Anda di halaman 1dari 6

AGRINTECH | Jurnal Teknologi Pangan & Hasil Pertanian

e-ISSN 2614-1213
Volume 1 No. 2, Juni 2018
DOI: https://doi.org/10.30596/agrintech.v1i2.2011

Analisis Lemak Babi Pada Produk Pangan Olahan Menggunakan


Spektroskopi UV – Vis
Analysis Of Lard In The Meat Processed Using UV - Vis Spectroscopy

Desi Ardilla1*, Muhammad Taufik2, Dafni Mawar Tarigan1, Muhammad Thamrin1,


Mariany Razali3, Hendy Syahputra Siregar1
1UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara
2UniversitasSumatera Utara
3Universitas Tjut Nyak Dien

*Email: desiardilla@umsu.ac.id

ABSTRAK

Keamanan produk pangan olahan sangat diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat merugikan dan membahayakan kesehatan
manusia serta bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk
dikonsumsi, termasuk makanan yang mengandung lemak babi sehingga diperlukan metode analisis
yang akurat di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lemak babi pada produk
pangan olahan menggunakan Spektroskopi UV–Vis. Dengan menggunakan metode spektrometri,
diperoleh panjang gelombang optimum pada spektroskopi UV–Vis 270 nm, dengan konsentrasi lemak
babi pada produk pangan olahan corned babi masing–masing sebesar 2,2703 %, 35,3784 %,
49,6351%, dan 52,5405 %.

Kata Kunci: Analisis, Lemak babi, Produk pangan olahan, Spektroskopi Uv – Vis

ABSTRACT

The safety of processed food products is necessary to prevent food from possible of biological
contaminants, chemical, and the others that may be harm of human health and conflict with religion,
beliefs and culture of the community so that it is safe for consumption, including foods containing of
pork so that it is necessary accurate method of analysis in the laboratory. This paper aims to analyze of
pork in processed food products using UV-Vis Spectroscopy. Using spectrometric method, optimum
wavelength was obtained at 270 nm, concentration was obtained in pig corned respectively 2,2703%,
35,3784%, 49,6351%, and 52,5405 %.

Keywords: Analysis, Pork, Processed food products, UV - Vis spectroscopy.

