Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DOKUMEN
GURU PENGAJAR :
Ananda Rosiana S,Pd

Oleh
Arina Nuriyah
Dina
Radiah
SMKN 1 MARTAPURA
Alamat

; Jalan Pendidikan No.79 Rt.04/04 Kel. Sekumpul Kec.


Martapura, Banjar. KALIMANTAN SELATAN

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam

kegiatan

administrasi

yang

dilakukan,

pasti

dihasilkan

produk-produk

kantor seperti surat, formulir, dan laporan. Jadi, kegiatan administrasi pada dasarnya
adalah menghasilkan, menerima, mengolah, dan menyimpan berbagai surat, formulir
laporan dan lain sebagainya.
Agar kegiatan administrasi dapat berjalan lancar dan teratur maka diperlukan
sistem kearsipan yang baik. Arsip arsip yang dimiliki oleh bagian administrasi
tidak

semuanya

dimusnahkan

akan

atau

terus

digunakan.

dipindah

menjadi

Ada

arsip

arsip
inaktif.

arsip

Dalam

tertentu

yang

kegiatan

harus

pengarsipan,

terutama dalam proses penyimpanan dibutuhkan biaya yang cukup besar. Tenaga
tenaga profesional juga dibutuhkan dalam kegiatan pengarsipan supaya arsip dapat
dengan mudah ditemukan jika sewaktu waktu diperlukan.
Jika sistem kearsipan dalam bagian administrasi berjalan dengan baik maka
kegiatan
kearsipan

administrasi
kurang

akan

berjalan

diperhatikan,

maka

dengan
kegiatan

lancar.

Dan

adminstrasi

sebaliknya
akan

jika

sedikit

sistem

terhambat.

Hal ini dikarenakan arsip arsip dan dokumen dokumen yang sulit ditemukan atau
bahkan tidak diketahui keberadaannya. Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis
menyusun makalah berjudul

cara

membaca,menulis

dan

menyalin

naskah

dokumen.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Membaca Dokumen
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden Karena yang bertanggung
jawab terhadap dokumen-dokumen ini adalah negara, maka entry dalam Daftar Acuan dapat
ditulis Republik Indonesia, atau Pemerintah Indonesia, Government of Indonesia atau Indonesia
saja.
Republik Indonesia. 1992. Undang -Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.
Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 115. Sekretariat Negara.. Jakarta. Republik Indonesia.
1999, Undang -Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaraan Negara RI
Tahun 1999, No. 60. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 1972. Keputusan Presiden
No. 4 Tahun 1972 tentang Perizinan Penerbangan Dalam dan Atas Wilayah Republik Indonesia.
Sekretariat Kabinet RI. Jakarta Komunikasi Pribadi Acuan dari hasil komunikasi
pribadi,ditulisan. Ini dokumen kertas dan membandingkan kinerja perdagangan dari ekonomi
besar Asia selama dan setelah krisis keuangan tahun 2008. Kami menganggap Cina, India,
Thailand, Malaysia, Korea Selatan, Jepang, Singapura dan Cina Taiwan. Kami mengakses data
negara terpisah file memberikan kinerja perdagangan bulanan untuk kedua sisi impor dan ekspor
di seluruh krisis. Kami menggunakan ini untuk membandingkan ukuran, kecepatan dan
percepatan kompresi perdagangan dengan permulaan dari krisis, dan efek reverse pada
pemulihan.
Kami melakukan ini secara agregat dan oleh produk dan mitra perdagangan
bilateral. Data yang dilaporkan menunjukkan keanekaragaman yang cukup pengalaman
negara. Di antara eksportir manufaktur Cina telah mengalami penurunan besar dalam
perdagangan dengan pemulihan lambat, sedangkan Korea mengalami dampak awal yang lebih
kecil tetapi cepat melambung. Impor dampak yang paling ringan untuk India dan eksportir
komoditas termasuk Malaysia. Di sisi impor, jatuh harga minyak dunia dampak tajam pada nilainilai impor.
Kami juga membandingkan dampak perdagangan dalam krisis keuangan tahun 2008 dengan
orang-orang pada tahun 1930 dan krisis keuangan Asia. Pada
Kami juga membandingkan dampak perdagangan dalam krisis keuangan tahun 2008
dengan orang-orang pada tahun 1930 dan krisis keuangan Asia. Pada tahun 1930-an persentase

