Anda di halaman 1dari 10

PARASIT CACING PADA SALURAN PENCERNAAN AYAM

(Gallus gallus domesticus) DI PASAR TRADISIONAL


SURABAYA BARAT

Pipit Setya Ayuningtyas1, Rochiman Sasmita2, Era Hari Mudji3, Dian Ayu Kartika Sari4
1
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
email: pipitsetya8@gmail.com
2
Pembimbing Utama, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
email : rochimansasmitauwks@gmail.ac.id
3
Pembimbing Pendamping, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
email : era.hari@yahoo.com
4
Penguji, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
email : deeanvet@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya parasit cacing dan
membandingkan infeksi parasit cacing pada saluran pencernaan ayam kampung (Gallus
domesticus) dan ayam ras peadging (Gallus gallus domesticus) di pasar tradisional
Surabaya Barat. Usus ayam diambil 4 dari 12 pasar tradisional di Surabaya Barat ( P.
Banjar Sugihan, P. Kedung, P. Pakal, P. lakarsantri), sampel di ambil dengan total 60
sampel dari semua pasar dengan total 30 sampel usus ayam kampung dan 30 sampel usus
ayam ras pedaging. Penelitian menunjukkan 23 dari 60 sampel usus ayam yang diperiksa
di pasar tradisonal Surabaya Barat positif terinfeksi parasit cacing, sebanyak 18 dari 30
usu ayam kampung dan 5 dari 30 usus ayam ras pedaging terinfeksi parasit cacing. Hasil
dari pewarnaan Semichen’s Aceticarmine spesies yang di temukan yaitu Ascaridia galli
dan Raillietina cesticillus, kemudian data yang diperoleh di analisis menggunakan Uji
Chi Square dari hasil yang diperoleh antara terinfeksi parasit cacing dengan tidak
terinfeksi parasit, perbandingan antara tanpa cacing dengan cacing jenis Ascaridia galli,
perbandingan antara tanpa cacing dengan cacing jenis Raillietina cesticillus dapat di
simpulkan berbeda secara nyata sedangkan perbandingan antara jenis cacing Ascaridia
galli dan Raillietina cesticillus tidak berbeda secara nyata.
Kata Kunci : Ayam Kampung, Ayam Ras Pedaging, Endoparasit, Surabaya Barat, Pasar
Tradisional

ABSTRACT

This study aims to determine the presence or absence of worm parasites and to
compare parasitic worm infections in the digestive tract of native chickens (Gallus
domesticus) and peadging chickens (Gallus gallus domesticus) in West Surabaya
traditional markets. 4 of 12 traditional markets in West Surabaya (Banjar Sugihan,
Kedung, Pakal, and lakarsantri) samples were taken, samples were taken with a total of
60 samples from all markets with a total of 30 free-range chicken intestine samples and
30 samples. broiler intestines. The study showed that 23 out of 60 samples of chicken
intestines examined at the traditional market in West Surabaya were positive for
helminthiasis, 18 of 30 free-range chicken intestines and 5 of 30 broiler intestines were
infected with worm parasites. The results of the staining of Semichen's Aceticarmine
species were found, namely Ascaridia galli and Raillietina cesticillus, then the data
obtained were analyzed using the Chi Square test from the results obtained between
infected with parasitic worms and not infected with parasites, comparisons between no
worms and Ascaridia galli worms, comparison between no worms and Raillietina
cesticillus worms can be concluded to be significantly different while the comparison
between Ascaridia galli and Raillietina cesticillus worms is not significantly different.
Keywords : Kampung Chicken, Broiler, Endoparasite, West Surabaya, Traditional
Market

