Effect of Substitution Level of Ground Corn with Fermented Banana Peel Flour in Concentrate
Feed and Biocomplex Zn Addition on Consumption and Digestibility of Dry Material and Organic
Material in Fattening Male Bali Cattle
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level subtitusi jagung giling dengan tepung kulit
pisang hasil fermentasi dalam pakan konsentrat dan imbuhan Zn biokompleks terhadap konsumsi dan
kecernaan bahan kering serta bahan organik sapi bali jantan penggemukan. Ternak yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 12 ekor sapi Bali jantan berumur 1,5 tahun dengan bobot badan berkisar
138-149,5 kg (KV=). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari
empat perlakuan dan tiga ulangan. Adapun perlakuan tersebut mencakup P 0 : Rumput Alam 70% +
konsentrat 30% tanpa substitusi (kontrol) + Zn biokompleks, P 1=Rumput Alam 70% + konsentrat 30%
(substitusi jagung giling dengan KPF 25%) + Zn biokompleks, P 2=Rumput Alam 70% + konsentrat
30% (substitusi jagung giling dengan KPF 50%) + Zn biokompleks. P 3=Rumput Alam 70% +
konsentrat 30% (substitusi jagung giling dengan KPF 75%) + Zn biokompleks. Parameter yang diukur
meliputi konsumsi dan kecernaan bahan kering serta bahan organik. Hasil penelitian menggambarkan
bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering
serta bahan organik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa subtitusi jagung giling dengan tepung
kulit pisang hasil fermentasi dalam pakan konsentrat dan imbuhan Zn biokompleks pada level yang
berbeda tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering
serta bahan organik.
Kata kunci : Fermentasi, Konsumsi, Kecernaan, Sapi Bali, Tepung Kulit Pisang
ABSTRACT
This research aims to determine the effect of the level of substitution of ground corn with fermented
banana peel flour in concentrate feed and biocomplex Zn additives on the consumption and
digestibility of dry matter and organic matter of fattening male Bali cattle. The livestock used in this
research were 12 male Bali cattle aged 1.5 years with body weights ranging from 138-149.5 kg (KV=).
This research used a Completely Randomized Design (CRD) consisting of four treatments and three
replications. The treatment includes P0 : Natural Grass 70% + concentrate 30% without substitution
(control) + Zn biocomplex, P1=Natural Grass 70% + concentrate 30% (substitution of ground corn with
KPF 25%) + Zn biocomplex, P2=Natural Grass 70% + concentrate 30% (substitution of ground corn
with KPF 50%) + Zn biocomplex. P3=Natural Grass 70% + concentrate 30% (substitution of ground
corn with KPF 75%) + Zn biocomplex. The parameters measured include consumption and
digestibility of dry matter and organic matter. The results of the study illustrate that the treatment had
no significant effect (P>0.05) on the consumption and digestibility of dry matter and organic matter.
Therefore, it can be concluded that the substitution of ground corn with fermented banana peel flour in
concentrate feed and the addition of biocomplex Zn at different levels did not produce significant
differences in the consumption and digestibility of dry matter and organic matter.
PENDAHULUAN
Waktu danTempat
Penelitian ini berlangsung selama 10 minggu yang terdiri dari 2 minggu persiapan dan 8
minggu pelaksanaan penelitian. Waktu penelitian dimulai dari tanggal 3 Maret sampai 5 Mei 2022.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Peternakan UPT LLTLKK Undana.
Materi Penelitian
Ternak
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak sapi bali jantan bakalan sebanyak 12
ekor yang berumur antara 1-1,5 tahun, dengan kisaran bobot badan ternak 130,5–173,5kg dengan
rataan 153,33 kg dan kofisien variasi 7,87%.
Kandang
Kandang individu sebanyak12 unit yang masing-masing berukuran 2x1m dengan lantai semen
dan dilengkapi tempat pakan dan minum.
Pakan
Pakan dalam penelitian ini berupa rumput lapangan dan konsentrat yang tersusun dari dedak
padi, tepung jagung, tepung daun gamal, starbio, garam, urea dan tepung kulit pisang hasil fermentasi.