dampak pada perdagangan pada tahun pertama adalah serupa, tetapi durasi yang lebih lama
banyak, mengurangi volume perdagangan di AS oleh hampir 80% oleh 1933, dan menempatkan
dekat Jerman untuk autarki. Pada tahun 1998 dampak perdagangan Asia krisis jauh lebih kecil
karena pasar-pasar ekspor di OECD tidak terpengaruh, namun dampak pertumbuhan negatif pada
negara-negara yang terkena dampak yang lebih besar. Jing Wang, John Whalley NBER Working
Paper No 16142 internet adalah bahasa, bahasa yang memungkinkan individu untuk menulis teks
(dalam berbagai macam bahasa lain) dan untuk mengkomunikasikan makna teks-teks kepada
orang lain. Cyberspace adalah, dalam arti yang sangat nyata, dunia yang sama sekali
membayangkan - sebuah halusinasi konsensual, sebagai seorang pengamat terutama perseptif
baik menaruhnya, koleksi cerita. Bagaimana hukum harus dilakukan dan ditegakkan di sini?
Hidup harus dijalani maju, namun hanya dapat dipahami ke belakang. Premis saya adalah
bahwa melihat ke belakang untuk mencoba memahami bagaimana orang lain memandang ke
depan akan membantu kita untuk memahami pilihan yang kita hadapi di dunia maya. Melihat ke
belakang, kita menemukan Thomas Jefferson, yang menghabiskan banyak waktu melihat ke
depan, dan yang memiliki visi tertentu ketika ia melakukannya. Jika kita berpikir tentang
bagaimana, maju, hukum harus dilakukan di tempat-bahasa baru, tempat ini--yang-adalahnoplace, kita dapat melakukan lebih buruk daripada untuk mencoba memahami apa Jefferson
memikirkan bagaimana, ke depan, hukum harus dibuat di dunia baru, sebuah dunia baru yang
tampak aneh bagi dia dan orang-orang sezamannya sebagai cyberspace tidak kepada kami.
Tapi, jika kita berpikir tentang bagaimana, maju, hukum harus dilakukan di tempatbahasa baru, tempat ini--yang-adalah-noplace, kita dapat melakukan lebih buruk daripada untuk
mencoba memahami apa Jefferson memikirkan bagaimana, akan maju , hukum harus dibuat di
dunia baru, sebuah dunia baru yang tampak aneh bagi dia dan orang-orang sezamannya sebagai
cyberspace tidak kepada kami. Visi merebut kembali merebut kembali Jefferson menuntut bentuk
pertempuran intelektual di mana ia terlibat. Jefferson memiliki banyak hal yang dikatakan
tentang bahasa dan pengendaliannya. Dia terlibat dalam salah satu pertempuran intelektual utama
abad 18: yang mengontrol bahasa Inggris, atau Perancis, atau bahasa lain di dunia? Bagaimana
mereka bisa dikontrol? Apa yang terjadi jika mereka tidak? Jefferson (dan lain-lain, tentu saja)
menang dalam pertempuran itu, menciptakan semacam self-bukti kebenaran tentang sifat
kebebasan dan sifat bahasa. Tapi tampaknya kita harus berjuang pertempuran lagi ketika
menghadapi bahasa-bahasa dunia maya. Kami lagi mendengar bahwa mereka terlalu penting,