PENDAHULUAN

Perkembangan populasi manusia Ayam ras pedaging merupakan


mengakibatkan peningkatan kebutuhan jenis ayam hasil rekayasa yang memiliki
pangan yang berkualitas dan bernilai gizi. harga ekonomis dengan pertumbuhan
Kebutuhan pangan meningkat seiring yang sangat cepat dengan masa panen
bertambahnya populasi manusia terutama yang singkat, ayam ras pedaging
protein asal hewan. Ayam merupakan umumnya memiliki waktu pemeliharaan
protein hewani yang sering dibutuhkan yang sangat singkat, masa panen pada
masyarakat. Ayam kampung dan ayam ras umur 4-5 minggu atau 30-40 minggu
pedaging adalah ayam yang paling banyak dengan berat badan sekitar 1,2-1,9
dipelihara oleh masyarakat. kg/ekor (Anggitasari dkk., 2016).
Pemeliharaannya yang mudah dan Pemeliharaan ayam kampung dibiarkan
terhitung murah membuat masyarakat bebas di lingkungan, membuat ayam
memilih untuk memelihara ayam. lebih mudah terserang penyakit.
Kebutuhan daging ayam sebagai sumber Masalah kesehatan yang sering dialami
protein hewani mengalami peningkatan ayam kampung adalah infeksi
yang sangat pesat dengan meningkatnya endoparasit. Endoparasit merupakan
kesadaran masyarakat akan pentingnya parasit yang hidup di dalam tubuh
makanan untuk perkembangan tubuh. Ayam inang, umumnya berupa berbagai jenis
ras pedaging menjadi pilihan karena harga cacing dan protozoa (Moenek dan
yang relatif murah dan tekstur daging yang Oematan, 2017). Endoparasit pada
lunak dan tebal. Usaha peternakan ayam ras ayam dapat ditemukan pada otak, hati,
pedaging di masyarakat berkembang cukup paru-paru, jantung, ginjal, otot, kulit,
tinggi sehingga cukup memenuhi kebutuhan darah dan saluran pencernaan.
masyarakat (Fitria, 2011). Endoparasit yang menyerang unggas
Daging ayam kampung memiliki adalah protozoa, trematoda, cestoda dan
kandungan lemak lebih rendah nematoda. Parasit helmint atau cacing
dibandingkan ayam ras, tidak ada residu secara alami ditemukan pada berbagai
antibiotik menjadikan ayam kampung jenis unggas liar dan unggas peliharaan.
sangat dibutuhkan masyarakat. Daging Endoparasit yang sering menginfeksi
ayam kampung juga memiliki tekstur yang unggas peliharaan seperti bebek, itik,
keras sehingga tidak mudah hancur saat burung dan ayam adalah Nematoda
diolah. Daging ayam kampung yang keras (Damayanti dkk., 2019). Endoparasit
disebabkan karena ayam kampung hidup dapat menyerang ayam pada semua
secara bebas sehingga membantu umur. Ayam yang terinfeksi endoparasit
pertumbuhan otot dan sedikitnya akumulasi memiliki gejala seperti lesu, pucat,
lemak (Suhaila et al., 2015). kondisi tubuh menurun bahkan
mengakibatkan kematian. Endoparasit
dapat menghambat pertumbuhan dan pengendalian. Pengendalian dapat
mengakibatkan penurunan produksi efektif dilakukan jika terdapat informasi
ayam kampung (Moenek dkk., 2019). yang tepat mengenai kasus cacingan ini.
Penyebaran endoparasit terhadap Perlu dilakukannya pengukuran
ternak unggas dapat melewati media pakan, presentasi kecacingan yang menyerang
air, dan peralatan ternak yang ayam kampung dan ayam ras pedaging
terkontaminasi (Moenek dan Oematan, di Pasar Tradisional. Penelitian ini
2017). Kasus cacingan pada ayam umumnya bertujuan untuk mengidentifikasi dan
bersifat sub akut dan jarang mengakibatkan mengukur prevalensi cacing di usus
kematian. Cacingan dapat menyebabkan ayam kampung di Pasar Tradisional
penurunan produksi telur, penurunan bobot Surabaya Barat. Hasil penelitian ini
badan, gangguan pertumbuhan, kelemahan diharapkan dapat memberikan informasi
dan depresi sehingga menimbulkan kerugian mengenai kesehatan ayam kampung dan
ekonomi (Loliwu dan Thalib 2012). ayam ras pedaging khususnya yang di
Kasus cacingan pada ayam jual di Pasar Tradisional Surabaya
diperlukan pelaksanaan program Barat.

