Anda di halaman 1dari 6

http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.

php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325


Doi: 10.32503/ fillia.v6i2.2072

Identifikasi Jenis Ektoparasit Pada Ayam Petelur (Gallus Gallus)


(Studi Kasus Milik Peternakan Rakyat Di Desa Gadingkulon Kabupaten Malang)

Nonok Supartini, Hadrianus Sewasai, Farida Kusuma Astuti

Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang


Jl. Telaga Warna Blok C, Tlogomas Malang
E-mail: nonik.unitri20@gmail.com

Abstrak

Jenis ektoparasit yang tinggi dapat mengakibatkan kematian pada ternak ayam. Kurangnya
penelitian mengenai ektoparasit membuat informasi jenis ektoparasit yang menyerang ayam serta
dampak ektoparasit terhadap ternak maupun peternak. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui
jenis ektoparasit yang terindentifikasi pada ayam petelur dan afkir. (2) Untuk mengetahui bagaimana
cara menangani ektoparasit yang teridentifikasi pada ayam petelur dan afkir di peternakan rakyat dI
Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Jawa Timur. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Data dipilah dalam bentuk presentase dengan cara mengelompokkan kutu yang
dikoleksi berdasarkan genus, bagian tubuh inang. Selanjutnya dibuat dalam bentuk presentase
dominasi dan presentase sebaran kutu pada ayam. Hasil penelitian menunjukan bahwa 100% ayam
terinfeksi ektoparasit. Pada ayam produksi ditemukan 4 spesies kelompok kutu yaitu Menopon
gallinae, Goniocotes gallinae, Goniodes, Lipeurus caponi. sedangkan pada ayam afkir ditemukan 4
spesies kelompok kutu yaitu Menopon gallinae, Goniocotes gallinae, Goniodes, Lipeurus caponis.
Jumlah ektoparasit yang teridentifikasi pada ayam produksi lebih sedikit dibandingkan dengan
ektoparasit yang ditemukan pada ayam afkir. pada ayam produksi jumlah keseluruhan ektoparasit
yang teridentifiksi di Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Jawa Timur yaitu 352
genus. Sedangkan pada ayam afkir jumlah keseluruhan ektoparasit yang teridentifikasi yaitu 357
genus.
Kata Kunci: Ektoparasit, Ayam Petelur, Ayam Afkir

Abstract

High types of ectoparasites can cause death in chickens. The lack of research on ectoparasites
provides information on the types of ectoparasites that attack chickens and the impact of ectoparasites
on livestock and breeders. This study aims to (1) determine the types of ectoparasites identified in
laying and discarded hens. (2) To find out how to deal with ectoparasites identified in laying and
discarded hens on smallholder farms in Gading Kulon Village, Dau District, Malang Regency. East
Java. this type of research is descriptive. The data is sorted in percentage form by grouping the
collected lice based on the genus, body part of the host. Furthermore, it is made in the form of the
percentage of dominance and the percentage of lice distribution on chickens. The results showed that
100% of chickens were infected with ectoparasites. In production chickens, 4 species of lice were
found, namely Menopon gallinae, Goniocotes gallinae, Goniodes, Lipeurus caponis. while in rejected
chickens, 4 species of lice were found, namely Menopon gallinae, Goniocotes gallinae, Goniodes,
Lipeurus caponis. The number of ectoparasites identified in production chickens was less than the
ectoparasites found in rejected chickens. in production chickens, the total number of ectoparasites
identified in Gading Kulon Village, Dau District, Malang Regency. East Java is 352 genera. Meanwhile,
in rejected chickens, the total number of ectoparasites identified was 357 genera.
Keyword: Ectoparasite, Laying hens, Rejected chicken

Pendahuluan ini dikarenakan produksi ayam ras petelur


yang cukup tinggi dan suatu jenis usaha yang
Ayam petelur adalah ayam hasil dapat memperoleh keuntungan yang cepat.
pemuliabiakan yang menggunakan teknologi Harga telurnya yang cukup murah sehingga
sehingga dihasilkan ayam yang berproduksi mudah dijangkau oleh kalangan masyarakat.
khusus menghasilkan telur. Tingginya Ayam petelur memiliki lama masa
konsumsi telur dalam kehidupan sehari-hari, produktif yaitu sekitar 1,5–2 tahun. Ayam
menjadikan pembudidayaan ayam petelur petelur mulai berproduksi ketika mencapai
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan umur 18 minggu dengan produksi telur
masyarakat. Usaha ayam petelur dapat mencapai 3,8%. Puncak produksi dapat
dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Hal dicapai pada minggu ke 90 dengan produksi

106 Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Vol. 6 No. 2 Oktober 2021


http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/ fillia.v6i2.2072

telur sebanyak 94-96% dalam kurung waktu ± dalam sehari. Selain itu sistem pemeliharan
2 bulan (di umur 26 minggu). Jumlah produksi yang masih tradisional menyebabkan ayam
telur mulai mengalami penurunan secara petelur mudah terserang jenis ektoparasit.
konstan dalam jangka waktu selama 52-62 Penyebab ektoparasit pada Ayam
minggu sejak pertama kali bertelur. Laju Petelur (Gallus-galus) antara lain, bentuk dan
penurunan produksi telur secara normal lokasi kandang yang tidak tepat, kebersihan
berkisar antara 0,4 sampai 0,5% per minggu, kandang dan peralatan yang tidak terjaga.
ISA Brown Management Guide, (2019). Sirkulasi udara yang tidak lancar, lantai
Salah satu faktor kegagalan dalam usaha kandang yang lembab mengakibatkan
ayam petelur yaitu adanya ektoparasit. kandungan amonia meningkat, penyebaran
Parasit adalah organisme yang hidup baik di ayam yang tidak rata atau populasi yang
luar maupun di dalam tubuh hewan yang terlalu padat dan kurangnya terkena sinar
untuk kelangsungan hidupnya mendapatkan matahari yang masuk kedalam kandang,
perlindungan dan memperoleh makanan dari Berdasarkan uraian diatas maka perlu
induk semangnya. Parasit dapat dibedakan dilakukan kajian secara ilmiah untuk
menjadi dua yaitu, endoparasit dan mengidentifikasi ektoparasit Pada ayam
ektoparasit. Ektoparasit adalah parasit yang petelur (Studi Kasus Milik Peternak Rakyat Di
hidup pada permukaan luar tubuh inang, Desa Gadingkulon Kabupaten Malang) Hasil
sedangkan endoparasit yaitu parasit yang dari penelitian ini dapat menjadi informasi
hidup pada organ seperti hati, limfa, otak, mengenai jenis-jenis ektoparasit, kepada
sistem pencernaan, sirkulasi darah, masyarakat dan pentingnya kesehatan ternak
pernapasan, rongga perut, daging dan dan pegaruhnya jenis ektoparasit terhadap
jaringan tubuh (Purbomartono et al., 2010). ternak ayam petelur.
Ektoparasit salah satu jenis penyakit
yang menyerang bagian luar tubuh yang Metode Penelitian
dapat merugikan para peternak yang
mengakibatkan telur dan daging yang tinggi Penelitian dilaksanakan pada Tanggall
menjadi menurun dari hari ke hari. Maka 25 Februari sampai dengan 25 Maret 2021 di
pentingnya mendiagnosis sejak awal ternak peternakan rakyat ayam petelur di Desa
yang terinfeksi ektoparasit, tindakan tersebut Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten
dapat mencegah hewan agar tidak terinfeksi Malang. Identifikasi jenis ektoparasit
ektoparasit dan mengetahui keberadaan dan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Tanah
jenis ektoparasit yang menyerang ayam Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana
petelur. Beberapa jenis ektoparasit yang Tunggadewi Malang. Sampel diambil dari
menyerang ayam petelur salah satunya bagian tubuh ayam dan lokasi-lokasi di sekitar
adalah kutu ayam yang merupakan salah satu kandang seperti tempat pakan, feces, dan
jenis ektoparasit. tangga kandang.
Ektoparasit yang hidup di tubuh ayam
ada bermacam jenis, diantaranya tungau Pengambilan Sampel (Ayam)
(mite), caplak (tick), dan pinjal (flea). Pengambil sampel pada penelitian ini
Keberadaan ektoparasit ini menyebabkan sebanyak empat kali perlakuan, dalam kurun
kerugian yang sangat serius. Ektoparasit yang waktu dua minggu setengah pada ayam
tinggal di bagian permukaan kulit dan diantara petelur (Gallus gallus) produksi dan ayam
bulu dapat menimbulkan iritasi, kegatalan, afkir di Desa Gadingkulon, Sampel yang
peradangan, kudisan, miasis atau berbagai digunakan masing-masing sebanyak 20 ekor
bentuk reaksi alergi dan sejenisnya. Gejala– ayam dari satu lokasi.
gejala tersebut seperti tidak nyaman dan
kegelisahaan yang dapat mengganggu
kegiatan sehari-hari hewan tersebut. Infeksi Perhitungan Sampel (Ektoparasit)
ektoparasit yang berat dapat mempengaruhi Perhitungan sampel dilakukan secara
konsumsi pakan dan dapat mengakibatkan Purposive Sampling. Sampel ektoparasit
penurunan bobot pada ayam (Upik dan susi, diambil dari 200 ekor ayam petelur, yang
2010). berasal dari 1 kandang masa produksi dan
Kecamatan Dau merupakan merupakan afkir masing-masing diambil 20 ekor.
bagian dari wilayah Kabupaten Malang yang Pengamatan sampel ektoparasit dilakukan
sebagian besar peternak unggas masih dibagian kepala, leher, dada, punggung, ekor
menggunakan pola tradisional dalam dan kaki dengan cara menggunakan rabaan
memelihara ternaknya. Perkandangan ayam jari Dengan bantuan alat bantu pincet dan
petelur umumnya terbuat dari bambu dan kapas.
kayu, pemberian pakan sebanyak satu kali

Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Vol. 6 No. 2 Oktober 2021 107


http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/ fillia.v6i2.2072

∑ = Prosentase (%) sebaran genus


Identifikasi Ektoparasit
Proses identifikasi dilakukan dengan kutu ( )
pemeriksaan sampel menggunakan
Mikroskop dengan perbesaran 40 X lalu =
sampel dicocokkan dengan kunci identifikasi Keterangan :
pemotretan spesimen dilakukan dibawah N= jumlah ayam produksi dan afkir
mikroskop. n= jumlah total kutu dari seluruh genus pada
satu bagian tubuh ayam
Analisis Data Yi= jumlah satu genus kutu pada satu
Data yang diperoleh adalah data bagian tubuh ayam.
deskriptif yang dipilah dalam bentuk
presentase dengan cara mengelompokkan Hasil Dan Pembahasan
kutu yang dikoleksi berdasarkan genus,
bagian tubuh inang. Selanjutnya dibuat dalam Jenis Sampel Ektoparasit yang
bentuk presentase dominasi dan presentase Terindentifikasi
sebaran kutu pada ayam, Menurut (Wana, Hasil penelitian menunjukan bahwa
2001) dapat dihitung dengan menggunakan 100% ayam petelur yang ada di Desa
rumus sebagai berikut: Gadingkulon terinfestasi kutu. Hasil
identifikasi secara morfologi terdapat empat
1. Presentase dominasi (%) genus kutu yang didapatkan dari 40 ekor
∑ = Prosentase (%) dominasi gens ayam yaitu, Menopon gallinae, Goniodes
gallinae, Goniocotes gallinae,
kutu ( )
Lipeuruscaponis. Dominasi ektoparasit
= tertinggi pada ternak ayam petelur yaitu, jenis
ektoparasit Menopon gallinae yang
Keterangan : merupakan kutu penggigit. Hasil penelitian ini
N = jumlah ayam produksi dan afkir sejalan dengan penelitian Selfiannisa (2018)
N = jumlah total kutu dari seluruh genus pada ayam buras di desa Kramat Kabupatean
Xi = jumlah kutu dari satu genus Bangkalan juga ditemukan kutu Menopon
gallinae pada area tubuh. Jumlah dan hasil
2. Presentase (%) sebaran kutu identifikasi kutu pada beberapa bagian tubuh
ayam petelur, dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 1. Presentase (%) Dominasi Jenis ektoparasit yang teridentifikasi pada ayam petelur di Desa
Gadingkulon Kecamatan Dau
Produksi Afkir
Genus Kutu Persentase (%) Persentase (%)
(genus) (genus)
Menopon gallina 109 31,05 107 29,97
Goniocotes gallinae 95 27,07 85 23,81
Goniodes 66 18,80 92 25,77
Lipeurusca ponis 81 23,08 73 20,45
Total 351 100 357 100
Sumber : Data Primer diolah (2021)
Berdasarkan Tabel diatas, dapat dijelaskan dengan persentase masing-masing sebesar
bahwa dominasi jenis ektoparasit tertinggi 31,05% pada ayam produksi dan 29,97% pada
berasal dari jenis ektoparasit Menopon gallina ayam afkir.

Sedangkan pada ayam afkir Kerugian yang


Perbandingan Ektoparasit Masa Produksi ditimbulkan dari ektoparasit antara lain
dan Afkir penurunan napsu makan, penurunan bobot
Perbandingan ektoparasit pada tubuh badan, penurunan produksi, rontoknya bulu,
ayam masa produksi seperti kutu akan stres, anemia bahkan kematian. (Jannah et al.
menghisap darah sehingga ayam petelur masa 2011).
produksi menjadi anemia dan kekurangan gizi Pada ayam produksi dan afkir hasil
sehingga produksi telur menurun. Infeksi penelitian ini menunjukan presentase yang
parasit dapat menyebabkan kerugian besar teridentifikasi rata-rata kutu Menopon gallinae
karena ayam produksi mengalami malnutrisi, pada ayam produksi dan afkir tidak berbeda,
penurunan berat badan bahkan kematian. demikian juga dengan Goniodes, hal ini

108 Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Vol. 6 No. 2 Oktober 2021


http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/ fillia.v6i2.2072

memberi gambaran bahwa baik kutu Menopon mengidentifikasi dalam jumlah besar.
maupun Goniodes dapat hidup pada ayam Banyaknya kutu Menopon pada ayam dapat
petelur produksi dan afkir. Dari keadaan ini dikaitkan dengan ketidak spesifikasi terhadap
dapat disimpulkan kedua genus kutu ini tidak bagian tubuh ayam. Kutu ini mampuh
spesifik terhadap masa produksi dan afkirnya berkembang lebih baik dibandingkan jenis kutu
seekor ayam. Kutu Goniodes ditemukan lain yang mempunyai tingkat hidup baik pada
dengan presentase yang sedikit, kutu ini jarang bagian tubuh ayam tersebut.

35 31,05 29,97
30 27,07 25,77
23,8 23,08
25
20,46
18,8
20
15
10
5
0
Menopon gallina Goniocotes gallinae Goniodes Lipeuruscaponis

produksi afkir

Sumber : Data Primer (Diolah) 2021.


Gambar 1. Grafik sebaran persentase jenis ektoparasit yang teridentifikasi pada ayam petelur di Desa
Gading kulon Kecamatan Dau

Jenis kutu yang teridentifikasi Gadingkulon dapat dilihat pada gambar


Jenis ektoparasit yang teridentifikasi pada berikut:
peternakan rakyat ayam petelur di Desa

Tabel 2. Gambar parasit yang teridentifikasi pada ayam petelur produksi dan afkir di Desa
Gadingkulon Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Hasil pengamatan Literatur Hasil pengamatan Literatur

A B

C D

Sumber . Data Primer (diolah 2021)


Keterangan : Tabel diatas menjelaskan jenis ektoparasit yang teridentifiksi, yaitu:
a. Menopon gallinae
b. Goniocotes gallinae
c. Gonoides
d. Lipeuruscaponis

Menopon gallinae sering ditemukan di mempunyai antenna dan pada bagian kaki
bagian tubuh tangkai bulu ayam. Kutu mempunyai rambut yang berwarna coklat.
Menopon Gallinae mempunyai badan kecil, Dampak yang terlihat dari kutu terhadap ternak
warna kuning pucat kepucatan dengan bentuk pertumbuhannya akan menurun, sehingga
kepala segitiga yang lebar dengan ujung bobotnya tidak sesuai dengan target
arterior tumpul, mempunyai mata majemuk, pemasaran (Tabbu, 2016).

Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Vol. 6 No. 2 Oktober 2021 109


http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/ fillia.v6i2.2072

Lipeurus caponis kutu bersayap bentuk kelompok akari seperti tungau dan caplak.
panjang dan langsing dengan ukuran kurang Akarisida yang sering digunakan oleh para
lebih 2 mm bentuk tubuhnya kehitam - peternak adalah akarisida sintetik seperti
hitaman, hidup di sepanjang bulu dan sipermetrin, kumafos, karbaril, dan malathion.
cenderung banyak ditemukan di bagian sayap. Penggunaan akarisida sintetik yang intensif
Kutu ini bergerak lambat ditemukan dekat dapat menimbulkan dampak negatif berupa
dengan kulit, kutu ini lebih memilih tinggal di resistensi tungau terhadap akarisida, residu
bawah sayap. Pada umumnya Lipeurus yang tertinggal di daging dan telur,
Caponis kutu sayap pada ayam petelur ini pencemaran (KEMENTAN, 2014).
berada dibagian ranting bulu. Pemilihan bahan pengendali ektoparasit
Goniodes adalah kutu tubuh yang yang perlu diingat adalah dasar penggunaan
cendrung ditemukan di ayam pada bagian kulit bahan kimia dalam pengendaliannya harus
dan mengisap darah dengann memasuki duri benar-benar dilakukan secara selektif dengan
buluh dan menggerogoti kulit, kutu jenis ini pertimbangan ilmiah dan resikonya terhadap
sering ditemukan juga pada kalkun. Dengan hewan dan manusia. Caranya harus
demikian dengan cara itu mereka dapat mengetahui sifat dan cara hidup/siklus hidup
menyebarkan penyakit dan menurunkan dari ektoparasit, mudah dilakukan (efektif dan
produksi telur. Goniocotes gallinae kutu ayam efisien), aman atau tidak menyebabkan
berwarna coklat cendrung ditemukan kerugian pada manusia atau yang bukan
menempel dibagian punggung dan mengisap target, namun efektif untuk target (target
darah dan mengganggu ketenangan ayam stadium hama), bahan kimia yang digunakan
sehingga berdampak pada produksi telur. tidak menimbulkan keracunan dan resistensi
atau mengganggu ekosistem, biaya murah,
Dampak dari Kutu Terhadap Produktifitas mudah didapat, tidak mengganggu kelestarian
Secara umum, dari seluruh ektoparasit dan keseimbangan alam lingkungan yang
yang disebutkan di atas, kutu adalah jenis bersangkutan, dalam jangka pendek maupun
yang paling banyak ditemui menyerang ayam, jangka panjang.
terutama ayam petelur komersial. Habitatnya
yang sebagian besar dihabiskan di tubuh ayam Kesimpulan Dan Saran
menyebabkan kutu digolongkan sebagai
parasit yang sangat mengganggu aktivitas Kesimpulan
ayam. Adanya kutu ini akan menyebabkan Berdasarkan hasil Penelitian yang
ayam menjadi tidak nyaman. mengenai kegiatan identifikasi jenis ektoparasit
Dampak langsung yang ditimbulkan oleh yang menyerang ayam petelur produksi dan
kutu ini adalah ayam menjadi tidak nyaman afkir dilakukan di Desa Gadingkulon
dan tidak “konsentrasi” untuk produktifitas. Dari Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, hasil
hasil penelitian ini, kutu Menopon ditemukan identifikasi menunjukan adanya empat jenis
dengan mayoritas besar . Kondisi ini sesuai ektoparasit yang ditemukan pada ayam ras
dengan pernyataan bahwa kutu Menopon petelur dan afkir yakni: Menopon gallinae,
salah satu kutu pada unggas yang Lipeuruscaponis, Goniodes, Goniocotes
mengganggu aktifitas ternak (Naz, et al. 2016). gallinae. Berdasarkan dari ke empat spesies
Sedangkan kutu Menopon yang dominannya ektoparasit tersebut, Menopon gallinae, yang
sangat besar pada ayam dapat mengakibatkan paling banyak ditemukan dibagian punggung
penurunan produksi telur sampai 20% dan dan sayap. Sedangkan ektoparasit yang paling
kisaran sebanyak 23.000 ekor kutu dominan sedikit ditemukan yaitu spesies Goniocotes
pada ayam mengakibatkan turunnya 15% gallinaeditemukan di bagian dada.
produksi telur, (Soekardono dan
Partosoedjono,1986). Saran
Disarankan Penelitian lanjut untuk
Pengendalian Ektoparasit Pada Ayam pengamatan pada pola pemeliharaan yang
Petelur dan Afkir berbeda sebagai pembanding selanjutnya,
Pengendalian parasit dapat dilakukan dapat dilakukan cara pengendalian ektoparasit
dengan cara yaitu, secara internal, secara yang menyerang ayam. Perlu diperhatikan
eksternal (pengelolaan lingkungan biologis), sannitasi kandang yang layak, kebersihan
seraca genetik atau agen biotik (dengan yang baik
perlawanan alami), secara fisik atau mekanik
maupun kimia (insektisida). Pengendalian Daftar Pustaka
dapat juga dilakukan dengan penggunaan
akarisida. Akarisida adalah kelompok pestisida Jannah N, S Hadi, UK Hadi, DJ Gunandini, S
yang digunakan untuk membasmi ektoparasit Soviana, RD Anggana & Suwandi.