juga sangat diperlukan sebagai kendaraan untuk perdagangan dan pembelajaran, untuk
meninggalkan pertumbuhan dan perkembangan masa depan mereka sepenuhnya pada kekacauan
tidak terkoordinasi orang banyak, jauh dari para ahli dan di luar kendali's aparatur Negara. Jika
tampak jelas salah diri dalam retrospeksi, mengapa tidak tampak diri-jelas salah dalam prospek
B. Cara Menulis Dokumen
Dalam menulis senarai rujukan, jika terdapat lebih daripada satu sumber rujukan oleh
seseorang pengarang maka penulisannya hendaklah mengikut tahun terbitan. Sementara rujukan
bagi dua orang pengarang yang mempunyai nama yang sama disusun mengikut abjad nama bapa
atau parap pertamanya, contoh : Masni Mohamad. 1997a. Puisi Masni Mohamad. 1997b. Sajak
Ali bin Ahmad. 1996. Ali bin Mohamad. 1989 Allen, M.J. 1996. Allen, R.E. 1990. Di
bawah ini akan diberikan contoh bagi menulis bahan rujukan secara lengkap. Bahan rujukan
mungkin sahaja terdiri daripada buku, jurnal, makalah, dokumen-dokumen kerajaan dan juga
bahan-bahan yang belum diterbitkan seperti tesis, kertas-kertas kerja dan sebagainya. Cara
Menulis Rujukan Yang Lengkap Untuk buku Maklumat yang lengkap terhadap sesebuah bahan
rujukan hendaklah diberikan sebaik mungkin. Nama pengarang, noktah Penyunting, penyusun,
penterjemah (jika ada), noktah Tahun penerbitan, noktah Judul buku (condong atau digaris
bawah), noktah Nama siri buku dan jilid atau bilangan dalam siri (jika ada), noktah Edisi, selain
daripada edisi pertama, noktah Bilangan jilid, noktah Tempat terbit, tidak bertindih Penerbit,
noktah Semasa menulis rujukan perlu juga diperhatikan perkara-perkara berikut kesemua nama
pengarang hendaklah disenaraikan.
Hijrah

hendaklah

ditulis

bersama-sama

tahun

Masehi

seperti:

1417H/1997.

Jika terdapat lebih daripada satu tempat terbit, maka tuliskan yang pertama sahaja seperti Jakarta.
Bandung. Surabaya hendaklah ditulis Jakarta sahaja. Seterusnya akan diberikan contoh untuk
menulis rujukan secara lengkap. Bauldauf. Jr. R. B. & Luke. A (pnyt.) 1990. Language Planning
in Quebec. Adelaide: Multilingual Matters Ltd. Jalaludin Rakhmaat. 1992. Retorika Modern.
Bandung: Penerbit PT Remaja. Kusmawati Ali. 1989. Puisi Klasik. Jil. 1 & 2. Petaling Jaya:
Pnerbit Ilmu Utama. Low. H.T. 1989. Bilingualism. Dlm. P.K. Toh. The study of Bilingualism:
97-89. Singapura: Log Press
Cara Menulis Rujukan Lengkap Untuk dokumen dalam Jurnal Nama Pengarang, noktah
Tahun, noktah Judul dokumen, noktah Nama jurnal (condong atau bergaris bawah) Nombor jilid