MATERI DAN METODE


Pengambilan sempel dalam Penelitian ini adalah penelitian
penelitian ini akan dilakukan di Pasar survey dengan metode penarikan acak
Tradisonal Surabaya Barat. Jumlah sederhana (simple random sampling).
pasar tradisional yang menjual ayam Bahan yang digunakan adalah
kampung dan ayam ras ada 12 pasar dari usus ayam, aquades, alkohol 70%,
12 pasar tersebut di ambil 30% pewarna Semichon’s Acetocarmine.
diantaranya untuk dijadikan objek Alat yang digunakan dalam penelitian
penelitian ini. Indentifikasi jenis cacing ini adalah mikroskop, seperangkat alat
yang diperoleh di lakukan di bedah, cawan petri, plastik wadah
Laboratorium Parasitologi, Fakultas cacing, plastik, sarung tangan, dan cool
Kedokteran Hewan, Universitas Wijaya box.
Kusuma Surabaya dari bulan Februari
sampai dengan bulan Maret 2021.
dan ayam ras pedaging di wilayah
Pengambilan Sampel surabaya barat, dengan demikian pasar
yang menjadi objek penelitian sebanyak
Penelitian ini menggunakan 30% dari pasar tradisional yang ada yang
teknik acak sederhana (Simple random menjual ayam kampung dan ayam ras
sampling sistematic) teknik acak pedaging di surabaya barat.
sederhana secara sistemik sebagai metode
pengambilan sampel. Banyaknya sampel Prosedur Penelitian
yang diambil semua lokasi pasar adalah
30 sampel usus ayam kampung dan 30 Dimulai dari saluran pencernaan
sampel usus ayam ras pedaging. Usus yang diperoleh dari pasar tradisional
ayam kampung dan usus ayam ras dimasukkan ke dalam wadah plastik, lalu
pedaging diambil dari tempat di masukkan ke dalam cool box. Dibawa
pemotongan ayam di pasar tradisional ke Laboratorium Parasitologi, Fakultas
Surabaya Barat. Pasar tradisional yang Kedokteran hewan Universitas Wijaya
terpilih sebagai objek survey adalah Pasar Kusuma Surabaya. Saluran pencernaan di
Banjar Sugihan, Pasar Kendung, Pasar ikat di batas antara lambung kelenjar
Pakal, Pasar Lakarsantri. Dari 12 pasar dengan lambung otot di dua tempat
tradisional yang menjual ayam kampung kemudian pengikatan yang serupa di
lakukan antara usus duodenum dengan dikumpulkan kedalam cawan petri yang
lambung kelenjar, selanjutnya di lakukan berisi aquades, cacing yang berukuran
diantara duodenum dan jejunum, antara besar dihitung tanpa bantuan mikroskop
jejunum dengan ileum, antara ileum sedangkan cacing yang berukuran kecil di
dengan sekum demikian pula antara hitung dibawah “dissecting microscope”.
sekum dengan rektum ikatan antara kedua Cacing tersebut di simpan dalam botol
bagian masing – masing di bagian alkohol 70% dan di beri label, cacing
pencernaan di antara dua ikatan di potong diwarnai dengan pewarnaan Semichon’s
dan di pisahkan setiap bagian usus setiap Acetocarmin setelah itu cacing di amati
bagian saluran pencernaan tersebut. Pada dan di tentukan spesiesnya di bawah
waktu pemeriksaan bagian – bagian mikroskop.
saluran pencernaan di letakkan di atas
wadah yang terlebih dahulu di lapisi
plastik, kemudian dibuka secara perlahan
menggunakan alat bedah. Cacing – cacing
dewasa di setiap bagian usus

