PENDAHULUAN
Mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh pada daerah pasang
tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang
untuk berbagai spesies satwa dan biota perairan, untuk sebagian atau seluruh
siklus hidup mereka. Karena itu, mangrove dapat berfungsi sebagai tempat
pengasuhan yang penting untuk kepiting, udang dan berbagai jenis ikan, dan
negatif lain.
1
Laju deforestasi mangrove di Indonesia dari tahun 1950-2005 diperkirakan
pada tahun 1990 sekitar 3,5 juta ha, kemudian pada tahun 2016 tercatat hanya
yang sangat di pengaruhi oleh keberadaan pasang surut air laut. Sebagai
kumpulan vegetasi endemik yang hidup di antara transisi daerah laut dan
menjadi penting sebagai sabuk hijau bagi area pesisir dan sekitarnya, yang
Sebagian besar deforestasi yang terjadi akibat dari adanya alih fungsi lahan
2
mangrove menjadi tambak. Menurut Kusmana et al., (2003) Terdapat tiga
(sawah dan perkebunan), jalan raya, industri, produksi garam dan pemukiman,
Dale, & Dwyer, 2014). Dalam hal ini perlu adanya rehabilitasi mangrove di
3
pemerataan, dan peran serta masyarakat, keterbukaan, akuntabilitas, serta
mangrove. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Pasal 1 point (1) Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk
Desa Bulalo mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya bagi kelestarian
mangrove. Hal ini sesuai dengan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No. 23/1997) Pasal 6 ayat (1)
yang berbunyi setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan
ditegaskan bahwa hak dan kewajiban setiap orang sebagai anggota masyarakat
4
untuk berperan serta dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup mencakup
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan analisis tata kelola dan
penelitian yaitu:
Utara?
5
1.3 Tujuan Penelitian
yaitu:
rehabilitasi mangrove.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum ada lima prinsip dasar yang terkandung dalam good
corporate governance atau tata kelola yang baik menurut Daniri (2005).
Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007, prinsip yang dituntut untuk dilaksanakan
Secara lebih rinci prinsip-prinsip dasar dalam tata kelola yang baik adalah
sebagai berikut:
7
pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup,
sehat.
sehat.
Selain itu dalam melakukan sebuah evaluasi masyarakat tentunya juga ikut
8
penerima fasilitas maupun manfaat tetapi sebagai subjek pembangunan yang
Dodo, 1989).
sepenuh hati.
9
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan masyarakat
yang tumbuh dari dalam lubuk hati sendiri tanpa dipaksa orang lain,
dan
10
mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat:
program pembangunan.
adalah:
oleh masyarakat.
11
masyarakat sangat dipengaruhi oleh latar belakang masyarakat,
Gorontalo Utara.
mangrove merupakan tipe hutan yang khas dan tumbuh disepanjang pantai
atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove
banyak dijumpai di wilayah pesisir yang terlindung dari gempuran ombak dan
daerah yang landai di daerah tropis dan sub tropis (Food and Agriculture
12
2.3.2 Manfaat ekosistem mangrove
dari abrasi, gelombang air pasang (rob), tsunami, penahan lumpur dan
perairan pada batas tertentu (Lasibani dan Eni, 2009). Manfaat lain
dari ekosistem mangrove ini adalah sebagai obyek daya tarik wisata
Mangrove
13
Pemeliharaan, Pengayaan tanaman, atau Penerapan teknik konservasi
tanah secara vegetatif dan sipil teknis, pada lahan kritis dan tidak
produktif.
14
Levinson dalam Soekanto (1981), menyatakan bahwa peranan
2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
15
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 tentang
Mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh pada daerah pasang
tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang
16
komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam. Mangrove dapat
berfungsi sebagai tempat pengasuhan yang penting untuk kepiting, udang dan
berbagai jenis ikan, dan mendukung keberadaan populasi ikan lepas pantai
dan perikanan. Bukti hubungan antara habitat mangrove dan perikanan lepas
pantai masih langka, namun sangat diperlukan untuk tujuan pengelolaan dan
itu tata kelola dan partisipasi masyarakat sebagai upaya rehabilitasi mangrove
17
faktor pendukung dan penghambat dalam tata kelola mangrove. Prinsip yang
dalam penelitian ini peneliti membagi menjadi empat bentuk partisipasi, yaitu
antara lain adalah (a) Pelestarian: (b) Rehabilitasi; (c) pemeliharaan; (d)
harapkan memiliki tingkat yang tinggi sehingga hutan mangrove yang ada
pesisir.