(tebal atau bergaris bawah) Nombor keluaran (dalam tanda kurung), noktah bertitik Halaman
seluruh dokumen noktah Perlu diperhatikan, jika nombor jilid dalam angka Roman, maka
hendaklah ditulis dalam huruf biasa seperti: Proceedings of the Linguistics Society Second Series
Volume XXV Proc. Linguistics Soc. 25(2) Contoh-contoh seterusnya adalah seperti berikut: Aini
Ahmad. 1989. Pembinaan Minda. Jurnal Psikologi 1(2): 104-108 Baharudin Ali & Susan, T.
1995. Tinjauan masyarakat asli di Rompin. Sosiologi & Antropologi 5: 22-35 Daud Samad.
1994. Puisi dan bahasa. Dewan Sastera, Jun: 55-60 Karim Ali. 1997. Kemerosotan ekonomi
negara. Mingguan Malaysia, 1 September: 24. Keindahan seni ukir di Kelantan. 1996. Utusan
Malaysia, 25 Ogos: 21. The Malay Mail, 1997. 3 & 4 Juli. Cara Menulis Rujukan Yang Lengkap
Untuk Bahan Tidak Terbit Bahan tidak terbit juga sering dijadikanrujukan.
Sama seperti rujukan-rujukan lain, bahan yang tidak terbit atau belum diterbitkan
hendaklah ditulis dengan lengkap. Nama pengarang, noktah Tahun, noktah Judul, noktah
Nombor folio, nombor kotak tempat bahan disimpan atau mana-mana Tanda pengenalan yang
lain, koma Nama koleksi, noktah Nama tempat (institusi, Bandar, negeri) bahan tersebut
sisimpan, koma,Tarikh,noktah. Di bawah ini akan diberikan contoh-contoh bagi bahan rujukan
yang tidak terbit. Sa'adiah Ma'alip 1995. Language attitudes among Malaysian students in the
UK with respect to Malay and English. Tesis Sarjana. University of York. Maslida Yusof. 1996.
Peranan semantic dalam wacana bahasa Melayu. Kertas Kerja linguistik Melayu. Universiti
Kebangsaan Malaysia, UKM, 1-2 November. Nazri Abdullah & Karim Harun. 1996. Gejala
lepak di bandar-bandar besar. Laporan akhir projek penyelidikan UKM 11/96.
Cara Menulis Rujukan Yang Lengkap Bagi Dokumen Awam Dalam sesebuah penulisan,
ada kalanya memang memerlukan penulis menggunakan dokumen awam sebagai rujukan. Oleh
itu, cara menulis rujukan dokumen awam ini juga perlu diketahui. Di bawah ini diberikan
contoh-contoh penulisan dokumen awam.
Dokumen awam yang tidak diterbitkan Dewan Undangan Negeri Pahang. 1987. Enak
menpentadbiran ugama Islam dan adat Melayu Pahang No. 8/82 (Pindaan 1987) Kementerian
Pendidikan Malaysia. 1990. Huraian Sukatan Pelajaran Tingkatan III:Pendidikan Islam.
Dokumen awam yang tidak diterbitkan Terdapat juga dokumen-dokumen awam yang itdak
diterbitkan. Dokumen-dokumen ini jika ada nombor koleksi, maka hendaklah digunakan nombor
koleksi yang ada. Sekiranya ada rujukan tambahan seperti tempat bahan rujukan, maka
hendaklah dimasukkan di dalam tanda kurung, contoh: Co 237/657/50601. 1939.

Surat Gavenor Straits Settlements Sir T.S.W. Thomas kepada Secretary of State for the
Clonies Malcolm MacDonald, 24 Januari 1939. United Nations. 1986. Report of the Committee
on Information. General Assembly Official Records. Forty-First Supplement No. 21 (A/41/21)
New York : United Nations. Setelah 3 tulisan mengenai menerjemahkan naskah Microsoft Word
menggunakan Wordfast, bagian ini akan membahas cara menerjemahkan Dokumen PowerPoint
dan Ms Excel menggunakan Wordfast Classic. Pembahasan ini sengaja saya pisahkan karena kita
tidak menerjemahkan langsung di file PowerPoint dan Excel, tapi kita kerjakan di Microsoft
Word. Hal ini disebabkan wordfast classic memang dijalankan dari macro Ms Word. Jadi, untuk
menerjemahkan dokumen PowerPoint dan Excel, pengguna Wordfast tidak memerlukan program
tambahan
Untuk menerjemahkan kedua dokumen tersebut, sebenarnya bisa dengan melakukan
salin-rekat (copy-paste) naskah PowerPoint dan Excel ke Ms Word dan mengerjakannya di Ms
Word. Setelah itu, baru di-salin-rekat (copy-paste) ke dokumen asal. Akan tetapi, proses
demikian akan memakan lebih banyak waktu dan beresiko berubah pengaturannya. Oleh karena
itu, perlu cara khusus untuk melakukannya

