Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 GAMBARAN UMUM ANJING

Tabel 1. Sinyalemen

Nama Pemilik: Bpk. Kris Anamnesa


Alamat: Tofa Belum pernah diberi obat cacing, obat kutu
dan belum pernah divaksin. Anjing dipelihara
Nama Anjing: Misel
secara indoor namun kadang dilepas, body
Jenis Kelamin: Betina
condition score : 2,5 (skala: 1-5), rambut
Ras: Shitzu
rontok dan adanya kemerahan pada kulit.
Warna: Putih
Terdapat beberapa luka disekitar tubuh dan
Umur: 5 Tahun
sebagian kulit sudah mengalami keropeng.
Berat Badan: 10 Kg

Gambar 1. Kondisi Tubuh Misel


(Dokumentasi Pribadi)

Nama Pemilik: Bpk. Leo Anamnesa


Alamat: Baumata Belum pernah diberi obat cacing, obat kutu

Nama Anjing: Pipi dan belum pernah divaksin. Anjing dipelihara


secara outdoor, body condition score : 2
Jenis Kelamin: Jantan
(skala: 1-5), rambut rontok dan terdapat luka
Ras: Lokal
di seluruh tubuh dan sudah mengalami
Warna:Coklat Kemerahan
keropeng.
Umur : 5 bulan
Berat Badan: 8 kg
Gambar 2. Bagian tubuh anjing Pipi yang
diambil kerokan (Dokumentasi Pribadi)

Nama Pemilik: Irene Anamnesa


Alamat: Belo Anjing sering menggaruk telinga, telinga
dalam sangat bau dan banyak kotoran, rambut
Nama Anjing: Ledy
kadang rontok kondisi sehat dan BCS bagus
Jenis Kelamin: Betina
Ras: Beagle
Warna: Putih
Umur: 3 Tahun
Berat Badan: 18 Kg

Gambar 1. Kondisi Tubuh Misel


(Dokumentasi Pribadi)
1.2 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Ektoparasit secara Mikroskopik

Pemeriksaan Ektoparasit
No. Nama Anjing
Kotoran Telinga Kerokan Kulit

1. Misel Negatif Negatif

2. Pipi Negatif Positif (Demodex)

3. Ledy Positif (Otodectes cynotis) Negatif

Gambar 3. Tungau Demodex sp. yang ditemukan pada pemeriksaan


mikroskopik. Kerokan kulit, Perbesaran 10x.
(Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4. Tungau Otodectes cynotis yang ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik.


Ulas telinga (ear swab), Perbesaran 10x.
(Dokumentasi Pribadi)

Berdasarkan hasil pemeriksaan ektoparasit secara, makroskopik, mikroskopik,

metode ear swab dan juga deep skin scarping ditemukan ektoparasit seperti Otodectes
cynotis dan demodex sp. yang dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. Ear Swab

dilakukan dengan megulas kotoran dalam telinga anjing menggunakan cotton budd

sedangkan Deep skin scraping dilakukan dengan menggunakan pisau bedah. Persiapan

yang dilakukan adalah kulit yang mengalami lesi dipijat dengan jari sebanyak sepuluh kali

dan dilanjutkan melakukan kerokan pada kulit sampai berdarah. Sedangkan ear swab

(Ballari et al., 2009).

Otodectes cynotis merupakan tungau yang dapat ditemukan pada kucing, anjing,

musang, dan rubah dengan predileksi di saluran telinga eksternal. Cara bertahan hidup

Otodectes cynotis yaitu dengan memakan debris superfisial saluran telinga eksternal dan

serumen telinga. Penyebab yang ditimbulkan dari Otodectes cynotis yaitu otitis eksterna

yang merupakan keadaan inflamasi pada saluran telinga eksternal. Otitis eksterna sangat

sering terjadi pada anjing dan kucing dengan beberapa faktor predisposisi diantaranya

struktur anatomi, kondisi imunologi dan endokrinologi, ditemukannya benda asing, trauma,

serta efek samping dari terapi tertentu (Aritonang et al., 2020). Demodex sp., berbentuk

seperti cerutu atau wortel, mempunyai 4 pasang kaki yang pendek dan gemuk serta

memiliki 3 ruas. Bagian perutnya terbungkus kitin dan bergaris melintang menyerupai

cincin serta memipih ke arah caudal. Seluruh siklus hidup demodex sp. berlangsung pada

tubuh inangnya selama 20-35 hari, yang terdiri dari telur, larva, nimfa dan dewasa di dalam

folikel rambut atau kelenjar keringat. Tungau jantan terdistribusi pada permukaan kulit,

sedangkan tungau betina meletakkan 40-90 telur yang berbentuk simpul (spindel shape) di

dalam folikel rambut (Pudjiatmoko et al., 2014).

Demodekosis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Demodex sp.

Demodekosis juga dikenal sebagai Red Mange, Follicular Mange, Acarus Mange, kondisi
anjing kasus mengalami kelainan pada kulit yang bentuknya mirip dengan penyakit kulit

lainnya (Sardjana, 2012). Umumnya anjing yang terserang akan mengalami kerontokan

rambut di daerah tetentu, seperti di sekitar mata, mulut, leher, dan siku kaki depan, yang

diikuti dengan munculnya tonjolan-tonjolan pada kulit yang berwarna kemerahan. Selain

itu, Tungau Demodex sp. dikatakan sebagai fauna normal pada kulit, bahkan sudah dapat

ditemukan pada anak anjing yang berumur sekitar 16 jam (Pudjiatmoko et al., 2014).
Aritonang EA, Kusumawati N, Febrianth A, Mahardika D, Kurnianto A. 2020. Otitis Eksterna
Akibat Infestasi Otodectes Cynotis Pada Kucing Domestik Long Hair. Jurnal Vitek
Bidang Kedokteran Hewan, 10 : 33-39.

Ballari S, Balachandran C, Titus GV, Murali MB. 2009. Pathology of Canine


Demodicosis.Journal of Veterinary Parasitology 23(2): 179-182

Pudjiatmoko et al. 2014. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Jakarta: Subdit Pengamatan
Penyakit Hewan Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.

Sardjana IKW. 2012. Pengobatan Demodekosis pada Anjing Di Rumah Sakit Hewan Pendidikan
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Vet Medika J Klin Vet 1(1): 9-14.

Anda mungkin juga menyukai