyak serta bisa menghasilkan spora s3ksual yang
disebut askospora yang terbentuk di dalam askus & tidak berflagela.

Ascomycota berkembang biak secara s3ksual dengan cara membentuk askospora di dalam askus.
Askus berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askokarp.

Ascomycota bersel satu melakukan reproduksi as3ksualnya dengan membentuk tunas yang
disebut blastospora, dimana pada umur muda menempel pada inang & setelah dewasa
melepaskan diri. Adapun pada Ascomycota bersel banyak melakukan reproduksi as3ksualnya
dengan membentuk konidia/konidiospora. Konidia terbentuk pada ujung hifa yang disebut
konidiofor.

Berdasarkan macam2 bentuk askokarpnya, Ascomycota dibagi menjadi tiga kelas sebagai
berikut:

 Hemiascomycetes. Jenis jamur yang tidak membentuk askokarp & tidak  memiliki hifa
dengan tubuh bertunas dari sel bulat/oval yang dapat bertunas sehingga terbentuk rantai
sel/hifa semu, misalnya Saccharomyces sp.
 Plectomycetes. Kelompok jamur yang memiliki askokarp berbentuk bulat tertutup (bola)
yang disebut kleistotesium, misalnya Aspergillus sp & Penicillium sp.
 Pyrenomycetes, anggota jamur yang memiliki askokarp dengan bentuk khusus yang
dilengkapi dengan ostiolum (lubang untuk melepas askup & askospora). Misalnya
Neurospora sitophila.

2. Deuteromycota.
Jamur pada divisi ini disebut juga jamur tidak sempurna (fungsi impefecti) karena belum
diketahui perkembangbiakan generatifnya.
Deuteromycota hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi/sebagai saprofit diberbagai
materi organik. Duteromycota mempunyai hifa bersekat dengan sel terbuat dari kitin.
Jamur jenis ini berkembang biak dengan cara aseksual (vegetatif) dengan membentuk
konidia/menghasilkan hifa khusus yang disebut konidium, sedang pada perkembang biakan
secara s3ksual (generatif)

3. Basidomycota.
Basidomycota termasuk kelompok jamur yang memiliki tingkat perkembangan yang tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok jamur lainnya. Jamur ini memiliki sifat makroskopis dengan
tubuh buah yang besar (mudah dilihat dengan mata t3lanj4ng).
Hifanya bersekat dengan sambungan apit (clamp connection). Tubuhnya bersel banyak
(multiseluler). Miselliumnya memasuki ujung/seluruh substrat.
Jamur basidomycota berkembang biak secara as3ksual & s3ksual. Secara s3ksual dengan cara
konjugasi/dengan basidiospora yang dibentuk dalam basidium, sedang secara as3ksual dengan
membentuk tunas, konidia, & fregmentasi misellium.
Jamur yang termasuk dalam devisi ini diantaranya adalah jamur merang (volvariella volvaracea),
jamur api (puccinia graminis), jamur champignon (agaricus bisporus), jarum tiram (pleurotes),
supa mayang (clavaria zippelli), jamur karat (ustilago rirent), jamur kuping (auricularia
polytricha).

4. Zygomycota.
Biasanya anggota divisi zygomycota hidup sebagai saprofit pada nasi, roti, & bahan makanan
lainnya, & ada yang hidup sebagai parasit. Divisi ini memiliki dinding sel yang mengandung
kitin dengan hifa tak bersekat (hifa soenositik) & miseliumnya bercabang banyak.

Zygomycota berkembang biak secara s3ksual (generatif) & secara as3ksual (vegetatif).
Secara s3ksual dengan cara konjugasi antara hifa (+) & hifa (-) & dihasilkan spora. Sedangkan
secara as3ksual terjadi dengan membentuk spora di dalam sporangium yang terletak di ujung
hifa. Selanjutnya..spora pecah mengeluarkan miselium untuk membentuk individu baru,  misal
jamur spesies ini adalah Mucos, Pliobolus, & Rhizopus sp.
-
Struktur Tubuh.
Struktur vegetatif jamur berbentuk filamen panjang bercabang mirip seperti benang yang disebut
hifa. Hifa jamur memanjang bercabang-cabang & berjalinan membentuk miselium. Pada jenis
jamur tertentu hifanya terpisah oleh sekat/ruang antarsel yang disebut septum.

Berikut beberapa tipe struktur hifa pada jamur yaitu sebagai berikut:

 Hifa bersekat berinti banyak (hifa septat multinukleus), yaitu hifa dengan sel berinti
banyak. Sekat membagi hifa menjadi ruang2 dengan sel berinti banyak.
 Hifa bersekat inti tunggal (hifa septat uninukleus), yaitu hifa dengan sel yang berinti
tunggal. Sekat membagi hifa menjadi ruang2 dengan setiap ruang memiliki satu inti.
 Hifa yang tidak bersekat (hifa aseptat), yaitu hifa yang tidak memiliki sekat sehingga
antara inti satu & yang lain tidak dilapisi sekat maupun membran. Hifa sejenis itu disebut
soenositik.

- See more at: http://www.perbidkes.com/2016/01/jamur-ciri-ciri-struktur-


tubuh.html#sthash.KM9X7Tbj.dpuf

Anda mungkin juga menyukai