Oleh:
MUHAMMAD FADHLAN
NIM. 061233310038
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah. 5
C. Pembatasan Masalah.... 5
D. Rumusan Masalah.... 5
E. Tujuan Penelitian..... 6
F. Manfaat Penelitian 6
DAFTAR PUSTAKA.. 30
Lampiran
Peta
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awalnya hampir seluruh daerah Kelurahan Bagan Deli terdiri dari
kawasan ekosistem hutan mangrove. Akan tetapi seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk, maka banyak penduduk dari berbagai daerah bermigrasi ke
Kelurahan Bagan Deli sehingga jumlah penduduk di Kelurahan Bagan Deli
semakin bertambah. Ditambah lagi Kelurahan Bagan Deli termasuk wilayah jalur
lalu lintas laut internasional Selat Malaka dan memiliki Pelabuhan Belawan
sebagai pelabuhan internasional sehingga semakin banyak penduduk bermigrasi
dan
bertempat
tinggal
di
Kelurahan
Bagan
Deli.
Akibatnya
terjadi
tinggal/perumahan,
B. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang terkait dengan pengaruh aktivitas penduduk
terhadap ekosistem hutan mangrove di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan
Belawan, yaitu: (1). Kondisi fisik ekosistem hutan mangrove; (2). Fungsi dan
manfaat ekosistem hutan mangrove; (3). Kondisi fisik kerusakan ekosistem hutan
mangrove; (4). Pengaruh yang signifikan aktivitas ekonomi penduduk terhadap
kerusakan ekosistem hutan mangrove; dan (5). Upaya pelestarian kerusakan
ekosistem hutan mangrove akibat aktivitas ekonomi penduduk.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada kondisi fisik kerusakan ekosistem hutan mangrove, pengaruh yang
signifikan aktivitas ekonomi penduduk terhadap kerusakan ekosistem hutan
mangrove, dan upaya pelestarian kerusakan ekosistem hutan mangrove akibat
aktivitas ekonomi penduduk di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini yang
menjadi perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi fisik kerusakan ekosistem hutan mangrove di Kelurahan
Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi fisik kerusakan ekosistem hutan mangrove di
Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.
2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan aktivitas ekonomi penduduk
terhadap kerusakan ekosistem hutan mangrove di Kelurahan Bagan Deli
Kecamatan Medan Belawan.
3. Untuk mengetahui upaya pelestarian kerusakan ekosistem hutan mangrove
akibat aktivitas ekonomi penduduk di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan
Medan Belawan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Sebagai bahan masukan bagi instansi pemerintah dan swasta di Kecamatan
Medan Belawan, Kota Medan khususnya di Kelurahan Bagan Deli dalam
mengambil kebijakan tentang pelestarian kerusakan ekosistem hutan
mangrove.
2. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi penduduk yang berdomisili
di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.
3. Untuk menambah wawasan bagi penulis dalam menulis karya ilmiah
berbentuk skripsi.
4. Sebagai bahan pembanding bagi penulis lain untuk meneliti masalah yang
sama pada waktu dan daerah yang berbeda.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Hutan Mangrove
Menurut etimologi (asal kata), kata mangrove berasal berasal dari kata
Mangue (Bahasa Prancis) dan kata at Grove (Bahasa Inggris) yang artinya
komunitas tanaman yang tumbuh di daerah berlumpur dan pada umumnya
ditumbuhi oleh sejenis pohon bakau (Rhizophera sp) (Davis, 1940). Hutan
mangrove merupakan hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau secara
teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak
terpengaruh oleh iklim sedangkan daerah pantai adalah daratan yang terletak di
bagian hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut dan masih
dipengaruhi oleh pasang surut dengan kelerengan kurang dari 8% (Departemen
Kehutanan, 1994 dalam Santoso, 2000). Noor (1999) memberikan batasan tentang
hutan mangrove bahwa hutan mangrove sebagai hutan yang tumbuh pada tanah
alluvial di daerah pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi pasang surut
air laut serta ciri dari hutan ini terdiri dari tegakan pohon Rhizhophor, Bruguiera,
Sonneratia, Nypa, Avicennia, Ceriops, Lumnitzera, Aegiceras, Xylocarpus dan
Scyphyphora.
