2: 143-150
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p06
Terakreditasi Nasional Peringkat 3, DJPRP Kementerian Ristekdikti
No. 21/E/KPT/2018, Tanggal 9 Juli 2018
143
Buletin Veteriner Udayana Swari et al.
disebabkan daging ayam merupakan salah penjualan ayam mati kemarin (tiren)
satu pangan yang mudah diperoleh, beberapa tahun terakhir terjadi di beberapa
harganya cukup terjangkau, dan mudah daerah. Ayam tiren pada dasarnya adalah
cara pengolahannya. Hal tersebut ayam bangkai yaitu ayam yang mati bukan
menjadikan daging ayam selalu dibutuhkan karena disembelih pada saat masih hidup
dan dikonsumsi secara luas oleh melainkan ayam yang sebelumnya telah
masyarakat, sehingga permintaannya terus mati kemudian sengaja disembelih untuk
meningkat (Pratama et al., 2015). dijual di pasar. Minimnya informasi
Ayam broiler mempunyai peranan yang menyebabkan kasus ini tidak banyak
penting dalam memenuhi kebutuhan diketahui oleh masyarakat terutama
protein hewani, karena dalam waktu konsumen daging ayam. Peristiwa ini jelas
singkat dapat menghasilkan daging. sangat memprihatinkan karena sangat
Sebelum didistribusikan ke pasar, peternak merugikan dan mengesampingkan
ayam tersebut harus memastikan kondisi keamanan dan kehalalan pangan bagi
ayam dalam keadaan sehat agar nantinya konsumen (Mutiasari et al., 2014).
saat perjalanan tidak ada ayam yang mati Beredarnya daging ayam tiren sangat
akibat sakit. Dalam rangka produksi, ayam meresahkan masyarakat. Mereka takut
broiler sebagai penghasil daging untuk mengkonsumsi daging ayam tiren, karena
sampai ke konsumen dengan baik tidak sesuai dengan aspek aman, sehat,
diperlukan serangkaian kegiatan yang utuh, dan halal (ASUH). Selain itu, daging
menyangkut memindahkan ayam broiler ayam tiren tidak layak dikonsumsi, karena
agar sampai ke tempat pemotongan. Oleh daging ini tidak baik bagi kesehatan.
karena itu diperlukan sistem transportasi Kandungan mikroorganisme pada daging
yang tepat. Kelancaran transportasi ayam tiren meningkat drastis dari kondisi
terutama pada ayam broiler dalam keadaan aman untuk dikonsumsi karena darah
hidup sangat mempengaruhi daya tahan merupakan media yang baik untuk
tubuhnya, karena selama pengangkutan berkembangbiaknya bakteri. Pada ayam
ayam tidak diberi pakan dan minum, yang disembelih, darah dikeluarkan
goncangan-goncangan selama transportasi sebanyak mungkin, sehingga karkas tidak
dan karena stres dalam pengangkutan mudah busuk, sementara pada daging ayam
akibat terkena angin dan panas, sehingga tiren darah tidak keluar sehingga menjadi
dapat berakibat kematian. Faktor penyebab media yang baik untuk pertumbuhan
stres pada ternak selama proses transportasi bakteri dan daging akan cepat busuk
secara garis besar dibedakan menjadi dua (Mutiasari et al., 2014). Bahan pangan yang
yaitu short acting (faktor jangka pendek) berasal dari hewan yang dihalalkan untuk
dan long acting (faktor jangka panjang). dikonsumsi, yang menjadi titik kritisnya
Faktor jangka pendek mempengaruhi adalah cara penyembelihan, alat dan bahan
psikologis ternak sedangkan faktor jangka yang digunakan atau ketika pengolahan,
panjang umumnya dapat mempengaruhi juga pengemasannya (Ramli dan
kondisi fisik dan dapat menyebabkan Jamaluddin, 2012). Berdasarkan hal
kematian pada ternak (Sanhouri et al., tersebut di atas, maka perlu dilakukan
1992). penelitian yang bertujuan untuk mendeteksi
Menurut Badan Pusat Statistik (2015), kemungkinan penjualan daging ayam tiren
konsumsi rata-rata per kapita daging ayam di empat pasar tradisional Kota Denpasar.