111
D. Ardilla, et al. / Agrintech │ Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 1 (2) 2018, 111-116

A. PENDAHULUAN Salah satu kendala yang sering dihadapi


Keamanan pangan sangat diperlukan untuk dalam menangani isu makanan halal adalah
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran masih sedikitnya metode yang benar-benar
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mudah diaplikasikan untuk menganalisa
mengganggu, merugikan dan membahayakan substansi tidak halal dalam bahan pangan
kesehatan manusia serta tidak bertentangan (Mursyidi, 2013). Salah satuparameter senyawa
dengan agama, keyakinan, dan budaya yang dianalisa adalah lemak dan minyak.
masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi Perbedaan antara lemak satu dengan yang
(Armandhanu, 2017). lainnya terdapat pada komponen asam lemak
Pangan halal merupakan pangan yang tidak penyusunnya, urutan asam lemak, serta tingkat
mengandung unsur atau bahan yang haram atau kejenuhan dari asam lemak (Rohman, 2012).
dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, baik Analisis terhadap hal-hal yang bersifat non-
yang menyangkut bahan baku pangan termasuk halal dalam makanan dan produk farmasi akhir
pangan segar, bahan tambahan pangan, bahan akhir ini menjadi perhatian utama (Silalahi,
bantu atau penolong lainnya termasuk bahan 2011). Beberapa metode analisis yang telah
pangan yang diolah melalui proses rekayasa dipelajari untuk analisis daging babi dan atau
genetika dan iradiasi pangan, dan termasuk lemak babi adalah GC, GC-MS, spektrofotometri
yang pengelolaannya dilakukan sesuai dengan UV, FTIR, PCR-elektroforesis, dan gold
ketentuan hukum agama Islam. Untuk itu, nanoparticle.
Pemerintah bertanggung jawab dalam Lemak babi biasanya digunakan untuk
menyelanggarakan Jaminan Produk Halal (JPH). banyak makanan atau sebagai makanan yang
Untuk melaksanakan penyelenggaraan JPH mirip dengan mentega. Penggunaan lemak babi
dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan Produk pada masakan telah dikurangi akibat dari
Halal (BPJPH) yang berkedudukan di bawah dan masalah kesehatan dan memiliki gambaran
bertanggung jawab kepada Menteri Agama. yang buruk, namun masih ada rumah makan
Ketentuan mengenai tugas, fungsi, dan susunan dan toko kue masih menggunakannya. Lemak
organisasi BPJPH diatur dalam Peraturan babi secara luas masih digunakan dalam
Presiden (Doni, 2017). teknologi manufaktur sabun. Lemak dan
Pemalsuan produk makanan merupakan turunannya (terutama Gliserin) banyak
permasalahan yang besar dalam industri digunakan sebagai bahan baku pembuatan
makanan, karena menyebabkan kebingungan kosmetika, seperti pada pembuatan: lipstik,
dan kerugian bagi konsumen dan produsen sabun mandi, krim, lotion (facial lotion, hand &
makanan. Kerugian yang ditimbulkan karena body lotion). Penggunaan kosmetika yang
pemalsuan makanan tidak hanya kerugian mengandung lemak diyakini banyak membantu
materi, tetapi juga kerugian spiritual, karena menghaluskan kulit. Hal ini tentu tidak menjadi
umat Islam dilarang memakan produk makanan masalah apabila bahan lemak yang
apapun yang mengandung daging babi. Deteksi dipergunakan berasal dari hewan yang
dan kuantifikasi pemalsuan sangat penting dihalalkan. Akan tetapi, apabila lemak (dan
untuk melindungi kesejahteraan dan kesehatan turunannya) yang dipakai adalah lemak hewan
konsumen (Rohman, 2011). yang diharamkan (babi), maka penggunaan
Identifikasi pemalsuan daging babi dalam kosmetika berlemak babi tersebut tentunya
produk olahan daging selama ini hanya bisa juga diharamkan khususnya bagi ummat Islam.
dideteksi berdasarkan DNA-Nya. Hal ini Analisis terhadap lemak babi telah
membutuhkan biaya yang sangat mahal. dilakukan oleh beberapa peneliti. Hermanto
Penelitian tentang pemalsuan daging babi ke (2008) telah menyatakan terdapat perbedaan
dalam produk olahan daging khususnya bakso komposisi asam lemak yang cukup signifikan
sudah pernah dilakukan dengan menggunakan diantara ketiga sampel lemak hewani
SDS-PAGE. Hasilnya terdeteksi fraksi protein berdasarkan hasil analisa GCMS dimana
dengan berat molekul tertentu pada produk kandungan asam lemak jenuh (SFA) pada
tersebut (Susanto, 2004). Karakterisasi protein lemak sapi jauh lebih besar (68%)
myofibril sebagai alternatif identifikasi daging dibandingkan dengan lemak ayam (33%) dan
babi pada sosis juga sudah pernah diteliti lemak babi (21%), sedangkan kandungan asam
(Susanto, 2012). lemak jenuh ganda (PUFA) pada lemak babi
relative lebih besar (25%) daripada lemak