Analisis Data Ayam Kampung dan Ayam Ras Pedaging


dengan Uji Chi-Square (X2) taraf
Data berupa jenis cacing yang kepercayaan α = 0,05.
ditemukan dianalisis secara deskriptif dan
statistik. Analisis Statistik untuk
membandingkan insiden cacing pada
Hasil Ket : Perlakuan 1 : Negatif parasit cacing
Perlakuan 2 : Positif Parasit cacing
Dari penelitian yang berjudul
Parasit Cacing Pada Saluran Pencernaan Berdasarkan tabel di atas
Ayam (Gallus Gallus Domesticus) Di diketahui hasil analisis perbandingan
Pasar Tradisional Surabaya Barat didapati antara jenis ayam dengan infeksi parasit
hasil sebagai berikut. cacing, yang positif terinfeksi parasit
cacing pada ayam kampung sebanyak 18
Tabel 1 Uji Chi – Square Hubungan dan ayam ras pedaging sebanyak 5.
antara jenis ayam dengan Sedangkan untuk negatif parasit cacing
infeksi parasit cacing pada ayam kampung sebanyak 12 dan
Permeriksaan Usus Total Value ayam ras pedaging sebanyak 25. Hasil uji
Ayam Kampung Dan Chi – Square diperoleh p = 11.915 > α =
Usus Ayan Ras
Pedaging
0.05 di tabel uji Chi – Square 4,303 (5%)
signifikan dengan db = 2 maka dapat
Usus Usus ditarik kesimpulan bahwa antara jenis
Ayam Aayam
Kampung Ras ayam dengan infeksi parasit cacing
Pedaging berbeda secara nyata. Dari uji tersebut
dapat disimpulkan nahwa infestasi parasit
1 12 25 37 11.915
Perlak a cacing pada ayam kampung berbeda
uan
2 18 5 23 secara nyata (α = 5%) dengan infestasi
parasit cacing pada ayam ras pedaging.
Total 30 30 60
Hasil uji Chi – Square pada
pemeriksaan usus ayam dan usus ayam
ras pedaging dengan Pewarnaan
Semichen – Acetic Carmine

Pemeriksaan Parasit Cacing pada Saluran


Pencernaan Ayam menggunakan Pewarnaan
Semichon’s Acetocarmin
Value
Perlakuan
Tanp
a
Tabel 3 Hasil Uji Chi – Square parasit
Cacin Ascarid Raillieti Tot cacing pada saluran
g ia sp na sp al pencernaan ayam kampung
Usus
Ayam dan ayam ras pedaging di
10.51 pasar tradisional Surabaya
Kampu
7a
ng 12 10 8 30 Barat menggunakan
Usus
Ayam Pewarnaan Semichon’s
Ras Acetocarmin.
Pedagin
g 25 3 2 30 Permeriksaan Usus Ayam Kampung Dan
Usus Ayan Ras Pedaging Dengan
Pewarnaan Semichen – Acetic Carmine *
Jenis Crosstabulation
Total 37 12 11 60
Jenis To Value
tal

Tan Asca
pa ridia
Caci sp
ng
Tabel 2 Hasil Uji Chi – Square
menggunakan Pewarnaan Permeriksa Usus Ayam
12 10 22
Semichon’s Acetocarmin. an Usus Kampung
Ayam
Kampung
Dan Usus
Ayan Ras 9.490a
Hasil identifikasi menggunakan
Pedaging Usus Ayam
pewarnaan Semichon’s Acetocarmin Dengan Ras 25 2 27
ditemukan dua jenis parasit cacing yang Pewarnaan Pedaging
Semichen –
berasal dari kelas Nematoda yaitu spesies Acetic
Ascaridia sp sedangkan kelas Cestoda Carmine
yaitu spesies Raillietina sp. Ayam
Kampung di temukan adanya cacing Total 37 12 49
Ascaridia sp sebanyak 10 dan cacing
Raillietina sp sebaanyak 8, sedangkan
untuk Ayam Ras Pedaging ditemukan
adanya cacing Ascaridia sp sebanyak 3 Berdasarkan tabel diatas maka
dan cacing Raillietina sp sebanyak 2. hasil Uji Chi – Square p = 9.490a > α =
Berdasarkan tabel diatas maka hasil Uji 0.05 di tabel uji Chi – Square 4,303 (5%)
Chi – Square p = 10.517 > α = 0.05 di signifikan dengan db = 1 maka dapat
tabel uji Chi – Square 4,303 (5%) ditarik kesimpulan bahwa antara usus
signifikan dengan db = 2 maka dapat ayam kampung dan ayam ras pedaging
ditarik kesimpulan bahwa diantara ke tiga yang tidak ada parasit cacing dengan
keberadaan cacing berbeda secara nyata. usus ayam yang terdapat parasit cacing
jenis Ascaridia sp berbeda secara nyata.
usus ayam yang terdapat parasit cacing
jenis Raillietina sp berbeda secara nyata