pada tahun 2012 mencapai 0,076 kg, tahun METODE PENELITIAN
2013 mencapai 0,078 kg dan tahun 2014
mencapai 0,086 kg. Meningkatnya Objek yang digunakan dalam penelitian
permintaan daging ayam diikuti dengan ini adalah daging ayam yang diambil dari
semakin maraknya kasus-kasus negatif empat pasar tradisional Kota Denpasar,
menyangkut penjualan daging ayam. Kasus yaitu pasar tradisional Ketapian, pasar
144
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 2: 143-150
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p06
145
Buletin Veteriner Udayana Swari et al.
pH di atas 6,0 tetapi tidak sejalan dengan terbentuknya amoniak (NH3) pada daging
hasil uji Malachite green yang hanya akibat dari dekomposisi. Sedangkan pada
mendapatkan satu hasil postitif pada hari ke pedagang III dari enam kali pengulangan
empat. Hasil uji nilai pH daging pada terdapat satu nilai pH di atas 6,0 tetapi tidak
pedagang II dapat disebabkan karena ayam sejalan dengan hasil uji Malachite green
saat sebelum disembelih mengalami stress, yang mendapatkan dua hasil positif pada
daging ayam mengalami autolysis dan hari kedua dan keempat.
Tabel 1. Hasil uji Malachite green daging ayam di pasar tradisional Kota Denpasar
Uji Malachite green
Pasar Pedagang Positif Negatif
Jumlah % Jumlah %
I 3 50 3 50
Ketapian Denpasar Timur III 0 0 6 100
III 1 16,67 5 83,33
I 1 16,67 5 83,33
Padang Sambian Denpasar
II 1 16,67 5 83,33
Barat
III 2 33,33 4 66,67
I 1 16.67 5 83,33
Ubung Denpasar Utara II 3 50 3 50
III 2 33.33 4 66,67
I 0 0.00 6 33.33
Jimbar Jaya Denpasar Selatan II 0 0.00 6 33.33
III 0 0.00 6 33.33
Total 14 19,4 58 80,55
Tabel 2. Nilai pH pada daging ayam yang dijual di pasar tradisional Kota Denpasar
Nilai pH Daging Ayam
Pasar Pedagang Hari Hari Hari Hari Hari Hari Rataan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 pH
I 6,23 5,60 6.01 5,55 5,60 6,13 5,85
Ketapian Denpasar
II 5,56 5,57 5,56 5,56 5,55 5,56 5,56
Timur
III 6,29 6,78 6,25 6,79 6,28 6,30 6,45
I 5,95 5,89 5,99 6,30 5,96 5,93 6,00
Padang Sambian
II 6,23 6,56 6,17 6,60 5,97 6,00 6,27
Denpasar Barat
III 5,89 6,24 5,82 5,89 5,92 5,82 5,93
I 6,33 6,86 5,99 6,45 6,29 5,98 6,32
Ubung
II 6,00 6,86 5,98 5,99 6,78 6.79 6,40
Denpasar Utara
III 5,87 5,88 5,86 6,58 5,85 5,83 5,98
I 5,00 5,44 5,30 5,32 5,35 5,49 5,32
Jimbar Jaya
II 5,44 5,50 5,43 5,41 5,44 5,44 5,44
Denpasar Selatan
III 5,75 5,67 5,60 5,69 5,68 5,70 5,68
Rataan pH 5,88 6,07 5,83 6,01 5,89 5,91 5,93
Kontrol positif 6,55 6,55 6,55 6,55 6,55 6,55 6,55
(daging ayam tiren)
Kontrol negatif 5,68 5,68 5,68 5,68 5,68 5,68 5,68
(daging sehat)
146
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 2: 143-150
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p06
Sementara nilai pH daging ayam pada tiren seperti warna daging terlihat kebiruan
pasar tradisional Ubung Kecamatan dan pucat, bau yang amis, dan terdapat
Denpasar Utara, pedagang I dari enam kali bercak-bercak darah. Bagian daging ayam
pengulangan terdapat empat nilai pH di atas yang diambil untuk penelitian ini adalah
6,0 tetapi tidak sejalan dengan hasil uji bagian paha dari ayam tersebut dikarenakan
Malachite green yang hanya mendapatkan pada bagian paha ayam terdapat banyak
satu hasil postitif pada hari kedua. Hasil uji pembuluh darah yang dapat lebih
nilai pH daging pada pedagang I dapat memudahkan pendeteksian ayam tiren.
