Potensi Ekstrak Daun Pala (Myristica Fragrans Houtt) Sebagai Pengawet Alami Terhadap
Kualitas Daging Ayam Broiler
1 2 3 4
Ratna Widyawati , Nurul Hidayah , Wardhani Lailia Dwi Kusuma , Marsela Irnawati Nuwa
1,2,3,4
Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya
Jl. Dukuh KupangXXV-54 Surabaya
email : drhratnagrey@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ekstrak daun pala (Myristica fragrans
houtt) terhadap uji organoleptik (warna, bau, tekstur), nilai pH, dan Total Plate Count (TPC) daging
ayam broiler. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan yaitu P0 (kontrol), P1 (konsentrasi daun pala 20%), P2
(konsentrasi daun pala 30%), P3 (konsentrasi daun pala 40%) pada daging ayam broiler yang
direndam selama 30 menit dan didiamkan selama 24 jam. Data uji organoleptik menggunakan analisis
Kruskal Wallis. P3 meningkatkan warna daging dengan rerata rangking 90,00, menekan bau daging
dengan rerata rangking 104,50, dan menjaga tekstur daging dengan rangking rata-rata 82,05.
Pengujian pH dan Total Plate Count (TPC) menggunakan analisis statistik Analysis of Variants. Nilai
pH rata-rata pada P1 adalah 6.6917, P2 adalah 6.3750, P3 adalah 5.250. Rata-rata Total Plate Count
(TPC) pada P1 5,1 × 103, P2 1,1 × 103, P3 0,6 × 103. Analisis statistik menunjukkan bahwa ekstrak
daun pala berpengaruh nyata terhadap organoleptik, nilai pH, dan Total Plate Count (TPC) daging
ayam broiler (P <0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsentrasi 40% paling potensial untuk
organoleptik, nilai pH dan Total Plate Count (TPC).
Kata kunci: Ayam Broiler, Ekstrak daun Pala, Organoleptik, nilai PH , Total Plate Count (TPC).
Abstract
The purpose of this study was to determine the potential of nutmeg leaf extract (Myristica
fragrans houtt) on organoleptic (color, smell, texture), pH value, and Total Plate Count (TPC) of broiler
chicken meat. The experimental design used in this study was a randomized complete design with 4
treatments and 6 replications namely P0 (control), P1 (nutmeg leaf concentration 20%), P2 (nutmeg
leaf concentration 30%), P3 (nutmeg leaf concentration 40%) on broiler chicken meat that was
marinated for 30 minutes and allowed to stand for 24 hours. Data of organoleptic test used Kruskal
Wallis analysis. P3 increased the color of the meat with an average ranking of 90,00, suppressed the
smell of meat with an average ranking of 104,50, and maintained the texture of the meat with an
average ranking of 82,05. The pH and Total Plate Count (TPC) tests used statistical analysis of the
Analysis of Variants. The average pH value at P1 was 6,6917, P2 was 6,3750, P3 was 5,9250. The
3 3 3
average Total Plate Count (TPC) at P1 was 5,1×10 , P2 was 1,1×10 , P3 was 0,6×10 . Statistical
analysis showed that nutmeg leaf extract significantly affected organoleptic, pH value, and Total Plate
Count (TPC) of broiler chicken meat (P<0,05). The conclusion of this study was that the concentration
of 40% has the most potential for organoleptic, pH values and Total Plate Count (TPC).
Keywords: Broiler chicken, Extra nutmeg leaves, Organoleptic, Ph, value, Total Plate Count
(TPC).
yang merupakan media yang baik untuk untuk uji organoleptic. Penelitian ini bertujuan
pertumbuhandan perkembangbiakan mikroba untuk mengetahui potensi ekstrak daun pala
sehingga menyebabkan daging memiliki umur (Myristica fragrans houtt) sebagai pengawet
simpan yang relatif rendah (Millan A and alami terhadap kualitas daging ayam broiler
Sirante Y, 2019). Beberapa perlakuan yang berdasarkan uji organoleptik, nilai pH, dan
dilakukan untuk memperpanjang umur simpan Total Plate Count (TPC).