(Rhizophora,
Bruguiera,
dan
Ceriops),
Sonneratiaceae
Niri/Nyiri (Xylocarpus
spathacea),
Kecil/Gedangan/Tanggung
Terutum
(Aegiceras
(Lumnitzera
cornoculatum),
littorea),
Jeruju
Perepat
(Acanthus
penyamak jaring dan lantai), dan bahan baku industri (makanan, minuman, obatobatan, kertas, dan sebagainya). Berdasarkan pada KMNL (1995/1996) bahwa
potensi ekosistem hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat, yaitu (1).
Membantu mencegah terjadinya abrasi laut; (2). Mengatur keseimbangan antara
ketersediaan garam dan air tawar dalam memelihara ekosistem; (3). Akar pohon
mangrove dapat menahan gerakan pasang surut air laut; (3). Sebagai sumber
makanan, tempat berlindung dan tempat bereproduksi bagi hewan laut dan satwa
liar darat; dan (4). Sebagai sumber bahan bakar, bahan bangunan dan bahan baku
industri kimia. Dilihat dari segi ekonomi, ekosistem hutan mangrove sangat
berfungsi dan bermanfaat bagi kehidupan manusia terutama penduduk setempat
yang berdomisili di dekat ekosistem hutan mangrove, misalnya sebagai sumber
pendapatan/penghasilan
tambahan
atau
sebagai
sumber
mata
supaya
dapat
menunjang pembangunan
dan
dapat
Kriteria
Penutupan
Kerapatan Pohon/Ha
Baik
75%
1500 Pohon/Ha
Sedang
50% - < 75%
1000 - < 1500 Pohon/Ha
Rusak
< 50%
< 1000 Pohon/Ha
Sumber : Dahuri,1996 dalam Sunarto, 2008, hal. 26
Selain itu, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004
bahwa ekosistem menyatakan bahwa ekosistem hutan mangrove yang mengalami
kerusakan dapat dibedakan menjadi tiga bagian (Dahuri,1996), yaitu:
a. Kerusakan Kecil
Kerusakan ekosistem hutan mangrove yang tergolong kecil apabila jumlah
populasi pohon mangrove yang menutupi ekosistem hutan mangrove kurang dari
50% dan jumlah kerapatan pohon mangrove kurang dari 1000 pohon/Ha. Untuk
kerusakan kecil ekosistem hutan mangrove hanya berpengaruh kecil terhadap
kelangsungan hidup fauna yang berhabitat disana maupun aktivitas ekonomi
penduduk yang tinggal di daerah tersebut.
b. Kerusakan Sedang
Kerusakan ekosistem hutan mangrove yang tergolong sedang apabila
jumlah populasi pohon mangrove yang menutupi ekosistem hutan mangrove
kurang dari 30% dan jumlah kerapatan pohon mangrove kurang dari 600
pohon/Ha.
Untuk
kerusakan sedang
ekosistem
hutan
mangrove
dapat
yang berhabitat disana terancam bahaya bahkan kepunahan dan aktivitas ekonomi
penduduk yang memanfaatkan sumberdaya alam hutan mangrove akan terhenti,
selain itu daerah tersebut akan terancam dari bencana alam tsunami, gelombang
laut besar dan abrasi yang membahayakan kehidupan manusia.
sumberdaya
alam
hutan
mangrove
semakin
meningkat;
(2). Pemanfaatan sumberdaya alam hutan mangrove yang semula dilakukan secara
tradisional berubah menjadi secara komersial; (3). Ekosistem hutan mangrove
peka terhadap perubahan dan tekanan dari luar yang melampaui kemampuan dan
daya dukungnya, misalnya pencemaran lingkungan berupa limbah industri dan
sampah di dalam ekosistem hutan mangrove; (4). Semakin meningkatnya jumlah
penduduk mengakibatkan kawasan ekosistem hutan mangrove diubah menjadi
perumahan, permukiman, perkantoran, industri, pelabuhan, tempat rekreasi (objek
wisata), dan lain-lain; serta (5). Kawasan ekosistem hutan mangrove menjadi
berkurang karena adanya perubahan pemanfaatan lahan hutan mangrove menjadi
lahan pertambakan, baik tambak ikan maupun tambak udang.