disebabkan karena ayam saat sebelum Pada penelitian ini diperoleh sebanyak
disembelih mengalami stress, daging ayam 14 sampel atau 19,44% (14/72) daging
mengalami autolysis dan terbentuknya ayam yang menunjukkan hasil uji
amoniak (NH3) pada daging akibat dari Malachite green positif yang berarti daging
dekomposisi. Pada pedagang II dari enam ayam tersebut diduga kuat daging ayam
kali pengulangan terdapat empat nilai pH di tiren. Sedangkan jumlah sampel yang
atas 6,0 tetapi tidak sejalan dengan hasil uji menunjukkan hasil uji Malachite green
Malachite green yang hanya mendapatkan negatif sebanyak 58 sampel atau 80,56%
tiga hasil postitif pada hari kedua, kelima (58/72), yang berarti daging ayam tersebut
dan keenam. Hasil uji nilai pH daging pada bukan daging ayam tiren melainkan daging
pedagang II dapat disebabkan karena ayam ayam yang sengaja dipotong untuk dijual.
saat sebelum disembelih mengalami stress, Dari hasil ini diduga ada penjualan daging
daging ayam mengalami autolysis dan ayam tiren di pasar-pasar tradisonal Kota
terbentuknya amoniak (NH3) pada daging Denpasar, walaupun jumlahnya kecil.
akibat dari dekomposisi. Sedangkan pada Kasus peredaran daging ayam tiren juga
pedagang III dari enam kali pengulangan terdapat pada pasar tradisional di Surabaya
terdapat satu nilai pH di atas 6,0 tetapi tidak dengan jumlah 47 sampel yang positif dari
sejalan dengan hasil uji Malachite green 200 sampel (Yanesteria dan Jellia, 2017).
yang mendapatkan dua hasil positif pada Adanya temuan hasil positif daging
hari ketiga dan keempat. ayam dengan uji Malachite green ini
Nilai pH daging ayam pada pasar memberi indikasi/petunjuk bahwa
tradisional Jimbar Jaya Kecamatan penjualan ayam tiren menyisir pasar-pasar
Denpasar Selatan, pedagang I dari enam tradisional yang kurang mendapat
kali pengulangan tidak terdapat nilai pH di pengawasan dari pihak yang berwenang.
atas 6,00 sejalan dengan hasil uji Malachite Prinsip dari uji Malachite green adalah
green. Pada pedagang II dari enam kali mendeteksi tingginya kadar mioglobin
pengulangan tidak terdapat nilai pH di atas dalam daging. Pada dasarnya, reagen
6,00 sejalan dengan hasil uji Malachite Malachite green yang digunakan pada uji
green. Pada pedagang III dari enam kali ini, akan berkompetisi dengan mioglobin
pengulangan tidak terdapat nilai pH di atas untuk mengikat oksigen yang ada pada
6,00 sejalan dengan hasil uji Malachite H2O2. Mioglobin memiliki afinitas yang
green. lebih tinggi daripada Malachite green
Berdasarkan hasil penelitian di empat menyebabkan mioglobin akan mengikat
pasar tradisional kota Denpasar yaitu Pasar oksigen terlebih dahulu sehingga Malachite
Ketapian, Pasar Padang Sambian, Pasar green tetap bebas dan hasil uji
Ubung, dan Pasar Jimbar Jaya ditemukan menghasilkan warna hijau yang berarti
daging ayam yang terdeteksi positif uji positif ayam tiren. Tingginya kadar
Malachite green dan diduga kuat ayam mioglobin dalam daging ini selain
tiren. Sampel daging ayam yang digunakan disebabkan oleh ayam mati sebelum
dalam penelitian ini sengaja dipilih daging disembelih, juga dapat disebabkan karena
ayam yang memiliki kriteria daging ayam proses penyembelihan yang tidak
147
Buletin Veteriner Udayana Swari et al.
148
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 2: 143-150
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p06
149
Buletin Veteriner Udayana Swari et al.
150