Tabel 5 Hasil Uji Chi – Square parasit


Tabel 4 Hasil Uji Chi – Square parasit cacing pada saluran
cacing pada saluran pencernaan ayam kampung
pencernaan ayam kampung dan ayam ras pedaging di
dan ayam ras pedaging di pasar tradisional Surabaya
Permeriksaan Usus Ayam Kampung Dan Usus Barat menggunakan
Ayan Ras Pedaging Dengan Pewarnaan
Semichen – Acetic Carmine * Jenis
Pewarnaan Semichon’s
Crosstabulation Acetocarmin.

Jenis To Valu
tal e Permeriksaan Usus Ayam Kampung Dan
Usus Ayan Ras Pedaging Dengan
Pewarnaan Semichen – Acetic Carmine *
Tanp Railli
Jenis Crosstabulation
a etina
Caci sp
ng
Jenis
Permeriksaan Usus Ayam
To Value
Usus Ayam 12 8 20
Kampung
Kampung tal
Dan Usus Ascar Rail
Ayan Ras 5.66
idia lieti
Pedaging 4a
sp na
Dengan Usus Ayam sp
Pewarnaan Ras 25 3 28
Semichen – Pedaging Permeriksaa Usus
Acetic n Usus Ayam
Carmine Ayam Kampu
10 8 18
Kampung ng
Dan Usus
Total 37 11 48 Ayan Ras
Pedaging Usus
Dengan Aayam
pasar tradisional Surabaya Pewarnaan Ras 2 3 5 0.379
Barat menggunakan Semichen – Pedagi a
Acetic ng
Pewarnaan Semichon’s Carmine
Acetocarmin.
Total 12 11 23

