Anda di halaman 1dari 7

AMBULATOR

PPDH BLOK ILMU PENYAKIT DALAM VETERINER

Hari/Tanggal : Rabu, 16 Agustus 2023 Anamnesis :


Kucing mengalami gatal-gatal sejak sebulan lalu,
No. Pasien :
Kucing dipelihara diluar rumah, pemilik kucing
Nama Pemilik : Alit
memiliki 2 ekor kucing, namun kucing yang 1 lagi
Alamat : Penarungan tidak menunjukkan gejala yang sama, dan disekitar

Telp. : 083129156803 rumah pemilik terdapat 3 ekor kucing liar. Kucing juga
belum pernah di vaksin dan belum pernah diberikan
obat cacing, selama menunjukkan gejala kucing tidak
pernah di bawa ke dokter hewan untuk diobati, kucing
juga tidak pernah di mandikan, kucing di beri pakan
nasi dicampur ayam yang sudah di rebus, bahkan
pemilik menyampaikan kucing kadang diberi makan
ikan di campur nasi. Kucing juga suka berkelahi
dengan kucing liar disekitar rumah
SINYALEMEN STATUS PRAESENS KEADAAN UMUM
Nama hewan : Putih Jantung (x/menit) : 134 Status gizi : 4/5
Jenis hewan : Kucing Pulsus (x/menit) : 134
Bangsa/ Ras : Mix Domestik
CRT (detik) : < 2 detik Temperamen : Waspada
Jenis kelamin : Jantan
Umur : 2 Tahun Respirasi (x/menit) : 30
Warna rambut : Putih Suhu (°C) : 38,3 Sikap/habitus : Suka menggaruk-
Bobot badan : 4,4 Kg
garuk area telinga dan kepala
Ciri khusus :-

PEMERIKSAAN FISIK
1. N 2. N 3. N 4. N 5. N 6. N
Gen TN Kulit dan Kuku TN Mukosa TN Sirkulasi TN Respirasi TN Digesti TN
TD TD TD TD TD TD
7. N 8. N 9. N 10. N 11. N 12. N
Urogenital TN Muskuloskeletal TN Saraf TN Limfonodus TN Telinga TN Mata TN
TD TD TD TD TD TD
Tulis hasil pemeriksaan yang tidak normal sesuai nomor di atas.

2. Terdapat krusta di bagian daun telinga dan kepala, terdapat ulcer dibagian pipi dan telinga.
Hiperkeratosis di area kepala.
5. Terdengar suara wheezing ketika bernafas, kucing juga bersin-bersin yang disertai leleran mukopirulen
11. Telinga di bagian pinna mengalami lesi scale, disertai krusta dan ulcer dan bagian dalam telinga kotor
Skala pruritus : 8/10 (berdasarkan skala oleh : Rybnícek, J., Lau-Gillard, P. J., Harvey, R., & Hill, P. B.
(2009). Further validation of a pruritus severity scale for use in dogs. Veterinary dermatology, 20(2),
115–122. https://doi.org/10.1111/j.1365-3164.2008.00728.x)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Feses : Dilakukan (Tidak Darah : Tidak dilakukan Pemeriksaan Lain : Otic Swab (-)
ditemukan agen) otodectes cynotis

Kulit : Trikogram dan Skin


scrapping (Notoedres Cati)

Urin : Tidak dilakukan

Diagnosis banding : Scabiosis, Otitis, Demodekosis


Diagnosis : Scabiosis
Prognosis : Fausta
Treatment : Injeksi Ivermectin 0,08 ml SC
Injeksi Dipenhydramine HCL 0,4 ml IM

R/ Chlorpheniramine Maleat 4mg Tab no. V R/ Fish Oil Caps no. VII
S. 2. dd. Tab 1/2 S. 1. dd Cap 1
# #

Edukasi kepada pemilik :


 Sebaiknya kucing dipisahkan dengan kucing lainnya untuk mencegah penyebaran
penyakit scabies.
 Sebaiknya kucing dimandingkan menggunakan sabun sulfur selama dua kali
seminggu, dan dikandangkan
 Bersihkan kandang atau tempat yang dilalui anjing menggunakan desinfektan dengan
kandungan natrium hipoklorit untuk membersihkan lingkungan dari agen infeksius.
 Sebaiknya periksakan hewan peliharaan lain apabila muncul gejala yang sama.