C. Menyalin Naskah Dokumen


Buka dokumen yang akan diterjemahkan. Pastikan posisi kursor ada di awal naskah
Buka MsWord dan buat naskah kosong. Langsung jalankan Wordfast (Alt+Panah Bawah.
Naskah yang ada di PowerPoint akan ditarik ke MsWord dan langsung diterjemahkan. Setelah
selesai diterjemahkan, naskah di dokumen PowerPoint akan secara otomatis berubah sesuai hasil
terjemahan yang kita masukkan ketika pindah ke salindia (slide) berikutnya. Buka dokumen
yang akan diterjemahkan. Pastikan posisi kursor ada di awal naskah Buka MsWord dan buat
naskah kosong. Langsung jalankan Wordfast (Alt + PanahBawah) Naskah yang ada di Ms Excel
akan ditarik ke MsWord dan langsung diterjemahkan selesai diterjemahkan, naskah di dokumen
Excel akan secara otomatis berubah sesuai hasil terjemahan yang kita masukkan. Pada tahun
1994, saya dan isteri mengerjakan skripsi S-1 filologi dengan naskah Sunda yang berjudul
Wawacan Supena dan Wawacan Bermana Sakti.
Saat penggarapan naskah, kami sangat membutuhkan copy naskah-naskah tersebut yang
menjadi koleksi dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Ketika menyampaikan maksud
hendak memfotocopy naskah dimaksud, petugas perpustakaan menerangkan bahwa naskahnaskah tersebut sudah dimikrofilm dan hanya bisa direproduksi dengan cara diprintout dengan
menggunakan alat Mikrofilm Reader Printer serta tidak bisa berwarna atau hitam putih saja,
itupun harganya mahal. Sehubungan dengan kebutuhan akan gambar ilustrasi dan illuminasi
yang tertera pada naskah dimaksud dan kebetulan membawa serta kamera, selanjutnya kami
meminta ijin untuk dapat melakukan sesi pemotretan; dengan ramah petugas menjelaskan
tentang prosedur perijinan yang cukup berbelit berikut dengan disertai oleh biaya administrasi
yang lumayan mahal, yaitu Rp. 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah) untuk satu kali jepret
(eksposure).
Karena kami sudah membayar mahal (setara dengan biaya SPP mahasiswa program
pascasarjana waktu itu) untuk biaya printout mikrofilm dengan dua rangkap (satu rangkap untuk
pemesan, satu rangkap untuk perpustakaan) akhirnya kami dibebaskan dari biaya untuk
pengambilan 16 kali sesi pemotretan. Kesimpulan sementara pada waktu itu, ternyata dunia
filologi adalah sebuah dunia yang ekslusif dan mahal. Setelah selesai masa studi dengan
pengorbanan waktu dan biaya yang tidak sedikit, kemudian saya bergelut di lapangan dalam

beberapa program kegiatan beserta beberapa LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang
menaruh perhatian
terhadap nilai-nilai kearifan tradisional Nusantara. Karena banyaknya temuan masalah, kami
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dunia filologi, baik berupa rekonstruksi bentuk
ataupun rekonstruksi aktifitas sosial budaya yang terkandung di dalam sebuah naskah, termasuk
upaya untuk penyebarluasan informasinya.

Seperti telah diketahui, bahwa kondisi naskah-

naskah yang kini disimpan di berbagai tempat penyimpanan, baik perorangan, lembaga
penelitian, museum, ataupun tempat koleksi lainnya, hampir sebagian besar dalam kondisi fisik
kurang baik dan terancam rusak secara permanen. Untuk naskah yang kondisi fisiknya masih
cukup baik, pendokumentasian bisa dilakukan dengan cara difotocopy, difoto (negatif ataupun
diapositif), ataupun dengan teknik mikrofilm. Di antara cara mendokumentasian naskah yang
ada, sampai saat ini penggunaan teknik mikrofilm adalah cara yang lazim dilakukan walaupun
dengan tingkat kerumitan dan biaya yang sangat mahal; baik untuk proses pendokumentasian
ataupun proses reproduksi selanjutnya.

