Perpectual Physical
DR. Persediaan xx DR. Persediaan xx
Pembelian:
CR. Utang/kas xx CR. Utang/kas xx
DR. Piutang/Kas xx DR. Piutang/Kas xx
CR. Penjualan xx CR. Penjualan xx
Penjualan:
DR. Beban Pokok Penjualan xx
CR. Persediaan xx
Perpetual system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis persediaannya
tidak banyak tetapi nilai persediaan per unitnya besar, misalnya dealer mobil dan
toko emas. Phisycal system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis
persediaan per unitnya kecil, misalnya toko bahan bangunan.
5. Untuk mengetahui apakah terhadap barang-barang yang rusak, bergerak lambat
dan ketinggalan mode sudah dibuatkan allowance yang cukup. Barang-barang
tersebut di atas tidak mungkin lagi dijual dengan harga normal, supaya bisa terjual
harus dijual dengan harga obral yang umumnya lebih rendah dari harga
perolehannya. Karena itu harus dibuatkan allowance dalam jumlah yang cukup,
dalam arti tidak terlalu kecil (karena akan mengakibatkan laba terlalu besar) dan
tidak terlalu besar (akan mengakibatkan laba terlalu kecil). Tujuan pemeriksaan
nomor 6 s.d. 10 sudah cukup jelas.
6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit. Salah
satu bentuk barang jaminan dari kredit yang diperoleh dari bank adalan
persediaan. Jika ada persediaan yang dijadikan jaminan, hal ini harus diungkapkan
(didisclose) dalam catatan atas laporan keuangan (notes to financial statements).
7. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan
(insurance coverage) yang cukup. Persediaan harus diasuransikan, sehingga
seandainya terjadi kebakaran, bisa diperoleh ganti rugi dari perusahaan asuransi
dan perusahaan bisa terhindar dari kerugian karena kebakaran tersebut. Nilai
pertanggungan asuransi harus cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak
terlalu kecil. Yang harus diwaspadai adalah, jika perusahaan mengasuransikan
persediaan dengan insurance coverage yang terlalu besar, terutama dalam keadaan
bisnis yang lesu, mungkin perusahaan bermaksud membakar persediaannya agar
mendapat keuntungan dari ganti rugi perusahaan asuransi.
8. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang
mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan. Jika hal tersebut
ditemukan, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya:
pada tanggal 24 November 2015, perusahaan menandatangani kontrak penjualan
dengan salah satu pelanggannya untuk menjual 10.000 unit barang X dengan
harga jual Rp100.000 per unit, penyerahan barang akan dilakukan pada tanggal 13
Februari 2016. Ternyata di bulan Februari 2016 harga pasar barang X tersebut
meningkat menjadi Rp130.000 per unit. Karena sudah ada sales commitment,
maka perusahaan mau tidak mau harus tetap menjual barang tersebut ke
pelanggannya sebanyak 10.000 unit dengan harga sesuai kontrak, yaitu Rp100.000
per unit. Dalam hal ini perusahaan rugi sebesar 10.000 x (Rp130.000 -
Rp100.000) = Rp300.000.000.
9. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah
sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
Dalam hal ini harus diketahui sistem pencatatan persediaan yang digunakan
perusahaan (perpetual atau physical system) dan metode penilaian persediaan
yang digunakan perusahaan (apakah berdasarkan harga perolehan, dengan FIFO
atau LIFO atau Average cost method), apakah sudah diterapkan lower of cost or
market atas persediaan tersebut.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 124):
Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah persediaan turun
nilainya. Entitas harus membuat penilaian dengan membandingkan jumlah tercatat
setiap jenis persediaan (atau kelompok persediaan yang sama) dengan harga jual
dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual. Jika suatu jenis persediaan
(atau kelompok jenis persediaan) turun nilainya, maka entitas harus mengakui
kerugian dalam laporan laba rugiatas perbedaan antara jumlah tercatat dan harga
jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual. Jika tidak praktis untuk
menentukan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual setiap
jenis persediaan, maka entitas diperkenankan mengelompokkan jenis persediaan
dalam lini produk yang sama tujuan dan pemakaiannya serta diproduksi dan
dipasarkan dalam area geografis yang sama untuk tujuan menguji penurunan nilai.