112
D. Ardilla, et al. / Agrintech │ Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 1 (2) 2018, 111-116

ayam (18%) dan lemak sapi (1.2%). Susanto Analisis Kuantitatif Menggunakan
(2011) telah melaporkan bahwa sosis babi Spektrofotometer UV-Vis
masak mempunyai ciri spesifik yaitu Penentuan Panjang Gelombang Optimum:
terdapatnya pita protein desmin dangan BM Panjang Gelombang optimum ditentukan
54,45 KD yang tidak terdeteksi pada sampel mulai dari 268, 269, 270, 271, dan 271 nm. Pada
sosis sapi masak. Perbedaan kedua adalah tidak proses ini digunakan konsentrasi sampel 10%.
terdapatnya pita protein tropomiosin 1 dengan
BM 36,31 KD pada sosis babi masak, sedangkan Pembuatan Larutan Standar:
pada sosis sapi masak, protein tersebut Larutan standar dibuat dengan variasi 5, 10,
terdeteksi. Assifa, (2013) telah menggunakan 15, 20, dan 25 % lemak babi.
metode spektroskopi Fourier Transfor Infrared
(FTIR) dapat membedakan spektrum minyak Analisis Sampel Menggunakan Spektroskopi
babi dalam campuran dengan minyak zaitun UV-Vis:
pada formulasi krim pelembab wajah secara Analisis menggunakan panjang gelombang
kualitatif dengan bantuan Principal Component optimum. Sebanyak 1 g sampel hasil ekstraksi
Analysis (PCA) dan secara kuantitatif dengan ditimbang, diencerkan dengan aquadest sampai
bantuan Partial Least Square (PLS) dengan 100 ml. Sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam
batas deteksi 11,92%. kuvet dan ditentukan absorbansinya.
Analisis menggunakan Spektroskopi UV-Vis
masih sedikit dilakukan sehingga penelitian ini C. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilaksanakan. Tujuan penelitian adalah untuk Preparasi dan Ekstraksi
menganalisis lemak babi pada produk pangan Preparasi dan ekstraksi dilakukan untuk
olahan menggunakan Spektroskopi UV-Vis. memperoleh lemak babi secara optimal. Sampel
Corned babi yang diambil dari Pasar Tradisional
B. METODOLOGI yang ada di Kota Medan ditimbang sesuai
Bahan dan Alat dengan berat sampel yang divariasikan yakni :
Bahan yang digunakan adalah larutan 10 g, 20 g, 30 g, dan 40 g. Proses ekstraksi
standard lemak babi, produk pangan olahan dilakukan dengan metode maserasi selama 2
(corned babi). Bahan kimia yang digunakan jam dengan menggunakan pelarut n-Heksan.
dalam penelitian ini adalah Na2S2O3, aquades, Pelarut n-heksan dipilih sebab memiliki sifat
dan n-heksana. non polar yang dengan mudah mengakstraksi
Alat yang digunakan adalah seperangkat lemak yang terdapat pada sampel. Lemak yang
alat spektroskopi UV-Vis merk Genesis, terekstraksi dilewatkan melalui kain flannel dan
erlenmeyer, beker glass, labu takar 500 mL, hasilnya disentrifugasi pada 3000 rpm selama
beaker glass, kaca arloji, dan neraca analitik. 20 menit, disaring dengan kertas Whatman
yang ditaruh Na2SO4 anhidrat untuk mengikat
Pelaksanaan Penelitian molekul air.
Preparasi dan ekstraksi Ekstraksi dengan cara maserasi merupakan
Sampel lemak babi yang diteliti diambil dari metode yang lebih mudah dan sederhana dalam
Pasar Tradisional yang ada di Kota Medan mengekstraksi lemak babi dari produk pangan
selanjutnya dilakukan persiapan untuk olahan. Metode maserasi ini termasuk metode
ekstraksi sampel. Sampel ditimbang, yang cepat dalam menyari zat aktif simplisia
dihaluskan, diekstraksi dengan cara maserasi secara maksimal (Wardatun et al., 2017).
selama 2 jam dengan pelarut n-Heksana,
disaring lemak yang sudah meleleh dengan kain Analisis Kuantitatif Menggunakan
flannel, disentrifugasi pada 3000 rpm selama 20 Spektroskopi UV-Vis
menit, disaring dengan kertas Whatman yang Analisis kimia bertujuan untuk mengetahui
ditaruh Na2SO4 anhidrat, dikeringkan, diulangi komposisi suatu zat atau campuran zat yang
untuk setiap perlakuan. merupakan informasi kualitatif mengenai ada
Variasi konsentrasi pelarut n-Heksan atau tidak adanya suatu unsur atau komponen
dengan berat sampel adalah: K1= 20%, 10 g, dalam contoh. Selain itu juga untuk mengukur
K2= 30%, 20 g , K3= 40%, 30 g, dan K4= 50%, jumlah atau banyaknya unsur yang diteliti atau
40 g. dengan perkataan lain adalah untuk
mengetahui data kuantitatif, juga dapat dipakai

113
D. Ardilla, et al. / Agrintech │ Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 1 (2) 2018, 111-116

untuk menentukan struktur suatu zat. Dalam


analisis kimia dikenal berbagai macam cara
untuk mengetahui data kualitatif dan
kuantitatif, menggunakan instrumentasi
maupun dengan cara basah. Spektroskopi UV-
Vis digunakan untuk pengukuran serapan
cahaya di daerah ultraviolet (200-400 nm) dan
sinar tampak (400-800 nm) oleh suatu
senyawa. Serapan cahaya UV atau cahaya
tampak mengakibatkan transisi elektronik, Gambar 1 Kondisi spektroskopi UV -Vis yang
yakni promosi elektron-elektron dari orbital digunakan pada penelitian
keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital Panjang gelombang optimum diperoleh
keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. pada ƛ = 270 nm. Konsentrasi larutan standard
Panjang gelombang cahaya UV atau cahaya divariasikan pada 5, 10, 15, 20, dan 25 %. Kurva
tampak bergantung pada mudahnya promosi ƛ maksimum dapat dilihat pada Gambar 2 dan
elektron. Kurva larutan standard dapat dilihat pada
Molekul- molekul yang memerlukan lebih Gambar 3. Metode Spektrometri UV-Vis yang
banyak energi untuk promosi elektron, akan digunakan dapat dilihat pada Gambar 4 dan
menyerap pada panjang gelombang yang lebih Nilai Absorbansi larutan standard dapat dilihat
pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih pada Gambar 5.
sedikit akan menyerap pada panjang gelombang
yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap 0,778
cahaya dalam daerah tampak 270
0,776
Absorbansi