Alat dan peralatan yang dibutuhkan pada teknik

mikrofilm data, adalah


1) Film
Film untuk mikrofilm sama dengan film fotografi yaitu lembaran plastik yang ditaburi
bahan kimia di permukaannya dan bereaksi bila terkena cahaya. Reaksi ini dapat dilihat setelah
film tersebut diproses. Jenis mikrofilm ada dua, yaitu film negatif yang dipergunakan untuk
proses perekaman dokumen (master) dan film positif yang dipergunakan untuk proses reproduksi
atau penggandaan dengan menggunakan mikrofilm printer (duplikat)
2) Kamera
Alat ini digunakan untuk merekam dokumen. Ada dua jenis kamera yaitu: jenis rotari dan
planeteri kamera.
3) Film Processor, suatu peralatan untuk memproses film yang telah disinari kamera
4) Mikrofilm Printer, digunakan untuk pembuatan duplikat mikrofilm atau mikrofilm positif; 5)
Mikrofilm Reader, digunakan untuk membaca naskah yang sudah dimikrofilm.
6) Mikrofilm Reader Printer, informasi yang terdapat dalam mikrofilm dapat dijadikan kertas
kembali dengan bantuan alat Mikro Reader Printer
7) Densitometer, alat untuk mengukur kepastian cahaya yang dibutuhkan dalam perekaman
dokumen.

8) Microfile Cabinet, Agar informasi yang terdapat dalam mikrofilm tetap terpelihara, maka
mikrofilm sebaiknya disimpan dalam microfile cabinet. Ruangan penyimpanan dengan suhu
60-72 Fahren heit, Kelembaban udara antara 35-40% dan bebas dari gas asam (M. Husni
Djasara, 1989:2). Banyaknya tahapan proses, keterbatasan tenaga pelaksana teknis, mahalnya
peralatan, dan kurangnya ketersediaan peralatan, menjadikan upaya pendokumentasian dan
penyebarluasan informasi naskah-naskah nusantara di masa yang akan datang dengan
menggunakan teknik mikrofilm menjadi suatu hal harus dipertimbangkan untuk dikurangi
pengaplikasiannya; hal ini terutama terkait dengan telah berkembangnya teknologi informasi
yang lebih memungkinkan dengan tersedianya sejumlah alat dan perlengkapan komputer yang
bisa menggantikan teknik mikrofilm dengan biaya yang relatif murah, tersedia di pasaran bebas,
dan bisa dioperasikan oleh hampir semua kalangan masyarakat.
Komputer sebagai Fasilitas Pendukung Sistem Kerja Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
penanganan sistem pendokumentasian dan penyebarluasan informasi dengan bantuan perangkat
komputer, saat ini sudah merupakan satu sistem kerja yang efesien, akurat dan fleksibel.
Pendekatan konsep pelestarian khasanah pernaskahan nusantara, dikaitkan dengan kemampuan
untuk berperan serta pada pemanfaatan teknologi informasi saat ini dengan menggunakan
komputer (perangkat keras dan perangkat lunaknya), adalah satu hal mutlak yang dapat
membantu seluruh aspek perencanaan, pengorganisasian, evaluasi, dan penanganan

atas

permasalahan yang dihadapi selanjutnya. Sistem yang terencana dan terpadu merupakan tujuan
dari sistem pendokumentasian dan penyebarluasan informasi tentang khazanah pernaskahan
Nusantara, dan bukan merupakan suatu tumpukan mekanisme atau sistem pengolahan data
semata.
Berangkat dari pengertian sistem, mekanisme kerja, dan penyebarluasan informasi, maka
sistem secara keseluruhan dapat diartikan sebagai cara pengorganisasian informasi yang
bersumber dari dokumen naskah-naskah nusantara untuk penyebarluasan informasi kepada
seluruh lapisan masyarakat di berbagai tempat di seluruh belahan dunia dengan sebaik-baiknya.
Dalam sistem informasi sendiri terkandung suatu hubungan yang erat antara mekanisme kerja,
materi informasi, dan tujuan informasi yang ditopangnya, karena bidang atau tingkat dari tujuan
yang ditopangnya akan menentukan bentuk dari sistem informasi yang menopangnya. Peranan
komputer menjadi lebih jelas bilamana melihat lebih jauh terhadap proses yang dilakukan, proses