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan morits scale berkapasitas
100kg dengan kepekaan 100gr untuk menimbang pakan hijauan, timbangan merek carmy scale
berkapasitas 5kg dengan kepekaan 1gr untuk menimbang konsentrat dan untuk menimbang ternak
menggunakan timbangan bermerek sonic dengan kapasitas 2.000kg dan kepekaan 200gr serta alat
bantu lainnya seperti ember, sapu lidi, terpal, sekop, parang serta peralatan untuk prosesing sampel.
Komposisi bahan penyusun konsentrat dapat dilihat pada Tabel1, dan kandungan nutrisi pakan
penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel1. Bahan Pakan Penyusun Konsentrat (%)
No BahanPakan P0 P1 P2 P3
1 Dedak padi 45,0 45,0 45,0 45,0
2 Jagung giling 30,0 22,5 15,0 7,5
4 Tepung daun gamal 17,5 17,5 17,5 17,5
5 Tepung KPF - 7,5 15,0 22,5
6 Garam 4,0 4,0 4,0 4,0
7 Urea 3,0 3,0 3,0 3,0
8 Starbio 0,5 0,5 0,5 0,5
Jumlah 100 100 100 100
ket:KPF;Kulit Pisang Fermentasi
MetodePenelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3
ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini sebagai berikut:
P0 : Rumput Alam 70 % + konsentrat 30% tanpa substitusi (kontrol).
P1 : Rumput Alam 70% + konsentrat 30 % substitusi jagung giling dengan KPF 25%
P2 : Rumput Alam 70% + konsentrat 30 % substitusi jagung giling dengan KPF 50%
P3 : Rumput Alam 70 % + konsentrat 30% substitusi jagung giling dengan KPF75%
Pemberian pakan didasarkan pada kebutuhan bahan kering ternak ruminansia yaitu 3% dari
bobot badan untuk semua perlakuan ditambahkan imbuhan Zn Biokompleks sebanyak 65 mg pada
konsentrat.
Prosedur Fermentasi
Pengolahan kulit pisang
Kulit pisang dicacah sampai hancur dengan ukuran sekitar 0,5-1cm, lalu dikeringkan hingga
kadar air tersisa sekitar 10% dan digiling. Produk ini kemudian disebut sebagai bahan substrat.
Pembuatan Inokulum
Inokulum dibuat dengan menggunakan berdasarkan 5% dari berat substrat (5/100 x50 kg=2,5
yang digunakan untuk fermentasi kulit pisang), kemudian dimasukan kedalam akuades sebanyak 10
liter dan ditambahkan 3% gula lontar dan NPK sebanyak 0,3% sebagai bahan sumber energi bagi
mikroba fermentasi kemudian diamkan selama 48 jam.
Fermentasi dan Penyimpanan
Campurkan inokulum yang telah di diamkan selama 48 jam dengan substrat tepung kulit
pisang membentuk campuran yang homogen dan tidak lengket di tangan. Setelah campuran merata
dimasukan dan dipadatkan kedalam wadah fermentasi berupa drum plastik/silo dengan kapasitas 100kg
kemudian ditutup menggunakan penutup dan di lem, sehingga tetap berada dalam keadaan anaerobik
dan disimpan dalam suhu ruangan selama 7 hari. Proses fermentasi dihentikan dengan cara membuka
tutup wadah penyimpanan, kemudian diangin-anginkan pada suhu ruangan. Tujuannya untuk
menghentikan aktifitas mikroba selama proses fermentasi sehingga proses pelembaban dan fermentasi
terhenti, setelah itu substrat siap dijadikan sebagai bahan campuran konsentrat.
Prosedur Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, ternak ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobot
badan awal, kemudian ternak tersebut diberi nomor. Setelah ternak diberi nomor, ternak tersebut
dimasukkan kedalam masing-masing kandang yang sudah disiapkan melalui pengacakan sekaligus
dilakukan pengacakan perlakuan menggunakan lotre/undian.
Proses pembuatan konsentrat
Penyiapan bahan pakan berupa dedak padi, jagung giling, tepung kulit pisang fermentasi,
tepung daun gamal, starbio, urea dan garam. Setelah bahan-bahan tersebut disiapkan, bahan pakan
dicampur sesuai Tabel 1 secara homogen dimulai dari bahan pakan yang paling sedikit sampai dengan
jumlah yang paling banyak dengan tujuan agar pencampuran homogen dan mempercepat proses
pencampuran.
