Anda di halaman 1dari 7

Jambura Edu Biosfer Journal, April 2021

Journal homepage: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/edubiosfer

IDENTIFIKASI JENIS – JENIS EKTOPARASIT PADA BULU KUCING


ANGGORA (Felis domestikus) DI KELURAHAN POLOHUNGO

Srinurningsi K. Rahim
Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Gorontalo, Jl. Prof. Dr. BJ Habibie.
Tilongkabila, Bone Bolango, Provinsi Gorontalo 96554, Indonesia. Email : srinurningsi._S1biologi@mahasiswa.ung.ac.id

ABSTRACT
Kucing anggora (Felis domestikus) dikenal sebagai hewan kesayangan yang paling dekat dengan kehidupan manusia , cara
pemeliharaan kucing merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penularan penyakit , kucing peliharaan maupun kucing
liar tentu mempunyai tingkat resiko terinfeksi parasit berbeda, kucing lebih rentan terkena penyakit akibat kondisi lingkungan
kotor, makanan yang tidak selalu cukup, dan tidak adanya perawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
jenis – jenis ektoparasit pada bulu kucing angora (Felis domestikus). Metode pada penelitian ini adalah metode survei yang
dilakukan dikelurahan Polohungo, Kecamatan Limboto. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat jenis
ektoparasit yang menginfeksi bulu kucing angora yaitu Ctenocephalides felis, Sarcoptes scabies, Otodectes cynotis, Lynxacarus
radovskyi

Key word: Kucing Anggora, Ektoparasit

Pendahuluan

Kucing anggora (Felis domestikus) dikenal sebagai hewan kesayangan yang paling dekat dengan
kehidupan manusia, manusia telah memelihara kucing ribuan tahun lalu melalui proses domestikasi sehingga
kucing anggora (Felis domestikus) menjadi hewan peliharaan atau hewan kesayangan. Cara pemeliharaan
kucing merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penularan penyakit, kucing peliharaan maupun
kucing liar tentu mempunyai tingkat resiko terinfeksi parasit berbeda, kucing lebih rentan terkena penyakit
akibat kondisi lingkungan kotor, makanan yang tidak selalu cukup, dan tidak adanya perawatan. Manusia
memiliki peranan penting dalam perkembangan kucing, sehingga kontak langsung sering terjadi. Oleh
karena itu, kesehatan kucing perlu mendapatkan perhatian agar kelestariannya dapat dipertahankan dan
penularan penyakit dari kucing ke manusia (zoonosis) dapat dicegah.
Kucing sering terinfeksi oleh berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit.
Kucing yang dipelihara maupun tidak dipelihara dapat terinfeksi oleh ektoparasit. Salah satu ektoparasit
yang dapat memberikan kerugian bagi kucing contohnya kutu. Ektoparasit yang tinggal di bagian permukaan
kulit dan diantaranya rambut dapat menimbulkan iritasi, kegatalan, peradangan, kudisan, miasis dan
sejenisnya.

1
Rahim,SNK. 2021.Jenis Ektoparasit Pada Bulu Kucing Anggora…

Ektoparasit pada kucing sangat mudah menular dari satu kucing ke kucing lain, dimana ektoparasit
tersebut dapat berperan sebagai vektor suatu organisme maupun sebagai penyebab langsung dari suatu
penyakit. Sebagaimana dikatakan oleh (Mosallanejad, dkk, 2011), kesehatan kucing sangat penting
diperhatikan mengingat ektoparasit pada kucing dapat berdampak buruk bagi manusia. Penanganan penyakit
yang terlambat dapat menyebabkan kematian pada kucing. Kurangnya pengetahuan tentang penanganan
penyakit pada kucing peliharaan, membuat pemilik kucing mengalami kesulitan dalam penanganan dan
memberi obat kepada kucing yang sedang sakit sehingga dikhawatirkan dapat membuat penyakit kucing
semakin parah (Vadreas, dkk, 2020). Berdasarkan uraian di atas tentang penularan ektoparasit pada kucing,
maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis – jenis ectoparasit pada bulu kucing anggora
(Felis domestikus).