daging yang paling umum yaitu pendinginan. Pada uji organoleptik, potongan
Perlakuan lainnya yaitu dengan penambahan daging ayam yang diuji berdasarkan penilaian
bahan pengawet (Aswad dkk, 2011). Bahan panelis dan dituangkan dalam lembaran
pengawet sintetis yang cenderung digunakan scoresheet (penilaian), yaitu :
bersifat toksik dan tidak direkomendasikan Warna: (1) jika warna daging pucat, (2) jika
oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan warna daging normal agak (putih pucat), (3)
(BPOM) karena diduga dapat menimbulkan jika warna daging normal.
penyakit kanker (carcinogen agent), oleh Aroma: (1) jika tercium aroma normal daging
sebab itu perlu dicari bahan alternatif lain busuk dan tidak berbau daun pala, (2) jika
yaitu bahan pengawet yang bersumber dari tercium aroma daging segar dan berbau daun
bahan alam (Windiyartono dkk, 2016). pala, (3) jika aroma normal daging segar dan
Salah satu bahan alami yang sangat berbau daun pala.
berfungsi sebagai bumbu, flavor dan sekaligus Tekstur: (1) jika tekstur daging lunak, (2) jika
sebagai pengawet dalam pangan atau tekstur daging empuk, (3) jika tekstur daging
makanan adalah Pala. Pala secara spesifik ayam alot/ liat.
dibuat sebagai bahan antibakteri (Millan A and Alat yang digunakan: spuit glove,
Sirante Y, 2019). Minyak atsiri pala tersebar scalpel, coolbox, wadah steril, timbangan,
pada bagian biji, kulit, cangkang dan daun cawan petri, kapas, aluminium foil, tisue, pH
pala. Minyak atsiri pala mempunyai potensi meter, tabung reaksi, gelas ukur, autoclave,
sebagai stimulan, narkotika, antiinflamasi, mortir dan stamper, bunsen, inkubator, colony
antibakteri, antijamur, antitrombotik counter, tabung ekstraktor, shaker, penyaring
(Damayanti dkk, 2015). Daun pala merupakan filter, evaporator. Bahan penelitian yang
salah satu bagian tanaman pala yang belum digunakan antara lain : daging ayam broiler,
banyak termanfaatkan. Kandungan yang daun pala, larutan standar berpH 4,0, dan pH
terdapat pada daun pala diantaranya: saponin, 7,0, aquades steril, media nutrien agar, alkohol
triterpenoid, tanin dan flavonoid yang dapat 70%, pelarut etanol 96%, antiseptik.
dikembangkan dalam berbagai bidang industri, Ekstrak daun pala adalah ekstrak yang
misalnya: pangan, kosmestik dan farmasi. dihasilkan dari daun pala yang tua yang
Senyawa yang diduga sebagai antibakteri dikeringkan dan diangin- anginkan dengan
yaitu senyawa flavonoid dan terpenoid (Pratiwi menggunakan metode ekstraksi dengan
dkk, 2019). Senyawa ini dapat masuk ke larutan etanol 96%. Daging ayam broiler yang
sitoplasma sel bakteri dan merusak sistem dipakai adalah daging ayam segar yang
kerja sel serta berakibat lisisnya sel sehingga disembelih pada pagi hari dari pasar Dukuh
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Kupang, dari 4 ekor ayam yang berbeda
(Jaelani dkk, 2014). dengan umur 4-6 minggu, diambil bagian
Selama ini daging, biji dan fuli thoraks ayam yang meliputi musculus
tanaman pala yang sudah dimanfaatkan pectoralis 25 gram untuk tiap perlakuan
menjadi beragam produk, sedangkan daun dengan 6 kali ulangan.
pala mengandung potensi kimia yang Keempat perlakuan tersebut terdiri
bermanfaat untuk kesehatan, oleh karena itu dari kontrol positif yang tidak diberi perlakuan
penelitian ini akan memanfaatkan daun pala dan kelompok uji yang terdiri dari konsentrasi
untuk dibuat menjadi ekstrak sebagai 20%, 30%, 40% ekstrak daun pala. Masing-
pengawet daging ayam broiler agar dapat masing kelompok perlakuan direndam dengan
memperpanjang umur simpan daging ayam ekstrak daun pala sebanyak 50ml selama 30
brolier menjadi lebih lama. menit dan ditiriskan lalu didiamkan 24 jam.