Pemberian pakan dan air minum
Pemberian pakan hijauan 2 jam setelah pemberian pakan konsentrat sedangkan air minum
diberikan secara adlibitum
Parameter yang diukur
Variabel yang diukur sebagi indikator dari pengaruh perlakuan yang diberikan dalam
penelitian ini adalah konsumsi dan kecernaan bahan kering serta bahan organik.
Pengukuran Konsumsi bahan kering dan bahan organik (Harris, 1970)
N intake−N Feses
Kecernaan (%) = x 100 %
N intake
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam untuk menilai pengaruh
perlakuan terhadap variabel yang diteliti. Jika terdapat pengaruh yang maka perlu uji lanjut BNT
menggunakan perangkat lunak SPSS versi 24.
PEMBAHASAN
Komposisi kimia pakan penelitian
Pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah subtitusi jagung giling dengan tepung kulit
pisang hasil fermentasi dalam pakan konsentrat dan imbuhan Zn biokompleks. Berdasarkan hasil
analisis laboratorium, komposisi ransum penelitian sapi Bali jantan dapat dilihat pada tabel. Komposisi
kimia ransum adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Komposisi Kimia Pakan Penelitian
Energi
Bahan pakan BO PK LK SK CHO BETN
%BK MJ/ Kkal/ kgBK
(%Bk) (%Bk) (%BK) (%BK) (%B (%BK
K) ) Kg BK
Rumput
alam 19,27 79,85 8,64 1,53 24,18 69,68 45,50 14,67 3.493,02
Kulit
pisang 76,53 75,81 4,68 1,28 18,66 69,85 51,19 13,66 3.251,20
KPF 80,88 79,27 10,70 2,12 14,82 67,08 52,26 14,77 3.516,37
P0 81,73 80,05 15,40 4,07 19,73 60,14 40,41 15,63 3.721,88
P1 81,78 80,21 16,10 4,88 18,51 58,92 40,41 15,84 3.770,31
P2 81,59 80,08 16,90 4,71 18,49 58,58 40,09 15,81 3.764,43
P3 81,54 80,02 16,80 4,59 18,43 59,05 40,62 15,75 3.750,38
Sumber : Hasil analisis laboratorium kimia pakan Fakultas Peternakan Kelautan dan Perikanan
Universitas Nusa Cendana.
Data pada Tabel di atas memperlihatkan bahwa kandungan protein kasar pakan pada masing-
masing perlakuan mengalami peningkatan walaupun tidak begitu tinggi. Dengan meningkatnya
persentase tepung kulit pisang. Peningkatan kandungan protein tertinggi pada P 3 yaitu 16,80%
dibandingkan dengan P0 dan diharapkan mampu meningkatkan konsumsi pakan, kecernaan nutrient
serta pertambahan bobot badan pada ternak sapi. Disamping kandungan protein kasar, kandungan
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) juga memperlihatkan hal yang sama namun persentase
terendah terdapat pada P2 dan tertinggi pada P3. Hal ini berarti bahwa, subtitusi jagung giling dengan
tepung kulit pisang masih mampu meningkatkan kandungan protein kasar dan BETN. Selain itu
terlihat bahwa kandungan serat kasar (SK) mengalami penurunan. Penurunan kandungan serat kasar ini
diharapkan mampu meningkatkan nilai cerna bahan kering dan bahan organik. Data menyangkut
parameter yang diukur dalam penelitian ini terlihat pada Tabel 3.
DAFTAR PUSTAKA
Ali U. 2008. Pengaruh Penggunaan Onggok dan isi Rumen sapi dalam Pakan Komplit terhadap
Penampilan kambing Peranakan Etawah. Majalah Ilmiah Peternakan : 9(3): 15-19.
Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Anhwange, B., Ugye, T. & T. Nyiaatagher. 2009. Chemical Composition of Musa Sapientum (Banana)
Peels. Electrinic Journal of Environmental, Agricultural, and Food Chemistry. 8(6):[437-
442]ISSN: 1579-4377.