Gambar 1. Peta lokasi pengambilan sampel

Metodologi

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada April 2021 di Universiras Negeri Gorontalo Laboratorium Jurusan
Biologi, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Lokasi pengambilan sampel bulu kucing angora dikelurahan
Polohungo kecamatan Limboto.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu sisir, cotton bud, botol koleksi, kaca objek, kaca penutup,
pipet tetes, mikroskop, penggaris.
Bahan dalam penelitian ini adalah yaitu sampel bulu kucing angora, KOH 10%, tissue, kertas putih.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang dilakukan dikelurahan
Polohungo, Kecamatan Limboto
Prosedur Penelitian

Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan kelurahan Polohungo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Pengambilan sampel untuk bulu kucing angora dilakukan secara manual menggunakan sisir pada seluruh
tubuh kucing, cara lain dengan mengambil beberapa helai rambut yang diduga terdapat kutu. Selanjutnya
pengambilan sampel yang terinfeksi ektoparasit pada kulit dilakukan pengerokan dengan menggunakan

2
Rahim,SNK. 2021.Jenis Ektoparasit Pada Bulu Kucing Anggora…

cotton bud yang steril. Setelah itu setiap spesies ektoparasit yang didapatkan kemudian diletakkan di atas
kertas putih (Siagian dan Fikri, 2019).

Pemeriksaan Sampel
Pemeriksaan secara mikroskopis yaitu sampel ektoparasit diletakkan pada kaca objek yang sudah
ditetesi oleh larutan KOH 10% sebanyak 1-2 tetes dan ditutup dengan kaca penutup. KOH 10% untuk
melisiskan jaringan kulit dan mempermudah identifikasi. Sampel tersebut diperiksa dibawah mikroskop
(Siagian dan Fikri, 2019).

Hasil dan Pembahasan

Hasil
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada sampel bulu kucing angora (Felis domestikus) di kelurahan
Polohungo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo dengan metode survei di peroleh empat jenis
ektoparasit yang dapat di lihat pada tabel 1.

No Jenis Ektoparasit Sampel A Sampel B Sampel C

1 Ctenocephalides felis 1 0 1

2 Sarcoptes scabies 0 1 2

3 Otodectes cynotis 1 0 1

4 Lynxacarus radovskyi 2 0 1

Jumlah 4 1 5

Total 10 ektoparasit

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, jenis – jenis ektoparasit pada bulu kucing
angora (Felis domestikus) yang ditemukan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Ctenocephalides felis

A B
Gambar 2. Hasil pemeriksaan (A) Sampel A dan (B) Sampel C
2. Sarcoptes scabies

A B
Gambar 3. Hasil pemeriksaan (A) Sampel B dan (B) Sampel C

3
Rahim,SNK. 2021.Jenis Ektoparasit Pada Bulu Kucing Anggora…

3. Otodectes cynotis

A B
Gambar 4. Hasil pemeriksaan (A) Sampel A dan (B) sampel C dengan ditemukan tungau dewasa
4. Lynxacarus radovskyi

A B
Gambar 5. Hasil pemeriksaan (A) Sampel A dan (B) sampe C ditemukan ektoparasit
berbeda – beda.

Pembahasan
Pada bulu kucing angora (Felis domesticus) terdapat 4 jenis ektoparasit yang ditemukan antara lain:
Ctenocephalides felis, Sarcoptes scabies, Otodectes cynotis, Lynxacarus radovskyi.

1. Ctenocephalides felis
Hasil pemeriksaan ektoparasit dibawah mikroskop pada perbesaran ditemukan sampel A
dan sampel C terdapat jenis ektoparasit Ctenocephalides felis yang menginfeksi bulu kucing angora (Felis
domestikus), sedangkan pada sampel B tidak ditemukan.Ctenocephalides felis memperlihatkan tampak
pronotal comb dan genal comb dengan duri yang berjumlah lima atau lebih, duri pertama dari alat genitalnya
yang mempunyai panjang yang sama dengan duri di belakangnya, diselaputi lapisan (khitin) yang tebal dan
berwarna coklat gelap.