Berdasarkan tabel diatas maka Berdasarkan tabel diatas maka


hasil Uji Chi – Square p = 5.664a > α = hasil Uji Chi – Square p = 0.379a < α =
0.05 di tabel uji Chi – Square 4,303 (5%) 0.05 di tabel uji Chi – Square 4,303 (5%)
signifikan dengan db = 1 maka dapat tidak signifikan dengan db = 1 maka
ditarik kesimpulan bahwa antara usus dapat ditarik kesimpulan bahwa infestasi
ayam kampung dan ayam ras pedaging parasit cacing Ascaridia sp tidak berbeda
yang tidak ada parasit cacing dengan
nyata dengan infestasi cacing Raillietina diberi makan sesuai dengan kebutuhan
sp. (Rasyaf 2011). Menurut pendapat
. Supriatna (2010) ayam yang diternakkan
Pembahasan secara intensif lebih tinggi produksinya
dan hanya sedikit yang mengalami
Hasil penelitian di beberapa pasar infestasi kecacingan daripada yang
Tradisonal Surabaya Barat menunjukkan diternakkan secara ekstensif. Hal ini
23 dari 60 sampel usus ayam yang disebabkan karena ayam yang
diperiksa positif terinfeksi parasit cacing, diternakkan secara ekstensif punya
sebanyak 18 usus ayam kampung dan 5 potensi lebih besar untuk membawa dan
usus ayam ras pedaging yang terinfeksi. menebarkan parasit dari lingkungan
Prevalensi ayam kampung dan ayam ras tempat ayam biasa mencari makan.
pedaging yang terinfeksi parasit cacing
memiliki perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil pemeriksaan
Prevalensi infestasi parasit cacing pada menggunakan pewarnaan Semichon’s
ayam kampung lebih banyak dari pada Acetocarmin kedua cacing yang di
ayam ras pedaging (tabel 1), hal ini identifikasi berdasarkan morfologi
menunjukkan bahwa ayam kampung yang didapatkan dua spesies parasit cacing
di jual di pasar tradisioal Surabaya Barat yang menginfeksi saluran pencernaan
memiliki prevalensi terinfeksi parasit ayam di pasar tradisional Surabaya Barat
cacing pada saluran pencernaan ayam yaitu kelas nematoda dan kelas cestoda.
lebih tinggi di bandingan ayam ras Jenis parasit cacing yang sering
pedaging. Hasil uji Chi – Square menyerang ayam kampung dan ayam ras
diperoleh p = 11.915 > α = 0.05 di tabel pedaging berasal dari kelas nematoda dan
uji Chi – Square 4,303 (5%) signifikan cestoda (Tabel 2). Spesies yang
dengan db = 2 maka dapat ditarik ditemukan pada kelas nematoda adalah
kesimpulan bahwa infestasi parasit cacing Ascaridia galli sedangkan spesies yang di
pada ayam kampung berbeda secara nyata temukan pada kelas cestoda adalah
dengan infestasi parasit cacing pada ayam Railletina sp. Cacing dari kelas
ras pedaging. Trematoda tidak ditemukan pada
penelitian ini, hal ini dapat disebabkan
Cukup tingginya prevalensi karena sedikitnya inang antara dari
terinfeksi parasit cacing yang ditemukan Trematoda di sekitar kandang ayam
pada ayam kampung disebabkan oleh (Suhaila et al. 2015). Berdasarkan (Tabel
pemeliharaan ayam kampung yang 2) maka hasil Uji Chi – Square p =
dilaksanakan secara umbaran, sedangkan 10.517 > α = 0.05 di tabel uji Chi –
ayam ras pedaging dipelihara di dalam Square 4,303 (5%) signifikan dengan db
kandang yang memperoleh perhatian = 2 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
penuh dalam sanitasinya. Tanah tersebut terdapat perbedaan yang signifikan
memungkinkan terkontaminasi, salah infestasi di antara ke tiga cacing tersebut.
satunya oleh serangga atau cacing tanah
yang dapat menjadi inang antara parasit Berdasarkan perwarnaan
cacing yang menyerang unggas (Ashenafi Semichon’s Acetocarmin parasit cacing
dan Eshetu 2004). pada usus ayam hasil analisis hubungan
antara usus ayam yang terdapat parasit
Sistem peternakan ayam cacing jenis Ascaridia galli dengan usus
kampung dilakukan dengan cara ayam yang terdapat parasit cacing jenis