Faktor-faktor yang mendorong aktivitas manusia untuk memanfaatkan
hutan mangrove dalam rangka mencukupi kebutuhannya sehingga berakibat
rusaknya hutan, antara lain: (1). Keinginan untuk membuat pertambakan dengan
lahan yang terbuka dengan harapan ekonomis dan menguntungkan, karena mudah
dan murah; (2). Kebutuhan kayu bakar yang sangat mendesak untuk rumah
tangga, karena tidak ada pohon lain di sekitarnya yang bisa ditebang; dan (3).
Rendahnya pengetahuan masyarakat akan berbagai fungsi hutan mangrove,
adanya kesenjangan sosial antara petani tambak tradisional dengan pengusaha
tambak modern, sehingga terjadi proses jual beli lahan yang sudah tidak rasional
No
Aktivitas Penduduk
Tebang Habis
Pembuangan sampah
cair
Pembuangan sampah
padat
Pencemaran tumpahan
minyak
Penambangan dan
ekstraksi mineral, baik
dalam hutan maupun
daerah sekitar hutan
Dampak Potensial
Berubahnya komposisi tumbuhan, pohon -pohon
mangrove akan digantikan oleh spesies-spesies
yang nilai komersialnya rendah dan terjadinya
penurunan fungsi sebagai feeding, nursery dan
spawning ground.
Terjadinya peningkatan salinitas dan penurunan
kesuburan mangrove.
Mengancam regenerasi stok ikan dan udang
diperairan lepas pantai, terjadi pencemaran laut
oleh pencemar yang sebelumnya diikat oleh
substrat mengrove. Terjadi pendangkalan pantai,
abrasi dan intrusi air laut.
Penurunan kandungan oksigen, munculnya gas
H2S.
Memungkinkan tertutupnya pneumatopor yang
berakibat kematian mangrove dan perembasan
bahan-bahan pencemar dalam sampah padat.
Mengakibatkan kematian mangrove.
Kerusakan total ekosistem mangrove sehingga
menghancurkan fungsibio ekologis mangrove
dan terjadinya pengendapan sedimen yang
berlebihan yang dapat mematikan mangrove.
mangrove
tinggi; (2).
manfaat
hendaknya
ombak laut dan memiliki cukup lumpur sebagai media tanam. Selain itu, lokasi
persemaian perlu dibuat pagar pembatas sebagai pelindung untuk menghindari
gangguan kepiting bakau (Neosarmatrium meinerti).
4. Media Semai
Untuk media semai bibit tanaman mangrove harus berupa lumpur hutan
mangrove yang diambil langsung di sekitar kawasan ekosistem hutan mangrove.
5. Pengangkutan Bibit
Setelah bibit cukup umur untuk ditanam, maka bibit tanaman mangrove
diangkut ke lokasi penanaman pohon mangrove dengan menggunakan wadah
angkut sebaiknya berupa kayu atau palstik kontainer berdasarkan jenis dan
ketinggian bibit.
6. Penanaman Bibit
Penanaman bibit tanaman mangrove di lokasi penanaman sebaiknya
dilakukan pada sore hari karena cahaya matahari sudah tidak terlalu panas.
Penanaman bibit dilakukan dengan jarak tanam 5 x 5 m atau disesuaikan dengan
kanopi pohon induk dan lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm setelah itu bibit
sebaiknya diberi tongkat kayu yang diikat kuat dengan tali agar tidak perpindah
apabila terkena ombak laut.
7. Pemeliharaan dan Perlindungan
Setelah melakukan penanaman, perlu dilakukan pemeliharaan tanaman
agar pertumbuhan tanaman terkontrol apabila kemungkinan terjadi kerusakan
tanaman akibat serangan hama tanaman dan ombak laut, sehingga apabila hal
tersebut terjadi maka tanaman harus segera diganti dengan bibit yang baru.