yang berulang-ulang menurut pola tertentu, juga perhitungan dan pengolahan data dari yang
sederhana sampai dengan yang rumit.
Dapat dibayangkan bilamana fungsi-fungsi tersebut dilakukan oleh manusia secara
manual, yaitu: berupa pengolahan data secara konvensional, berapa banyak biaya dan waktu
yang dibutuhkan. Peranan sistem informasi dengan bantuan perangkat komputer akan
menjadikan sistem pendokumentasian, pengolahan data, dan penyediaan informasi menjadi lebih
akurat, cepat, dan bersesuaian dengan materi serta mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi
sesuai dengan laju kebutuhan atau satu sistem
informasi yang terotomasi, khususnya untuk hal-hal yang sudah memiliki keteraturan yang jelas
baik dilihat dari sisi data, maupun fungsi peruntukan selanjutnya.

Perangkat Keras

dan

Perangkat Lunak Di antara sekian banyak peneliti naskah-naskah kuna Nusantara, baik
perorangan, staf lembaga penelitian, staf lembaga permuseuman, dan sebagainya, saat ini ratarata memiliki hardware (komputer dan periferalnya) dengan konfigurasi yang bagus, namun
tidak memiliki dan kurang mampu mengoperasikan software yang tepat sehingga
pemanfaatannya menjadi kurang optimal.
Software atau Perangkat lunak merupakan otak dari teknologi informasi, secara umum
terdiri dari dua jenis, yaitu: software siap pakai yang telah ada dipasaran dan software yang
dibuat berdasarkan pemesan yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan (Tailor Made Software).
Software yang ada di pasaran pada dasarnya sudah dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang
berkecimpung dalam upaya penelitian, pendokumentasian, dan penyebar-luasan informasi materi
yang terkandung dalam khazanah pernaskahan Nusantara, namun jika kita hanya mengandalkan
satu jenis software tertentu, kita akan dibuat kaku dan harus menyesuaikan dengan sistem yang
ada pada software tersebut.
Dari keterbatasan tersebut, maka kemampuan untuk mengoperasikan beberapa software
yang berhubungan sekaligus dan atau Tailor Made Software yang dibuat berdasarkan kebutuhan
(seperti halnya software untuk sistem katalog perpustakaan) merupakan suatu solusi yang
terbaik, karena software yang satu bisa menutupi kelemahan software yang dalam menghadapi
dan menangani permasalahan yang ada pada naskah-naskah beserta isi yang terkandung di
dalamnya. Teknik Pendokumentasian dan Pengolahan Data Komputer saat ini, baik Personal
Computer (PC) ataupun Note Book (Laptop) merupakan satu alat atau perlengkapan yang sudsah

dimiliki oleh sebagian besar masyarakat di tanah air saat ini, khususnya masyarakat perkotaan
yang terdiri dari kalangan pelajar, mahasiswa, tenaga pengajar, peneliti, dan sebagainya.
Pada kalangan tertentu, perangkat komputer tersebut dilengkapi pula oleh ketersediaan
printer, scanner, dan kadang kamera digital dari berbagai type. Dengan adanya kondisi seperti
tersebut, upaya pendokumentasian naskah sebenarnya sudah bisa dilakukan oleh semua kalangan
peneliti naskah dan lapisan masyarakat yang peduli untuk terlibat dalam penyelamatan kekayaan
budaya nusantara. Untuk kondisi kepemilikan komputer sederhana dengan pelengkap printer dan
scanner, proses pendokumentasian sudah dapat dilakukan; yaitu dengan cara menscanning
naskah yang utuh atau menscanning foto naskah dengan