(senyawa berwarna) mempunyai elektron yang


0,774
lebih mudah dipromosikan dari padasenyawa
yang menyerap pada panjang gelombang lebih 0,772 271
269
pendek. Pada penelitian ini, penggunaan 0,77 272;
spektroskopi UV - Vis karena kemampuannya 0,768 268 0,769
dalam menganalisa senyawa yang berikatan 0,766
rangkap pada lemak babi (kromofor) serta 266 268 270 272 274
kepraktisannya dalam hal preparasi sampel jika Panjang gelombang
dibandingkan dengan beberapa metode analisa
yang lain (Herliani, 2008). Lemak babi
Gambar 2 Kurva Penentuan ƛ Maksimum
mengandung gugus yang dapat mengabsorpsi
cahaya C=C yang dapat dengan mudah dideteksi
oleh Spektroskopi UV-Vis. Molekul - molekul
yang memiliki gugus kromofor akan mengalami 1,2
perubahan pada panjang gelombang tertentu. 1
Absorbansi (nm)

Metode Spektrofotometri ini memungkinkan 0,8


untuk mengetahui konsentrasi lemak babi 0,6 y = 0,0148x + 0,6204
secara pasti. 0,4 R² = 0,958
Instrument yang digunakan pada analisis
0,2
lemak babi adalah spektroskopi UV-Vis Genesis.
Kondisi spektroskopi UV-Vis yang digunakan 0
pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 0 10 20 30
Konsentrasi Sampel (%)

Gambar 3 Kurva Larutan Standard

114
D. Ardilla, et al. / Agrintech │ Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 1 (2) 2018, 111-116

Berdasarkan Gambar 6 diatas, dapat


diketahui bahwa konsentrasi n-heksan
berbanding lurus dengan konsentrasi lemak
babi yang dihasilkan.

D. KESIMPULAN
1. Lemak babi yang terdapat pada produk
pangan olahan dapat dianalisis
menggunakan Spektroskopi UV – Vis.
2. Dengan menggunakan panjang gelombang
optimum 270 nm, diperoleh konsentrasi
lemak babi pada produk pangan olahan
corned babi masing – masing adalah: 2,2703
%, 35,3784 %, 49,6351%, dan 52,5405 %.
Gambar 4 Metode Spektrometri UV-Vis

SARAN
Disarankan untuk mengoptimasi parameter
yang dianalisa sehingga akan diperoleh hasil
yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Choirul. Sirojudin dkk. April 2007.


Analisis Gugus Fungsi Pada Sampel Uji,
Bensin Dan Spiritus Menggunakan Metode
Spektroskopi FT-IR. Berkala Fisika. Vol 10
no.1. 79 –85.

Armandhanu, Denny dan Z Darmawan. 2013.


Gambar 5 Nilai Absorbansi larutan Bagaimana Isu Minyak Babi Menghantam
standard Restoran Solaria.
http://nasional.news.viva.co.id/news/
Persamaan garis lurus pada sampel larutan
read/ 436708-bagamana-isu-minyak-
baku adalah Y = 0,0148 x + 0,6204 dengan
babi-menghantam-restoran-solaria.
r2=0,958. Berdasarkan persamaan ini maka
Diakses pada tanggal 01 Oktober 2017.
pengukuran konsentrasi sampel (Corned babi)
dilakukan dan diperoleh hasil sebagaimana Bruckner, G. (2008a). Fatty Acids and
Gambar 6 berikut ini: Cardiovascular Disease. Dalam: Fatty Acids
in Foods and Their Health Implications.
Konsentrasi Sampel (%) Edisi III. Diedit oleh: Ching Kuang Chow.
New York: CRC Press. Hal.1061-1076.
Konsentrasi
49,6351 52,5405 Chalid, S. Y., Muawanah, A. & Jubaedah, I. 2008.
35,3784 Analisa Radikal Bebas Pada Minyak
Goreng Pedagang Gorengan Kaki Lima.
Jurnal Kesehatan,1.
2,2703
Dachriyanus, (2004). Analisis Struktur Senyawa
K1 K2 K3 K4 Organik Secara Spektroskopi. Padang:
Andalas University Press. Hal. 1.
Gambar 6 Sampel Produk pangan olahan yang
dianalisis menggunakan Spektroskopi UV –Vis. Girindra, Aisjah. 2006. Menjamin Kehalalan
Ket. : K = Variasi Konsentrasi n-heksan dan Berat sampel. dengan Label Halal. Persfektif Food