18
BAB III`
METODOLOGI PENELITIAN
Utara.
rehabilitasi
metode ini di sesuaikan karena proses dan pengumpulan analisis data, dimana
terhadap suatu objek dan subjek tertentu melalui pemusatan perhatian pada
suatu kasus secara intensif dan rinci (Indrawan R. dan Yaniawati, P., 2014).
Metode ini dilakukan pada kondisi alamiah (natural seiting) dan disebut
(Sugiono, 2010).
19
3.4 Instrument Penelitian
lebih mendalam pada fenomena yang akan digali dengan menggunakan teknik
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab sehingga dapat
dikontrusikan makna dalam suatu topik tertentu. Agar dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang telah di tetapkan dan tidak melebar kemana-mana, maka
20
Adapun pengumpulan data primer dan data sekunder diperoleh dengan
1. Wawancara
2. Pengumpulan data
selanjutnya dianalisis.
Untuk data sekunder diperoleh dari studi literature, baik dari tulisan,
21
media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen
1. Wawancara
topik tertentu.
2. Kuesioner/angket
3. Wawancara mendalam
semuanya.
22
3.6 Analisis Data
23
data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata- kata atau
tindakan.
sebagai berikut:
Variable Parameter
2. Monitoring pelestarian
mangrove
rehabilitas
rehabilitas
24
7. Pemanfaatan secara tidak
langsung
berikut:
Tinggi 22-27
Sedang 16-21
Rendah 9-15
25
DAFTAR PUSTAKA
Knight, J., Dale, P. E., & Dwyer, P. G. 2014. Mangrove rehabilitation: a review
focusing on ecological and institutional issues.
https://doi.org/10.1007/s11273-014-9383-1
26
Krisnawati, H. (2017). Hutan mangrove untuk mitigasi perubahan iklim. Media
Brief, 738(5), 1–2.
Lasibani S.M., dan Eni, K., 2009. Pola Penyebaran Pertumbuhan ”Propagul”
Mangrove Rhizophoraceae di Kawasan Pesisir Sumatera Barat. Jurnal
Mangrove dan Pesisir, 10(1):33-38.
Olii, A. H., Muhlis, & Sayuti. (2015). Ekosistem Mangrove Perairan Teluk
Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Jurnal Perikanan dan Kelautan,
20(2), 49–55. https://doi.org/10.31258/jpk.20.2.49-55
Sudiarta, M., 2006. Ekowisata Hutan Mangrove: Wahana Pelestarian Alam dan
Pendidikan Lingkungan. Jurnal Manajemen Pariwisata, 5(1):1-25
27
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supriyanto, Indriyanto, dan Bintoro, A., 2014. Inventarisasi Jenis Tumbuhan Obat
di Hutan Mangrove Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai
Lampung Timur. Jurna Sylva Lestari, 2(1):67-75.
Utomo, B., Budiastuti, S., & Muryani, C. (2017). Strategi pengelolaan hutan
mangrove di Desa Tanggul Tlare, Kecamatan Kedung, Kabupaten
Jepara. Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(2), 117–123
Wiharyanto, D., dan Laga, A., 2010. Kajian Pengelolaan Hutan Mangrove di
Kawasan Konservasi Desa Mamburungun Kota Tarakan Kalimantan
Timur. Media Sains, 2(1):10-17
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007. Tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Umum Layanan Daerah.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia (No
353/MENLHK/SETJEN/DAS.1/8/2020) tentang Rencana Operasional
Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun 2020.
Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo No 7 Tahun 2016 tentang Pengelolaan
Ekosistem Mangrove.
Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia (Nomor
P.150/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018) PASAL 1 tentang Tata Cara
Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung, Peberian Insentif, Serta Pembinaan
Dan Pengendalian Kegiatan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan.
28
Peraturan Menteri Kehutanan. No.03/MENHUT-V/2004. Pedoman Pembuatan
Tanaman Rehabilitasi Hutan Mangrove Gerakan Rehabilitasi Hutan Dan
Lahan.
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 tentang Dana Reboisasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 (UU No. 23/1997) pasal 6 ayat 1 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pusat dan Daerah.
29