Dokumentasi pemeriksaan:
PEMBAHASAN
Identifikasi Masalah
1. Kucing bernama Putih datang dengan keluhan gatal-gatal sejak satu bulan lalu
2. Kucing dipelihara diluar rumah
3. Kucing tidak pernah dimandikan
4. Tingkat pruritus kucing 8/10
5. Terdapat krusta dibagian telinga dan kepala, terdapat ulcer dibagian pipi dan telinga,
terdapat hiperkeratosis di area kepala
6. Dilakukan pemeriksaan trichogram dan skin scrapping dan didapatkan positif agen
notoedres cati

Problem Oriented Approach (POA)


Pemilik melaporkan kucing Putih mengalami gatal-gatal sejak satu bulan lalu. Tingkat
skor pruritus 8/10. Bagian telinga kucing mengalami krusta. Pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan untuk mendiagnosa kasus ini adalah pemeriksaan kulit berupa deep skin scrapping
dan trichogram. Ditemukan positif adanya agen Sarcoptes Scabei. Skabies adalah penyakit
kulit yang sering dijumpai pada ternak dan hewan kesayangan di Indonesia yang cenderung
sulit disembuhkan.

Kucing pada umumnya lebih dominan dijadikan sebagai hewan peliharaan di


Indonesia karena karakternya dan corak warna pada rambut. Manajemen kesehatan kucing
merupakan salah satu informasi penting yang harus diperhatikan oleh pemilik (Amir et al.,
2020). Scabiosis merupakan penyakit kulit pada ternak maupun hewan kesayangan yang
disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei atau Notoedres cati pada lapisan korneum kulit
(Hariono et al., 2021). Penyakit kulit akibat infestasi tungau mikroskopik yang kita kenal
dengan istilah scabies atau scabiosis ini merupakan salah satu penyakit kulit yang
mendominasi pada kucing, baik yang dipelihara maupun liar (Senthil et al., 2008).

Manifestasi tungau Sarcoptes scabieipada kulit akan menyebabkan terjadinya lesi


kulit berupa eritema, makula, dan papula. Keadaan lesi yang parah akan membentuk
keropeng pada beberapa bagian di tubuh seperti pada daerah telinga, wajah, siku, jari, dan
sekitar kelamin (Taylor et al, 2007). Akibat yang ditimbulkan yaitu berupa kebotakan
(alopesia) dan lesio pada kulit yang mengering dan mengeras dan menjadi keropeng, lesio ini
akan cepat menyebar ke seluruh tubuh seiring dengan derajat infestasi tungau (Kelly, 1984).
Sarcoptes scabieimerupakan salah satu ektoparasit yang biasa menyerang kucing. Tungau ini
hidup pada kulit dengan membuat terowongan pada stratum corneum dan melangsungkan
hidupnya pada tempat tersebut (Henggaeet al, 2006). Penyakit skabies dapat ditularkan
melalui kontak langsung dengan hewan lain yang terkena skabies atau dengan adanya sumber
tungau skabies di wilayah tempat tinggal kucing (Wardhana et al, 2006).

Diagnosa Banding
1. Scabiosis
2. Demodekosis
3. Otitis
Diagnosa Prognosis
Berdasarkan anamnesa, tanda klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
laboratorium dapat disimpulkan bahwa kucing Putih menderita Scabiosis, dengan Prognosis
fausta.

Rencana Treatment
Terapi yang diberikan pada kucing Putih dengan bobot badan 4,4 kg yang didiagnosis
menderita scabiosis yaitu injeksi ivermectin, injeksi antihistamin yaitu dipenhydramine, obat
pulang chlorpheniramine maleat dan mandi menggunakan sabun yang memiliki kandungan
sulfure

Evaluasi
Evaluasi dilakukan 7 minggu pasca pemeriksaan. Berdasarkan keterangan pemilik,
kucing Putih mulai membaik, dan intensitas gatal mulai berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

Hariono, A. P. F., Haskito, A. E. P., Yessica, R., Wisesa, I. B. G. R., & Fadli, M. (2021).
Penanganan scabies pada kucing mix-persia di Rafa Pet’s Care. ARSHI Veterinary
Letters, 5(3), 45-46.
Mahaputra, I. M., Widyastuti, S. K., & Anthara, M. S. Laporan Kasus: Scabiosis pada Kucing
Domestik Disertai Leukositosis dan Anemia Normositik Hiperkromik. Buletin
Veteriner Udayana Volume, 15(4), 630-638.
Susanto, H., Kartikaningrum, M., Wahjuni, R. S., Warsito, S. H., & Yuliani, M. G. A. (2020).
Kasus scabies (Sarcoptes scabiei) pada kucing di klinik Intimedipet Surabaya. Jurnal
Biosains Pascasarjana, 22(1), 37-45.
Tian, Y., Lord, C. C., and Kaufman, P. E. (2020). Brown dog tick, Rhipicephalus sanguineus
Latreille (Arachnida: Acari: Ixodidae). University of Florida Cooperative Extension
Service, Institute of Food and Agricultural Sciences, EDIS.
Tokarz, R., Tagliafierro, T., Cucura, D. M., Rochlin, I., Sameroff, S., & Lipkin, W. I. (2017).
Detection of Anaplasma phagocytophilum, Babesia microti, Borrelia burgdorferi,
Borrelia miyamotoi, and Powassan virus in ticks by a multiplex real-time reverse
transcription-PCR assay. MSphere, 2(2), 10-1128.

Anda mungkin juga menyukai