115
D. Ardilla, et al. / Agrintech │ Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 1 (2) 2018, 111-116

Review Indonesia Vol.1 No 9. hal.12-13. composition and principal component


Bogor. analysis. International Food Research
Journal. 19 (2):475-479.
Janusz, Czarniecki, 2003,GC/MS Analysisfor
Unsaturated Fat Content in Animal Feed, Sardjoko. (1993). Rancangan Obat. Cetakan
Nafag Company, Gossau, Switzerland. Pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Hal. 162.
Isa, I. 2011. Penetapan Asam Lemak Linoleat dan
Linolenat Pada Minyak Kedelai Secara Silalahi, J dan Siti Nurbaya. 2011. Komposisi
Kromatografi Gas, Saintek. Vol: 6 (1) : 1 - Distribusi dan Sifat Anterogenik Asam
6. Lemak dalam Minyak Kelapa dan Kelapa
Sawit, J Indon Med Assoc.; 61(11) : 453 –
Heni Purwatiningrum. 2015. Formulasi Dan Uji 457.
Sifat Fisik Emulsi Minyak Jarak
(Oleumricini) Dengan Perbedaan Silalahi, J., dan Nurbaya, S. (2011).
Emulgator Derivat Selulosa. Program Aterogenisitas dari Minyak dan Lemak di
Studi D III Farmasi Politeknik Harapan dalam Makanan. Prosiding Seminar
Bersama. Jawa Tengah. Nasional Biologi. FMIPA Universitas
Sumatera Utara. Medan: USU Press.
Lobb, K., dan Chow, C. K. 2007. Fatty Acid Hal.290-302.
Classification and Nomenclature, dalam
Chow, C. K., (Ed.) Fatty Acid in Foods and Silalahi, J., dan Nurbaya, S. (2011).
Their Health Implications, 3rd edition CRC Aterogenisitas dari Minyak dan Lemak di
Press, Boca Raton. dalam Makanan.Prosiding Seminar
Nasional Biologi. FMIPA Universitas
Muchtadi, Tien. R dan Sugiyono. 1992. Ilmu Sumatera Utara. Medan: USU Press.
Pengetahuan Bahan Pangan. Institut Hal.290-302.
Pertanian Bogor. Bogor.
Susanto, E., M. Dahlan, D. W. Aspriati. 2012.
Mursyidi, A. 2013. The Role of Chemical Analysis Identifikasi Daging Babi dalam Sosis
in the Halal Authentication of Food and melalui Karakterisasi Protein Myofibril.
Pharmaceutical Products. Journal of Food Laporan Hasil Skim Penelitian Dosen
and Pharmaceutical Sciences. Pemula. Dikti- Kemendiknas. Jakarta.
O’Brie, 2009. Fats and Oils Third Edition.USA: Susanto, E., 2004. Karakterisasi Fraksi Protein
CRC Press Taylor & Francis Group. Bakso Daging Babi dengan menggunakan
SDS-PAGE. [Skripsi]. Fakultas Peternakan.
Nurjannah. 2006. Makanan Halal dan
Universitas Brawijaya. Malang.
Penyembelihan secara Islami. Aplikasia,
Jurnal aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. VII,
No.2 Desember 2006:145-157.

Ramli, Anuar. Aizat Jamaluddin, Mohammad.


2012. Syaikh Muhammad Arshad b.
Abdullah al-Banjari’s contribution of fiqh
of foods in sabil al-muhtadin. Jurnal Al-
Tammaddun Bil. 7 (2) 2012, 61-76.

Rohman, A., Sugeng, R., and Che Man, Y.B. 2012.


Characterization of red fruit (Pandanus
conoideus Lam) oil. International Food
Research Journal. Vol. 19, hal. 563-567.

Rohman, A., Triyana, K. SismindaridanErwanto.


2012. Differentiation of lard and other
animal fats based on triacylglycerols

116

Anda mungkin juga menyukai