2. Sarcoptes scabies
Hasil pemeriksaan ektoparasit dibawah mikroskop pada perbesaran ditemukan sampel B
terdapat 1 jenis ektoparasit Sarcoptes scabies dan sampel C terdapat 2 jenis ektoparasit Sarcoptes scabies
yang menginfeksi bulu kucing angora (Felis domestikus). Sarcoptes scabies memperlihatkan bahwa tungau
kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini berwarna putih kotor,
dan tidak bermata. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat alat untuk
melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan
kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.
Manifestasi tungau Sarcoptes scabies pada kulit akan menyebabkan terjadinya lesi kulit berupa
eritma, macula dan papula. Keadaan lesi yang parah akan membentuk keropeng pada beberapa bagian di
tubuh seperti pada daerah telinga, wajah, siku, dan sekitar kelamin. Akibat yang ditimbulkan yaitu berpa
kebotakan (alopesia) dan lesion pada kulit yang mongering dan mengeras dan menjadi keropeng, lesion ini
akan cepat menyebar ke seluruh tubuh seiring dengan derajat infestasi tungau.

4
Rahim,SNK. 2021.Jenis Ektoparasit Pada Bulu Kucing Anggora…

Gejala lain yaitu dimana bulunya tidak hanya terlihat botak, namun juga terlihat kusut. Perubahan
sikap yang paling menonjol dari kucing adalah penderita akan sering menggaruk tubuhnya karena
ketidaknyamanan yang dihasilkan oleh kutu.

3. Otodectes cynotis
Hasil pemeriksaan ektoparasit dibawah mikroskop pada perbesaran ditemukan sampel A
dan sampel C terdapat jenis ektoparasit Otodectes cynotis yang menginfeksi bulu kucing angora (Felis
domestikus), sedangkan pada sampel B tidak ditemukan. Otodectes cynotis terlihat bentuk tungau dengan
bentuk tubuh seperti siput. Tungau tersebut dapat berpindah dari satu hewan ke hewan yang lainnya lewat
kontak tubuh secara langsung. Tungau betina cenderung menaruh telur-telurnya pada bulu, sehingga tungau
jantan akan selalu mencari tungau betina pada bagian tersebut untuk melakukan perkembangbiakan.
Secara keseluruhan, adanya tungau Otodectes cynotis pada bulu kucing angora (Felis domestikus)
kurangnya kebersihan pada kucing menjadi faktor utama munculnya tungau. Selain itu, kebersihan
lingkungan sekitar sangat berperan penting dalam munculnya tungau. Karena apabila kucing angora (Felis
domestikus) sangat jarang di bersihkan maka tungau akan sangat mudah menyebar dan
perkembangbiakannya cukup cepat sehingga tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk tungau berproduksi.

4. Lynxacarus radovskyi
Hasil pemeriksaan ektoparasit dibawah mikroskop pada perbesaran ditemukan pada sampel
A terdapat 2 jenis ektoparasit yang berbeda dan sampel C terdapat 1 jenis ektoparasit Lynxacarus radovskyi
yang menginfeksi bulu kucing angora (Felis domestikus), sedangkan pada sampel B tidak ditemukan.
Lynxacarus radovskyi (gambar 4.4) memperlihatkan bahwa memiliki ukuran yang kecil yaitu kurang dari 0,5
mm dengan bentuk tubuh pipih lateral, kaki yang pendek dan terletak disepertiga bagian atau tubuh yang
menempel di rambut inang diantara gnatosoma dan pedipalpi parasit. Pemeriksaan yang telah dilakukan di
indikasikan bahwa kucing angora (Felis domestikus) mengalami stress, dan terjadi akibat adanya infeksi
parasit dan juga alergi.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan maka dapat disimpulkan bahwa Pada bulu
kucing angora (Felis domestikus) terdapat 4 jenis ektoparasit yang ditemukan yaitu Ctenocephalides felis
yang terdapat pada sampel A dan sampel C, Sarcoptes scabies terdapat pada sampel B dan sampel C,
Otodectes cynotis terdapat pada sampel A dan sampel C, sedangkan Lynxacarus radovskyi pada sampel A
dan sampel C yang dapat menular dari satu kucing ke kucing lain maupun pada manusia.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan Terima Kasih Kepada Bapak Ibu Dosen Mata Kuliah Proyek Riset yang telah membantu
untuk memperbaiki laporan dan memberikan semangat kepada saya sebagai mahasiswa, kepada pemilik
kucing angora (Felis domestikus) yang telah bersedia mengijinkan untuk mengambil sampel di Kelurahan
Polohungo Kecamatan Limboto, kepada koordinator laboratorium mikrobiologi yang telah membantu pada
saat penelitian berjalan, beserta ucapan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu pada saat
penelitian.