membiarkan ayam secara bebas untuk Raillietina sp hasil Uji Chi – Square p =
mencari makan sendiri. Sebaliknya 0.379a < α = 0.05 di tabel uji Chi –
dengan sistem peternakan ayam ras Square 4,303 (5%) signifikan dengan db
pedaging berada di dalam kandang dan = 1 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
tidak berbeda secara signifikan antara caudal alae yang kecil serta beberapa
infeksi Ascaridia galli dengan Raillietina caudal papillae yang pendek dan tebal,
sp pada ayam kampung dan ayam ras serta memiliki spikula (Rahman dan
pedaging. Manaf 2014).
Cacing Raillietina Infeksi Ascaridia galli terjadi bila
echinobothrida, Raillietina tetragona, dan ayam menelan telur terinfeksi yang
Raillietina cesticillus berasal dari genus terdapat dalam makanan atau
yang sama namun memiliki sedikit minumannya Zaharah et al. (2016).
perbedaan. Salah satu perbedaannya Cacing tanah juga dapat bertindak sebagai
adalah ukuran dan bentuk rostellum dan vector mekanis dengan cara menelan telur
sucker. Cacing Raillietina cesticillus tersebut dan kemudian cacing tanah
memiliki kepala yang tidak berleher serta dimakan oleh ayam. Ayam yang
rostellum besar dan sucker yang tidak terinfeksi Ascaridia galli dapat
berkait (Nandi dan Samanta 2010). mengalami penurunan fungsi usus halus
Cacing Railiietina cesticillus memiliki dalam menyerap makanan karena terjadi
panjang mencapai 15 cm dan rostelum kerusakan pada vili dan sel epitel usus
yang lebar dengan 400-500 kait kecil. ayam (Zalizar et al. 2006). Geredaghi
Genital pore unilateral pada Raillietina (2011) dalam Rohmawati (2016)
cesticillus terletak di anterolateral sampai mengatakan, keberadaan Ascaridia galli
mediolateral di setiap segmen Raillietina dapat menyebabkan penurunan tingkat
cesticillus memiliki satu telur di setiap pertumbuhan, penurunan berat badan,
kapsulnya (Saif et al. 2008). kerusakan mukosa usus yang
Banyaknya infeksi cacing menyebabkan kehilangan darah dan
Railletina ini disebabkan oleh banyaknya infeksi usus.
inang antara yang hidup di sekitar tempat
tinggal ayam. Inang antara dari Kesimpulan
Raillietina cesticillus merupakan
kumbang (Fischer dan Say 1989). Inang Berdasarkan hasil penelitian yang
antara alami dari Raillietina cesticillus dilakukan di Laboratorium Parasitologi
adalah Opatroides frater atau disebut juga Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
kumbang tanah (Velusamy et al. 2014). Wijaya Kusuma Surabaya yang berjudul
Infeksi Nematoda pada ayam Parasit Cacing Pada Saluran Pencernaan
kampung dan ayam ras pedaging di Ayam (Gallus gallus domesticus) Di
penelitian ini disebabkan oleh Ascaridia Pasar Tradisional Surabaya Barat dapat di
galli. Menurut Soulsby (1982), cacing simpulkan berikut.
dewasa Ascaridia galli memiliki ukuran Penelitian yang dilakukan dapat
sekitar 6-12 cm, terlihat semi transparan disimpulkan bahwa 23 dari 60 sampel
dan bewarna putih kekuningan. Ascaridia usus ayam yang diperiksa positif
galli memiliki kutikula ekstraseluler yang terinfeksi parasit cacing, sebanyak 18
tebal untuk melindungi membrana plasma dari 30 usus ayam kampung dan 5 usus
hypodermal cacing dewasa dari enzim dari 30 usus ayam ras pedaging yang
pencernaan inang (Zaharah et al. 2016). terinfeksi parasit cacing. Hasil
Cacing Ascaridia galli bejenis kelamin pemeriksaan menggunakan pewarnaan
betina dan jantan dapat ditemukan di Semichon’s Acetocarmin spesies yang
penelitian ini. Cacing betina Ascaridia ditemukan adalah Ascaridia galli dan
galli berukuran lebih besar daripada yang Railletina sp. Hasil uji Chi – Square
jantan. Vulva pada cacing betina berada antara terinfeksi parasit cacing dengan