110 Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Vol. 6 No. 2 Oktober 2021


http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/ fillia.v6i2.2072

2011. Hasil seurveilans penyakit Upik, K., dan Susi, 2010. Ektoparasit:
parasite di Kabupaten Tabalong Pengenalan, Identifikasi, dan
Kalimantan Selatan Dilavet 21(2):1-6. Pengendaliannya. Bogor : IPB Press.
Kementerian Pertanian. Balai Pengkajian Wana, P.W. (2001). Sebaran
Teknologi Pertanian (BPTP) Kutu (Menoponidae: Menopon Dan
Sumatera Barat. (2014). Studi. Philopteridae: Goniodes) Pada
Sistem Tanam Jajar Legowo Beberapa Bagian Tubuh Ayam
Terhadap Peningkatan Hasil Kampung. [Skripsi]:. Bogor.
Purbomartono.2008. Identifikasi Ektoparasit Naz, F., Saher, N.U., and Kama, M. 2016.
Cacing dan Crutacea (Dalam Jurnal Genetik Diversity of the Portunus
Ruaya Vol.1.No.1.2014) di Akses Sanguinolentus (Herbs, 1783) In Indo
Pada Tanggal 25 Agustus 2019. West Pacifik Region Based on
Soekardono S, Partosoedjono S. (1986). Mitochondrial DNA 16s Gene.
Parasit - parasit Ayam. Jakarta. Pakistan Journal of Marine Science,
Gramedia Pustaka Utama. 25(1 dan 2), 59-68.
Tabbu, C.R. 2002. Penyakit Ayam dan Selfiannisa, F. 2018. Infestasi Ektoparasit
Penanggulanganya, Penerbit Pada Ayam Buras Di Desa Kramat
Kanisius.Yogyakarta .hlm: 88-103. Kecamatan Bangkalan Kabupaten
Bangkalan. Skripsi. Universitas
Airlangga.

Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Vol. 6 No. 2 Oktober 2021 111

Anda mungkin juga menyukai