Referensi

Jurnal:
Ahmad. R.Z. 2004, Cendawan Metarhizium Anisopliae Sebagai Pengendali Hayati Ektoparasit Caplak Dan
Tungau Pada Ternak. WARTAZOA.14(2).

Akucewich LH, Philman K. 2002. Prevalence of ectoparasites in a population of feral cats from north central
Florida during the summer. Jurnal Vet Parasitol. Oct 16;109(1-2): 129-39.
Bahtiar DH, Susani R, Rahayuningsih M. 2014. Keanekaragaman Jenis Ektoparasit Burung Paruh
Bengkok Famili Psittacidae di Taman Margasatwa. Semarang. Unnes Journal of Life
Science. 3(2):139-147.

5
Rahim,SNK. 2021.Jenis Ektoparasit Pada Bulu Kucing Anggora…

Karma, L., Haryono, T., & Ambarwati, R. (2015). Keberadaan arthropoda ektoparasit pada
Agapornis fischeri dan hubungannya dengan frekuensi preening. Lentera Bio. 4(3):150–
154.
Kesuma, Ali. 2007. Pengaruh Lingkungan, Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Serta
Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Bisnis dan Manajemen. (1):310-322.
Lestari, Eva., Rahmawati, Dewi Puspita Ningsih. 2020. Hubungan Infestasi Ctenocephalides felis dan
Xenopsylla cheopis dengan Perawatan Kucing Rumah (Felis catus) di Kabupaten Banjarnegara.
BALABA.16(2): 123-134. https://doi.org/10.22435/blb.v16i2.3169.
Lestari, Devi Latifah Puji., Raharjo, Yudha Yaksa Crada Yoga Arum. 2019. Studi Kasus: Lynxacariasis pada
Kucing Persia. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus. 8(2): 169-176. ISSN : 2301-7848; eISSN :
2477-6637. http://ojs.unud.ac.id/php.index/imv .
Mosallanejad B, Alborzi AL, Katvandi N. 2011. A Survey On Ectoparasite Infestation In Companion Dogs
Of Ahvaz District, South-West Of Iran. Journal Arthropod-Borne Dis. 6(1): 70–78.
O. Nurdiawan and L. Pangestu. 2018. Penerapan Sistem Pakar dalam Upaya Meminimalisir Resiko
Penularan Penyakit Kucing, InfoTekJar. Jurnal Nas. Inform. dan Teknol. Jaringan. 3 (1) pp. 65–
73.
Ristiyanto, Farida D.H, Arief Mulyono, B.Yuliadi. 2004. Ektoparasit tungau trombikulid dan inangnya serta
peluang penularan scrub thyphus di beberapa daerah pulau jawa. Jawa. Jurnal Vektora.1(1);41-52.
Puri,Kiki Martha., Dahelmi, Mairawita, 2014. Jenis – jenis dan prevalensi ektoparasit pada anjing
peliharaan. Padang. Jurnal Biologi Universitas Andalas.3(3): 183-187. ISSN : 2303-2162.
Sari, Wenny Novita., Sitepu, Anta Rezky. 2021. . Diagnosa dan penanganan otitis media pada
kucing persia di Central Pet Care. Aceh. Fanik: Jurnal Faperta Uniki. 2(1): 1-6. e-ISSN
2477-5665. http://jurnal.uniki.ac.id/index.php/fanik .
Susanto, Heri., Mayangsari Kartikaningrum, Retno Sri Wahjuni, Sunaryo Hadi Warsito, M. Gandul
Atik Yuliani. 2020. Kasus Scabies (Sarcoptes scabiei) Pada Kucing Di Klinik Intimedipet
Surabaya. Jurnal Biosains Pascasarjana. 22(1): 37-45.
Vadreas, Andrew Kurniawan., Dwi Welly Sukma Nirad., Husni Wenti,. 2020. Penanganan
Kesehatan dan Penyakit Kucing Menggunakan Expert System Berbasis Web. Jurnal
SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer. 9(1). p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-
0588.
Wildani, D., Muttaqien, & Wardani, E. (2017). Identifikasi ektoparasit pada ikan patin (Pangasius
spp.) di tambak budidaya ikan desa Lampeuneurut kabupaten Aceh Besar. JIMVET. 1(3):
448–455.

Yuniarti WM, Lukiswanto BS. 2013. Infeksi Dipylidium caninum pada kucing. VetMedika J Klin Vet.
1(2) :52-55.

Buku
Agoes, R dan D. Natadisastra. 2009. Parasitologi Kedokteran ditinjau dari organ tubuh yang diserang.
EGC. Jakarta.
Dharmojono. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Hewan. Edisi ke-1. Pustaka Populer Obor. Jakarta.
Hadi UK , 2011. Bioekologi Berbagai Jenis Serangga Pengganggu Pada Hewan Ternak Di
Indonesia Dan Pengendaliannya. Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Dept
Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor.
Hastutiek, P, et al. 2014. Ilmu Penyakit Arthropoda Veteriner. Surabaya : Airlangga University
Press.
Soedarto. 2008. Parasitologi Klinik. Surabaya : Airlangga Univesity.
Sucitrayani, P. T. E., Oka, I. B. M., & Dwinata, M. 2014. Prevalensi Infeksi Protozoa Saluran Pencernaan
Pada Kucing Lokal (Felis catus) Di Denpasar. Buletin Veteriner Udayana.
Suwandi, 2001. Mengenal Berbagai Penyakit Parasitik Pada Ternak. Bogor : Balai Pertanian
Ternak.

6
Rahim,SNK. 2021.Jenis Ektoparasit Pada Bulu Kucing Anggora…

Wall, L., and Shearer,D. 2001. Veterinary Ectopasites : Biology, Ecology and Control. USA :
Blackwell.
Skripsi, Tesis, Disertasi
Krantz, G.W. 1978. A Manual of Acarology.2nd ed. Oregon state University Book Store, Inc.
Corvalis.
Kustiningsih H. 2000. Studi Kasus Otitis Akibat Otodectes cynotis pada Kucing di Rumah Sakit Hewan
Jakarta Sejak januari 1999 sampai dengn Desember 2000 [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Purwa, Bernika Indah Maharani., Ismiy Noer Wahyuni, Uqibba Akyuni Ati. 2018. Identifkasi
Ctenocephalides felis Pada Kucing Liar (Felis Catus) Di Daerah Bandar Lor Kota Kediri.
Kediri : Prosiding Seminar Nasional Sains, Teknologi Dan Analisis Ke-1.
Siagian, Tetty Barunawati., Fikri, Ficky Huriyatul. 2019. Infestasi Ektoparasit Pada Kucing Di Klinik Hewan
Kabupaten Bogor. Seminar Nasional Teknologi Terapan Inovasi Dan Rekayasa (Snt2r) : Program
Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo. ISBN: 978-602-51407-1-6.
Soulsby, E.J.L., 1968. Helminthes, Arthropoda and Protozoa of Domesticated Animal. Bailiere.
Tindal. London. Pp. 5.23-24; 30-33; 149.

Anda mungkin juga menyukai