pada bagian tengah tubuh sedangkan tidak terinfesksi parasit, perbandingan
bagian ekor pada cacing jantan memiliki antara tanpa cacing dengan cacing jenis
Ascaridia sp, perbandingan antara tanpa Loliwu YA dan Thalib I. 2012.
cacing dengan cacing jenis Raillietina sp Prevalensi Penyakit Cacing pada
dapat di simpulkan berbeda secara nyata Ayam Buras di Desa Taende dan
kecuali pada perbandingan antara jenis Tomata Kecamatan Mori Atas
cacing Ascaridia galli dan Raillietina sp Kabupaten Morowali. J. Agro Pet
tidak berbeda secara nyata. 9(1):23-26
Ashenafi H, dan Y. Eshetu. 2004. Study
on gastrointestinal helminths of
REFRENSI local chicken in Central Ethiopia.
Revue de Medecine Veterinaire.
Suhaila AH, DL. Sabrina., NH. Nik 155(10): 504-507.
Ahmad Irwan Izzaudin, and A.
Hamdan., S. Khadijah. 2015. Suhaila AH, DL. Sabrina., NH. Nik
Study Of Parasites In Ahmad Irwan Izzaudin, and A.
Commercial Free-Range Hamdan., S. Khadijah. 2015.
Chickens In Northern Peninsular Study Of Parasites In
Malaysia. Malaysian Journal of Commercial Free-Range
Chickens In Northern Peninsular
Veterinary Research. 6:53-64.
Malaysia. Malaysian Journal of
Anggitasari, Sjofjan,dan Djunaidi. 2016. Veterinary Research. 6:53-64.
Pengaruh Beberapa Jenis Pakan
Rasyaf M. 2011. Beternak Ayam
Komersial Terhadap Kinerja
Kampung. Jakarta (ID): Penebar
Produksi Kuantitatif dan
Swadaya
Kualitatif Ayam Pedaging.
Buletin Peternakan, 40(3) : 187- Supriatna E. 2010. Strategi
196. pengembangan ayam local
berbasis sumberdaya local dan
Moenek Y.J.A., dan B. Oematan. 2017.
berwawasan lingkungan.
Endoparasit Pada Usus Ayam
Makalah. Dalam: Seminar
Kampung (Gallus Domesticus).
Nasional Unggas Lokal ke IV Di
Jurnal Kajian Veteriner, 5(2) :
Fakultas Peternakan UNDIP.
84-90.
Nandi S dan Samanta S. 2010. Poultry
Moenek Y.J.A., Oematan B., Toelle N.
2019. Keragaman Endoparasit Diseases at a Glance. New
Gastrointestinal Dan Profil Delhi (IND): IBDC publisher.
Darah Pada Ayam Kampung Velusamy R, SA. Basith, TJ.
(Gallus Domesticus).Jurnal Harikrishnan, G. Ponnudurai, T.
Kajian Veteriner, 7(2) : 114-120. Anna, and S. Ramakrishnan.
Damayanti, Hastutiek, Estoepangestie, 2014. Ground beetle, Opatroides
Retno L, Kusnoto, Suprihati . frater (Coleoptera) as natural
2019. Prevalensi dan Derajat intermediate host for the poultry
Infeksi Cacing Saluran tapeworm, Railletina cesticillus.
Pencernaan pada Ayam Buras Journal of Parasitic Diseases.
(Gallus Domesticus) di Desa 38(1):128-131. doi :
Kramat Kecamatan Bangkalan 10.1007/s12639-012-0202-4
Kabupaten Bangkalan. Journal of Zaharah I, HA. Yanti, dan TR. Setyawati.
Parasite Science, 3(1):10-12 . 2016. Kepadatan nematoda
gastrointestinal itik manila
(Cairina moschata) yang
dipasarkan di pasar Flamboyan
kota Pontianak. Protobiont. 5(3):
41-46.
Rahman WA, and NH. Manaf. 2014.
Description on the morphology of
some nematosed of the Malaysian
domestic Chicken (Gallus
domesticus) Using Scanning
electron microscopy. Malaysian
Journal of Veterinary Research.
5(1):35-42. doi:
10.5829/idosi.gv.2014.12.01.761
16.
Zalizar L, F. Satrja, R. Tiuria, dan DA.
Astuti. 2006. Dampak infeksi
Ascaridia galli terhadap
gambaran histopatologi dan luas
permukaan vili usus halus serta
penurunan bobot hidup starter.
Journal Ilmu Ternak dan
Veteriner. 11(3):222-228.
Geredaghi Y. 2011. Identification of
immunogenic relevant antigens in
the excretory-secretory (ES)
products of Ascaridia galli
larvae. Advances in
Environmental Biology. 5(6):
1120-1126.
Rohmawati. 2016. Prevalensi Ektoparasit
dan endoparasit pada itik yang
dipelihara secara intensif dan
semi intensif [skripsi]. Semarang
(ID): Universitas Negeri
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai