Anda di halaman 1dari 6

Mandalika Veterinary Journal Vol. 1 No.

1 April 2021
eISSN : 2798-8732

Prevalensi Skabiosis Pada Pasien Kucing


Di Klinik Scotty Pet Care Mataram
Prevalence scabiosis in cat patients at the scotty pet care mataram

Eko Susanto1), Candra Dwi Atma25), Alfiana Laili Dwi Agustin35), Novarina Sulsia
Ista’In Ningtyas45)
1)
Division Research of Clinic Scotty Pet Care Mataram, 2) Division of Mikrobiology
and Parasitology,3)Division of Veterinary Public Health,4)Divion of Anatomi and
Pathology Veteriner, 5)Veterinary Medicine, Mandalika education University
*Corresponding author : ekosusanto@gmail.com

Abstrak
Skabiosis merupakan penyakit kulit menular yang sering dijumpai pada hewan dan
cenderung sulit disembuhkan. Penyakit ini disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei atau
Notoedres cati pada kucing. Skabiosis menyerang kucing pada semua tingkat usia. Kucing
yang terinfeksi menimbulkan, alopecia,dermatitis, anemia, gangguan hipersensitivitas, dan
ketidaknyaman bagi kucing. Selain itu dapat menular kepada manusia (zoonosis) penelitian
dengan metode deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui besar prevalensi skabiosis pada
pasien kucing di Klinik Scotty Pet Care Mataram, jumlah sampel yang digunakan adalah
14 ekor kucing yang dipilih secara purposive sampling. Peneguhan diagnosa skabiosis
dilakukan dengan 2 tahap : pemeriksaan terhadap gejala klinis dan pemeriksaan laboratoris.
Pemeriksaan laboratoris hanya dilakukan pada sampel yang dengan gejala klinis skabiosis.
Pemeriksaan sampel dilakukan menggunakan teknik scraping. Teknik scraping dilakukan
dengan cara kerokan kulit diambil di area sekitar lesi kemudian diletakan pada object glass
dan ditetesi KOH 10% kemudian ditutupi dengan cover glass dan diperiksa dibawah
mikroskop dengan pembesaran 400x. Hasil penelitian menunjukan positif 8 dari 14 sampel
dengan prevalensi skabiosis pada pasien kucing di klinik scotty pet care mataram adalah
57%.
Kata kunci : Prevalensi, skabiosis.

Abstract (In English)


Scabiosis is a contagious skin disease that is often found in animals and tends to be
difficult to cure. This disease is caused by the Sarcoptes scabiei or Notoedres cati mite in
cats. Scabiosis affects all types of cats at the age level. Infected cats develop, alopecia,
dermatitis, anemia, hypersensitivity disorders, and discomfort to cats. In addition, it can be
transmitted to humans (Zoonosis). This descriptive research method aims to determine the
prevalence of scabiosis in cat patients at the Scotty Pet Care Mataram Clinic. The number of
samples used was 14 cats selected by purposive sampling. Confirmation of the diagnosis of
scabiosis is carried out in 2 stages: examination of clinical symptoms and laboratory
examination. Laboratory examination is only performed on samples with clinical symptoms
of scabiosis. Sample examination was carried out using scraping techniques. The scraping
technique is done by taking skin scrapings in the area around the lesion then placing them on
a glass object and dropping 10% KOH then covering them with a glass cover and examining
them under a microscope with 400x magnification. The results showed that 8 out of 14
samples were positive with the prevalence of scabiosis in cat patients in the scotty pet care
Mataram clinic was 57%.

Key Words : Prevlence, scabiosis.

Mandalika Veterinary Journal Page 11


Mandalika Veterinary Journal Vol. 1 No. 1 April 2021
eISSN : 2798-8732

Pendahuluan Februari yang ada di Klinik Scotty Pet Care


Skabiosis merupakan penyakit kulit Mataram dengan cara purposive sampling.
menular yang sering dijumpai pada Kriteria kucing yang digunakan sebagai
hewan dan cenderung sulit disembuhkan. sampel adalah dengan ciri-ciri adanya
Penyakit ini disebabkan oleh tungau alopesia beserta lesi pada bagian seperti
Sarcoptes scabiei atau Notoedres cati telinga, kepala, dan ekor (Marvin, 2004).
pada kucing. Skabiosis menyerang Sampel yanng diambil sebanyak 15 sampel.
kucing pada semua tingkat usia. Infestasi Metode pengambilan sampe yang
Notoedres cati pada kucing sangat digunakan adalah metode Purposive
menular dari satu kucing ke kucing lain. sampling pasien di Klinik Scotty Pet Care
Kucing yang terinfeksi menimbulkan Mataram.
alopesia, dermatitis, anemia, gangguan Pengambilan sampel dilakukan
hipersensitivitas, dan ketidaknyaman langsung dari bagian tubuh kucing yang
bagi kucing (Mossallnejad et al., 2011). terkena lesi seperti, telinga, kepala dan ekor
Selain itu dapat menular kepada manusia dengan melakukan pengkerokan sampai
(zoonosis) (Mading and Sopi, 2015). berdarah menggunakan scapel tumpul
Hewan di Indonesia yang sering kemudian diambil menggunakan cotton bud
menderita skabiosis adalah hewan ternak dan diletakan di plastik clip. Selanjutnya
seperti kambing, babi, sapi, kelinci dan dibawa dan diperiksa ke Laboratorium
pets aminal (kucing dan anjing). Menurut parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan
hasil laporan Rumah Sakit Hewan Prof. Universitas Pendidikan Mandalika.
Soeparwi Yogyakarta, pada Januari- Pemeriksaan sampel dilakukan
Agustus 2012 didapatkan prevalensi menggunakan teknik Scraping. Teknik
Notoedres cati pada kucing sebanyak Scraping dilakukan dengan cara kerokan
3,7% (Amalia dan Rohayati, 2013). kulit diambil di area sekitar lesi kemudian
Penelitian serupa dilakukan di klinik diletakan pada Object glass dan ditetesi
hewan di kabupaten Bogor pada kucing KOH 10 % kemudian ditutupi dengan
dengan kasus Notoedres cati 2,7% cover glass. Selanjutnya diamati dibawah
(Siagian dan Fikri, 2019). mikroskop pembesaran 100x kepembesaran
Penyakit Skabiosis merupakan salah 400x (Colville,.1991). Prevalensi Tungau
satu faktor yang dapat menurunkan Sarcoptes Scabiei atau Notoedres cati
produktivitas hewan. Parasit bertahan ditemukan pada penelitian ini akan
hidup dalam tubuh hospes dengan mengacu pada buku Veterinary Parasitologi
memakan jaringan tubuh, mengambil (Taylor et al., 2007).
nutrisi yang dibutuhkan dan menghisap
darah hospes. Hal ini menyebabkan Hasil dan Pembahasan
terjadinya penurunan bobot badan, Berdasarkan hasil penelitian yang
pertumbuhan yang lambat, penurunan telah dilakukan terhadap 14 sampel
daya tahan tubuh dan kematian hospes. kerokan kulit pada kucing, ditemukan 8
Hewan yang terinfeksi Skabiosis sampel positif terinfeksi Notoedres cati.
biasanya mengalami kekurusan sehingga Skabiosis dengan gejala yang menciri
mempunyai nilai jual yang rendah (Khan pada permukaan kulit yaitu keropeng,
et al., 2008) bersisik, alopesia, papula, hiperemi, dan
kulit terlihat jelek pada bagian kepala,
Materi dan Metode muka, telinga dan kaki. Notoedres cati
Sampel yang digunakan pada berbentuk bulat, perisai dan striae halus
penelitian ini yang terdapat di Klinik Scotty dan berbentuk melingkar, tungkai pendek
Pet Care Mataram sebanyak pasien kucing dan berkuku.
dalam kurun waktu 1 bulan pada bulan

Mandalika Veterinary Journal Page 12


Mandalika Veterinary Journal Vol. 1 No. 1 April 2021
eISSN : 2798-8732

Gambar 1. Notoedres cati

Hasil jumlah prevalensi skabiosis terinfeksi skabiosis ini adalah daerah


pada pasien kucing di klinik scotty pet kepala, muka, telinga, dan kaki.
care mataram sebesar 57%. Penularan skabiosis terjadi secara
Berdasarkan hasil pengamatan kontak langsung baik antara hewan
terhadap pasien kucing yang terinfeksi peliharaan yang satu dengan yang lain
tungau Notoedres cati di Klinik Scotty yang menderita skabiosis (Yunita,
Pet Care Mataram. Memperlihatkan 2018).
daerah permukaan tubuh yang

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Notoedres cati di Klinik Scotty Pet Mataram


No Kategori Hasil

1 Jumlah positif 8

2 Jumlah negatif 6

Gejala klinis pada kucing di klinik (diasingkan) dari hewan yang sehat untuk
menunjukan adanya depresi pada kucing mencegah penyebaran penyakit secara
tersebut yaitu kucing tampak lesu, kurang kontak langsung. Kucing yang terinfeksi
nafsu makan, kulit tampak menebal, tidak diisolasi melainkan disatukan
gatal-gatal dan hewan terlihat kurus, dengan hewan lainnya menjadi faktor
selain itu hewan terlihat menggesek- penyakit skabiosis tersebut cepat
gesekan daerah terinfeksi ke tiang menular ke kucing yang sehat (Amalia
kandang, menggaruk dan menggigit dan Rohayati, 2013). Prevalensi skabiosis
kulitnya secara terus-menerus. Menurut pada pasien kucing di Klinik Scotty Pet
Rochiman (2010) gejala klinis skabiosis Care Mataram sebesar 57%. Angka ini
pada kucing serupa dengan kudis pada dikatakan tinggi dibandingkan dengan
anjing, tetapi kerusakan umumnya terjadi penelitian sebelumnya dilakukan oleh
pada kepala dan leher, biasanya mulai (Siagian, 2019) di Rumah Sakit Hewan
dari dahi, sekitar mata dan telinga. Kabupaten Bogor yang menunjukan
Infestasi disertai sisik abu-abu dan angka prevalensi sebesar 2,7%. Hasil
pengerasan serta penebalan kulit, analisis menunjukan tingkat prevalensi
umumnya terjadi pruritis. skabiosis pada pasien kucing di Klinik
Hewan yang terkena penyakit Scotty Pet Care Mataram cukup tinggi.
skabiosis harus segera diisolasi Tingginya angka prevalensi pasien

Mandalika Veterinary Journal Page 13


Mandalika Veterinary Journal Vol. 1 No. 1 April 2021
eISSN : 2798-8732

kucing di Klinik Scotty Pet Care Penyidikan dan Pengujian


Mataram, disebabkan beberapa faktor Veteriner Regional VI: Denpasar
yaitu kurangnya kebersihan dalam Budiharta, S. 2002. Kapita Selekta
perawatan kucing, sanitasi kandang dan Epidemiologi Veteriner. Bagian
lingkungan yang kurang baik, tempat Kesehatan Masyarakat Veteriner.
yang lembab dapat menyebabkan tungau Fakultas Kedokteran Hewan.
dapat bertahan hidup lebih dari 30 hari Universitas Gadjah Mada.
(Jensen dan Swift, 2006). Yogyakarta.
Coville, J. 1991. Diagnosic Parasitology for
Veterinary Techicians for public
Kesimpulan health. Boca Raton: CRC/Taylor
Berdasarkan uraian pembahasan and Francis. Pp. 362 Crompon,
diatas dapat disimpulkan bahwa D.W.T. 2001.
Prevalensi skabiosis pada pasien kucing David. 2002. Kapita Selekta Kedokteran.
yang ditemukan di Klinik Scotty Pet Care Bina Rupa Aksara: Jakarta
Mataram yaitu 57%. Diah Rodiah, 2001. Study Kasus Scabies
Pada Kucing Di Rumah Sakit
Ucapan Terima Kasih Hewan Jakarta. Fakultas
Terima kasih kepada semua pihak Kedokteran Hewan : Institute
yang sudah membantu kelancaran artikel Pertanian Bogor.
ilmiah ini. Djuanda, 2007.Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta :
Daftar Pustaka Balai Penerbit FKUI
Abu-Samra MT, Hago BED, Aziz MA and Done SH, Goody PC, Evans SA,
Awad FW 1981. Sarcoptic Mange Stickland NC. 2009. Color Atlas
in Sheep in the Sudan. Annals of Of Veteriner Anatomy, The Dog
Tropical Medicine and and Cat, Ed ke-3. Missouri:
Parasitology 75: 639-645. Elsevier.
Alexander, J.O. 1984. Scabies: Arthropods Firza, S, dan Hanna M, Skabies,2016
and Human Skin. New York: Bagian Parasitology,Fakultas
Springer-Verlag. pp. 227 -292 Kedokteran Universitas Lampung,
Amalia, D dan Rohayati E.S Majority/Volume V.
2013.Prevalensi scabies pada Foster Michael A, Stewart Nancy and
kucing di RSH Prof Soeparwi Swift Jean. 2008. Cat Anatomy and
Yogjakarya. Pada Januari-Agustus Physiology. 4-h Cat Project – unit
2013. Fakultas Kedokteran Hewan 3- em4289e.Washington University
Universitas Gajah Mada Extension.
Bashofi AS, Soviana S, Ridwan Y. 2015. Ghubash R, 2006. Parasitic Miticidal
Infestasi pinjal dan deteksi Therapy. Clin Tech Small Amin
Dypilidium caninum (Linnaeus) Pract21: 135-144
pada kucing liar di lingkungan Iskandar Tolibin, 2000. Masalah Scabies
kampus Institute Pertanian Bogor. Pada Hewan dan Manusia Serta
Kecamatan Dramaga. Jurnal Penanggulangannya. Wartazoa
Entomologi Indonesia. 2(2):108- Vol. 10 No. 1 Balai Penelitian
114. ISSN:1829_1122 Veteriner: Bogor.
Budiantono, 2004.Kerugian Ekonomi Jensen, R. And B. L. Swift. 2006.
Akibat Scabies dan Kesulitan Disease of Sheep. 2 years Eds. Lea
Dalam Pemberantasannya. & Febiger.Philadelphia
Prosiding Seminar Parasitologi Kertayadnya, I. G., D. H. A. Unruh, M.
dan Toksikologi Veteriner, Balai Gunawan dan K. S. Adhiputra.

Mandalika Veterinary Journal Page 14


Mandalika Veterinary Journal Vol. 1 No. 1 April 2021
eISSN : 2798-8732

2003. Scabies, Epizootiologi, Epidemiology Data. London (UK):


Pengobatan dan Perkiraan Oxfo University Pres. Wilayah
Kerugian Ekonomi. Dalam Sibermas Kecamatan Fatuleu
Laporan Tahunan Hasil Kabupaten Kupang.
Penyelidikan Penyakit Hewan di Siagian, T.B, dan Fikri FH. 2019.
Indonesia Periode Tahun 2001- Infestasi Ektoparasit pada kucing di
2002. Direktorat Kesehatan KlinikHewan Kabupaten Bogor.
Hewan. Derektorat Jendral IPB University
Peternakan Dapertemen Pertanian. Soeharsono, 2007.Penyakit Zoonotik
Jakarta. Pada Anjing dan
Kemp DJ, 1989. Walthon SF, Harumal P, Kucing.Yogyakarta : Kanisius.
Currie BJ, 2002. The Scourge of Soulsby, E. J. L. 1982. Helminths,
Scabies. Arthropods and Protozoa of
Khan MK, Sajid MS, Khan MN, Iqbal Z Domesticated Animals. 7 th Eds.
and Iqbal MU. 2008. Prevalence, Bailliere, Tindal and Casseli.
effects of treatment on productivity London.
and cost benefit analysis infive Subronto, 2006.Penyakit Infeksi Parasit
districts of Punjab, Pakistan. Res dan Mikroba Pada Anjing dan
Vet Sci. 87: 70–75 Kucing.Yogyakarta : Gadjah Mada
Kral, F. 1953. Veterinary Dermatology. University Pers.
J.B. Lippincott Company. Sudiyanto, 2012. Hubungan Personal
Philadelphia.325 hal. hygiene dan sanitasi lingkungan
Kusuma, W. 2000.Kucing dan dengan scabies di wilayah kerja
Penyembuhan Penyakit. Batam: puskesmas lingkar timur kota
Interaksa. Leuvine, N. D. 2000. Bengkulu: Stikes Dehasen
Parasitologi Veteriner. Gadjah Taylor M. A, Coop R. L and Wall
Mada University Press,Jogyakarta. Richard L. 2007.Veterinary
Mading M, Sopi II. 2015. Aspect of Parasitology Third
Epidemiology Studies Scabies in Editoin.Australia Black Well
Human.2(2):9 Publishing.
Morsallanejad B, Alborzi AL, Katvandi Taylor MA and RL Coop. 2007 Veteriner
N. 2011. A survey on ectoparasite Parasitology.Blackwell
infestation in companion dogs of Publishing.Oxford, UK.
ahvaz Distric, Sout-West Of iran. Tuner DC, Bateson P. 2000. The
Journal Atrhopod-Bone Dis. Domestic Cat, The Biology of Its
6(1):70-78 Behaviour. Camridge: Cambridge
Rochiman .S, Hastutiek P, Sunasrso A, University Pr.
dan Yunus M. 2010. “Ilmu Upik K.H, Dwi J.G, Susi S, Supriyono
Penyakit Anthropoda Veteriner”. 2017. Atlas Entomology Veteriner.
Departemen Parasitologi, Fakultas IPB Science Techno Park.
Kedokteran Hewan, Universitas Ektoparasit Pada Anjing dan
Airlangga, Surabaya 2010. Kucing 105.
Plumb, D. C. 2008. Veterinary Drug Urquhart, G.M., J. Armour, H. Duncan,
Hnadbook 6th Editoin.Wisconism : A.M. Doon and F.W. Jenning.
Black Well Publishing. 1989. Veterinary Parasitology.
Safar. 2009. Parasitologi Kedokteran Long Man Scientific and
Protozologi Helminthologi Technical. New York. pp. 184
Entomologi.Bandung : Yrama 187.echnical, London
Widya. Urquhart, G.M.Armour, J., Duncan,
Selvin S. 2004. Statistical Analysis Of J.L.,et al.(1987) Veterinary

Mandalika Veterinary Journal Page 15


Mandalika Veterinary Journal Vol. 1 No. 1 April 2021
eISSN : 2798-8732

parasitology. Longman Scientific dengan kejadian skabies diwilayah


and T kerja Puskesmas Lubuk Buaya
Wall Richard and David Shearer. 2001. Kota Padang tahun 2015. Jurnal
Veterinary Ectoparasites : Biology, Kesehatan Andalas
Patology and control 2nd Edition. Zasac AM and Conboy GA.
Iota State University : USA. 2012.Veteriner Clinical
Yunita S, Gustiana R, Anas E. 2018. Parasitology. 8th ed. John Wiley
Faktor-Faktor yang berhubungan and Sons, Inc. UK .

Mandalika Veterinary Journal Page 16

Anda mungkin juga menyukai