B. Kerangka Berpikir
Kerusakan ekosistem hutan mangrove di Kelurahan Bagan Deli,
Kecamatan Medan Belawan dapat disebabkan oleh dua faktor penyebab, yaitu
penyebab alami dan penyebab manusia. Kerusakan ekosistem hutan mangrove
yang berasal dari faktor penyebab alami pada umumnya disebabkan oleh gempa
bumi, badai angin, kekeringan dan hama penyakit, yang merupakan faktor
penyebab yang relatif kecil, sedangkan, kerusakan ekosistem hutan mangrove
yang berasal dari faktor penyebab manusia merupakan faktor dominan penyebab
kerusakan hutan mangrove, seperti penebangan pohon mangrove (sebagai bahan
bakar dan bahan baku industri kimia), membuat areal pertambakan (tambak ikan
atau udang), dan pembangunan (permukiman, industri, pelabuhan dan tempat
rekreasi) (Tirtakusumah, 1994).
Faktor kerusakan ekosistem hutan mangrove yang disebabkan oleh
manusia pada umumnya terjadi karena manusia memanfaatkan sumberdaya alam
yang terdapat di dalam ekosistem hutan mangrove untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi sehari-hari, seperti sebagai sumber pendapatan/penghasilan tambahan
ataupun sebagai sumber pekerjaan/mata pencaharian sampingan pada para
nelayan yang tinggal di daerah sekitar tersebut (Melly, 1989). Oleh sebab itu,
diperlukan upaya pelestarian kerusakan ekosistem hutan mangrove yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat yang ikut berpartisipasi menjaga
kelestarian lingkungan hidup dengan metode konservasi, reboisasi dan rehabilitasi
(Rahmawaty, 2006).
Ekosistem
Aktivitas Ekonomi
Hutan Mangrove
Penduduk
Proses
Kerusakan Ekosistem
Alamiah
Hutan Mangrove
Eksploitasi
Konservasi
Pemerintah
Rehabilitasi
Upaya Pelestarian
Ekosistem Hutan Mangrove
Masyarakat
Reboisasi
C. Hipotesis
Di dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Terdapat pengaruh yang signifikan aktivitas ekonomi penduduk terhadap
kerusakan ekosistem hutan mangrove di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan
Medan Belawan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan
Belawan. Adapun alasan penulis mengambil daerah ini sebagai lokasi penelitian
adalah:
1. Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan yang terletak di daerah
pesisir dengan tepi pantai yang berlumpur sehingga banyak pohon mangrove
yang tumbuh disana membentuk ekosistem hutan mangrove seluas 163 Ha.
2. Sepanjang pengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian yang sama
di daerah ini.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang berdomisili
2.
Sampel
Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi penelitian yang berjumlah
Keterangan :
V Variabilitas
p persentase karakteristik sampel yang dianggap benar
b. Selanjutnya menghitung jumlah sampel (n) dari Variabilitas (V) yang sudah
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Rumus 2:
Z V
n
Keterangan :
n Jumlah sampel
Z Tingkat kepercayaan (Confidence Level )
V Variabilit as
C Batas kepercayaan (Confidence Limit )
n'
n
1
n
N
Keterangan :
n' Jumlah sampel yang telah dikoreksi
n Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus 2
N Jumlah populasi ( Kepala Kelu arg a )
2. Definisi Operasional
Untuk memahami variabel penelitian dari penelitian ini, maka perlu
penjelasan berupa definisi operasional sebagai berikut:
a. Kerusakan ekosistem hutan mangrove adalah perubahan kondisi fisik biotik
maupun abiotik di dalam ekosistem hutan mangrove menjadi tidak utuh lagi
(rusak) yang disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia.
b. Ekosistem hutan mangrove yang mengalami kerusakan lebih dominan
disebabkan oleh faktor manusia berupa aktivitas penduduk.
c. Aktivitas penduduk adalah suatu wujud kegiatan atau tindakan yang memiliki
pola tertentu dari manusia di dalam penduduk yang dapat menimbulkan wujud
kebudayaan yang terdiri dari bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.
d. Aktivitas penduduk di bidang ekonomi yang dapat mengakibatkan kerusakan
ekosistem hutan mangrove karena pemanfaatan sumberdaya alam hutan
mangrove sebagai sumber pendapatan/penghasilan tambahan atau sebagai
sumber pekerjaan/mata pencaharian sampingan.
e. Untuk variabel kerusakan ekosistem hutan mangrove diperlukan data
kuantitatif berupa jumlah pendapat sampel terhadap tingkat kerusakan lahan
ekosistem hutan mangrove, yaitu kerusakan kecil, sedang dan besar.
f. Untuk variabel aktivitas ekonomi penduduk diperlukan data kuantitatif berupa
jumlah pendapatan/penghasilan penduduk dan jumlah penduduk berdasarkan
jenis pekerjaan/mata pencaharian.
2. Data Sekunder
2.1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari referensi-referensi dari
para ahli yang relevan sesuai dengan msalah yang diteliti.
Kecamatan Medan
Belawan.
x2
i 1
f0 fh
fh
Keterangan :
x 2 Chi Square (Chi Kuadrat )
f 0 Frekuensi Observasi ( Kenyataan )
f h Frekuensi Ekspektasi ( Harapan )
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran I
LEMBAR OBSERVASI
A. Biodata
Nama
: Muhammad Fadhlan
NIM
: 061233310038
Jurusan
: Pendidikan Geografi
Fakultas
Universitas
Judul Skripsi
Lokasi Penelitian
Kelurahan
Kecamatan
B. Data Observasi
Jenis
Nama Pemilik
Tambak
Tambak
1
Ikan
Tambak
2
Udang
Tambak
3
Kepiting
Jumlah
Nama Budidaya
Hasil Poduksi
Ke
(ton/tahun)
Luas (Ha)
2. Pengalihan fungsi kawasan ekosistem hutan mangrove dijadikan lahan untuk pembangunan
No
Jenis
Pembangunan
Perumahan
Permukiman
Pendidikan
Industri
Nama Bangunan
Sarana &
Prasarana
Jumlah
Nama Pemilik
Luas (Ha)
Lokasi
Ket
Lampiran II
ANGKET PENELITIAN
A. Pendahuluan
Sudilah kiranya Bapak/Ibu menjawab daftar pertanyaan di bawah ini, diisi dengan sejujurnya
sesuai dengan keadaan sebenarnya. Adapun tujuan pengisian angket ini adalah untuk memperoleh data
tentang Pengaruh Aktivitas Ekonomi Penduduk Terhadap Kerusakan Ekosistem Hutan Mangrove di
Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. Jawaban Bapak/Ibu sangat dibutuhkan dalam
penyusunan skripsi dan dijamin kerahasiaannya serta tidak mempengaruhi kehidupan pribadi Bapak/Ibu.
Akhir kata, atas bantuannya diucapkan terima kasih.
B. Petunjuk:
Isilah titik-titik dari data-data di bawah ini yang disediakan atau beri tanda silang ( X ) atau
lingkaran (O) pada data responden berikut sesuai dengan data diri dan pilihan Bapak/Ibu dan pada pilihan
jawaban yang telah disediakan sesuai dengan kondisi nyata atau fakta di lapangan!
C. Data Responden:
Nama Lengkap
:..................................................................................................................
Nama Panggilan
:..................................................................................................................
Jenis Kelamin
: a. Laki-Laki
Alamat
:..................................................................................................................
Agama
:..................................................................................................................
Suku
:..................................................................................................................
Daerah Asal
:..................................................................................................................
Usia/Umur
:..................................................................................................................
:..................................................................................................................
Pendidikan Terakhir
:..................................................................................................................
Status Perkawinan
: a. Kawin
b. Perempuan
b. Tidak Kawin
:..................................................................................................................
Pekerjaan Sampingan
:..................................................................................................................
Pendapatan/Penghasilan
:..................................................................................................................
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang fungsi dan manfaat dari hutan mangrove?
a. Ya
b. Tidak
3. Berapa jarak lokasi ekosistem hutan mangrove dari tempat tinggal Bapak/Ibu?
a. Dekat (0 500 m)
b. Jauh (500 1000 m)
4. Bagaimana kondisi/keadaan hutan mangrove di daerah tempat tinggal Bapak/Ibu dilihat dari kerapatan
pohon mangrove dalam ekosistem hutan mangrove?
a. Baik
( 1500 Pohon/Ha)
5. Apabila kondisi/keadaan hutan mangrove di daerah tempat tinggal Bapak/Ibu yang mengalami
kerusakan, seberapa besar tingkat kerusakannya dilihat dari kerapatan pohon mangrove dalam
ekosistem hutan mangrove?
a. Kecil
8. Digunakan untuk apa bagian dari hutan mangrove tersebut yang dimanfaatkan?
a. Kebutuhan Sendiri
b. Langsung Dijual
c. Diolah Lagi Menjadi Bahan Lain
9. Apakah penduduk di sekitar tempat tinggal Bapak/Ibu terdapat pengalihfungsian kawasan ekosistem
hutan mangrove dijadikan lahan pertambakan?
a. Ya
b. Tidak
10 Apakah penduduk di sekitar tempat tinggal Bapak/Ibu terdapat pengalihfungsian kawasan ekosistem
hutan mangrove dijadikan lahan untuk pembangunan?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah kerusakan ekosistem hutan mangrove di daerah tempat tinggal dapat mempengaruhi aktivitas
ekonomi keluarga Bapak/Ibu?
a. Ya
b. Tidak
12. Seberapa besar tingkat pengaruh aktivitas ekonomi penduduk terhadap kerusakan ekosistem hutan
mangrove di daerah tempat tinggal?
a. Kecil
b. Sedang
c. Besar
13. Apakah Bapak/Ibu berencana akan melakukan upaya menjaga kelestarian ekosistem hutan mangrove
di daerah tempat tinggal?
a. Ya
b. Tidak
14. Apakah ada upaya dari pemerintah daerah/setempat yang melakukan upaya pelestarian ekosistem
hutan mangrove di daerah tempat tinggal?
a. Ada
b. Tidak Ada
15. Upaya apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah/setempat dalam menjaga kelestarian ekosistem
hutan mangrove di daerah tempat tinggal?
a. Konservasi
b. Rehabilitasi
c. Reboisasi
d. Ketiga-tiganya
Lampiran III
Keterangan :
V Variabilitas
p persentase karakteristik sampel yang dianggap benar
V 2500
V 50
e. Selanjutnya menghitung jumlah sampel (n) dari variabilitas (V) yang sudah
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Rumus 2:
Z V
n
Keterangan :
n Jumlah sampel
Z Tingkat kepercayaan (Confidence Level )
V Variabilit as
C Batas kepercayaan (Confidence Limit )
Jika ditentukan batas kepercayaan (C) sebesar 10% dan tingkat kepercayaan (Z)
sebesar 95%, maka jumlah sampel (n) dari variabilitas (V) sebesar 50 adalah
sebagai berikut.
1,96 50
n
10
98
n
10
n 9,8
n 96
n'
n
N
Keterangan :
n' Jumlah sampel yang telah dikoreksi
n Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus 2
N Jumlah populasi ( Kepala Kelu arg a )
Apabila jumlah sampel (n) sebesar 96 dan jumlah populasi (N) di Kelurahan
Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan sebesar 3.144 kepala keluarga (KK),
maka jumlah sampel yang sebenarnya (n) adalah sebagai berikut.
n'
96
96
1
3.144
n'
96
1 0,030
n'
96
1,030
n' 93,20
n' 93
Jadi jumlah sampel yang sebenarnya dalam penelitian ini adalah 93 kepala
keluarga (KK) dari populasi 3.144 kepala keluarga (KK) di Kelurahan Bagan Deli
Kecamatan Medan Belawan sebagai lokasi penelitian.