Astuti, A., A. Agus dan S. P. S. Budhi. 2009. Pengaruh penggunaan high quality feed supplement
terhadap konsumsi dan kecernaan nutrien sapi perah awal laktasi. Bulletin Peternakan.
Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 33 (2):81-87.
De Carvalho, M. C., Soeparno dan N. Ngadiyono. 2010. Pertumbuhan dan produksi karkas sapi
Peranakan Ongole dan Simental Peranakan Ongole jantan yang dipelihara secara feedlot.
Buletin Peternakan 34(1): 38-46.
Elita, A. S. 2006. Studi perbandingan penampilan umum dan kecernaan pakan pada kambing dan
domba lokal. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Faverdin P, Baumont R & Ingvarsten KL. 1995. Control and prediction of feed intake in ruminants. In:
Journet M, Grenet E, Farce MH, Theriez M, & Demarquilly C (Eds), Proceedings of the IV
th International Symposium on The Nutrition of Herbivores. Recent Development in the
Nutrition of Herb.
Harris LE. 1970. Nutrition Research Technique for Domestic and Wild Animal. Vol 1. An
International Record System and Procedur for Analyzing Sample. Animal Science
Department. Utah State Univesity. Logan. Utah.
Khomar A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami Sebagai Makanan Ternak. Yayasan Dian Grahita
Indonesia.
Muliyaningsih, T. 2006. Penampilan domba ekor tipis (ovis aries) jantan yang digemukkan dengan
beberapa imbangan konentrat dan rumput gajah (Pennisetum purpureum). Skripsi. Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor. Hlm. 15.
Munasik, M, CI Sutrisno, S. Anwar- Animal, dan undefined. 2012. The Growth, Yield and Quality of
Elephant Grass (Pennisetum purpureum) Specific Toleran of Acid Soils by Mutagenesis with
Ethylmethane Sulfonate.
Murni, R., Akmal, dan Y. Okrisandi. 2012. Pemanfaatan kulit buah kakao yang difermentasi dengan
kapang Phanerochaete chrysosporium sebagai pengganti hijauan dalam ransum ternak
kambing. Agrinak. Jurnal : Vol. 02 No. 1 Maret 2012:hlm. 6-10.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Penerbit Universitas Indonesia.
Paramita, W. L., W. E. Susanto, dan A. B. Yulianto. 2008. Konsumsi dan Kecernaan Bahan Kering
dan Bahan Organik dalam Haylase Pakan Lengkap Ternak Sapi Peranakan Ongole. Media
Kedokteran Hewan 24:59-62.
Perry, A. E. Cullison, R. S. Lowrey. 2003. Feeds and Feeding, 3 rd Ed Practice Hall of India. New
Delhi, India.
Prawitasari, R. H., V. D. Y. B. Ismadi dan I. Estiningdriati. 2012. Kecernaan protein kasar dan serat
kasar serta laju digesta pada ayam arab yang diberi ransum dengan berbagai level Azolla
microphylla. Animal Agriculture Journal, 1(1) :147-483.
Preston, T.R. dan R.A. Leng. 1987. Matching Ruminant Production system with Available Resources
in the Tropics and Sub Tropics. Renambel Books Armidale. New South Wales.
Sobang, Y. U. L. 2005. Karakteristik sistem penggemukan sapi pola gaduhan menurut zona agroklimat
dan dampaknya terhadap pendapatan petani di Kabupaten Kupang NTT. Bulletin Nutrisi
Fapet Undana. ISSN: 1410-1691. Edisi Maret Vol. 8
Soeharsono dan R. Tawaf. 1994. Perkembangan Peternakan Sapi Potong dan Kerbau di Indonesia.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjajaran Bandung.
Tahuk P.K., Agustinus A. D., dan Stefanus S. 2021. Konsumsi dan Kecernaan Bahan Kering, Bahan
Organik dan Protein Kasar Sapi Bali Jantan yang Digemukkan di Peternakan Rakyat.
Journal of Tropical Animal Science and Technology. Universitas Timor-Nusa Tenggara
Timur. Indonesia.
Wardhani, N. K. dan A. Mosafie. 1991. Jerami Jagung Segar, Kering dan Teramoniasi sebagai
Pengganti Hijauan Sapi Potong. Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Gratis. Vol. 2: 12-19.