menggunakan software pengolah

gambar (image) yang tersedia di pasaran bebas seperti Standar Imaging Windows, ACDSee,
Photo Canvas, Adobe Photoshop, Corel Photopaint, dan sebagainya untuk kemudian
diolah/dimanipulasi dan disimpan dalam berbagai ekstension (BMP, JPEG, TIFF, GIF, PSD,
WMF, dsb). Khusus bagi mereka yang telah melengkapi perangkat komputernya dengan kamera
digital, proses pendokumentasian menjadi sangat mudah dan murah karena tidak perlu
menyediakan film negatif dan proses cuci cetak di laboratorium photo serta tidak memerlukan
proses scanning, karena pada kamera digital telah tersedia kartu memori dengan sistem simpan
dan hapus (save and erase) serta bisa terhubung secara langsung ke perangkat komputer dengan
menggunakan fasilitas Universal Serial Bus (USB) yang telah tersedia pada keduanya. Setelah
proses pengolahan, baik berupa pendokumentasian ataupun perekayasaan teks dan image,
sekumpulan data tersebut selanjutnya bisa dikemas dalam berbagai format dengan menggunakan
software pengolah gambar, software pengolah kata (Microsoft Office), software khusus aplikasi
grafis, software khusus multimedia (Adobe, Corel, Macromedia, dsb) sesuai dengan keperluan,
baik untuk dijadikan sebagai media presentasi, sebagai CD Title yang bersifat interaktif, ataupun
untuk pengembangan informasi selanjutnya melalui jaringan internet. Berbeda dengan teknik
mikrofilm, teknik reproduksi naskah-naskah yang telah didokumentasikan dengan bantuan teknik
olah digital dengan seperangkat komputer sangatlah mudah; bisa dengan menyalinnya ke dalam
berbagai media penyimpanan (storage media) seperti disket, harddisk, zip drive, CD, dan
sebagainya.
Adapun apabila kita membutuhkan hard-copy atas naskah dimaksud, kita tinggal
membuat print outnya dengan menggunakan printer biasa, baik grayscale (b/w) ataupun
berwarna. Dengan pemanfaatan perangkat komputer dan periferalnya secara optimal untuk upaya

pendokumentasian naskah-naskah Nusantara, maka kendala yang biasa dihadapi dengan


menggunakan teknik mikrofilm seperti (1) tidak tersedianya peralatan di semua tempat, (2)
kekurangan film, (3) biaya yang mahal, (4) tidak dapat melakukan penambahan catatan dan
perekayasaan data, (5) tingkat kesukaran untuk melakukan perbandingan antara halaman yang
satu dengan halaman yang lainnya, dan (6) kurangnya tenaga operator terlatih, menjadi bisa
teratasi.

Penutup
Banyak faktor yang harus diperhatikan di dalam pengembangan sistem informasi untuk
dapat menunjang tujuan yang hendak dicapai. Penyediaan perangkat teknologi informasi dapat
berupa komputer dan periferalnya serta perangkat lunak (software), juga kesiapan pelaksana
teknis selanjutnya. Namun bagaimana pun juga, investasi pengembangan dalam sistem informasi
merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi, karena investasi yang dilakukan
terhadap sistem informasi sungguh kecil nilainya bilamana dibandingkan dengan nilai
keuntungan yang akan diperoleh dari sistem informasi itu sendiri, terlebih saat ini keberadaan
dunia maya yang dikenal dengan internet telah begitu merasuki hampir semua aspek kehidupan;
dunia menjadi sempit dan tanpa batas yang jelas. Hasil proses scanning lembar naskah kuna
berbahan kertas Daluang diproses dengan Software Adobe Photoshop dan disimpan dalam
format jpg hasil rekayasa image dengan teknik olah digital: lembar image naskah ini kiranya
telah siap dijadikan sebagai bahan dokumentasi Hasil proses scanning lembar naskah kuna
berbahan kertas Daluang diproses dengan Software Adobe Photoshop dan disimpan dalam
format jpg Hasil rekayasa image dengan teknik olah digital lembar image naskah ini kiranya
telah siap disajikan

SMK NEGRI 1 MARTAPURA

Anda mungkin juga menyukai