Untuk uji organoleptik (warna, bau, tekstur)
MATERI DAN METODE menggunakan dianalisis dengan uji Kruskal
walis sedangkan nilai pH dan uji Total Plate
Jenis penelitian ini adalah penelitian Count dianalisis dengan uji Analisis of Variant
eksperimental menggunakan Rancangan Acak (ANOVA).
Lengkap (RAL) dengan teknik pengambilan
sampel acak dengan 4 perlakuan dan 6
ulangan untuk masing-masing perlakuan dan
metode survey dengan membuat kuisioner
3
nilai 1,1×10 . P2 berbeda nyata dengan P3 tekstur daging ayam semakin empuk dan
3
dengan nilai 0,6×10 .Hasil analisis statistik sedikit alot pada konsentrasi ekstrak daun pala
menunjukan perbedaan yang sangat nyata yang tinggi sesuai penilaian panelis .
(P<0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima Pertumbuhan bakteri pada daging ayam dapat
dimana terdapat potensi ekstrak daun pala menyebabkan perubahan tekstur daging
Myristica fragrans houtt terhadap jumlah koloni tersebut. Bakteri tersebut dapat menggunakan
pada daging ayam broiler. protein, karbohidrat, lemak dan komponen
Daun pala yang digunakan dalam makanan lainnya untuk pertumbuhannya
penelitian ini telah dilakuan analisi senyawa (Saskiawan dkk, 2017). Daun Pala (Myristica
yang terkadung didalamnya oleh petugas Balai fragrans houtt) merupakan tanaman yang
Penelitian dan Konsultasi Industri yaitu bersifat antifungi, antimikroba dan antioksidan.
flavanoid 3,81%, tanin 2,54%, minyak astiri Hal ini disebabkan karena didalam ekstrak
1,48%, saponin 3,88%, triterpenoid 1,92%. daun pala mengandung minyak atsiri, tanin,
Pada pengujian organoleptik, hasil flavanoid sehingga dapat digunakan sebagai
pengamatan terhadap pengaruh ekstrak daun pengawet alami, dimana komponen-
pala pada warna daging ayam broiler dapat komponen ini mampu mencegah adanya
dilihat pada tabel 1. dimana data tersebut bakteri pembusuk pada makanan (Mentari dkk,
menunjukkan dari segi warna rata-rata daging 2018).
ayam broiler memiliki perbedaan yang nyata, Berdasarkan hasil penelitian, pH
dimana warna yang agak normal (putih pucat) daging ayam broiler yang disimpan selama 24
dan normal pada konsentrasi ekstrak daun jam rata-rata berkisar antara 6,8-5,9. Tabel 2.
pala yang lebih tinggi sesuai penliaian panelis. menunjukkan perendaman ekstrak daun pala
Hal ini disebabkan karena didalam ekstrak pada konsentrasi 20% (P1) dan kontrol (P0)
daun pala mengandung minyak atsiri, tanin, tanpa perlakuan tidak berbeda nyata ini
flavonoid sehingga dapat digunakan sebagai dikarenakan konsentrasi 20% masih terlalu
pengawet alami (Effendi, 2009). Rialita et al. kecil untuk menghambat laju pertumbuhan
(2015) melaporkan minyak astiri, tanin, dan bakteri. Hal ini sesuai dengan pernyataan
flavanoid berpotensi untuk dikembangkan Koswara (2011) bahwa nilai pH daging yang
sebagai bahan pengawet karena memiliki semakin tinggi disebabkan oleh mikroba yang
aktivitas antimikroba, diantaranya terhadap mendeaminasi asam-asam amino dalam
bakteri patogen dan perusak pangan. daging sehingga menghasilkan senyawa
Mekanisme penghambatan pertumbuhan bersifat basa seperti amoniak atau NH4.
bakteri oleh senyawa antibakteri dengan cara Sampel kontrol (P0) dan konsentrasi 20%
merusak dinding sel sehingga terjadi .(P1) menunjukan hasil yang berbeda nyata
perubahan permeabilitas membran sitoplasma dengan konsentrasi 30% (P2) dan konsentrasi
bakteri yang menyebabkan keluarnya suatu 40% (P3), ini disebabkan karena semakin
bahan makanan dari dalam sel menghambat tingginya konsentrasi ekstrak daun pala yang
kerja enzim, dan menghambat proses sintesis digunakan maka akan lebih meresap dalam
asam nukleat dan protein (Towaha, 2013). daging selama masa simpan sehingga dapat
Hasil pengamatan terhadap pengaruh menurunkan nilai pH. Hal ini sesuai dengan
ekstrak daun pala pada bau daging ayam Gupta et al, (2013) bahwa komponen zat aktif
broiler dapat dilihat pada Tabel 1. dimana bau pada daun pala yaitu tanin, flavonoid, minyak
normal daging dan sangat berbau daun pala atsiri dapat bersifat antimikroba dan
dihasilkan pada konsentrasi tinggi yaitu 40% antioksidan yang dapat menghambat
sesuai penilaian panelis karena adanya pertumbuhan bakteri. Ratna dkk, (2011) yang
kandungan minyak astiri. Menurut Damayanti menyatakan tanin merupakan growth inhibitor
dkk, (2015) minyak atsiri biasanya digunakan sehingga banyak mikroorganisme yang dapat
sebagai pemberi bau yang khas sehingga dihambat pertumbuhannya oleh tanin.
sering disebut dengan minyak eteris dan Flavonoid menyebabkan terjadinya
mempunyai ciri diantaranya berbau wangi. kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri,
Minyak atsiri memiliki potensi sebagai agen sehingga menimbulkan efek toksik terhadap
alami untuk pengawetan makanan, termasuk sel bakteri (Lajuck, 2012). Minyak atsiri
bahkan digunakan dalam berbagai produk memiliki kemampuan untuk menghambat
makanan seperti daging dan produk olahan pertumbuhan bakteri, dimana terjadi proses
daging, susu dan produk roti untuk denaturasi protein yang menyebabkan
mengawetkannya dan untuk nilai perubahan struktur protein dan terjadi proses
kesehatannya (Sipahelut dkk, 2017). koagulasi (Kusumaningrum dkk, 2013),
Hasil pengamatan terhadap pengaruh sehingga terjadi penurunan nilai pH dan
ekstrak daun pala pada tekstur daging ayam jumlah bakteripun menurun. Ini sejalan dengan
broiler dapat dilihat pada tabel 1. dimana pendapat Soeparno (2009) yang menyatakan
bahwa nilai pH daging yang rendah maka mikroorgnisme yang ada pada daging ayam
pertumbuhan mikroba berkurang sedangkan akan berkembang dengan memanfaatkan gizi
jika nilai pH ultimat tinggi maka pertumbuhan yang terdapat dalam daging karena daging
mikroba meningkat. Nilai pH terendah adalah ayam merupakan media yang baik untuk
pada konsentrasi 40% yaitu 5,9 dimana masih pertumbuhan mikroorganisme, karena adanya
sesuai dengan nilai pH daging yang dianjurkan kandungan air yang tinggi pada daging, kaya
Standar Nasional Indonesia yaitu 5,3-6,5 (SNI, nitrogen serta pH yang baik untuk petumbuhan
2009). Dari data di atas nilai pH masih mikroorganisme(Radhiansyah dkk, 2018).
menunjukkan batas yang dianjurkan.
KESIMPULAN
Total Plate Count (TPC)
Jumlah bakteri pada masing-masing Ekstrak daun Pala yang paling
konsentrasi (20%, 30%, 40%) memiliki jumlah efektif untuk pengujian organoleptik (warna,
bakterti dibawah Standar Nasional Indonesia bau, dan tekstur), nilai pH, dan Total Plate
6
1x10 CFU/g (SNI, 2009). Jumlah bakteri Count adalah pada konsentrasi 40% .
terbanyak pada daging ayam tanpa perlakuan
P0 (kontrol) dibandingkan dengan daging DAFTAR PUSTAKA
ayam broiler yang direndam dengan ekstrak
daun pala. Total bakteri pada daging ayam
Aswad, M., Fatmawaty, A., Nursamsiar,
broiler paling rendah terdapat konsentrasi 40%
3 Rahmawanti. 2011. ValidasiMetode
yaitu 0,6×10 sedangkan total bakteri paling
Spektrofotometri SinarTampak untuk
tinggi terdapat pada konsentrasi 20% yaitu
3 Analisis Formalindalam Tahu. J. Ilmu
5,1×10 . Kandungan senyawa antibakteri
Farmasi. 15 (1): 26-29.
dalam daun pala yaitu minyak atsiri dan
saponin, triterpenoid, tanin dan flavonoid Arizona, R., Suryanto, E., Erwanto, Y. 2011.
menyebabkan menurunnya jumlah bakteri Pengaruh Konsentrasi Asap Cair
yang tumbuh (Lambiju dkk, 2017). Flavonoid Terhadap Kualitas Kimia dan Fisik
bekerja melalui beberapa mekanisme, yaitu Daging. J. Jurnal Buletin Peternakan.
menghambat sintesis asam nukleat, 35(1)50-56.
menghambat fungsi membran sitoplasma
Damayanti,R.,Fahmi,C.N.,Efendi, R. 2015.
bakteri, dan menghambat metabolisme energi.
Sifat Fisik Minyak Astiri Daun Pala
(Santoso dkk, 2017). Tanin mempunyai sifat
(Myristica fragrans Houtt) Aceh
antimikroba dan bersifat racun terhadap
Selatan. J. BioLink. 1 (2): 76-80.
khamir, bakteri, dan kapang. Mekanisme kerja
senyawa tanin dalam menghambat sel bakteri Effendi, S. 2009. Teknologi Pengolahan dan
dengan cara mendenaturasi protein sel Pengawetan Pangan. Bandung:
bakteri, menghambat fungsi selaput sel Alfabeta.
(transpor zat dari sel satu ke sel yang lain)
sehingga pertumbuhan bakteri dapat Gupta A, Bansal V, Babu V. 2013. Chemistry,
terhambat (Radhiansyah dkk, 2018). Minyak antioxidant and antimicrobial potential of
atsiri diketahui memiliki potensi sebagai agen nutmeg (Myristica fragrans Houtt). J
alami untuk pengawetan makanan, termasuk Gen Engine and Biotechnol. 1(11):25-
antibakteri, antijamur dan antioksidan 31.
(Sipahelut dkk, 2017). Saponin bekerja Fausiah, A., Andi, T.B., Samsu, A.R. 2009. Uji
sebagai antibakteri dengan cara meningkatkan Organoleptik Daging Persilangan Ayam
kebocoran sel atau permeabilitas dengan Kampung Broiler Dengan Kepadatan
menurunkan tegangan permukaan sehingga Yang Berbeda. J. Ternak. 10(2):60-63.
senyawa bisa keluar menyebabkan kebocoran
protein dan enzim tertentu dari sel dan Jaelani, A., Dharmawati, S., Wanda. 2014.
mengakibatkan kematian sel bakteri Berbagai Lama Penyimpanan Daging
(Madduluri et al, 2013). Terpenoid mempunyai Ayam Broiler Segar Dalam Kemasan
daya antimikroba terhadap bakteri, kapang, Plastik Pada Lemari EsTerhadap Sifat
virus dan protozoa. Mekanisme Fisik dan Organoleptik. J. Zira’aah.
penghambatannya diduga melalui perusakan 39(3):119-128.
lipidbilayer membran sel akibat gugus Koswara, S., 2011. Nilai Gizi Pengawetan dan
hidrofobik yang dimilikinya (Putra, 2014). Pada Pengolahan Tahu. Produksi: eBook
daging ayam tanpa perlakuan P0 (kontrol) total Pangan.
3
mikrobanya sangat tinggi yaitu 7,9×10 .
Jumlah bakteri yang tidak diberi perlakuan Kusumaningrum. A., P. Widiyaningrum., I.
semakin tinggi karena selama penyimpanan, Mubarok. 2013. Penurunan Total Bakteri
Daging Ayam Dengan Perlakuan